Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kanker adalah salah satu penyakit yang paling banyak menimbulkan


kesakitan dan kematian pada manusia. Diperkirakan, kematian akibat kanker di
dunia mencapai 4,3 juta per tahun dan 2,3 juta di antaranya ditemukan di negara
berkembang. Jumlah penderita baru per tahun 5,9 juta di seluruh dunia dan tiga
juta di antaranya ditemukan di negara yang sedang berkembang (Anonim, 2010).

Kanker payudara merupakan proses keganasan yang terjadi akibat


kegagalan dalam koordinasi fungsi gen. Saat ini, kanker payudara merupakan
penyebab kematian kedua akibat kanker pada wanita, setelah kanker leher rahim
dan merupakan kanker yang paling banyak ditemui diantara wanita. Berdasarkan
data dari American Cancer Society, sekitar 1,3 juta wanita terdiagnosis menderita
kanker payudara, sedangkan sejak tahun 1990 angka kematian penderita kanker
payudara menurun, hal ini disebabkan oleh adanya deteksi dini dan terapi kanker
payudara yang baik. Akan tetapi kanker payudara ternyata bukan monopoli kaum
wanita, kaum pria pun bisa mengalaminya. Meski insendensinya relatif kecil yakni
hanya sekitar 1%. Kanker payudara pada pria harus di waspadai sejak dini karena
menyebabkan kematian sebagaimana yang terjadi pada wanita. Insiden kanker
payudara pada dekade terakhir memperlihatkan kecenderungan yang meningkat
(Rasjidi, 2009).

Peningkatan insiden kanker payudara disebabkan oleh adanya perubahan


keadaan sosial ekonomi, perubahan gaya hidup, serta perubahan pola menstruasi
pada wanita. Sedangkan resiko kanker payudara disebakan oleh beberapa faktor,
yang meliputi riwayat keluarga, genetik, usia saat menstruasi pertama, dan
faktorfaktor lainnya (Rasjidi, 2009).

1
Obat antikanker merupakan obat spesialistik, dimana indeks terapi obat
sempit sehingga perubahan sejumlah kecil dosis obat dapat menyebabkan efek
samping yang tidak diinginkan atau bahkan efek toksik berat, yang dapat
menyebakan kematian baik secara langsung maupun tidak langsung. Karena obat
antikanker umumnya bekerja pada sel yang sedang aktif, maka efek sampingnya
terutama mengenai jaringan dengan proliferasi tinggi yaitu sistem hemopoetik dan
gastrointestinal (Sukardja, 2010).

A. Tujuan
1. Untuk mengetahui anatomi dan fungsi payudara.
2. Untuk mengetahui definisi dari kanker payudara.
3. Untuk mengetahui etiologi dari kanker payudara.
4. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari kanker payudara.
5. Untuk mengetahui jenis-jenis kanker payudara dan stadium pada kanker
payudara.
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan dan cara mendeteksi kanker payudara.
7. Untuk mengetahui cara pencegahan kanker payudara.
8. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan pada pasien kanker payudara.

BAB II

PEMBAHASAN

2
A. Anatomi Payudara

Kata payudara berasal dari bahasa Sansekerta payau yang artinya air dan
dara yang artinya perempuan. Dalam bahasa Latin, payudara disebut glandhula
mammae. Salah satu fungsi payudara adalah untuk menyusui. (Suryaningsih &
Sukaca, 2009). Kelenjar mama atau payudara adalah perlengkapan pada organ
reproduksi perempuan yang mengeluarkan air susu. Payudara terletak di dalam
fasia superfisialis di daerah pektoral antara sternum dan aksila dan melebar dari
kira-kira iga kedua atau ketiga sampai iga keenam atau iga ketujuh. Berat dan
ukuran payudara berlain-lainan, pada masa pubertas membesar, dan bertambah
besar selama hamil dan sesudah melahirkan, dan menjadi atrofik pada usia lanjut.
Bentuk payudara cembung ke depan dengan puting di tengahnya, yang terdiri atas
kulit dan jaringan erektil dan berwarna tua. Puting ini dilingkari daerah yang
berwarna cokelat yang disebut areola. Dekat dasar puting terdapat kelenjar
sebaseus, yaitu kelenjar Montgomery, yang mengeluarkan zat lemak supaya puting
tetap lemas. Puting berlubang-lubang 15-20 buah, yang merupakan saluran dari
kelenjar susu. Payudara terdiri atas bahan kelenjar susu atau jaringan aleolar,
tersusun atas lobus-lobus yang saling terpisah oleh jaringan ikat dan jaringan
lemak. Setiap lobulus terdiri atas sekelompok aleolus yang bermuara ke dalam
duktus laktiferus (saluaran air susu) yang bergabung dengan duktus-duktus lainnya
untuk membentuk saluran yang lebih besar dan berakhir dalam saluran sekretorik.
Ketika saluran-saluran ini mendekat puting, membesar untuk membentuk wadah
penampungan air susu, yang disebut sinus laktiferus, kemudian saluran itu
menyempit lagi dan menembus puting dan bermuara di atas permukaannya.
Sejumlah besar lemak ada di dalam jaringan pada permukaan payudara, dan juga
di antara lobulus. Saluran limfe banyak dijumpai. Saluran limfe mulai sebagai
pleksus halus dalam ruang interlobuler jaringan kelenjar, bergabung dan
membentuk saluran lebih besar, yang berjalan ke arah kelompok pektoral kelenjar
aksiler, yaitu kelenjar mammae bagian dalam dan kelenjar supraklaikuler.

3
Persediaan darah diambil dari cabang arteria aksilaris, interkostalis, dan mama
interna, dan pelayanan persarafan dari saraf-saraf kutan dada. (Pearce, 2011).

B. Fungsi
Payudara

Organ
payudara merupakan bagian dari organ reproduksi yang fungsi utamanya
menyekresi susu untuk nutrisi bayi yang dimulai pada minggu keenam belas.
Sesudah bayi lahir, dari payudara akan keluar sekret yang berupa cairan bening
yang disebut kolostrum yang kaya protein, dan dikeluarkan selama 2-3 hari
pertama; kemudian air susu mengalir lebih lancar dan menjadi air susu sempurna.
Sebuah hormon dari lobus anterior kelenjar hipofisis, yaitu prolaktin penting
dalam merangsang pembentukan air susu. (Pearce, 2011).

C. Definisi Kanker Payudara

Kanker Payudara disebut juga dengan Carcinoma Mammae adalah sebuah


tumor ganas yang tumbuh dalam jaringan payudara. Tumor ini dapat tumbuh
dalam susu, jaringan lemak, maupun pada jaringan ikat payudara. (Suryaningsih
& Sukaca 2009).

4
Kanker Payudara adalah keganasan yang berasal dari kelenjar, saluran
kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kullit payudara.
(Romauli & indari, 2009).

Kanker Payudara adalah pertumbuhan sel yang tidak terkontrol lantaran


perubahan abnormal dari gen yang bertanggung-jawab atas pengaturan
pertumbuhan sel. Secara normal, sel payudara yang tua akan mati, lalu digantikan
oleh sel baru yang lebih ampuh. Regenerasi sel seperti ini berguna untuk
mempertahankan fungsi payudara, gen yang bertanggung-jawab terhadap
pengaturan pertumbuhan sel termutasi. Kondisi itulah yang disebut cancer
mammae. (Satmoko, 2008). Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan
bahwa, kanker payudara adalah suatu keadaan dimana terjadi pertumbuhan sel
yang tidak terkendali pada payudara, sehingga menyebabkan terjadinya benjolan
atau kanker yang ganas.

D. Etiologi

Menurut Mulyani & Nuryani (2013), Sukaca & Suryaningsih (2009)


terdapat beberapa faktor yang mempunyai pengaruh terhadap terjadinya kanker
payudara, diantaranya:

1. Gender
Perempuan memiliki risiko terkena kanker payudara lebih besar
dibanding pria. Perbandingannya seratus banding satu perempuan yang
terkena kanker payudara dibandingkan pria. Hal ini disebabkan karena
hormon esterogen dan progesteron yang bisa meningkatkan pertumbuhan sel
kanker payudara ditemukan lebih banyak pada perempuan dibanding pria,
sehingga menyebabkan perempuan memiliki risiko terkena kanker payudara
lebih besar dibanding pria.
2. Pengaruh Hormon Esterogen dan Progesteron
Hormon adalah zat yang dihasilkan oleh kalenjar tubuh yang berfungsi
untuk mengatur kegiatan alat-alat tubuh dan selaput tertentu. Hormon memicu

5
terjadinya pertumbuhan sel. Kadar hormon yang tinggi selama masa
reproduktif wanita, terutama jika tidak diselingi oleh perubahan hormonal
karena kehamilan, meningkatkan peluang tumbuhnya sel-sel yang secara
genetik telah mengalami kerusakan dan menyebakan kanker (Amalia, 2009).
Keidakseimbangan hormon esterogen dan progesteron (kelebihan)
menyebabkan reseptor esterogen di epitel payudara berinteraksi dengan
promoter pertumbuhan dan faktor pertumbuhan fibroblast yang dikeluarkan
sel kanker payudara sehingga terbentuk mekanisme autokrin perkembangan
sel kanker payudara yang menyebabkan gangguan proliferasi jaringan epitel
dan sistem duktal lalu terjadilah hyperplasia pada sel jaringan epitel dan sitem
duktal dan menyenbabkan terjadinya kanker payudara.
3. Kegemukan (Obesitas) Setelah Menopause
Seorang perempuan yang mengalami obesitas setelah menopause akan
beresiko 1,5 kali lebih besar untuk terkena kanker payudara dibandingkan
dengan perempuan yang berat badannya normal.
Setelah menopause, ketika ovarium berhenti memproduksi hormon
estrogen, jaringan lemak merupakan tempat utama dalam produksi estrogen
endogen. Oleh karena itu, wanita yang sudah menopause dan memiliki berat
badan berlebih dan BMI (Body Mass Index) yang tinggi, mempunyai level
estrogen yang tinggi. Paparan hormon esterogen yang tinggi setelah
menopouse akan merangsang pertumbuhan sel abnormal di payudara,
sehingga memicu pertumbuhan esterogen yang responsif kanker payudara.
4. Radiasi Payudara Yang Lebih Dini

Sebelum usia 30 tahun, seorang perempuan yang harus menjalani


terapi radiasi di dada (termasuk payudara) akan memiliki kenaikan risiko
terkena kanker payudara. Radiasi dapat merusak gen dalam sel ada yang
disebut oncogen, gen penekan tumor, dan repair gen. Bila salah satu dari gen
tersebut mengalami kerusakan, maka memunculkan risiko kanker.

5. Riwayat Keluarga (Genetik)

6
Mutasi yang paling banyak terjadi pada kanker payudara adalah pada
gen BRCA 1 dan BRCA 2. Pada sel yang normal, gen ini membantu
mencegah terjadinya kanker dengan jalan menghasilkan protein yang dapat
mencegah pertumbuhan abnormal. Mutasi gen BRCA 1 dan BRCA 2
menyebabkan gangguan proliferasi jaringan epitel dan sistem duktal sehingga
terjadi hyperplasia pada sel jaringan epitel dan sistem duktal. Wanita dengan
mutasi pada gen BRCA 1 dan BRCA 2, mempunyai peluang 80% untuk
berkembang menjadi kanker payudara selama hidupnya.
Risiko dapat berlipat ganda jika ada lebih dari satu anggota keluarga
inti yang terkena kanker payudara dan semakin mudah ada anggota keluarga
yang terkena kanker maka akan semakin besar penyakit tersebut menurun.
6. Usia Menarche dan Siklus Menstruasi
Menarche dini atau menstruasi pertama pada usia relatif muda (kurang
dari 12 tahun) berhubungan dengan peningkatan risiko kanker payudara.
Dewasa ini di negara-negara berkembang, terjadi pergeseran usia menarche
dari sekitar 16-17 tahun menjadi 12-13 tahun (Rasjidi, 2010). Jika seorang
wanita mengalami menstruasi di usia dini, sebelum 12 tahun wanita akan
memiliki peningkatan risiko kanker payudara. Karena, semakin cepat seorang
wanita mengalami pubertas, maka semakin panjang pula jaringan
payudaranya dapat terkena unsurunsur berbahaya yang menyebabkan kanker,
seperti bahan kimia, estrogen atau radiasi.
7. Usia
Sebagian besar perempuan penderita kanker payudara berusia 50 tahun
ke atas. Kanker payudara merupakan penyakit dengan masa laten panjang
yaitu sekitar 10-15 tahun. Maka lebih banyak ditemukan pada wanita yang
berusia diatas 50 tahun, hal ini dikarenakan semakin bertambahnya usia
seorang wanita semakin lemah pula sistem imunitas tubuh, sehingga semakin
tua lebih mudah untuk terkena kanker payudara (Nurcahyo, 2010). Selain itu,
kanker payudara merupakan penyakit yang dikaitkan dengan adanya paparan
hormon. Wanita yang berusia tua akan mengalami paparan hormone lebih

7
panjang dibandingkan dengan wanita usia muda (Utami, 2012). Adapun
hormon tersebut yaitu estrogen dan progesterone, kedua hormon tersebut
sangat berperan dalam pertumbuhan payudara. Selain adanya paparan
hormonal (estrogen) yang lebih lama pada wanita usia tua (lebih dari 50
tahun), faktor usia juga dikaitkan dengan adanya paparan dari faktor risiko
lain seperti gaya hidup tidak baik dalam waktu lama yang dapat menimbulkan
karsinogenik pada payudara sehingga dapat menginduksi terjadinya kanker
payudara (Azamris, 2006). Faktor kesadaran diri yang rendah pada wanita
untuk melakukan pendeteksian dini kanker payudara juga berpengaruh
terhadap usia diagnosis kanker payudara, dimana diagnosis pada usia diatas
50 tahun juga diiringi dengan stadium akhir kanker payudara (Mayasari,
2013).
8. Perubahan Payudara
Jika seorang perempuan memiliki perubahan jaringan payudara yang
dikenal sebagai hiperplasia atipikal (sesuai hasil biopsi), maka seorang
perempuan memiliki peningkatan risiko kanker payudara.
Hiperplasia atipikal adalah kondisi pra kanker yang memperngaruhi
sel-sel di payudara. Hiperplasia atipikal menggambarkan akumulasi sel-sel
abnormal pada payudara. Jika hiperplasia atipikal tetap membagi dan menjadi
lebih abnormal, ini dapat bertransisi menjadi kanker payudara invasif
(karsinoma in situ).
9. Konsumsi Alkohol
Perempuan yang sering mengkonsumsi alkohol akan beresiko terkena
kanker payudara karena alkohol menyebabkan perlemakan hati, sehingga hati
bekerja lebih keras sehingga sulit memproses estrogen agar keluar dari tubuh
dan jumlahnya akan meningkat.
Alkohol dapat menyebabkan hiperinsulinemia yang akan merangsang
faktor pertumbuhan pada jaringan payudara (insulin-like growth factor), hal
ini akan merangsang perumbuhan yang tergantung pada estrogen (estrogen
independent growth) pada lesi prakanker yang selama menopause akan
mengalami regresi ketika jumlah estrogen menurun. Lesi ini akan memasuki

8
fase dorman, dimana pada fase ini dapat diaktifasi oleh adanya faktor pemicu
(promoting factor) seperti alkohol. Keadaan hiperinsulinemia yang
disebabkan oleh alkohol menghambat terjadinya regresi spontan dari lesi
prakanker selama masa menopause. Pertumbuhan sel ini dapat berubah dari
estrogen-dependent menjadi autonom (Rasjidi, 2013).

E. Manifestasi Klinis

Romauli & Vindari (2011) menyebutkan bahwa pada tahap awal tidak
terdapat tanda dan gejala yang khas. Tanda dan gejala dapat terlihat pada tahap
lanjut antara lain :

1. Adanya benjolan di payudara,


2. Adanya borok atau luka yang tidak sembuh,
3. Keluar cairan abnormal dari puting susu, cairan dapat berupa nanah,
darah, cairan encer atau keluar air susu pada perempuan yang tidak hamil
dan menyusui.
4. Perubahan bentuk dan besarnya payudara,
5. Kulit puting susu dan areola melekuk ke dalam atau berkerut.
6. Nyeri di payudara.

Menurut Mulyani & Nuryani (2013), jika metastase (penyebaran) luas,


maka tanda dan gejala yang biasa muncul adalah:

1. Pembesaran kelenjar getah bening supraklavikula dan servikal.


2. Hasil rontgen toraks abnormal dengan atau tanpa efusi pleura.
3. Gejala penyebaran yang terjadi di paru-paru ditandai dengan batuk yang
sulit untuk sembuh, terdapat penimbunan cairan antara paru-paru dengan
dinding dada sehingga akan menimbulkan kesulitan dalam bernafas.
4. Nyeri tulang dengan penyebaran ke tulang.
5. Fungsi hati abnormal.
F. Jenis Kanker Payudara

Mulyani & Nuryani (2013); Suryaningsih & Sukaca (2009); Santoso


(2009) menjelaskan bahwa terdapat beberapa jenis kanker payudara yang sering
terjadi :

9
1. Ductul Carcinoma In Situ (DCIS)
DCIS merupakan tipe kanker payudara noninvasif yang sering terjadi.
DCIS terdeteksi pada mamogram sebagai microcalsifications (tumpukan
kalsium dalam jumlah kecil). DCIS muncul dari ductal epithelium dan masuk
ke duktus.
2. Lobular Carcinoma In Situ
(LCIS) LCIS merupakan kanker yang tidak menyebar. Pada LCIS,
pertumbuhan jumlah sel terlihat jelas dan berada di dalam kelenjar susu
(lobulus).
3. Invasive (infiltrating) Ductal Carcinoma
(IDC) IDC terjadi di dalam saluran susu payudara lalu menjebol
dinding saluran dan menyerang jaringan lemak payudara. Bila dipalpasi akan
terasa benjolan yang keras. Biasanya terjadi metastasis ke nodus lympha
aksila.
4. Invasive (Infiltrating) Lobular Carcinoma
(ILC) ILC mulai terjadi di dalam lobulus (kelenjar) payudara, tetapi
sering mengalami metastase (penyebaran) ke bagian tubuh yang lain.

Berikut adalah beberapa jenis kanker payudara yang jarang terjadi :

1. Medullary Carcinoma
Medullary carcinoma ialah jenis kanker payudara invasif yang
membentuk satu batas yang tidak lazim antara jaringan tumor dan jaringan
normal.
2. Mucinous Carcinoma
Mucinous Carcinoma terbentuk oleh sel kanker yang memiliki mukus
(lendir) dan biasanya mucul bersama tipe kanker lainnya. Pertumbuhannya
lambat, namun lama-lama dapat meluas.
3. Tubular Carcinoma
Tubular carcinoma adalah tipe khusus dari cancer mammae invasif.
4. Inflammatory Breast Cancer IBC)
Inflammatory breast cancer ialah kondisi payudara yang terlihat
meradang (merah dan hangat) dengan cekungan dan pinggiran tebal yang

10
disebabkan oleh sel kanker yang menyumbat pembuluh limfe kulit
pembungkus payudara. Pertumbuhannya cepat.
5. Paget’s Disease of The Nipple
Paget’s disease of the nipple ialah jenis kanker payudara yang berawal
dari saluran susu, lalu menyebar ke areola dan puting payudara. Gejala yang
tampak seperti kulit payudara akan pecah-pecah, memerah, timbul borok, dan
mengeluarkan cairan.
6. Phylloides Tumor
Phylloides tumor ialah jenis kanker yang dapat bersifat jinak ataupun
ganas dan berkembang di dalam jaringan konektif payudara yang dapat
ditangani dengan operasi pengangkatan.

G. Stadium Kanker Payudara

Stadium dalam kanker adalah untuk menggambarkan kondisi kanker, yaitu


letaknya, sampai dimana penyebarannya, sejauh mana pengaruhnuya terhadap
organ tubuh lain. Dengan mengetahui stadium kanker ini merupakan salah satu
cara untuk membantu dokter untuk menentukan pengobatan apa yang sesuai untuk
pasien. (Mulyani & Nuryani, 2013)

Sistem TNM menggunakan tiga kriteria untuk menentukan stadium kanker,


yaitu:

1. (T, Tumor), tumor itu sendiri. Seberapa besar ukuran tumornya dan
dimana lokasinya.
2. (N, Node), kelenjar getah bening di sekitar tumor. Apakah tumor telah
menyebar ke kelenjar getah bening sekitarnya.
3. (M, Metastasis), kemungkinan tumor telah menjalar ke organ lain.

Stadium kanker payudara berdasarkan penilaian TNM sebagai berkut:

1. T (Tumor Size), ukuran tumor


 T0 : Tidak diketemukan tumor primer.

11
 Tis : karsinoma in situ.
 T1 : Ukuran tumor diameter 2 cm atau kurang.
 T2 : Ukuran tumor diameter antara 2-5 cm.
 T3 : Ukuran tumor diameter > 5cm.
 T4 : Ukuran tumor berapa saja tetapi sudah ada penyebaran ke kulit atau
dinding dada atau pada keduanya. Dapat berupa borok, edema atau
bengkak, kulit payudara kemerahan atau ada benjolan kecil di kulit tumor
utama.
2. N (Node), kelenjar getah bening regional
 N 0 : Tidak terdapat metasis pada kelenjar getah bening regional di
ketiak/aksilla.
 N 1 : Ada metasis ke kelenjar getah bening aksilla yang masih dapat
digerakkan.
 N 2 : Ada metasis ke kelenjar getah bening aksilla yang sulit digerakkan.
 N 3 : Ada metasis ke kelenjar getah bening di atas tulang selangka
(supraclavicula) atau kgb di mammary interna di dekat tulang sternum.
3. M (Metasis), penyebaran jauh
 M X : Metasis jauh belum dapat dinilai
 M 0 : Tidak terdapat metasis jauh
 M 1 : Terdapat metasis jauh

Tabel. Stadium klinis berdasarkan klasifikasi TNM kanker payudara


berdasarkan AJCC Cancer Staging Manual.

Stadium Ukuran tumor Metastasis Metastasis jauh


kelenjar limfe
0 Tis N0 M0
I T1
IIa T0 N1 M0
T1 N1 M0
T2 N0 M0
IIb T2 N1 M0
T3 N0 M0
IIIa T0 N2 M0
T1 N2 M0

12
T2 N2 M0
T3 N2, N3 M0
IIIb T4 N apapun M0
T apapun N3 M0
IV T apapun N apapun M1

Keterangan :

1. Stadium 0
Tahap sel kanker payudara tetap didalam kelenjar payudara, tanpa invasi ke
dalam jaringan payudara normal yang berdekatan
2. Stadium I
Tumor 2 cm atau kurang dan batas yang jelas (kelenjar getah bening normal).
3. Stadium IIa
Tumor tidak ditemukan pada payudara tetapi sel-sel kanker di temukan di
kelenjar getah bening ketiak, atau tumor dengan ukuran 2 cm atau kurang dan
telah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak (aksiler), atau tumor yang
lebih besar dari 2 cm tapi tidak lebih dari 5 cm dan belum menyebar ke
kelenjar getah bening ketiak.
4. Stadium IIb
Tumor yang lebih besar dari 2 cm, tetapi tidak ada yang lebih besar dari 5 cm
dan telah menyebar ke kelenjar getah bening yang berhubungan dengan
ketiak, atau tumor yang lebih besar dari 5 cm tetapi belum menyebar ke
kelenjar getah bening ketiak.
5. Stadium IIIa
Tumor tidak ditemukan di payudara. Kanker ditemukan di kelenjar getah
bening ketiak yang melekat bersama atau dengan struktur lainnya, atau kanker
ditemukan di kelenjar getah bening didekat tulang dada, atau tumor dengan
ukuran berapapun dimana kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening
ketiak, terjadi pelekatan dengan struktur lainnya, atau kanker ditemukan di
kelenjar getah bening dekat tulang dada.

6. Stadium IIIb

13
Tumor dengan ukuran tertentu dan telah menyebar ke dinding dada dan atau
kulit payudara dan mungkin telah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak
yang melekat dengan struktur lainnya, atau mungkin kanker telah menyebar
ke kelenjar getah bening di tulang dada. Kanker payudara inflamatori
(berinflamasi) dipertimbangkan paling tidak pada tahap IIIb.
7. Stadium IIIc
Ada atau tidak adanya kanker dipayudara atau mungkin telah menyebar ke
dinding dada dan atau kulit payudara dan kanker telah menyebar ke kelenjar
getah bening baik di atas atau di bawah tulang belakang dan kanker mungkin
telah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak atau ke kelenjar getah bening
di dekat tulang dada.
8. Stadium IV
Kanker telah menyebar atau metastase ke bagian lain dari tubuh.

Dengan diketahuinya stadium kanker bermanfaat untuk:

1. Dapat mengetahui keadaan sejauh mana tingkat pertumbuhan kanker dan


penyebaran kanker ketika pertama kali didiagnosis, apakah merupakan
stadium diri atau stadium lanjut.
2. Untuk menentukan perkiraan prognosis atau tingkat harapan kesembuhan dan
harapan hidup seberapa besar. Selain itu juga dapat memperkirakan bebas dari
kekambuhan penyakit bila setelah diobati.
3. Untuk menentukan jenis pengobatan atau tindakan terbaik berdasarkan
stadiumnya, karena masing-masing stadium berbeda cara penanganannya.

H. Penatalaksanaan Kanker Payudara

Mulyani & Nuryani (2013); Suryaningsih & Sukaca (2009) menjelaskan


bahwa penatalaksanaan kanker payudara tergantung tipe dan stadium yang dialami
penderita. Macam-macam penatalaksanaan kanker payudara :

14
1. Mastektomi

Masektomi adalah pembedahan yang dilakukan untuk mengangkat


payudara. Tipe mastektomi dan penanganan kanker payudara bergantung pada
beberapa faktor, yaitu usia, kesehatan secara menyeluruh, status menopause,
dimensi tumor, tahapan tumor dan seberapa luas penyebarannya, stadium
tumor dan keganasannya status reseptor hormone tumor, dan penyebaran
tumor, apakah telah mencapai simpul limfe atau belum (Pamungkas, 2011).

Ada beberapa jenis pembedahan pada kanker payudara, yaitu:

a. Radical Mastectomy
Radical mastectomy merupakan operasi pengangkatan sebagian payudara
(lumpectomy) dan operasi ini selalu diikuti dengan pemberian radioterapi.
Lumpectomy ini biasanya direkomendasikan pada pasien yang besar
tumornya kurangdari 2 cm dan letaknya di pinggir payudara.
b. Total Mastektomy
Total mastectomy merupakan operasi pengangkatan seluruh payudara saja
bukan kelenjar ketiak/ axila.
c. Modified Radikal Mastektomy
Modified Radikal Mastektomy merupakan operasi pengangkatan seluruh
payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka, dan tulang
iga serta benjolan di sekitar ketiak.

Mastektomi dilakukan pada kondisi-kondisi berikut ini:

a. Kanker payudara non invasif pada jaringan susu (ductal carsinoma in situ)

b. Kanker payudara pada stadium awal (stadium 1 dan 2)

c. Kanker payudara stadium 3 setelah kemoterapi

d. Peradangan payudara setelah kemoterapi

15
e. Kanker payudara yang mengalami kekambuhan

f. Paget's disease

2. Terapi radiasi
Terapi radiasi adalah cara pengobatan yang sangat efektif dan sangat
menuju sasaran untuk menghancurkan sel kanker yang mungkin masih
tertinggal setelah operasi. Radiasi dalam pengobatan kanker disebut ionizing
radiation. Radiasi ini dapat mengurangi resiko kekambuhan kanker. Radiasi
adalah jenis terapi yang ditargetkan. Hal ini biasanya dianjurkan bersamaan
dengan lumpectomy untuk kanker payudara stadium 0. Terapi radiasi sering
dianjurkan juga setelah operasi untuk kanker payudara stadium 1. Pada
stadium 2 terapi radiasi menargetkan sel-sel kanker yang tersisa di dada
dan/atau kelenjar getah bening. Pada stadium 3 terapi radiasi mungkin akan
diperlukan sebelum dimulai operasi.
Biasanya terapi radiasi menggunakan x-ray berenergi tinggi atau
partikel lain untuk membunuh sel kanker. Terapi ini dilakukan secara regular
per minggu (5 hari) selama 6 minggu tergantung ukuran, lokasi, jenis kanker,
kesehatan penderita secara umum, dan pengobatan lainnya.
3. Terapi hormon
Terapi hormon ini dapat menghambat pertumbuhan tumor yang peka
hormon dan dapat dipakai sebagai terapi pendamping setelah pembedahan
atau pada stadium akhir. Hal ini dikenal therapy anti-estrogen untuk memblok
kemampuan hormon estrogen yang ada dalam menstimulus perkembangan
cancer mammae. Hormon estrogen merupakan hormon yang berfungsi
membentuk dan mematangkan organ kelamin perempuan, salah satunya
payudara selama waktu pubertas serta memicu pertumbuhan dan pematangan
sel di organ perempuan yang disebut sel duct, yang akan membelah secara
normal. Dimana saat terjadi pematangan sel duct merupakan saat yang paling
rentan terkena mutasi. Jika ada satu sel yang mengalami mutasi akibat factor

16
keturunan, radiasi, radikal bebas, dll. Maka sel tersebut dapat membelah
secara berlebihan yang akan berkembang menjadi kanker. Sehingga tujuan
terapi hormon ini untuk mencegah estrogen dalam mempengaruhi sel kanker
yang berada dalam tubuh. Contoh terapi hormon adalah tamoxifen,
anastrozole (arimidex), letrozole (femara), dan exemestane (aromasin).
Terapi hormon dilakukan pada saat kanker payudara stadium 0,
stadium 1, stadium 2, dan pada stadium 3 akan diresepkan jika perlu.
4. Kemoterapi
Kemoterapi merupakan proses pemberian obat-obatan anti kanker
yang dapat diberikan secara oral atau intervenous.
Cara pemberian obat :
a. Secara oral
Diberikan secara berseri (biasanya diminum selama 2 minggu, istirahat
1 minggu).
b. Secara intravenous
Diberikan dalam 6 kali kemo yang berjarak 3 minggu untuk yang full
dosis. Kemoterapi adjuvant, diberikan setelah operasi pembedahan untuk
jenis cancer mammae yang belum menyebar dengan tujuan mengurangi
risiko timbulnya kembali cancer mammae. Sel-sel kanker dapat
melepaskan diri dari tumor payudara asal dan menyebar melalui aliran
darah. Sel-sel ini tidak menyebabkan gejala dan tidak muncul pada sinar-x
serta tidak dapat dirasakan pada pemeriksaan fisik. Namun memiliki
peluang untuk tumbuh dan membentuk tumor baru di tempat lain di tubuh.
Kemoterapi adjuvant ini dapat diberikan untuk mencari dan membunuh
sel-sel ini.
Jenis Kemoterapi :
1. Kemoterapi ajuvant: Kemoterapi ajuvan diberikan pasca operasi
pembedahan untuk jenis kanker payudara yang belum menyebar dengan
tujuan untuk mengurangi risiko timbulnya kembali kanker payudara.
Bahkan pada tahap awal penyakit ini, sel-sel kanker dapat melepaskan
diri dari tumor payudara asal dan menyebar melalui aliran darah. Sel-sel
ini tidak menyebabkan gejala, mereka tidak muncul pada sinar-X, dan

17
mereka tidak dapat dirasakan pada saat pemeriksaan fisik. Tetapi jika
mereka memiliki peluang untuk tumbuh, mereka bisa membentuk tumor
baru di tempat lain dalam tubuh. Kemoterapi ajuvan dapat diberikan
untuk mencari dan membunuh sel-sel ini.
2. Neoadjuvant kemoterapi: Kemoterapi yang diberikan sebelum operasi
disebut kemoterapi neo-ajuvan. Manfaat utamanya adalah untuk
mengecilkan kanker yang berukuran besar sehingga mereka cukup kecil
untuk operasi pengangkatan (lumpektomi). Keuntungan lain yang
mungkin adalah bahwa dokter dapat melihat bagaimana kanker merespon
kemoterapi. Jika tumor tidak menyusut, maka obat yang berbeda mungkin
diperlukan. Sejauh ini, tidak jelas bahwa kemoterapi neo-ajuvan
meningkatkan kelangsungan hidup, tetapi setidaknya bekerja juga sebagai
terapi ajuvan paska operasi.
3. Kemoterapi untuk kanker payudara stadium lanjut: Kemoterapi juga
dapat digunakan sebagai pengobatan utama untuk wanita dengan kanker
yang telah menyebar di luar payudara dan daerah ketiak pada waktu
ditemukan, atau jika kankernya menyebar setelah pengobatan pertama.

I. Proses Deteksi Kanker Payudara

Menurut Mulyani & Nuryani (2013); Suryaningsih & Sukaca (2009)


terdapat beberapa proses deteksi kanker payudara, yaitu :

1. Periksa Payudara Sendiri (SADARI)

Periksa payudara sendiri dapat dilakukan dengan cara berdiri (menghadap


cermin), berbaring dengan meletakkan bantal dibawah punggung dan pada
saat mandi. Dilakukan sebulan sekali dilakukan pada hari ke 7-14 yang
dihitung sejak Hari pertama dan hari terakhir menstruasi.
a. Langkah 1
Dimulai dengan melihat payudara di cermin dengan posisi pundak
tegap dan kedua tangan di pinggang, dengan melihat :

18
 Payudara, dari ukuran, bentuk, dan warna yang biasa diketahui.
 Payudara dengan bentuk sempurna tanpa perubahan bentuk dan
pembengkakan.

Langkah 1. Bercermin dengan kedua tangan di pinggang


Jika terlihat perubahan seperti berikut ini, segera ke dokter untuk berkonsultasi :
 Kulit mengkerut, terjadi lipatan, ada tonjolan.
 Puting berubah posisi biasanya seperti tertarik ke dalam.
 Kemerahan, nyeri, ruam-ruam, atau bengkak.
b. Langkah 2
Mengangkat kedua tangan dan mengamati jika ada perubahan-
perubahan yang telah disebut pada langkah pertama.

19
Langkah 2. Angkat kedua tangan cermati setiap perubahan pada payudara
c. Langkah 3
Saat bercermin, cermati apakah ada cairan yang keluar dari kedua
putting (baik itu cairan bening, seperti susu, berwarna kuning, atau bercampur
darah).

Langkah 3. Pencet puting, perhatikan cairan yang keluar


d. Langkah 4
Berikutnya, merasakan payudara dengan cara berbaring dengan
menggunakan tangan kanan untuk merasakan payudara kiri, begitu
sebaliknya. Gunakan pijatan pelan namun mantap (tapi bukan keras) dengan
tiga ujung jari, yaitu jari telunjuk, tengah, dan jari manis. Jaga posisi ujung
jari datar terhadap permukaan payudara. Gunakan gerakan memutar, sekali
putaran mencakup seperempat bagian payudara.

20
Langkah 4. Pijatlah payudara sambil berbaring
Pijat seluruh payudara dari atas sampai ke bawah, kiri, kanan, dan dari
tulang pundak sampai bagian atas perut serta dari ketiak sampai belahan
payudara.
Untuk memastikan seluruh payudara telah dipijat , lakukan hal sebagai
berikut :
 Buatlah pola memutar, mulai dari putting, buat gerakan memutar semakin
lama semakin besar sampai mencapai bagian tepi payudara.
 Buatlah gerak naik turun. Gerakan ini bagi sebagian besar wanita
dianggap lebih efektif. Pastikan merasakan seluruh jaringan payudara dari
depan (puting) sampai bagian belakang. Gunakan pijatan ringan untuk
kulit dan jaringan tepat di bawah kulit, pijatan sedang untuk bagian
tengah payudara, dan pijatan kuat untuk jaringan bagian dalam. Saat
mencapai jaringan bagian dalam, usahakan agar dapat merasakan tulang
iga.

21
Langkah 5. Pijatlah payudara saat mandi (Handayani, 2011)

2. Thermografi Payudara
Thermografi payudara adalah suatu prosedur diagnosis yang
menggambarkan payudara sebagai langkah deteksi dini cancer mammae.
Prosesnya akan menghasilkan peningkatan suhu di dalam payudara.
3. Mamografi
Mamografi adalah suatu metode pendeskripsian dengan menggunakan
sinar X berkadar rendah. Tes dalam mamografi disebut mammogram.
4. Ductography
Ductography merupakan bagian dari mamografi. Fungsi ductography
adalah :
a. Memperlihatkan saluran air susu yang ada di dalam payudara.
b. Membantu dalam mendiagnosis penyebab keluarnya cairan abnormal
pada putting.
5. Biopsi payudara
Biopsi payudara adalah sebuah tindakan untuk mengambil contoh
jaringan payudara dengan lensa mikroskop. Dengan begitu maka dapat
diketahui adanya sel cancer mammae yang bersarang.
6. USG
USG merupakan kelanjutan pemeriksaan mamography atau uji klinis
payudara. USG sering digunakan untuk memerksa abnormalitas payudara.

J. Pencegahan Kanker Payudara

22
Menurut Mulyani & Nuryani (2013); Suryaningsih & Sukaca , (2009)
terdapat beberapa cara mencegah cancer mammae, yaitu :

a. Strategi Pencegahan
1) Pencegahan Primer
Merupakan salah satu bentuk promosi kesehatan karena dilakukan pada
orang yang sehat untuk menghindarkan diri dari keterpaparan pada
berbagai resiko. Pencegahan primer dapat berupa deteksi dini dan
melakukan pola hidup sehat untuk mencegah cancer mammae.
2) Pencegahan Sekunder
Pencegahan ini dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko untuk
terkena cancer mammae. Pada setiap perempuan yang normal serta
memiliki siklus haid normal merupakan populasi at risk cancer mammae .
Pencegahan ini dilakukan dengan melakukan deteksi dini berupa skrining
melalui mammografi yang memiliki akurasi 90% tetapi paparan yang
terus-menerus dapat menjadi risiko cancer mammae.
3) Pencegahan Tersier
Pencegahan ini diarahkan pada individu yang telah positif menderita
cancer mammae. Dengan penanganan yang tepat dapat mengurangi
kecacatan dan memperpanjang harapan hidup.
b. Terapkan pola hidup sehat
K. Konsep Asuhan Keperawatan pada Kanker Payudara
1. Pengkajian
a. Identitas
Meliputi data pasien dan data penanggung-jawab, seperti nama, umur
(50 tahun ke atas), alamat, agama, pendidikan, pekerjaan, nomor medical
record.
b. Keluhan Utama
c. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien masuk ke rumah sakit karena merasakan adanya
benjolan yang menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan
mengeras, bengkak dan nyeri.
d. Riwayat Kesehatan Dahulu

23
Adanya riwayat ca mammae sebelumnya atau ada kelainan pada
mammae, kebiasaan makan tinggi lemak, pernah mengalami sakit pada
bagian dada sehingga pernah mendapatkan penyinaran pada bagian dada,
ataupun mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau
kanker serviks.
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya keluarga yang mengalami ca mammae berpengaruh pada
kemungkinan klien mengalami ca mammae atau pun keluarga klien
pernah mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau
kanker serviks.
f. Pemeriksaan Fisik

 Kepala : normal, kepala tegak lurus, tulang kepala umumnya bulat


dengan tonjolan frontal di bagian anterior dan oksipital dibagian
posterior.

 Rambut : biasanya tersebar merata, tidak terlalu kering, tidak terlalu


berminyak.

 Mata : biasanya tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata. Mata
anemis, tidak ikterik, tidak ada nyeri tekan.

 Telinga : normalnya bentuk dan posisi simetris. Tidak ada tanda-tanda


infeksi dan tidak ada gangguan fungsi pendengaran.

 Hidung : bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan nyeri tekan.

 Mulut : mukosa bibir kering, tidak ada gangguan perasa.

 Leher : biasanya terjadi pembesaran kelenjar getah bening.

 Dada : adanya kelainan kulit berupa peau d’orange, dumpling, ulserasi


atau tanda-tanda radang.

 Hepar : biasanya tidak ada pembesaran hepar.

24
 Ekstremitas: biasanya tidak ada gangguan pada ektremitas.

g. Pengkajian 11 Pola Fungsional Gordon


 Persepsi dan Manajemen

Biasanya klien tidak langsung memeriksakan benjolan yang


terasa pada payudaranya kerumah sakit karena menganggap itu hanya
benjolan biasa.

 Nutrisi – Metabolik

Kebiasaan diet buruk, biasanya klien akan mengalami


anoreksia, muntah dan terjadi penurunan berat badan, klien juga ada
riwayat mengkonsumsi makanan mengandung MSG.

 Eliminasi

Biasanya terjadi perubahan pola eliminasi, klien akan


mengalami melena, nyeri saat defekasi, distensi abdomen dan
konstipasi.

 Aktivitas dan Latihan

Anoreksia dan muntah dapat membuat pola aktivitas dan lathan


klien terganggu karena terjadi kelemahan dan nyeri.

 Kognitif dan Persepsi

Biasanya klien akan mengalami pusing pasca bedah sehingga


kemungkinan ada komplikasi pada kognitif, sensorik maupun motorik.

 Istirahat dan Tidur

Biasanya klien mengalami gangguan pola tidur karena nyeri.

 Persepsi dan Konsep Diri

25
Payudara merupakan alat vital bagi wanita. Kelainan atau
kehilangan akibat operasi akan membuat klien tidak percaya diri,
malu, dan kehilangan haknya sebagai wanita normal.

 Peran dan Hubungan

Biasanya pada sebagian besar klien akan mengalami gangguan


dalam melakukan perannya dalam berinteraksi sosial.

 Reproduksi dan Seksual

Biasanya aka nada gangguan seksualitas klien dan perubahan


pada tingkat kepuasan.

 Koping dan Toleransi Stress

Biasanya klien akan mengalami stress yang berlebihan, denial


dan keputus asaan.

 Nilai dan Keyakinan

Diperlukan pendekatan agama supaya klien menerima


kondisinya dengan lapang dada.

h. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang klinis
1) Pemeriksaan radiologi
 Mammografi/ USG Mamma
 X-foto thoraks
 Kalau perlu galktografi, tulang-tulang, USG abdomen, bone scan,
CT scan.
2) Pemeriksaan laboraturium
 Darah lengkap, urin
 Gula darah puasa
 Enxym alkali sposphate, LDH
 CEA, MCA, AFP
 Hormon reseptor ER, PR

26
 Aktivitas estrogen/ vaginal smear.
3) Pemeriksaan sitologis
 FNA dari tumor
 Cairan kista dan efusi pleura
 Sekret puting susu, ditemukannya cairan abnormal seperti darah
atau nanah
2. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakseimbangan Nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
b. Risiko Infeksi
c. Ansietas
d. Kerusakan Integritas Kulit
e. Nyeri Akut
f. Inteloren Aktivitas

Aplikasi Nanda Nic Noc

NANDA NOC NIC


Ketidakseimbangan Status Nutrisi (1004) Terapi Nutrisi ( 1120)
Definisi : sejauh mana Definisi : pemberian
Nutrisi : kurang dari
nutrisi di cerna dan makanan dan cairan
kebutuhan tubuh
diserap untuk memenuhi untuk membantu proses
(00002)
Definisi : asupan nutrisi kebutuhan metabolic. metabolic pada pasien
Setelah dilakukan
tidak cukup untuk malnutrisi atau pasien
tindakan selama …x24
memenuhi kebutuhan yang beresiko tinggi
jam di harapkan pasien
metabolic mengalam mal nutrisi
Batasan Karakteristik : dengan kriteria : Aktivitas-aktivitas :
- Enggan makan - Asupan makan - Lengkapi
- Kurang minta
dari skala … pengkajian
pada makanan
ditingkatkan nutrisi sesuai
menjadi skala … kebutuhan
- Asipan cairan - Monitor intake
dari skala … makanan atau
ditingkatkan cairan dan
menjadi skala … hitung masukan
- Energy dari skala

27
… ditingkatkan kalori perhari
menjadi skala … sesuai kebituhan
- Tentukan umlah
kalori dan tipe
nutrisi yang di
perlukan untuk
memenuhi
kebutuhan
nutrisi dengan
berkolaborasi
bersama ahli
gizi sesuai
kebutuhan

Resiko infeksi (0004) Kontrol Resiko : proses Kontrol Infeksi (6540)


Definisi : rentan Definisi :
infeksi (1924)
mengalami invansi dan meminimalkan
Definisi : tindakan
multiplikasi organisme penerimaan dan
individu untuk mengerti,
patogenik yang dapat transmisi agen infeksi
mencegah,
Aktivitas-aktivitas :
menganggu kesehatan
mengeliminasi atau - Cuci tangan
Faktor resiko :
- Gangguan mengurangi ancaman sebelum dan
integritas kulit terkena infeksi sesudah
- Penyakit kronis
Setelah dilakukan kegiatan
tindakan selama … perawatan
x24jam diharapkan pasien
- Gunakan sabun
pasien dengan kriteria :
antimikroba
- Mencari
untuk cuci
informasi terkait
tangan yang
kontrol infeksi

28
dari skala … sesuai
- Pakai sarung
ditingkatkan
tangan steril
menjadi skala …
- Mengidentifikasi dengan tepay
- Pastikan teknik
tanda dan gejala
perawatan luka
infeksi dari skala
yang tepat
… ditingkatkan
menjadi skala …
- Menggunakan
alat pelindung
diri dari skala …
ditingkatkan
menjadi skala ...
- Mencuci tangan
dari skala …
ditingkatkan
menajdi skala …
Ansietas (00146) Tingkat Kecemasan Pengurangan
Definisi : perasaan tidak
(1211) Kecemasan (5820)
nyaman atau Definisi : keparahan dari
Definisi : mengurangi
kekhawatiran yang tanda tanda ketakutan
tekanan, ketakutan,
samar di sertai respons ketegangan atau
firasat, maupun
otonom ;persaan takut kegelisahan yang berasal
ketidaknyamanan
yang disebabkan oleh dari sumber yang tidak
terkait dengan sumber
antisipasi terhadap dapat diidentifikasi
sumber bahaya yang
Setelah dilakukan
bahaya. Hal ini
tidak teridentifikasi
tindakan selama …x24
merupakan isyarat yang
Aktivitas- aktivitas :
jam di harapkan pasien
mewaspadakan yang
- Berikan objek
dengan kriteria :
memperingatkan
- Tidak dapat yang
individu akan adanya
beristirahatdari menunjukkan

29
bahay dan memapukan skala … perasaan aman
- Gunakan
individu untk bertindak ditingkatkan
pendekatan
menghadapi ancaman. menjadi skala …
Batasan karakteristik : - Perasaan gelisah yang tenang dan
- Gelisah
dari skala meyakinkan
- Tampak waspada
- Puji/kuatkan
- Putus asa ditingkatkan
- Sangat khawatir perilaku yang
menjadi skala …
- Wajah tegang
- Wajah tegang dari baik secara tepat
- Berada disisi
skala …
klien untuk
ditingkatkan
meningkatkan
menjadi skala ...
- Tidak dapat rasa aman dan
beristirahat dari mengurangi
skala … ketakutan
ditingkatkan
menjadi skala …

Kerusakan integritas Integritas jaringan : Manajemen tekanan


kulit (00046) kulit & membrane (3500)
Definisi : kerusakan Definisi :
mukosa (1101)
pada epidermis dan/atau Definisi : keutuhan meminimalkan tekanan
dermis struktur dan fungsi pada bagian tubuh
Batasan karakteristik : Aktivitas-aktivitas :
fisiologis kulit dan
- Gangguan - Berikan pakaian
selaput lendir secara
integritas kulit yang tidak ketat
- Nyeri akut normal.
pada pasien
Setelah dilakukan
- Monitor area
tindakan selama …
kulit dari
x24jam di harapkan
adanya
pasien dengan kriteria :
kemerahan dan
- Tekstur dari skala
adanya pecah
… ditingkatkan

30
menjadi skala … pecah
- Integritas kulit - Monitor
dari skala … mobilitas dan
ditingkatkan aktivitas pasien
- Monitor status
menjadi skala …
- Eritema dari skala nutrisi pasien
- Monitor sumber
… ditingkatkan
tekanan dan
menjadi skala …
- Wajah pucat dari gesekan
skala …
ditingkatkan
menjadi skala …
Gangguan Citra Tubuh Citra Tubuh (1200) Peningkatan Citra
Definisi : persepsi
(00118) Tubuh (5220)
Definisi : konfusi dalam terhadap penampilan dan Definsi : meningkatkan
gambaran mental tentang fungsi tubuh sendiri. persepsi dan sikap
Setelah dilakukan
diri-fisik individu pasien baik yang di
Batasan karakteristik : tindakan selama …
sadari maupun tidak di
- Perubahan fungsi
x24jam di harapkan
adari terhadap
tubuh
pasien dengan kriteria :
- Perubahan tubuhnya.
- Sikap terhadap
Aktivitas-aktivitas :
struktur tubuh
menyentuh - Bantu pasien
- Menyembunyika
bagian tubuh untuk
n bagian tubuh
- perasaan yang terkena mendiskusikan
negative tentang (dampak) dari perubahan
tubuh skala … perubahan
- Takut reaksi
ditingkatkan (bagian
orang lain
menjadi skala … tubuh)disebabka
- Kepuasan dengan
n adanya
penampilan tubuh
penyakit atau
dari skala …
pembedahan,

31
ditingkatkan dengan cara
menjadi skala… yang tepat
- Kepuasan dengan - Bantu pasien
fungsi tubuh dari untuk
skala … memisahkan
ditingkatkan penampilan fisk
menjadi skala … dari perasaan
- Penyesuaian
berharga secara
terhadap
pribadi dengan
perubahan
cara yang tepat
tampilan fisik - Bantu pasien
dari skala … untuk
ditingkatkan mendiskusikan
menjadi skala … stressor yang
- Penyesuaian
mepengaruhi
terhadap
citra diri terkait
perubahan fungsi
dengan kondisi
tubuh dari skala
congenital,
… ditingkatkan
cidera, penyakit
menjadi skala …
atau
- Penyesuaian
pembedahan
terhadap
perubahan tubuh
akibat
pembedahan dari
skala …
ditingkatkan
menjadi skala …
Nyeri Akut ( 00132) Tingkat Nyeri (2102) Manajemen nyeri
Definisi : pengalaman Definisi : keparahan dari
(1400)

32
sensori dan emosional nyeri yang di amati atau Definisi : pengurangan
tidak menyenangkan di laporkan atau reduksi nyeri
Setelah dilakukan
berkaitan dengan sampai pada tingkat
tindakan selama …
kerusakan jaringan kenyamanan yang dapat
x24jam di harapkan
actual atau potensial, diterima oleh pasien
pasien dengan kriteria : Aktivitas-aktivitas :
atau yang digambarkan
- Mengerang dan - Ajarkan
sebagai kerusakan;
menagis dari prinsi[ prinsip
awitan yang tiba tiba
skala … manajemen
atau lambat dengan
ditingkatkan nyeri
intensitas ringan hingga - Dorong pasien
menjadi skala …
berat, dengan - Ekspresi nyeri untuk
berakhirnya dapat wajah dari skala memonitor nyeri
diantisipasi atau … ditingkatkan dan menangani
dipredisksi dan dengan menjadi skala … nyerinya dengan
- Tidak bisa
durasi kurang dari 3 tepat
beristirahat dari - Gunakan
bulan.
Batasan karakteristik : skala … tindakan
- Ekspresi wajah
ditingkatkan pengontrol nyeri
nyeri
menjadi skala … sebelum nyeri
- Sikap tubuh
- Mengeluarkan
bertambah berat
melindungi
keringat dari - Dukung istirahat
- Sikap melindungi
skala … menjadi atau tidur yang
area nyeri
- Fokus pada diri skala … adekuat untuk
- Kehilangan nafsu
sendiri membantu
makan dari skala
penurunan nyeri
… ditingkatkan - Berikan
menjadi skala … individu
- Frekuensi nafa
penurun nyeri
dari skala …
yang optimal
ditingkatkan

33
menjadi skala … dengan
- Berkeringat dari
peresepan
skala …
analgesik
ditingkatkan
menjadi skala …
Inteloren Aktivitas Daya Tahan (0001) Terapi Aktivitas
Definisi : kemampuan
(00092) (4310)
Definisi : untuk mempertahankan Definisi : peresepan
ketidakcukupan energy aktivitas terkait dengan
Setelah dilakukan
psikologis atau fisiologis menggunakan bantuan
tindakan …x24 jamdi
untuk mempertahankan aktivitas fisik, kgnisi,
harpkan pasien dengan
atau menyelesaikan sosial dan spiritual
kriteria :
aktivitas kehidupan untuk meningkatkan
- Melakukan
sehari hari yang harus frekuensi dan durasi
aktivitas rutin
atau yang ingin dari aktivitas kelompok.
dari skala …
Aktivitas-aktivitas :
dilakukan.
ditingkatkan - Bantu klien
Fakor yg berhubungan :
- Imobilitas menjadi skala … untuk
- Fisik tidak bugar - Aktivitas fisik
mengeksplorasi
dari skala …
tujuan personal
ditingkatkan
dari aktivitas
menjadi skala …
aktivitas yang
- Daya tahan otot
biasa dilakukan
dari skala …
dan aktivitas
ditingkatkan
yang disukai
menjadi skala …
- Bantu klien
- Tenaga yang
untuk memilih
terkuras dari
aktivitas dan
skala …
pencapaian
ditingkatkan
tujuan melalui
menjadi skala …

34
aktivitas yang
konsisten
dengan
kemampuan
fisik fisiologis
dan sosial
- Bantu klien
untuk
mengidentifikas
i aktivitas yang
diinginkan
- Bantu klien
untuk
mengidentifikas
i aktivitas yang
bermakna
- Bantu klien
untuk
menjadwalkan
waktu waktu
spesifik terkait
dengan aktivitas
harian
- Bantu klien dan
keluarga untuk
mengidentifikas
i kelemahan
dalam level
aktivitas
tertentu.

35
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Kanker Payudara disebut juga dengan Carcinoma Mammae adalah sebuah
tumor ganas yang tumbuh dalam jaringan payudara. Tumor ini dapat tumbuh
dalam susu, jaringan lemak, maupun pada jaringan ikat payudara. Penyebab
kanker payudara belum diketahui secara spesifik tetapi terdapat faktor risiko yang
menyebabkan kanker payudara, diantaranya gender, usia, pengaruh hormon
esterogen dan progesteronn, genetik, obesitas setelah menopouse, periode
menstruasi dan konsumsi alkohol. Penataksanaan dapat dilakukan dengan cara

36
mastektomi, terapi radiasi, terapi hormon , dan kemoterapi. Untuk deteksi kanker
payudara dapat dilakukan dengan cara pemeriksaan payudara sendiri (SADARI),
thermografi payudara, mamografi, ductografi, dan biopsi payudara.

37

Anda mungkin juga menyukai