Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH ETIKA DAN HUKUM DALAM KEPERAWATAN

UNTUK MEMENUHI TUGAS : LEGAL ETHIC NURSING (LEN)

KELOMPOK 4

REGULER 2

Disusun oleh :

Choriunnisa Aprilia SP (155070200111014)


Delfira Arizda (165070200111020)
Desi Christin Saragih (165070201111032)
Destasya Hayyu Qorirah P (165070200111016)
Febry Priscila (165070201111030)
Nurva Prastya N (165070200111014)
Syarifah Zuliatun Aini S (165070201111018)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Etika dan Hukum
dalam Keperawatan meskipun banyak kekurangan didalamnya karena
terbatasnya wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan yang dimiliki.
Terselesainya makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu
saya ucapkan terimakasih kepada Ns. Setyoadi, S.Kep.,M.Kep., Sp.Kep.Kom ,
Ns. Septi Dwi Rahmawati, S.Kep., MN , Ns. M.Fathony, S.Kep.,MNS selaku
Dosen mata kuliah Etika dan Hukum dalam Keperawatan dalam Program Studi
Ilmu Keperawatan Universitas Brawijaya dan teman-teman kelompok yang
membantu terselesainya makalah ini.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna alam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Etika dan Hukum dalam Keperawatan.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah terdapat kekurangan
dan jauh dari kata sempura. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran
dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan sara yang membangun demi perbaikan di
masa depan.

Malang, 7 April 2017

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..................................................................................................... i

Daftar Isi .............................................................................................................. ii

Bab I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 2

1.3 Tujuan Makalah ...................................................................................... 2

Bab II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 3

2.1 Pengertian Dokumentasi .......................................................................... 3

2.2 Pengertian Rekam Medik ........................................................................ 3

2.3 Dokumentasi Rekam Medik .................................................................... 4

2.4 Kode Etik Keperawatan ........................................................................... 7

Bab III KASUS DAN PEMBAHASAN ............................................................. 13

3.1 KASUS .................................................................................................... 13

3.2 PEMBAHASAN ..................................................................................... 13

Bab IV PENUTUP ............................................................................................... 15

4.1 Kesimpulan ............................................................................................. 15

4.2 Saran ....................................................................................................... 15

Daftar Pustaka ...................................................................................................... 16


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Sebagaimana diatur dalam Undang-undang Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 36 tahun 2009 disebutkan bahwa perawat termasuk aspek penting dalam
pembangunan kesehatan di Indonesia (Fadillah, 2011). Dalam menjalankan tugasnya
perawat selalu berinteraksi dengan klien, baik itu klien sebagai individu, keluarga,
maupun masyarakat. Sehingga dalam menjalankan asuhan keperawatan, seoranng
perawat harus berperilaku seusai dengan etik keperawatan itu sendiri.
Dengan adanya interaksi terhadap klien, seringkali terjadi terjadi hal yang tidak
diinginkan baik disengaja maupun tidak, kondisi demikian inilah yang sering
menimbulkan konflik antara perawat dengan penerima praktek keperawatan. Oleh
karena itu perwat harus memiliki standar profesi dan aturan lainnya yang didasari
oleh ilmu pengetahuan yang dimilikinya, guna memberi perlindungan terhadap
perawat sendiri dan klien yang disebut dengan kode etik.
Kode etik keperawatan merupakan pedoman atau panduan etik prilaku profesi
keperawatan secara professional. Tujuan utama adanya kode etik keperawatan adalah
memberikan perlindungan bagi pelaku dan penerima praktek keperawatan. Kode etik
keperawatan meliputi tanggung jawab perawat terhadap individu, keluarga, dan
masyarakat. Tidak hanya itu, kode etik keperawatan juga meliputi tanggung jawab
perawat terhadap tugas, teman sejawat dan profesi kesehatan yang lain, serta
tanggung jawab terhadap pemerintah. Selain itu perawat juga memiliki tanggung
gugat terhadap asuhan keperawatan yang diberikannya. Yang dimaksud tanggung
gugat adalah perawat mampu memberikan alasan atas tindakannya terhadap diri
sendiri, klien, profesi, dan masyarakat (Safithri, 2009). Agar dapat melakukan
tanggung gugat seorang perawat harus bertindak menurut kode etik profesional.
Selain hal yang sudah disebutkan di atas, hal yang tidak kalah penting adalah
rekam medik klien.Rekam medis mempunyai peran yang dominan dalam proses
pelayanan yang diberikan oleh perawat dan tenaga kesehatan lainnya kepada klien.
Oleh sebab itu, rekam medis haruslah dilaksanakan dengan prosedural yang benar
dan professional. Hal ini menjadi sangat penting dan tidak boleh diabaikan, karena
menyangkut jati diri pasien, rekam jejak penyakit, pemeriksaan kesehatan dan
tindakan medis yang lain.
Salah satu fungsi rekam medis adalah untuk mendokumentasikan kondisi
penyakit pasien dan pengobatan yang diberikan selama perawatan serta digunakan
sebagai alat komunikasi antara petugas medis dan petugas kesehatan lainnya dalam
menyediakan perawatan bagi pasien (Hatta, 2008). Untuk itu informasi yang ada
pada berkas rekam medis harus lengkap agar fungsi rekam medis sebagai alat
komunikasi dapat terlaksana.

1.2. Rumusan masalah


1.2.1. Bagaimana pentingnya kode etik keperawatan sebagai pedoman profesi
keperawatan dalam menjalankan tugasnya ?
1.2.2. Bagaimana peran perawat dalam rekam medik klien ?

1.3. Tujuan penulisan


1.3.1. Mengetahui dan memahami definisi kode etik keperawatan
1.3.2. Mengetahui dan memahami isi dan prinsip dari kode etik keperawatan
1.3.3. Mengetahui dan memahami landasan aspek legal keperawatan
1.3.4. Mengetahui dan memahami aplikasi aspek legal dalam keperawatan
1.3.5. Mengetahui dan memahami contoh kasus terkait dengan kode etik
keperawatan beserta penyelesaiannya
1.3.6. Mengetahui dan memahami pentingnya rekam medik
1.3.7. Mengetahui dan memahami peran perawat dalam rekam medik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN DOKUMENTASI

Dokumentasi adalah kumpulan data yang berbentuk nyata dan diperoleh berdasarkan
sistem pengelolaan data yang disebut dengan proses dokumentasi. Tanpa adanya
dokumentasi, data tersebut tidak akan menjadi sebuah dokumen yang real. Dan menurut para
ahli, dokumentasi adalah proses yang dilakukan secara sistematis mulai dari pengumpulan
hingga pengelolaan data yang menghasilkan kumpulan dokumen. Dokumentasi itu sendiri
tujuannya adalah untuk memperoleh dokumen yang dibutuhkan berupa keterangan dan hal-
hal yang membuktikan adanya suatu kegiatan yang didokumentasikan.
Proses dokumentasi dilakukan melalui beberapa tahapan penting untuk mendapatkan
kumpulan data yang nantinya menjadi sebuah dokumen. Tahapan dokumentasi tersebut
diantaranya adalah:
 Mencari dan mencatat data sebanyak-banyaknya,
 Mengumpulkan data tersebut menjadi satu kesatuan,
 Mengolah dan memproduksinya dalam bentuk dokumen,
 Membagi dan menyebarluaskan dokumen hasil proses dokumentasi kepada pihak-
pihak yang diperkenankan dan mempunyai kepentingan tertentu,
 Mengamankan dan menyimpan keseluruhan dokumen yang telah dibuat agar
terpelihara dengan baik bila sewaktu-waktu dibutuhkan kembali.

2.2 PENGERTIAN REKAM MEDIK


Definisi Rekam Medis dalam berbagai kepustakaan dituliskan dalam berbagai
pengertian, seperti dibawab ini:
1. Definisi Rekam Medis Menurut Edna K Huffman:
Rekam Medis adalab berkas yang menyatakan siapa, apa, mengapa, dimana, kapan dan
bagaimana pelayanan yang diperoleb seorang pasien selama dirawat atau menjalani
pengobatan.
2. Definisi Rekam Medis Menurut Permenkes No. 749a/MenkesPer/XII/1989:
Rekam Medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen mengenai identitas pasien,
basil pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lainnya yang diterima pasien
pada sarana kesebatan, baik rawat jalan maupun rawat inap.
3. Definisi Rekam Medis Menurut Gemala Hatta
Rekam Medis merupakan kumpulan fakta tentang kehidupan seseorang dan riwayat
penyakitnya, termasuk keadaan sakit, pengobatan saat ini dan saat lampau yang ditulis
oleh para praktisi kesehatan dalam upaya mereka memberikan pelayanan kesehatan
kepada pasien.
4. Permenkes No. 749a/Menke!Per/XII/1989 Menurut Waters dan Murphy :
Rekam Medis adalah Kompendium (ikhtisar) yang berisi informasi tentang keadaan
pasien selama perawatan atau selama pemeliharaan kesehatan”.

2.3 DOKUMENTASI REKAM MEDIK


Rumah Sakit yang standar, dokter membuat catatan mengenai berbagai informasi
mengenai pasien tersebut dalam suatu berkas yang dikenal sebagai Status, Rekam Medis,
Rekam Kesehatan atau Medical Record.Berkas ini merupakan suatu berkas yang
memiliki arti penting bagi pasien, dokter, tenaga kesebatan sertaRumab Sakit.
Isi Rekam Medis merupakan catatan keadaan tubuh dan kesehatan, termasuk data
tentang identitas dan data medis seorang pasien. Secara umum isi Rekam Medis dapat
dibagi dalam dua kelompok data yaitu:
1. Data medis atau data klinis: Yang termasuk data medis adalah segala data tentang
riwayat penyakit, hasil pemeriksaan fisik, diagnosis, pengobatan serta hasilnya, laporan
dokter, perawat, hasil pemeriksaan laboratorium, ronsen dsb. Data-data ini merupakan
data yang bersifat rahasia (confidensial) sebingga tidak dapatdibuka kepada pibak ketiga
tanpa izin dari pasien yang bersangkutan kecuali jika ada alasan lain berdasarkan
peraturan atau perundang-undangan yang memaksa dibukanya informasi tersebut.
2. Data sosiologis atau data non-medis:
Yang termasuk data ini adalah segala data lain yang tidak berkaitan langsung dengan data
medis, seperti data identitas, data sosial ekonomi, alamat dsb. Data ini oleh sebagian
orang dianggap bukan rahasia, tetapi menurut sebagian lainnya merupakan data yang
juga bersifat rahasia (confidensial).

Penyelenggaraan Rekam Medis pada suatu sarana pelayanan kesehatan


merupakan salah satu indikator mutu pelayanan pada institusi tersebut. Berdasarkan data
pada Rekam Medis tersebut akan dapat dinilai apakah pelayanan yang diberikan sudah
cukup baik mutunya atau tidak, serta apakah sudah sesuai standar atau tidak. Untuk
itulah, maka pemerintah, dalam hal ini Departemen Kesehatan merasa perlu mengatur
tata cara penyelenggaraan Rekam Medis dalam suatu peraturan menteri keehatan agar
jelas rambu-rambunya, yaitu berupa Permenkes No.749a1Menkes/Per/XII/1989.
Secara garis besar penyelenggaraan Rekam Medis dalam Permenkes tersebut diatur
sebagai berikut:
I. Rekam Medis harus segera dibuat dan dilengkapi seluruhnya setelah pasien menerima
pelayanan (pasal 4). Hal ini dimaksudkan agar data yang dicatat masih original dan tidak
ada yang terlupakan karena adanya tenggang waktu.
2. Setiap pencatatan Rekam Medis harus dibubuhi nama dan tanda tangan petugas
pelayanan kesehatan. Hal ini diperlukan untuk memudahkan sistim pertanggung-jawaban
atas pencatatan tersebut (pasal 5).Pada saat seorang pasien berobat ke dokter, sebenamya
telah terjadi suatu hubungan kontrak terapeutik antara pasien dan dokter. Hubungan
tersebut didasarkan atas kepercayaan pasien bahwa dokter tersebut mampu
mengobatinya, dan akan merahasiakan semua rahasia pasien yang diketahuinya pada saat
hubungan tersebut terjadi.

Dalam hubungan tersebut se«ara otomatis akan banyak data pribadi pasien
tersebut yang akan diketahui oleh dokter serta tenaga kesehatan yang memeriksa pasien
tersebut. Sebagian dari rahasia tadi dibuat dalam bentuk tulisan yang kita kenal sebagai
Rekam Medis. Dengan demikian, kewajiban tenaga kesehatan untuk menjaga rahasia
kedokteran, mencakup juga kewajiban untuk menjaga kerahasiaan isi Rekam Medis.
Pada prinsipnya isi Rekam Medis adalah milik pasien, sedangkan berkas Rekam Medis
(secara fisik) adalah milik Rumah Sakit atau institusi kesehatan. Pasal 10 Permenkes No.
749a menyatakan bahwa berkas rekam medis itu merupakan milik sarana pelayanan
kesehatan, yang harus disimpan sekurang-kurangnya untuk jangka waktu 5 tahun
terhitung sejak tanggal terakhir pasien berobat. Untuk tujuan itulah di setiap institusi
pelayanan kesehatan, dibentuk Unit Rekam Medis yang bertugas menyelenggarakan
proses pengelolaan serta penyimpanan Rekam Medis di institusi tersebut.

Permenkes no. 749a tahun 1989 menyebutkan bahwa Rekam Medis memiliki 5 ,manfaat
yaitu:
1. Sebagai dasar pemeliharaan kesehatan dan pengobatan pasien
2. Sebagai bahan pembuktian dalam perkara hukum
3. Bahan untuk kepentingan penelitian
4. Sebagai dasar pembayaran biaya pelayanan kesehatan dan
5. Sebagai bahan untuk menyiapkan statistik kesehatan.

Dalam kepustakaan dikatakan bahwa rekam medis memiliki 5 manfaat, yang


untuk mudahnya disingkat sebagai
ALFRED, yaitu:
1. Adminstratlve value: Rekam medis merupakan rekaman data adminitratif pelayanan
kesehatan.
2. Legal value: Rekam medis dapat dijadikan bahan pembuktian di pengadilan
3. Financial value: Rekam medis dapat dijadikan dasar untuk perincian biaya pelayanan
kesehatan yang harus dibayar oleh pasien
4. Research value: Data Rekam Medis dapat dijadikan bahan untuk penelitian dalam
lapangan kedokteran, keperawatan dan kesehatan.
5. Education value: Data-data dalam Rekam Medis dapat bahan pengajaran dan
pendidikan mahasiswa kedokteran, keperawatan serta tenaga kesehatan lainnya.

Dalam audit medis, umumnya sumber data yang digunakan adalah rekam medis
pasien, baik yang rawat jalan maupun yang rawat inap. Rekam medis adalah sumber data
yang paling baik di rumah sakit, meskipun banyak memiliki kelemahan. Beberapa
kelemahan rekam medis adalah sering tidak adanya beberapa data yang bersifat sosial-
ekonomi pasien, seringnya pengisian rekam medis yang tak lengkap, tidak tercantumnya
persepsi pasien, tidak berisi penatalaksanaan “pelengkap” seperti penjelasan dokter dan
perawat, seringkali tidak memuat kunjungan kontrol pasca perawatan inap, dll.Dampak
dari audit medis yang diharapkan tentu saja adalah peningkatan mutu dan
efektifitaspelayanan medis di sarana kesehatan tersebut. Namun di samping itu, kita juga
perlu memperhatikan dampak lain, seperti dampaknya terhadap perilakupara profesional,
tanggung-jawab manajemen terhadap nilai dari audit medis tersebut, seberapa jauh
mempengaruhi beban kerja, rasa akuntabilitas, prospek karier dan moral, dan jenis
pelatihan
yang diperlukan. Diantara semua manfaat Rekam Medis, yang terpenting adalah aspek
legal Rekam Medis. Pada kasus malpraktek medis, keperawatan maupun farmasi, Rekam
Medis merupakan salah satu bukti tertulis yang penting. Berdasarkan informasi dalam
Rekam Medis, petugas hukum serta Majelis Hakim dapat menentukan benar tidaknya
telah terjadi tindakan malpraktek, bagaimana terjadinya malpraktek tersebut serta
menentukan siapa sebenarnya yang bersalah dalam perkara tersebut

2.4 KODE ETIK KEPERAWATAN


Kode etik adalah suatu pernyataan formal mengenai suatu standar kesempurnaan dan
nilai kelompok. Kode etik adalah prinsip etik yang digunakan oleh semua anggota
kelompok,mencerminkan penilaian moral mereka sepanjang waktu, dan berfungsi
sebagai standar untuk tindakan profesional mereka. Kode etik disusun dan disahkan oleh
organisasi atau wadah yang membina profesi tertentu baik secara nasional maupun
internasional. Kode etik keperawatan di Indonesia telah disusun oleh Dewan Pimpinan
Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia melalui Musyawarah Nasional PPNI di
Jakarta pada tanggal 29 November 1989. Kode etik keperawatan Indonesia tersebut
terdiri dari 5 bab dan 16 pasal :
1. Bab 1, terdiri dari empat pasal, menjelaskan tentang tanggung jawab perawat terhadap
individu, keluarga, dan masyarakat.
2. Bab 2, terdiri dari lima pasal menjelaskan tentang tanggung jawab perawat terhadap
tugasnya.
3. Bab 3, terdiri dari dua pasal, menjelaskan tanggung jawab perawat terhadap sesama
perawat dan profesi kesehatan lain.
4. Bab 4, terdiri dari empat pasal, menjelaskan tentang tanggung jawab perawat terhadap
profesi keperawatan.
5. Bab 5, terdiri dari dua pasal, menjelaskan tentang tanggung jawab perawat terhadap
pemerintah, bangsa, dan tanah air.

Berikut penjabaran dari bab-bab mengenai kode Etik Keperawatan :


A. Tanggung jawab Perawat terhadap klein
Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan masyarakat, diperlukan peraturan
tentang hubungan antara perawat dengan masyarakat, yaitu sebagai berikut :
a. Perawat, dalam melaksanakan pengabdiannya, senantiasa berpedoman pada
tanggung jawab yang bersumber pada adanya kebutuhan terhadap keperawatan
individu, keluarga, dan masyarakat.
b. Perawat, dalam melaksanakan pengabdian dibidang keperawatan, memelihara
suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adat istiadat dan
kelangsungan hidup beragama dari individu, keluarga dan masyarakat.
c. Perawat, dalam melaksanakan kewajibannya terhadap individu, keluarga, dan
masyarakat, senantiasa dilandasi rasa tulus ikhlas sesuai dengan martabat dan
tradisi luhur keperawatan.
d. Perawat, menjalin hubungan kerjasama dengan individu, keluarga dan
masyarakat, khususnya dalam mengambil prakarsa dan mengadakan upaya
kesehatan, serta upaya kesejahteraan pada umumnya sebagai bagian dari tugas
dan kewajiban bagi kepentingan masyarakat.

B. Tanggung jawab Perawat terhadap tugas


Untuk memelihara mutu pelayanan disertai kejujuran profesional, dan selalu
berpegang teguh dengan etika-etika yang ada.
a. Perawat, memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi disertai kejujuran
profesional dalam menerapkan pengetahuan serta keterampilan keperawatan
sesuai dengan kebutuhan individu, keluarga, dan masyarakat.
b. Perawat, wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya sehubungan
dengan tugas yang dipercayakan kepadanya, kecuali diperlukan oleh pihak yang
berwenang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
c. Perawat, tidak akan menggunakan pengetahuan dan keterampilan keperawatan
yang dimilikinya dengan tujuan yang bertentangan dengan norma-norma
kemanusiaan.
d. Perawat, dalam menunaikan tugas dan kewajibannya, senantiasa berusaha dengan
penuh kesadaran agar tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan,
kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik, agama yang dianut, dan
kedudukan sosial.
e. Perawat, mengutamakan perlindungan dan keselamatan pasien/klien dalam
melaksanakan tugas keperawatannya, serta matang dalam mempertimbangkan
kemampuan jika menerima atau mengalih-tugaskan tanggung jawab yang ada
hubungannya dengan keperawatan.

C. Tanggung jawab Perawat terhadap Sejawat


Tanggung jawab perawat terhadap sesama perawat dan profesi kesehatan lain sebagai
berikut :
a. Perawat, memelihara hubungan baik antara sesama perawat dan tenaga kesehatan
lainnya, baik dalam memelihara keserasiaan suasana lingkungan kerja maupun
dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara menyeluruh.
b. Perawat, menyebarluaskan pengetahuan, keterampilan, dan pengalamannya
kepada sesama perawat, serta menerima pengetahuan dan pengalaman dari
profesi dalam rangka meningkatkan kemampuan dalam bidang keperawatan.

D. Tanggung jawab Perawat terhadap Profesi


Berupaya meningkatkan kemampuan profesional secara sendiri-sendiri dan atau
bersama-sama dengan jalan menambah ilmu pengetahuan, keterampilan, dan
pengalamanyang bermanfaat pagi perkembangan keperawatan.
a. Perawat, berupaya meningkatkan kemampuan profesionalnya secara sendiri-
sendiri dan atau bersama-sama dengan jalan menambah ilmu pengetahuan,
keterampilan dan pengalaman yang bermanfaat bagi perkembangan keperawatan.
b. Perawat, menjungjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan
menunjukkan perilaku dan sifat-sifat pribadi yang luhur.
c. Perawat, berperan dalam menentukan pembakuan pendidikan dan pelayanan
keperawatan, serta menerapkannya dalam kagiatan pelayanan dan pendidikan
keperawatan.
d. Perawat, secara bersama-sama membina dan memelihara mutu organisasi profesi
keperawatan sebagai sarana pengabdiannya.

E. Tanggung jawab Perawat terhadap Negara


a. Perawat, melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai kebijaksanaan yang telah
digariskan oleh pemerintah dalam bidang kesehatan dan keperawatan.
b. Perawat, berperan secara aktif dalam menyumbangkan pikiran kepada pemerintah
dalam meningkatkan pelayanan kesehatan dan keperawatan kepada masyarakat.
F. Kode Etik Keperawatan Menurut ICN (International Council 0f Nurses Code for
Nurses)
ICN adalah suatu federasi perhimpunan perawat nasional diseluruh dunia yang
didirikan pada tanggal 1 juli 1899 oleh Mrs. Bedford Fenwich di Hanover Squar, London
dan direvisi pada tahun 1973. Uraian Kode Etik ini diuraikan sebagai berikut :
a. Tanggung Jawab Utama Perawat
Tanggung jawab utama perawat adalah meningkatnya kesehatan, mencegah timbulnya
penyakit, memelihara kesehatan, dan mengurangi penderitaan. Untuk melaksanakan
tanggung jawab tersebut, perawat harus meyakini bahwa :
 Kebutuhan terhadap pelayanan keperawatan di berbagai tempat adalah sama.
 Pelaksanaan praktek keperawatan dititik beratkan terhadap kehidupan yang
bermartabat dan menjungjung tinggi hak asasi manusia.
 Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan dan atau keperawatan kepada
individu, keluarga, kelompok, dam masyarakat, perawat mengikut sertakan
kelompok dan institusi terkait.

b. Perawat, Individu, dan Anggota Kelompok Masyarakat


Tanggung jawab utama perawat adalah melaksanakan asuhan keperawatan sesuai
dengan kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, dalam menjalankan tugas, perawat perlu
meningkatkan keadaan lingkungan kesehatan dengan menghargai nilai-nilai yang ada di
masyarakat, menghargai adat kebiasaan serta kepercayaan inidividu, keluarga, kelompok,
dan masyarakat yang menjadi pasien atau klien. Perawat dapat memegang teguh rahasia
pribadi (privasi) dan hanya dapat memberikan keterangan bila diperlukan oleh pihak
yang berkepentingan atau pengadilan.

c. Perawat dan Pelaksanaan praktek keperawatan


Perawat memegang peranan penting dalam menentukan dan melaksanakan standar
praktik keperawatan untuk mencapai kemampuan yang sesuai dengan standar pendidikan
keperawatan. Perawat dapat mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya secara aktif
untuk menopang perannya dalam situasi tertentu. Perawat sebagai anggota profesi, setiap
saat dapat mempertahankan sikap sesuai dengan standar profesi keperawatan.
d. Perawat dan lingkungan Masyarakat
Perawat dapat memprakarsai pembaharuan, tanggap mempunyai inisiatif, dan dapat
berperan serta secara aktif dalam menemukan masalah kesehatan dan masalah sosial
yang terjadi di masyarakat.

e. Perawat dan Sejawat


Perawat dapat menopang hubungan kerja sama dengan teman sekerja, baik tenaga
keperawatan maupun tenaga profesi lain di luar keperawatan. Perawat dapat melindungi
dan menjamin seseorang, bila dalam masa perawatannya merasa terancam.

f. Perawat dan Profesi Keperawatan


Perawat memainkan peran yang besar dalam menentukan pelaksanaan standar praktek
keperawatan dan pendidikan keperawatan. Perawat diharapkan ikut aktif dalam
mengembangkan pengetahuan dalam menopang pelaksanaan perawatan secara
profesional. Perawat, sebagai anggota organisasi profesi, berpartisipasi dalam
memelihara kestabilan sosial dan ekonomi sesuai dengan kondisi pelaksanaan praktek
keperawatan.

g. Tujuan Kode Etik Keperawatan


Pada dasarnya, tujuan kode etik keperawatan adalah upaya agar perawat, dalam
menjalankan setiap tugas dan fungsinya, dapat menghargai dan menghormati martabat
manusia. Tujuan kode etik keperawatan tersebut adalah sebagai berikut :
 Merupakan dasar dalam mengatur hubungan antar perawat, klien atau
pasien,teman sebaya, masyarakat, dan unsur profesi, baik dalam profesi
keperawatan maupun dengan profesi lain di luar profesi keperawatan.
 Merupakan standar untuk mengatasi masalah yang silakukan oleh praktisi
keperawatan yang tidak mengindahkan dedikasi moral dalam pelaksanaan
tugasnya.
 Untuk mempertahankan bila praktisi yang dalam menjalankan tugasnya
diperlakukan secara tidak adil oleh institusi maupun masyarakat.
 Merupakan dasar dalam menyusun kurikulum pendidikan keperawatan agar
dapat menghasilkan lulusan yang berorientasi pada sikap professional
keperawatan.
 Memberikan pemahaman kepada masyarakat pemakai atau pengguna tenaga
keperawatan akan pentingnya sikap profesional dalam melaksanakan tugas
praktek keperawatan.
BAB III

KASUS DAN PEMBAHASAN

3.1. KASUS
Perawat Jo lulusan pendidikan Ners dan bekerja diruangan anak RSUD. Saat dinas
malam, keluarga pasien melaporkan demam anaknya semakin tinggi, kemudian perawat
memberikan kompres dan melaporkan kondisi pasien melalui telepon ke dokter jaga dan
diberikan instruksi untuk memberikan obat penurun panas pada pasiennya tanpa meminta
persetujuan tindakan kepada keluarga pasien. Setelah memberikan tindakan, perawat lupa
tidak mendokumentasikan instruksi dokter dan tindakannya pada rekam medis. Setelah
satu jam panas pasien turun dan naik kembali sampai kejang-kejang dan pasien
meninggal. Keluarga pasien menuduh perawat salah memberikan perawatan dan
menuntut pertanggungjawaban secara hukum karena melakukan tindakan malpraktik.

3.2. PEMBAHASAN
A. Rekam Medik

Pada kasus ini, Perawat Jo terlihat gegabah dalam bertindak sehingga tidak ingat
seperti menuliskan rekam medis, menjelaskan terhadap keluarga pasien tentang tindakan
yang akan diambil dan komunikasi yang baik dan benar terhadap dokter agar informasi
mengenai pasien dapat tersampaikan dengan jelas dan tidak terjadi kesalahan tindakan.
Pada kasus ini ,Perawat Jo lupa tidak mendokumentasikan instruksi dokter dan
tindakannya pada rekam medis.Saat pasien meninggal ,pada kasus ini keluarga pasien
menuduh perawat salah memberikan perawatan dan menuntut pertanggungjawaban
secara hukum karena melakukan tindakan malpraktik.Kita dapat melihat bahwa Perawat
Jo dalam keadaan sulit ,karena Perawat Jo tidak memiliki bukti tertulis yang penting
yaitu rekam medis ,dan jika di bawa ke rana hokum maka Majelis Hakim akan sulit
menentukan benar tidaknya terjadi malpraktik karena informasi berdasarkan rekam medis
tidak ada.
Dari kasus ini, penyelesaian permasalahannya adalah mengikuti kemauan keluarga dan
Perawat Jo harus berusaha mengumpulkan bukti bahwa dia tidak bersalah, seperti
membawa saksi yaitu dokter jaga yang memberikan instruksi dan melakukan otopsi.

B. Kode Etik Keperawatan


Pada kasus ini, dapat kita lihat bahwa Perawat Jo sudah melanggar beberapa etika
keperawatan seperti tanggung jawab perawat terhadap pasien, yang dari pemaparan
diatas dikatakan bahwa perawat dalam melaksanakan pengabdiannya, senantiasa
berpedoman pada tanggung jawab yang bersumber pada adanya kebutuhan terhadap
keperawatan individu, keluarga dan masyarakat. Maksudnya adalah seorang perawat
bukan hanya bertanggungjawab kepada pasien, tetapi juga terhadap keluarganya karena
apa yang kita perbuat terhadap pasien berdampak pada keluarga juga, jika pasien sembuh
maka keluarga akan bahagia. Pada kasus ini, Perawat Jo tidak melakukan kerjasama yang
baik terhadap keluarga dalam upaya penyembuhan pasien, yang berdampak pada situasi
tersebut, keluarga tidak percaya terhadap perawat dan mencurigainya karena tidak ada
keterbukaan pengambilan tindakan sebelumnya terhadap keluarga, sehingga keluarga
tidak tahu bagaimana proses sebenarnya.
Jadi, seharusnya Perawat Jo benar-benar mempertimbangkan tindakannya, jangan
gegabah dan mengingat bahwa ini bukan hanya hubungan antara dokter, perawat dan
pasien, tetapi ada juga keluarga yang menjadi tanggung jawab tenaga kesehatan untuk
menjaga kebahagiaan mereka dan tidak mengecewakan mereka karena kecerobohan.
Perawat Jo juga telah melanggar tanggung jawab tentang menjalin hubungan kerjasama
dengan individu, keluarga dan masyarakat, khususnya dalam mengambil prakarsa dan
mengadakan upaya kesehatan, serta upaya kesejahteraan pada umumnya sebagai bagian
dari tugas dan kewajiban bagi kepentingan masyarakat.
Perawat Jo juga seharusnya menjelaskan dahulu kepada keluarga mengenai tindakan
yang akan dilakukan. Dalam tanggung jawab perawat terhadap tugas, Perawat Jo telah
melanggar tentang perawat mengutamakan perlindungan dan keselamatan pasien atau
klien dalam melaksanakan tugas keperawatannya, serta matang dalam
mempertimbangkan kemampuan jika menerima atau mengalih-tugaskan tanggung jawab
yang ada hubungannya dengan keperawatan.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Perawat adalah tenaga kesehatan yang menjadi salah satu komponen utama
dalam pemberian layanan kesehatan bagi masyarakat serta memiliki peran penting
karena perawat terkait langsung dengan mutu pelayanan kesehatan sesuai dengan
kompetensi dan pendidikan yang dimilikinya. Salah satu bukti bahwa seorang
tenaga medis memberikan pelayanan yang baik adalah Rekam Medis. Rumah Sakit
yang standar, dokter membuat catatan mengenai berbagai informasi mengenai
pasien tersebut dalam suatu berkas yang dikenal sebagai Status, Rekam Medis. Dan
juga Ilmu pengetahuan dibidang keperawatan ini harus diimbangi pula dengan
perangkat hukum yang ada, sehingga dapat memberikan perlindungan yang
menyeluruh kepada tenaga keperawatan dalam memberikan pelayanan kepada
pasien maupun masyarakat sebagai penerima pelayanan kesehatan. Kode etik
adalah suatu pernyataan formal mengenai suatu standar kesempurnaan dan nilai
kelompok. Kode etik adalah prinsip etik yang digunakan oleh semua anggota
kelompok,mencerminkan penilaian moral mereka sepanjang waktu, dan berfungsi
sebagai standar untuk tindakan profesional seorang perawat. Dengan adanya Kode
Etik Keperawatan ini diharapkan dapat membantu perawat dalam menjalankan
pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kewenangannya, serta menjadikan
perawat melaksanakan tugas nya dengan hati-hati dan penuh tanggung jawab agar
hal-hal yang tidak diinginkan tidak terjadi dan juga untuk meningkatkan kualitas
mutu kesehatan sesuai dengan kewenangannya masing-masing.

4.2 Saran
Dengan adanya makalah yang membahas tentang pentingnya rekam medis bagi
seorang perawat serta pentingnya Kode Etik sebagai seorang perawat yang ada
dalam Undang-Undang. Undang-Undang keperawatan ini diharapkan Mahasiswa
Keperawatan dapat mengetahui dan memahami Kode Etik Keperawatan, agar
mampu melakukan kewajiban dan kewenangannya dengan penuh tanggung jawab..
Selain itu dapat meningkatkan pengakuan akan keprofesionalan keperawatan di
mata masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

1. Mylindha P Maharani.2015.Dokumentasi Rekam Medik


.http://dokumen.tips/documents/dokumentasi-rekam-medik.html.Diakses
padaTanggal 6 April 2017. Pukul 20.26 WIB .

2. Rio Yunardi.2015.Kode Etik Keperawatanhttp://dokumen.tips/documents/kode-


etik-keperawatan-55b3472054513.html . Diakses padaTanggal 6 April
2017.Pukul 21.00 WIB.

Anda mungkin juga menyukai