Anda di halaman 1dari 7

ARTIKEL QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewirausahaan

Dosen Pengampu : Retno Widya ST.MM

Disusun Oleh :

Nuraini Fitriyah M. (010116A060)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

TAHUN 2019
A. Definisi QFD
Quality Function Deployment dikembangkan oleh Yoji Akao di
Jepang pada tahun 1966. Menurut Akao, QFD adalah metode untuk
mengembangkan kualitas desain yang bertujuan untuk memuaskan konsumen
dan kemudian menerjemahkan permintaan konsumen menjadi target
desain dan poin utama kualitas jaminan untuk digunakan di seluruh tahap
produksi. QFD adalah cara untuk menjamin kualitas desain sedangkan produk
yang masih dalam tahap desain merupakan sisi yang sangat penting. Manfaat
produk ditunjukan ketika tepat diterapkannya QFD yang telah
menunjukkan pengurangan pembangunan waktu dengan satu-setengah sampai
sepertiga. (Akao, 1990) Fokus utama QFD adalah melibatkan pelanggan
dalam proses pengembangan produk sedini mungkin, karena pelnggan tidak
akan pus dengan suatu produk, meskipun suatu produk telah dihasilkan secara
sempurna.

B. Tujuan
Ada 3 tujuan utama dalam menerapkan QFD adalah:
Memprioritaskan keinginan dan kebutuhan pelanggan secara lisan dan
tidak lisan.
Menerjemahkan kebutuhan ke dalam karakteristik teknis dan spesifikasi.
Membangun dan memberikan kualitas produk atau layanan dengan
memfokuskan setiap kepuasan pelanggan.
C. Manfaat
Manfaat QFD bagi perusahaan yang berusaha meningkatkan daya
saingnya melaui perbaikan kualitas dan produktifitasnya secara
berkesinambungan adalah sebagai berikut :
Meningkatkan Keandalan Produk.
Meningkatkan Kualitas Produk.
Meningkatkan Kepuasan Konsumen.
Memperpendek time to market.
Mereduksi biaya perancangan.
Meningkatkan komunikasi.
Meningkatkan Produktivitas.
Meningkatkan keuntungan perusahaan.

D. Keunggulan
1. Menyediakan format standar untuk menerjemahkan kebutuhan konsumen
menjadi persyaratan teknis, sehingga dapat memenuhi kebutuhan
konsumen.
2. Menolong tim perancang untuk memfokuskan proses perancangan yang
dilakukan pada fakta yang ada.
3. Memungkinkan proses modifikasi selama tahap perancangan sehingga
dapat terus dikaji ulang.
E. Proses Implementasi
1. Membentuk tim
Tim proyek dibentuk berdasarkan sifat proyek yang akan
ditangani. Untuk proses pengembangan produk lama tim terdiri dari
personil pemasaran, rekayasa, kualitas, dan produksi. Sedangkan untuk
pengembangan produk baru, tim terdiri dari personil riset
dan pengembangan.
2. Menyusun prosedur pemantauan
Tiga hal yang perlu dilakukan dalam rangka pemantauan :
 Apa yang akan dipantau?
 Bagaimana memantaunya?
 Berapa kali frekuensi pemantauannya?
3. Memilih proyek
Melalui tahap pengumpalan data, analisis dan evaluasi data,
penentuan obyek, dan pelaksanaan.
4. Menyelenggarakan pertemuan tim
Untuk menjelaskan misi tim, peran masing-masing personil,
dan parameter yang harus dicapai tim.
5. Melatih tim
Tim dilatih untuk memahami cara kerja QFD.
6. Mengembangkan matrix-matrix
Jika tim sudah memahami QFD maka langkah selanjutnya
adalah mengembangkan matrix-matrix QFD.

Sebelum memulai untuk menentukan memproduksi suatu barang/jasa


yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen, maka perlu dilakukan riset
dengan cara mengidentifikasikan kemauan konsumen dan pengaruh-pengaruh
eksternal berupa pesaing yang telah ada sebelumnya dan kemungkinan
pesaing yang akan datang. Proses QFD melibatkan satu atau lebih matrix yang
disebut “Quality Tables” Menurut Cohen (1992) tahap-tahap dalam menyusun
home of quality adalah sebagai berikut:

1. Tahap I : Matrik Kebutuhan Pelanggan, Tahap ini meliputi:


 Memutuskan siapa pelanggan
 Mengumpulkan data kualitatif berupa keinginan dan kebutuhan
konsumen
 Menyusun keinginan dan kebutuhan tersebut
 Pembuatan diagram afinitas
2. Tahap II : Matrik Perencanaan
Tahap ini bertujuan untuk mengukur kebutuhan-kebutuhan
pelanggan dan menetapkan tujuan-tujuan performansi kepuasan.
3. Tahap III : Respon Teknis
Pada tahap ini dilakukan transformasi dari kebutuhan-
kebutuhan konsumen yang bersifat non teknis menjadi data yang
besifat teknis guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut.
4. Tahap IV : Menentukan Hubungan Respon Teknis dengan Kebutuhan
Konsumen
Tahap ini menentukan seberapa kuat hubungan antara respon
teknis (tahap 3) dengan kebutuhan-kebutuhan pelanggan (tahap 1).
5. Tahap V : Korelasi Teknis
Tahap ini memetakan hubungan dan kepentingan antara
karakterisitik kualitas pengganti atau respon teknis. Sehingga dapat
dilihat apabila suatu respon teknis yang satu dipengaruhi atau
mempengaruhi respon teknis lainnya dalam proses produksi, dan dapat
diusahakan agar tidak terjadi bottleneck.

6. Tahap IV : Benchmarking dan Penetapan Target


Pada tahap ini perusahaan perlu menentukan respon teknis
mana yang ingin dikonsentrasikan dan bagaimana jika dibandingkan
oleh produk sejenis.

Referensi :
https://branchoftheworld.wordpress.com/2012/03/24/metode-quality-function-
deployment-qfd/

Anda mungkin juga menyukai