1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang
penting di dunia. Tuberkulosis hingga saat ini merupakan masalah
kesehatan yang utama di dunia dan belum ada satu negarapun yang bebas
dari tuberculosis. Bahkan di Indonesia TB Paru adalah pembunuh nomor
satu diantara penyakit menular dan merupakan penyebab kematian nomor
tiga setelah penyakit jantung dan penyakit pernafasan akut pada seluruh
kalangan usia. Tuberkulosis masih menjadi penyebab utama dari morbiditas
dan mortalitas pada semua umur terutama di negara berkembang (Octaria,
2013).
TB Paru di Indonesia merupakan masalah yang harus ditanggulangi
oleh pemerintah. Indonesia berada pada peringkat ke 5 dunia penderita TB
Paru terbanyak setelah India, Cina, Afrika Selatan, dan Nigeria. World
Health Organization (WHO) melaporkan adanya 3 juta kematian akibat TB
paru setiap tahun dan diperkirakan 5000 orang setiap harinya. Tiap tahun
ada 9 juta penderita TB paru baru dari 25% kasus kematian dan kesakitan.
Masyarakat yang menderita TB paru adalah orang-orang pada usia produktif
yaitu dari 15 sampai 54 tahun. Prevalensi TB paru 20% lebih tinggi pada
laki-laki dibandingkan perempuan, tiga kali lebih tinggi dipedesaan
dibandingkan perkotaan dan empat kali lebih tinggi pada pendidikan rendah
dibandingkan pendidikan tinggi (Nugroho, 2011).
Kelurahan Bareng merupakan salah satu kelurahan yang berada di
pusat Kota Malang. Kelurahan Bareng memiliki cukup banyak lingkup RW
dan RT yang menyebabkan wilayah pemukiman begitu sangat padat, salah
satunya adalah RW 08. Cakupan RW 08 memiliki sekitar 15 RT dengan
jumlah penduduk yang cukup banyak. RW 08 memiliki pemukiman yang
sangat padat dan hanya memiliki akses jalan yang sempit. Banyak rumah
yang berukuran kecil dengan ventilasi yang minim serta lingkungan yang
dekat dengan sungai. Sungai di wilayah tersebut digunakan sebagai tempat
pembuangan kotoran manusia serta masih banyak sampah yang
menggenang. Selain itu banyak warga yang masih memiliki perilaku hidup
tidak sehat seperti merokok dalam jumlah yang banyak. Kondisi tersebut
dapat memicu munculnya penyakit TB di masyarakat.
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Untuk membuat asuhan keperawatan dasar pada kelompok
masyarakat yang rentan dan berisiko TB di wilayah RW 08 Kelurahan
Bareng Kota Malang.
2. Teori Konsep
2.1. Definisi
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh
kuman TBC (Mycobacterium tuberculosis) (Kemenkes RI, 2013).
Tuberkulosis adalah penyakit infeksius, yang terutama menyerang parenkim
paru. Sebagian besar kuman TBC menyerang paru, tetapi dapat juga
mengenai organ tubuh lainnya termasuk meninges, ginjal, tulang, dan nodus
limfe (Smeltzer & Bare, 2002).
2.2. Epidemiologi
Berdasarkan laporan World Health Organization (WHO) pada tahun
2013 sekitar 9 juta orang menderita tuberkulosis dan 1,5 juta diantaranya
meninggal dunia. Tahun 2013 diestimasikan 9 juta orang di dunia menderita
tuberkulosis, dan lebih dari 56% tersebar di Asia Tenggara dan Pasifik
Barat. Pada tahun yang sama Indonesia masuk dalam negara dengan
beban tinggi tuberkulosis dengan menduduki peringkat ke-4 sebagai negara
penyumbang penyakit tuberkulosis setelah India, Cina, dan Afrika Selatan
(WHO, 2014).
Prevalensi tuberkulosis di Indonesia pada tahun 2013 sebesar 272 per
100.000 penduduk dan angka insiden sebesar 153 per 100.000 penduduk
dengan jumlah kematian akibat tuberkulosis sebesar 25 per 100.000
penduduk (WHO, 2014). Jumlah kasus tuberkulosis baru BTA positif pada
tahun 2011–2014 di Provinsi Jawa Timur cenderung mengalami penurunan.
Pada tahun 2014 jumlah kasus tuberkulosis baru BTA positif di Provinsi
Jawa Timur sebanyak 21.036 orang menurun dari jumlah kasus baru BTA
positif tahun 2013. Jumlah kasus tuberkulosis baru BTA positif di Provinsi
Jawa Timur sebagian besar terjadi pada penduduk usia produktif antara usia
15 tahun hingga 65 tahun dan sebagian lagi menyerang anak-anak usia
kurang dari 15 tahun (Dinkes Jawa Timur, 2014).
2.6. Pencegahan
a. Terapi Pencegahan
b. Terapi pencegahan seperti kemoprofilaksis diberikan kepada pasien
dengan HIV/AIDS. Obat yang digunakan pada kemoprofilaksis adalah
obat jenis Isoniazid (INH) dengan dosis 5mg/kg BB sehari selama jangka
waktu 6 bulan
c. Pemberian Imunisasi BCG
d. Imunisasi BCG ini diberikan pada bayi usia 0-11 bulan. Imunisasi BCG
dapat meningkatkan daya tahan tubuh terhadap akteri penyebab
tuberkulosis.
e. Diagnosis dan pengobatan TB paru BTA positif untuk menegah terjadinya
penularan tuberkulosis (Depkes, 2008)
Selain yang diatas, ada juga beberapa cara yang bisa dilakukan untuk
mencegah terjadinya penularan atau terpapar penyakit TB, yaitu :
a. Bagi pasien TB, sebaikanya meminum obat TB dengan teratur dan benar
hingga sembuh sehingga tidak menularkan kepada orang disekitar.
b. Saat batuk atau bersin sebaiknya menutup mulut, karena percikan dari
dahak atau air liur yang mengandung bakteri TB yang megenai orang
dapat menyebabkan orang tersebut tertular penyakit TB.
c. Membuang dahak di wadah.tempat yang tertutup dan telah diberikan
disinfektan.
d. Membuka jendela setiap hari. Bakteri Tb sangat sensitif terhadapt suhu
yang panas dan cahaya matahari (sinar UV).
e. Makan makanan bergizi, tidak meroko dan tidak meminum alcohol.
3. Pra-Pengkajian
Anggota Tim
Waktu Kegiatan
yang Terlibat
Kamis, 22 Agustus Pembuatan kisi-kisi dan instrumen Semua anggota
2019 pengkajian
Jumat, 23 Agustus Perizinan melakukan pengambilan PJMK
2019 data di puskesmas dan pembagian
tim pengambilan data.
1. Sabtu, 24 Agustus 2019 (RT.
10, RW. 08, Kelurahan Bareng)
a. Samuel Bayu H.S.
b. Shifa Resti Sahara
2. Senin, 26 Agustus 2019
a. Sandra Listanti Dewi (RT.
09, RW. 08, Kelurahan
Bareng)
b. Syarifah Zuliatul A. S. (RT.
13, RW. 08, Kelurahan
Bareng)
3. Selasa, 27 Agustus 2019 (RT.
14, RW. 08, Kelurahan Bareng)
a. Chintya Clara Abidha D.
b. Debby Hamsa Putri
c. Nurva Prastya N.
d. Ratna Dilla F.
4. Rabu, 28 Agustus 2019 (RT.
14, RW. 08, Kelurahan Bareng)
a. Annisa Fatia Putri
5. Kamis, 29 Agustus 2019
(Wawancara petugas
pelayanan kesehatan di
Puskesmas Bareng)
a. Annisa Fatia Putri
b. Nurva Prastya N.
4. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 24-29 Agustus 2019 di RT. 09 – RT. 14, RW.
08, Kelurahan Bareng, Kecamatan Klojen, Kota Malang. Kelompok kami
menggunakan metode penelitian wawancara, winshield survey, survey, dan
review literature. Instrumen yang kami gunakan untuk menunjang metode
pengkajian diantaranya: panduan wawancara, panduan winshield survey, angket
survey, dan panduan review literature. Informasi dari hasil pengkajian kami
dapatkan dari beberapa sumber antara lain: warga, tokoh masyarakat, dan
petugas pelayanan kesehatan.
5. Hasil Pengkajian
5.1. Core
5.1.1. Sejarah
a. Riwayat Merokok
Menurut hasil wawancara dengan warga didapatkan hasil bahwa 12
rumah (80%) dari 15 rumah anggota keluarga memiliki riwayat
merokok (Gambar 1.1).
Riwayat Merokok
20%
Merokok
Tidak Merokok
80%
Imunisasi BCG
20%
Melakukan imunisasi
80%
Riwayat Batuk
13%
0% Lebih dari 2 minggu
33%
7-14 hari
< 7 hari
5.1.2. Demografi
a. Jumlah Penduduk
Berdasarkan Data penduduk yang diperoleh dari Puskesmas Bareng
jumlah Penduduk di Kelurahan Bareng, Kecamatan Klojen, Kota
Malang adalah 13.862 yang terdiri dari 6.791 laki-laki dan 7.071
perempuan.
b. Jumlah Menurut Usia Penderita TB
Berdasarkan data tahun 2019 dari pelayanan kesehatan jumlah
menurut usia penderita TB didapatkan pada usia 22 tahun.
c. Jumlah Menurut Jenis Kelamin Penderita TB
Berdasarkan data tahun 2019 dari RW sebelah, pelayanan
kesehatan jumlah menurut jenis kelamin penderita TB didapatkan
jenis kelamin laki-laki sejumlah 1 orang, sedangkan jenis kelamin
perempuan tidak ada.
d. Suku yang Ada di Kelurahan Bareng
Berdasarkan data dari pak RW suku yang ada dikelurahan bareng
ada Jawa, Madura, dan Sunda.
13%
Menjauh
20% Bergaul dengan Proteksi Diri
67% Bergaul tanpa Proteksi Diri
5.2. Sub-Sistem
5.2.1. Lingkungan Fisik
a. Lingkungan Sekitar
Berdasarkan hasil winshield survey di daerah setempat didapatkan
masih ada beberapa warga yang membuang sampah di sungai.
b. Kepadatan
Berdasarkan Data penduduk yang diperoleh dari Puskesmas Bareng
jumlah Penduduk di Kelurahan Bareng Kecamatan Klojen Kota
Malang adalah 13.862 yang terdiri dari 6.791 laki-laki dan 7.071
perempuan. Selain itu jarak antar rumah juga terlalu berdesakan
sehingga untuk mendapakan sanitasi yang layak masih kurang.
Masih ada rumah dengan luas yang kurang dengan kepadatan
anggota keluarga yang lebih, dengan berdasarkan hasil kuesioner
didapatkan 20% dalam satu rumah memiliki 5-10 anggota keluarga,
dan 80% lainnya memiliki kurang dari 5 anggota keluarga, sehingga
dapat meningkatkan resiko terhadap TB, dapat dilihat pada Gambar
3.5. Menurut hasil kuesioner, didapatkan data luas rumah warga <
200 m2 berjumlah 27%, 100-200 m2 berjumlah 6%, dan luas rumah
warga paling banyak (67%) yaitu < 100 m2 (Gambar 1.6).
Luas Rumah
27%
< 100 m2
100 - 200 m2
6% > 200 m2
67%
0%
20%
<5
5 sampai 10
> 10
80%
Ventilasi Rumah
33%
Ada ventilasi
Dibuka
47%
53% Tidak Dibuka
Penggunaan Fasilitas
Kesehatan
Menggunakan dalam
27% wilayah
Menggunakan luar
73% wilayah
0%
20%
Sering dilakukan
Jarang dilakukan
80%
5.2.3. Ekonomi
a. Jenis Pekerjaan
Menurut hasil survey, didapatkan jenis pekerjaan yang berbeda-
beda, mayoritas adalah wiraswasta (Gambar 1.11). Namun masih
banyak juga yang tidak memiliki pekerjaan.
Jenis Pekerjaan
6%
27% < Rp 500.000,00
Rp 500.000,00 - Rp 1.500.000,00
40% Rp 1.600.000,00- Rp 5.000.000,00
> Rp 5. 000.000,00
27%
Pengeluaran Perbulan
7% 13%
< Rp 500.000,00
Rp 500.000,00 - Rp 1.500.000,00
Rp 1.600.000,00
47% 33%
> Rp 5.000.000,00
13%
Mampu
Tidak Mampu
87%
BPJS
40% Ya
60% Tidak
13%
Ya
Tidak
87%
20%
Kendaraan Pribadi
Kendaraan Umum
80%
5.2.4.2. Keamanan
a. Kriminalitas dalam Lingkungan
Menurut hasil wawancara dengan Ketua RW wilayah Bareng
relatif aman dari kriminalitas.
b. Jenis Pelayanan Perlindungan yang Tersedia
Menurut hasil wawancara dengan Ketua RW di wilayah
Bareng biasa dilakukan pos kampling keliling yang dilakukan
oleh bapak-bapak di sekitar wilayah tersebut dengan jadwal
ronda yang bergantian. Di wilayah Bareng juga dekat
dengan Polsek.
c. Jenis Pencegahan Primer Terhadap Penyakit TB
Menurut hasil Literature Review oleh Petugas Kesehatan
imuninisasi dasar telah dilakukan untuk kelahiran baru dan
dari hasil kuisioner sebanyak 47% masyarakat telah
melaksanakan kebiasaan cuci tangan (Gambar 1.18).
Namun, 100% masyarakat menerapkan cuci tangan hanya
seingatnya saja sehingga kurang memberikan manfaat.
Untuk etika batuk sebanyak 87% masyarakat tidak
mengetahui bagaimana etika batuk yang penting dalam
pencegahan penularan TB (Gambar 1.19).
Ya
47%
53% Tidak
13%
Ya
Tidak
87%
5.2.6. Komunikasi
a. Cara Komunikasi
Menurut hasil wawancara dengan petugas pelayanan kesehatan
Puskesmas Bareng, di wilayah tersebut penderita TB telah diajarkan
cara berkomunikasi dengan keluarga atau masyarakat lain yaitu
dengan menggunakan masker untuk menghindari penularan.
b. Jenis Informasi
Menurut hasil kuesioner dari warga yang berisiko terkena TB,
sebagian besar mendapatkan informasi mengenai pengobatan TB
(Gambar 1.20).
Jenis Informasi
33% Pengobatan TB
47% Pencegahan penularan TB
Lainnya
20%
Akses Informasi
Tenaga
Kesehatan
Buku
27%
TV
7% 60% Internet
6%
0% Lainnya
5.2.7. Pendidikan
a. Tingkat Pendidikan
Menurut hasil data kuesioner dari warga sebagian besar memiliki
pendidikan terakhir SMA sebanyak 12 responden (80%), SD
sebanyak 2 responden (13%) dan Universitas sebanyak 1
responden (7%) seperti yang terlihat pada Gambar 1.22.
Tingkat Pendidikan
7% SD
13%
0%
0% SMP
SMA
Universitas
80%
Lainnya
b. Fasilitas Pendidikan
Berdasarkan hasil winshield survey, di desa bareng terdapat sarana
pendidikan seperti TK dan SD. Menurut data kuesioner, masyarakat
di daerah Puskesmas Bareng telah menggunakan fasilitas
pendidikan terdekat yang tersedia.
c. Pendidikan Khusus
Menurut data kuesioner, masyarakat di daerah Puskesmas Bareng
membutuhkan pendidikan khusus atau penyuluhan mengenai
penyakit menular khususnya Tuberkulosis untuk mengubah perilaku
masyarakat terhadap penderita TB.
d. Akses Pendidikan
Menurut data kuesioner, akses ke sarana pendidikan sudah cukup
baik.
e. Pengetahuan Penyakit
Berdasarkan data kuesioner, sebanyak 10 responden menyatakan
telah mendapat pengetahuan terkait Tuberkulosis, sedangkan 5
responden lainnya menyatakan belum pernah mendapat
pengetahuan terkait TB (Gambar 1.23).
Pengetahuan Masyarakat
Mengenai TB
33% Mengetahui
Tidak Mengetahui
67%
5.2.8. Rekreasi
a. Persepsi
Menurut data kuesioner, sebagian besar masyarakat di daerah
Puskesmas Bareng mengatakan bahwa rekreasi diperlukan untuk
mengurangi beban pikiran.
b. Sarana
Berdasarkan hasil winshield survey, di daerah Puskesmas Bareng
terdapat pusat perbelanjaan yang cukup besar dan mudah diakses
yang biasa digunakan masyarakat untuk rekreasi.
c. Frekuensi
Menurut data kuesioner, frekuensi masyarakat dalam melakukan
rekreasi bervariasi, seperti ≤ 1 bulan sekali (4 responden/26,6%), ≤ 3
bulan sekali (6 responden/40%), ≤ 6 bulan sekali (4
responden/26.6%), dan 1 tahun sekali (1 responden/6,67%) seperti
yang terlihat pada Gambar 1.24.
Rekreasi
6%
27% ≤ 1 bulan sekali
27% ≤ 3 bulan sekali
≤ 6 bulan sekali
1 tahun sekali
40%
d. Jenis
Berdasarkan data kuesioner, masyarakat yang mengunjungi taman
hiburan sebanyak 5 responden (33,3%), wisata alam sebanyak 1
responden (6,67%), pusat perbelanjaan sebanyak 2 responden
(13,3%), dan 7 responden (46.67%) mengatakan rekreasi selain 3
tempat tersebut (Gambar 1.25).
Taman Hiburan
33%
Wisata Alam
47%
Pusat Perbelanjaan
7% Dan Lain-lain
13%
5.3. Persepsi
5.3.1. Masyarakat
a. Persepsi Warga Masyarakat Tentang Penyakit TB
Menurut hasil kuisioner 100% masyarakat persepsi masyarakat
tentang penyakit TB masih buruk. Menurut hasil wawancara Ketua
RW dan petugas pelayanan kesehatan persepsi masyarakat tentang
penyakit TB masih buruk karena masih adanya diskriminasi pada
masyarakat dengan suspect TB. Masyarakat lebih memilih
menghindar dan tidak ingin berkomunikasi dengan masyarakat yang
memiliki penyakit TB karena takut akan tertular penyakit TB.
b. Cara Mengatasi
Menurut hasil kuisioner 73% masyarakat tentang cara mengatasi
penyebaran TB dan penyakit menular lainnya masih tidak sesuai
prosedur (Gambar 1.26).
27%
Sesuai Prosedur
5.3.2. Perawat
a. Potensial Masalah yang Teridentifikasi
Menurut hasil wawancara dengan petugas kesehatan kesadaran
masyarakat masih rendah terhadap penyakit TB. Serta potensi
terjadinya TB di wilayah Bareng tinggi karena pemukiman
masyarakat terletak di daerah padat penduduk, namun untuk
pencegahan TB di wilayah Bareng masih dapat dilakukan karena
adanya penyuluhan rutin setiap bulan, maka TB berpotensi besar
dapat dicegah di wilayah Bareng.
6. Web of Causality (WOC)
Family
History
Riwayat
TB
Pendidikan
Promkes Ekonomi
Pengetahuan Warga RW
Pelayanan Sarana TB lain ada yang
Faskes pendidikan Tingkat Pekerjaaan
kesehatan suspek TB
pendidikan Pengetahuan
Screening Akses (-) 33,3%
SMA 80% Presentase
kurang pendidikan Imunisasi
SD 13,3% pendapatan
yang kurang BCG
Luas Univ 6,7%
rumah 66,7% < 100 m
Lingkungan 20% tidak
53,3% imunisasi
fisik
Kepadatan pendapatan
penduduk Jarang dibuka
kurang
80% TUBERCULOSIS
Tidak PARU Norma
Ventilasi memiliki
sosial
Cuci Jarang cuci
tangan tangan Suku, budaya,
Mayoritas Pengobatan nilai, dan
Keamanan
usia warga keyakinan
Etika Tidak 80% Stigma
batuk mengetahui 40-60 tahun
etika batuk Diskriminasi
Riwayat
Merokok Usia
Gaya hidup
7. Analisis Data
7.1. Pengolahan Data
Masalah
Tujuan/goals NOC NIC
keperawatan
Ketidakefektifan Meningkatkan Prevensi Primer Prevensi Primer
pemeliharaan kemampuan
1. Pengetahuan: 1. Pendidikan
kesehatan masyarakat
promosi kesehatan
dalam kesehatan 2. Fasilitasi
melakukan 2. Pengetahuan: pembelajaran
pencegahan proses penyakit 3. Identifikasi
penyakit TB 3. Pengetahuan: resiko
perilaku 4. Pengajaran:
kesehatan proses penyakit
4. Pengetahuan: 5. Manajemen
gaya hidup sehat kasus
5. Pengetahuan:
control
penyalahgunaan
zat
Prevensi sekunder Prevensi sekunder
1. Pendidikan Tujuan Masyarakat Penyuluhan Selasa, 2 File Dilla dan Sandra: Rp. 500.000,-
Kesehatan: jangka RW 08 (ceramah September powerpoint, Pemberi materi
panjang:
Penyuluhan Kelurahan dan tanya 2019 di laptop, Debby: Konsumsi
Tidak terjadi Bareng,
mengenai jawab) Balai RW leaflet, dan Syarah dan
peningkatan
Penyakit Kota sound Chintya: MC
angka
TB kejadian Malang system. Annisa, Nurva dan
penyakit TB
Shifa:
dan
diskriminasi membagikan
terhadap leaflet
pasien TB di Samuel:
RW 08
Kelurahan Dokumentasi
Bareng, Kota
Malang
Tujuan
jangka
pendek
Masyaraka
t mampu
memahami
dan
mengetah
ui tentang
penyakit
TB,
terutama
cara
penularan
dan
pencegaha
n TB
Masyaraka
t dapat
melakukan
upaya
preventif
agar
terhindar
dari
penyakit
TB
Daftar Pustaka
Dinkes Jatim. (2014) Buku Saku Kesehatan Tahun 2013. Semarang; Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.
Kemenkes RI. (2014). Perilaku Mencuci Tangan Pakai Sabun di Indonesia. In Info
Datin (Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI). Jakarta Sela:
Kemenkes RI.
Kemenkes RI. (2018). Tuberkulosis. In Info Datin (Pusat Data dan Informasi
Kementrian Kesehatan RI). Jakarta Selatan: Kemenkes RI.
Nurhayati, I., Kurniawan, T., & Mardiah, W. (2014). Perilaku Pencegahan Penularan
dan Faktor-Faktor yang Melatarbelakanginya pada Pasien Tuberculosis
Multidrugs Resistance ( TB Prevention Behaviors and Its ’ Contributing Factors
among Patients with Multi-drugs Resistance Tuberculosis ( MDR-TB ), 3.
Rahayu, S., & Sodik, M. A. (2014). Pengaruh Lingkungan Fisik Terhadap Kejadian
TB Paru.
Smeltzer, Suzanne C. dan Bare, Brenda G. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah Brunner dan Suddarth (Ed.8, Vol. 1,2), Alih bahasa oleh Agung
Waluyo…(dkk), EGC, Jakarta.
Sudoyo, W, Aru; Setiyohadi, Bambang; Alwi, Idrus dkk. (2009). Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Jakarta: Interna Publishing.