KELOMPOK 4
REGULER 2
Disusun oleh :
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Etika dan Hukum
dalam Keperawatan meskipun banyak kekurangan didalamnya karena
terbatasnya wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan yang dimiliki.
Terselesainya makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu
saya ucapkan terimakasih kepada Ns. Setyoadi, S.Kep.,M.Kep., Sp.Kep.Kom ,
Ns. Septi Dwi Rahmawati, S.Kep., MN , Ns. M.Fathony, S.Kep.,MNS selaku
Dosen mata kuliah Etika dan Hukum dalam Keperawatan dalam Program Studi
Ilmu Keperawatan Universitas Brawijaya dan teman-teman kelompok yang
membantu terselesainya makalah ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna alam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Etika dan Hukum dalam Keperawatan.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah terdapat kekurangan
dan jauh dari kata sempura. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran
dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan sara yang membangun demi perbaikan di
masa depan.
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Dokumentasi adalah kumpulan data yang berbentuk nyata dan diperoleh berdasarkan
sistem pengelolaan data yang disebut dengan proses dokumentasi. Tanpa adanya
dokumentasi, data tersebut tidak akan menjadi sebuah dokumen yang real. Dan menurut para
ahli, dokumentasi adalah proses yang dilakukan secara sistematis mulai dari pengumpulan
hingga pengelolaan data yang menghasilkan kumpulan dokumen. Dokumentasi itu sendiri
tujuannya adalah untuk memperoleh dokumen yang dibutuhkan berupa keterangan dan hal-
hal yang membuktikan adanya suatu kegiatan yang didokumentasikan.
Proses dokumentasi dilakukan melalui beberapa tahapan penting untuk mendapatkan
kumpulan data yang nantinya menjadi sebuah dokumen. Tahapan dokumentasi tersebut
diantaranya adalah:
Mencari dan mencatat data sebanyak-banyaknya,
Mengumpulkan data tersebut menjadi satu kesatuan,
Mengolah dan memproduksinya dalam bentuk dokumen,
Membagi dan menyebarluaskan dokumen hasil proses dokumentasi kepada pihak-
pihak yang diperkenankan dan mempunyai kepentingan tertentu,
Mengamankan dan menyimpan keseluruhan dokumen yang telah dibuat agar
terpelihara dengan baik bila sewaktu-waktu dibutuhkan kembali.
Dalam hubungan tersebut se«ara otomatis akan banyak data pribadi pasien
tersebut yang akan diketahui oleh dokter serta tenaga kesehatan yang memeriksa pasien
tersebut. Sebagian dari rahasia tadi dibuat dalam bentuk tulisan yang kita kenal sebagai
Rekam Medis. Dengan demikian, kewajiban tenaga kesehatan untuk menjaga rahasia
kedokteran, mencakup juga kewajiban untuk menjaga kerahasiaan isi Rekam Medis.
Pada prinsipnya isi Rekam Medis adalah milik pasien, sedangkan berkas Rekam Medis
(secara fisik) adalah milik Rumah Sakit atau institusi kesehatan. Pasal 10 Permenkes No.
749a menyatakan bahwa berkas rekam medis itu merupakan milik sarana pelayanan
kesehatan, yang harus disimpan sekurang-kurangnya untuk jangka waktu 5 tahun
terhitung sejak tanggal terakhir pasien berobat. Untuk tujuan itulah di setiap institusi
pelayanan kesehatan, dibentuk Unit Rekam Medis yang bertugas menyelenggarakan
proses pengelolaan serta penyimpanan Rekam Medis di institusi tersebut.
Permenkes no. 749a tahun 1989 menyebutkan bahwa Rekam Medis memiliki 5 ,manfaat
yaitu:
1. Sebagai dasar pemeliharaan kesehatan dan pengobatan pasien
2. Sebagai bahan pembuktian dalam perkara hukum
3. Bahan untuk kepentingan penelitian
4. Sebagai dasar pembayaran biaya pelayanan kesehatan dan
5. Sebagai bahan untuk menyiapkan statistik kesehatan.
Dalam audit medis, umumnya sumber data yang digunakan adalah rekam medis
pasien, baik yang rawat jalan maupun yang rawat inap. Rekam medis adalah sumber data
yang paling baik di rumah sakit, meskipun banyak memiliki kelemahan. Beberapa
kelemahan rekam medis adalah sering tidak adanya beberapa data yang bersifat sosial-
ekonomi pasien, seringnya pengisian rekam medis yang tak lengkap, tidak tercantumnya
persepsi pasien, tidak berisi penatalaksanaan “pelengkap” seperti penjelasan dokter dan
perawat, seringkali tidak memuat kunjungan kontrol pasca perawatan inap, dll.Dampak
dari audit medis yang diharapkan tentu saja adalah peningkatan mutu dan
efektifitaspelayanan medis di sarana kesehatan tersebut. Namun di samping itu, kita juga
perlu memperhatikan dampak lain, seperti dampaknya terhadap perilakupara profesional,
tanggung-jawab manajemen terhadap nilai dari audit medis tersebut, seberapa jauh
mempengaruhi beban kerja, rasa akuntabilitas, prospek karier dan moral, dan jenis
pelatihan
yang diperlukan. Diantara semua manfaat Rekam Medis, yang terpenting adalah aspek
legal Rekam Medis. Pada kasus malpraktek medis, keperawatan maupun farmasi, Rekam
Medis merupakan salah satu bukti tertulis yang penting. Berdasarkan informasi dalam
Rekam Medis, petugas hukum serta Majelis Hakim dapat menentukan benar tidaknya
telah terjadi tindakan malpraktek, bagaimana terjadinya malpraktek tersebut serta
menentukan siapa sebenarnya yang bersalah dalam perkara tersebut
3.1. KASUS
Perawat Jo lulusan pendidikan Ners dan bekerja diruangan anak RSUD. Saat dinas
malam, keluarga pasien melaporkan demam anaknya semakin tinggi, kemudian perawat
memberikan kompres dan melaporkan kondisi pasien melalui telepon ke dokter jaga dan
diberikan instruksi untuk memberikan obat penurun panas pada pasiennya tanpa meminta
persetujuan tindakan kepada keluarga pasien. Setelah memberikan tindakan, perawat lupa
tidak mendokumentasikan instruksi dokter dan tindakannya pada rekam medis. Setelah
satu jam panas pasien turun dan naik kembali sampai kejang-kejang dan pasien
meninggal. Keluarga pasien menuduh perawat salah memberikan perawatan dan
menuntut pertanggungjawaban secara hukum karena melakukan tindakan malpraktik.
3.2. PEMBAHASAN
A. Rekam Medik
Pada kasus ini, Perawat Jo terlihat gegabah dalam bertindak sehingga tidak ingat
seperti menuliskan rekam medis, menjelaskan terhadap keluarga pasien tentang tindakan
yang akan diambil dan komunikasi yang baik dan benar terhadap dokter agar informasi
mengenai pasien dapat tersampaikan dengan jelas dan tidak terjadi kesalahan tindakan.
Pada kasus ini ,Perawat Jo lupa tidak mendokumentasikan instruksi dokter dan
tindakannya pada rekam medis.Saat pasien meninggal ,pada kasus ini keluarga pasien
menuduh perawat salah memberikan perawatan dan menuntut pertanggungjawaban
secara hukum karena melakukan tindakan malpraktik.Kita dapat melihat bahwa Perawat
Jo dalam keadaan sulit ,karena Perawat Jo tidak memiliki bukti tertulis yang penting
yaitu rekam medis ,dan jika di bawa ke rana hokum maka Majelis Hakim akan sulit
menentukan benar tidaknya terjadi malpraktik karena informasi berdasarkan rekam medis
tidak ada.
Dari kasus ini, penyelesaian permasalahannya adalah mengikuti kemauan keluarga dan
Perawat Jo harus berusaha mengumpulkan bukti bahwa dia tidak bersalah, seperti
membawa saksi yaitu dokter jaga yang memberikan instruksi dan melakukan otopsi.
4.1 Kesimpulan
Perawat adalah tenaga kesehatan yang menjadi salah satu komponen utama
dalam pemberian layanan kesehatan bagi masyarakat serta memiliki peran penting
karena perawat terkait langsung dengan mutu pelayanan kesehatan sesuai dengan
kompetensi dan pendidikan yang dimilikinya. Salah satu bukti bahwa seorang
tenaga medis memberikan pelayanan yang baik adalah Rekam Medis. Rumah Sakit
yang standar, dokter membuat catatan mengenai berbagai informasi mengenai
pasien tersebut dalam suatu berkas yang dikenal sebagai Status, Rekam Medis. Dan
juga Ilmu pengetahuan dibidang keperawatan ini harus diimbangi pula dengan
perangkat hukum yang ada, sehingga dapat memberikan perlindungan yang
menyeluruh kepada tenaga keperawatan dalam memberikan pelayanan kepada
pasien maupun masyarakat sebagai penerima pelayanan kesehatan. Kode etik
adalah suatu pernyataan formal mengenai suatu standar kesempurnaan dan nilai
kelompok. Kode etik adalah prinsip etik yang digunakan oleh semua anggota
kelompok,mencerminkan penilaian moral mereka sepanjang waktu, dan berfungsi
sebagai standar untuk tindakan profesional seorang perawat. Dengan adanya Kode
Etik Keperawatan ini diharapkan dapat membantu perawat dalam menjalankan
pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kewenangannya, serta menjadikan
perawat melaksanakan tugas nya dengan hati-hati dan penuh tanggung jawab agar
hal-hal yang tidak diinginkan tidak terjadi dan juga untuk meningkatkan kualitas
mutu kesehatan sesuai dengan kewenangannya masing-masing.
4.2 Saran
Dengan adanya makalah yang membahas tentang pentingnya rekam medis bagi
seorang perawat serta pentingnya Kode Etik sebagai seorang perawat yang ada
dalam Undang-Undang. Undang-Undang keperawatan ini diharapkan Mahasiswa
Keperawatan dapat mengetahui dan memahami Kode Etik Keperawatan, agar
mampu melakukan kewajiban dan kewenangannya dengan penuh tanggung jawab..
Selain itu dapat meningkatkan pengakuan akan keprofesionalan keperawatan di
mata masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA