Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH TERAPI KEROKAN DAN ANALISIS JURNAL

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Terapi Komplementer

Dosen Pengampu : Ns. Umi Aniroh, S.Kp., M.Kes

Disusun Oleh Kelompok 4 :

1. Misthorotul Aqidah (010116A054)

2. Nuraini Fitriyah Marwa (010116A060)

3. Pamor Oktalia (010116A061)

4. Putu Bagus D.P (010116A064)

5. Widya Kusumaningrum (010116A088)

6. Yoepiana (010116A091)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO UNGARAN

2019
KONSEP TEORI

A. Pengertian Kerokan
Kerokan adalah sebuah terapi pengobatan alternatif untuk gejala masuk
angin dengan metode menggaruk sambil menekan bagian permukaan kulit
menggunakan minyak dan benda tumpul seperti uang logam sebagai alat
pengerok, yang selanjutnya menyebabkan guratan merah atau lecet pada kulit.
Pengobatan tradisional ini menggunakan semacam benda tumpul seperti koin, batu
giok, gundu, potongan jahe, potongan bawang, atau benda tumpul lainnya yang
digunakan untuk menggosok bagian punggung. Selain benda tumpul tadi,
pengobatan kerokan ini juga menggunakan cairan licin seperti minyak telon,
minyak olive, minyak kelapa, atau lotion. Cairan licin ini digunakan agar tidak
terjadi iritasi pada kulit yang dikerok. Tindakan ini akan "mengeluarkaan angin"
dari dalam tubuh dengan menghangatkan permukaan kuliat sehingga peredaran
darah meningkat dan menjadi lancar.
Kerokan merupakan suatu terapi komplementer yang telah lama dikenal
oleh masyarakat. Kerokan bagi masyarakat khususnya pada masyarakat suku Jawa
dipercaya dapat mengobati beberapa penyakit, seperti masuk angin. Seringnya
masyarakat Jawa menggunakan terapi ini, membuat masyarkat pada umumnya
menganggap bahwa kerokan merupakan suatu budaya yang melekat pada suku
Jawa. Dengan adanya angapan kerokan sebagai budaya Jawa, banyak orang asing
mempelajari teknik kerokan di sebuah padepokan yang disebut Lemah Putih, di
daerah Mojosongo, Surakarta, Jawa Tengah (Siswono, 2004).

B. Budaya Kerokan di Indonesia


Budaya kerokan sudah ada sejak zaman kerajaan dahulu. Bahkan raja-raja dan
petinggi kerajaan Nusantara banyak yang melakukan terapi ini untuk kesehatan.
Terapi ini digemari, karena rasanya yang manjur dan murah tentunya untuk sebuah
penyembuhan penyakit. Ada kepercayaan bahwa koin juga berfungsi untuk
menarik roh jahat yang membuat penderita sakit keluar dari badannya, karena roh
jahat seringkali dianggap tertarik dengan uang. Semakin merah dan gelap tanda
guratannya, semakin parah masuk anginnya.
Cara untuk mengatasi gejala masuk angin yang serupa dengan "Kerokan"
tidak hanya populer di Indonesia, tetapi juga banyak disukai oleh orang-orang di
negara-negara asia lainnya. Vietnam menyebut teknik serupa sebagai cao giodi,
sedangkan di Kamboja menyebutnya goh kyol, di Tiongkok yang terkenal dengan
akupunturnya menyebut teknik serupa untuk melancarkan peredaran darah dengan
gua sua, orang Tionghoa memakai batu giok, ada pula yang memakai kepingan
uang logam atau benda kecil berbentuk bulat lain.

C. Mekanisme Kerja Kerokan


Proses terapi kerokan, yakni membuat suatu reaksi inflamasi atau radang yang
mengakibatkan melebarnya pembuluh darah. Dengan dikerok, terjadilah pelebaran
pembuluh darah yang akan melancarkan aliran darah. Jika aliran darah lancar
maka lebih banyak oksigen dan nutrisi masuk untuk jaringan otot. Zat-zat yang
menyebabkan rasa pegal dapat segera dibawa aliran darah untuk dibuang atau
dinetralkan. Selain itu, juga terjadi rangsangan pada keratinosit dan endotel
(lapisan paling dalam pembuluh darah) yang akan bereaksi dengan munculnya
propiomelanokortin (POMC). Zat ini merupakan polipeptida yang kemudian akan
dipecah dengan hasil akhir salah satunya adalah beta endorfin.
Pasca kerokan didapatkan peningkatan IL-1 beta, Clq, dan beta endorfin,
sementara kadar C3 dan PGE2 justru turun. Penyebab rasa nyeri adalah PGE2
sehingga jika kadar PGE2 diturunkan maka nyeri akan berkurang. Hasil ini
menyebabkan berkurangnya nyeri otot, badan terasa segar dan nyaman. kadar
endorfin orang-orang yang dikerok naik signifikan. Peningkatan endorfin
membuat mereka nyaman, rasa sakit hilang, lebih segar, dan bersemangat.
Inflamasi yang ditimbulkan selain meredakan nyeri otot juga akan memicu reaksi
kardiovaskuler. Tandanya adalah peningkatan temperatur tubuh secara ringan,
antara 0,5-1 derajat Celcius. Interleukin menggambarkan adanya reaksi
peradangan tidak signifikan. Maka setelah dikerok, badan kita terasa lebih hangat.
Kadar prostaglandin turun. Di sisi lain, zat ini menyebabkan nyeri otot. Penurunan
kadar prostaglandin membuat nyeri otot berkurang.
Prinsip kerokan tak beda jauh dengan akupuntur yang menancapkan jarum
dalam tubuh. Prinsip kerokan adalah meningkatkan temperatur dan energi pada
tubuh yang dikerok. Peningkatan energi ini dilakukan melalui perangsang kulit
tubuh bagian luar. Dengan cara ini, saraf penerima rangsang di otak akan
menyampaikan rangsangan yang menimbulkan efek memperbaiki organ pada titik-
titik meridian tubuh. Pada gilirannya, arus darah di tubuh yang lancar akan
menyebabkan pertahanan tubuh juga meningkat.

D. Macam-Macam Efek Kerokan


1. Efek kerokan terhadap sirkulasi darah
Penelitian yang dilakukan oleh Xu (2012) menunjukkan bahwa
kerokan akan memperlebar pembuluh kapiler sehingga dapat meningkatkan
aliran darah pada daerah yang dikerok. Kerokan juga meningkatkan
mikrosirkulasi lokal pada bagian tubuh yang dikerok. Peningkatan sirkulasi
mungkin berpengaruh terhadap penurunan keluhan myalgia, namun
bagaimana biomekanismenya belum diketahui secara pasti.
Penelitian lebih lanjut yang dilakukan oleh Kwong et al. (2009)
menggunakan metode bioluminescence imaging of HO-1 (Heme Oxygenase-
1) menunjukkan bahwa kerokan juga meningkatkan regulasi HO-1. HO-1
merupakan enzim yang dapat berperan sebagai antioksidan karena berfungsi
mengkatalase heme yang menghasilkan biliverdin dan bilirubbin. Hal ini
dapat melindungi sel terhadap oxidative stress setelah kerokan.
2. Efek kerokan terhadap kerusakan kulit
Penelitian yang dilakukan Tamtomo (2008) pada punch biopsy
jaringan kulit sesudah kerokan, menunjukan terjadi ekskoriasi stratum
korneum epidermis, jaringan sub epitel menjadi sembab, kapiler melebar,
sebukan ringan sel limfosit dan monosit, sel eritrosit perivaskular dan tampak
pula sel-sel mati/debris. Tanda-tanda yang didapatkan dari hasil biopsi
tersebut merupakan ciri terjadinya reaksi inflamasi.
3. Efek kerokan secara biologi molekuler
Pengaruh kerokan secara biomolekuler dimana terjadi peningkatan IL-
1, C1q dan β–endorfin yang mengakibatkan peningkatan suhu dan imunitas
serta memberikan rasa segar dan nyaman. Terjadi penurunan PGE2 dan C3
yang menyebabkan rasa nyeri dan reaksi inflamasi berlebihan. Peningkatan
IL-1 menunjukkan adanya reaksi inflamasi yang terjadi. IL-1 juga yang
menyebabkan peningkatan temperatur karena adanya rangsangan terhadap
hipotalamus. Selain itu IL-1 juga berperan dalam sistem imun sebagai
aktivator sel B.12. Efek kerokan yang lain adalah peningkatan C1q yang
merupakan suatu komplemen yang mengaktifkan sistem komplemen jalur
klasik. Sehingga peningkatan C1q berpengaruh pada tubuh untuk
meningkatkan sistem imunitas spesifik tubuh sehingga lebih mampu bertahan
lebih baik terhadap infeksi.
Salah satu yang menarik dari hasil penelitan Hood adalah peningkatan
β–endorfin. Endorfin adalah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pituatari
yang memiliki struktur seperti morphine sehingga memiliki efek
menyegarkan, memberi rasa senang dan nyaman. Penurunan PGE2
bermanfaat mengurangi nyeri karena PGE2 merupakan suatu mediator
inflamasi yang berfungsi sebagai sensitasi rasa nyeri. Efek yang ditimbulkan
dari penurunan PGE2 adalah mampu mengurangi rasa nyeri neuropatik
maupun nyeri viseral. Selain penurunan PGE2, kerokan juga terbukti
menurukan kadar C3 yang merupakan suatu komplemen mediator inflamasi.
Penurunan C3 bermanfaat
E. Manfaat Kerokan
1. Tidak merusak
Selama ini ada anggapan, orang yang sering dikerok kulitnya akan
rusak, pori-pori kulitnya membesar, atau pembuluh darahnya pecah. Namun,
hasil pemeriksaan di laboratorium patologi anatomi UNS menunjukkan tidak
ada kulit yang rusak ataupun pembuluh darah yang pecah, tetapi pembuluh
darah hanya melebar.
Melebarnya pembuluh darah membuat aliran darah lancar dan pasokan
oksigen dalam darah bertambah. Kulit ari juga terlepas seperti halnya saat
luluran.
2. Meningkatkan endorphin
Pada sebuah penelitian biomolekuler, yakni pemeriksaan darah dari
orang yang kerokan dan orang yang tidak kerokan. Dikumpulkan sejumlah
orang dengan kondisi serupa, seperti berat badan, usia, dan mengalami nyeri
otot sebagai salah satu ciri ”masuk angin”. Semua responden adalah
perempuan karena mereka dinilai lebih suka kerokan daripada laki-laki.
Para responden dibagi dalam dua kelompok dan menjalani
pemeriksaan darah. Kelompok pertama kemudian dikerok, sedangkan
kelompok kedua tidak. Seluruh responden selanjutnya diperiksa lagi
darahnya. Ada empat hal yang diamati, yakni perubahan kadar endorfin,
prostaglandin, interleukin, serta komplemen C1 dan C3.
Hasilnya, kadar endorfin orang-orang yang dikerok naik signifikan.
Peningkatan endorfin membuat mereka nyaman,rasa sakit hilang, lebih segar,
dan bersemangat.
3. Kadar prostaglandin turun
Prostaglandin adalah senyawa asam lemak yang antara lain berfungsi
menstimulasi kontraksi rahim dan otot polos lain serta mampu menurunkan
tekanan darah, mengatur sekresi asam lambung, suhu tubuh, dan
memengaruhi kerja sejumlah hormon. Di sisi lain, zat ini menyebabkan nyeri
otot. Penurunan kadar prostaglandin membuat nyeri otot berkurang.

F. Teknik Kerokan
Untuk memulai kerokan, alat yang perlu dipersiapkan adalah sebagai berikut
Alat dan bahan :
 Zat penghangat, bisa berupa balsem gosok, rheumason atau minyak kayu
putih.
 Koin untuk pengerok, gunakan yang ujungnya tidak tajam.
 Tissue, atau lap untuk membersihkan koin saat kerokan.
 Tempat yang bersih, lapang, dan nyaman untuk berbaring.

Persiapan Kerokan :
 Usahakan tubuh pasien dalam keadaan bersih.
 Orang yang akan dikerok ditidurkan telungkup, usahakan dalam posisi
senyaman mungkin.

Proses Kerokan :
 Untuk mempersiapkan tubuh, agar tidak kaget saat dikerok, usapkan minyak
gosok ke punggung terlebih dahulu.
 Mulailah mengerok dari punggung kanan, diawali dari 4-5 cm sebelah kanan
tulang belakang ke arah luar. Arah pengerokan mengikuti tulang rusuk,
menghasilkan garis melengkung.
 Koin agak ditekan, jangan terlalu kuat dan jangan terlalu lemah, yang sedang-
sedang saja. Lakukan berulang-ulang dengan arah yang sama.
 Lanjutkan dengan bagian kiri yang sejajar dengan kerokan yang dilakukan di
nomer 2. Keterangan: saat kerokan ini, kadang-kadang daki terkumpul di
ujung koin Gunakan tisu atau handuk untuk membersihkannya.
 Ulangi langkah tersebut, sekitar 2-3 cm dibawah kerokan sebelumnya.
Usahakan tetap pada daerah diantara tulang rusuk. Begitu seterusnya sampai
ke bawah.

Setelah Kerokan :
 Usapkan lagi minyak gosok ke punggung, gunakan handuk untuk
membersihkan sekaligus memijat punggung.

G. Teknik Kerokan yang Paling Efektif


Teknik kerokan paling efektif adalah “menggarap” daerah belakang tubuh,
kepala atau leher. Pola umum kerokan biasanya membentuk garis-garis lurus dari
atas ke bawah dan miring di sisi kiri kanan ruas-ruang tulang belakang ataupun
pada leher bagian belakang. Itu bukannya tanpa alasan. Pada tubuh kita terdapat
sekira 360 titik akupunktur utama yang berhubungan dengan organ penting. Begitu
pun pada tubuh bagian belakang, terdapat titik-titik yang berhubungan dengan
organ dalam tubuh (organ viscera).
Dengan pola kerokan yang benar, yakni ditarik lurus ke bawah di sisi kiri
kanan ruas tulang belakang, kemudian digeser condong ke arah kiri dan kanan,
reaksi optimal dapat dicapai. Gosokan-gosokan itu mungkin secara tidak sengaja
menekan titik-titik akupunktur tertentu di tubuh bagian belakang.

H. Efek Samping Kerokan


Kerokan merupakan terapi yang membuat kecanduan Secara faktual, memang
banyak orang merasa ketergantungan pada kerokan. Dari hasil penelitian didapat
100 % informan atau semua informan menyatakan bahwa kerokan membuat
kecanduan. Informan A, B, C, D menyatakan,”Jika belum kerokan rasanya belum
mantap. Jadi bisa sembuh kalah sudah kerokan”. Kemungkinan, penyebab
ketagihan pada kerokan adalah zat morfin (endorfin). Morfin dikeluarkan oleh
tubuh sebagai reaksi local dari kerokan.
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kerokan adalah sebuah terapi pengobatan alternatif untuk gejala
masuk angin dengan metode menggaruk sambil menekan bagian permukaan
kulit menggunakan minyak dan benda tumpul seperti uang logam sebagai alat
pengerok, yang selanjutnya menyebabkan guratan merah atau lecet pada kulit.
Tindakan ini akan "mengeluarkaan angin" dari dalam tubuh dengan
menghangatkan permukaan kuliat sehingga peredaran darah meningkat dan
menjadi lancar.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai