Anda di halaman 1dari 10

Penyakit TB paru

Nama : windy meila setiawan


Nim : PO.71.33.2.20.026
Semester : IV (empat)
PENGERTIAN
• Tuberkulosis paru (TB paru) adalah penyakit infeksius, yang terutama menyerangpenyakit parenkim
paru. Nama Tuberkulosis berasal dari tuberkel yang berarti tonjolan kecil dan keras yang terbentuk
waktu sistem kekebalan membangun tembok mengelilingi bakteri dalam paru. Tb paru ini bersifat
menahun dan secara khas ditandai oleh pembentukan granuloma dan menimbulkan nekrosis jaringan.
Tb paru dapat menular melalui udara, waktu seseorang dengan Tb aktif pada paru batuk, bersin atau
bicara.
• Tuberkulosis atau biasa disingkat dengan TBC adalah penyakit kronis yang disebabkan oleh infeksi
kompleks Mycobacterium Tuberculosis yang ditularkan melalui dahak (droplet) dari penderita TBC
kepada individu lain yang rentan (Ginanjar, 2008). Bakteri Mycobacterium Tuberculosis ini adalah
basil tuberkel yang merupakan batang ramping, kurus, dan tahan akan asam atau sering disebut dengan
BTA (bakteri tahan asam). Dapat berbentuk lurus ataupun bengkok yang panjangnya sekitar 2-4 μm
dan lebar 0,2 –0,5 μm yang bergabung membentuk rantai. Besar bakteri ini tergantung pada kondisi
lingkungan
Tanda dan gejala
EPIDEMIOLOGI
• GlobalPada tahun 2020, sekitar 10 juta orang diestimasikan terinfeksi TB di seluruh dunia, dengan 5,6 juta
kasus laki-laki dan 3,3 juta kasus perempuan. Pada tahun yang sama, jumlah kasus baru TB paling banyak
terjadi di Asia Tenggara dengan 43% kasus baru, lalu Afrika sebanyak 25%, dan  Pasifik Barat sebanyak
18%.Sebanyak 86% kasus baru TB terjadi di 30 negara dengan beban TB yang tinggi. Delapan negara
yang menyumbangkan dua pertiga dari keseluruhan kasus TB baru adalah India, Cina, Indonesia, Filipina,
Pakistan, Nigeria, Bangladesh, dan Afrika Selatan. Di negara industrial, kasus TB lebih umum terjadi pada
individu yang datang dari area endemik tuberkulosis, tenaga kesehatan, dan individu dengan HIV.
• Indonesia merupakan salah satu negara yang berada dalam daftar WHO untuk negara yang memiliki beban
insidensi TB tinggi. Menurut data Profil Kesehatan Indonesia, insidensi tuberkulosis di Indonesia
mencapai 316 per 100.000 penduduk di tahun 2018. Namun, ada penurunan jumlah kasus TB dari 568.987
di tahun 2019 menjadi 351.936 di tahun 2020.Jumlah kasus tertinggi dilaporkan ada di provinsi dengan
jumlah penduduk besar, yakni Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Pada tahun 2020, jumlah kasus
TB di tiga provinsi tersebut mencapai 46% dari total seluruh kasus TB di Indonesia.Menurut data nasional
maupun data setiap provinsi, jumlah kasus laki-laki lebih tinggi daripada perempuan. Bahkan di Aceh,
Sumatera Utara, dan Sulawesi Utara kasus pria hampir mencapai dua kali lipat kasus wanita. Kasus TB
terbanyak ditemukan pada kelompok usia 45–54 tahun (17,3%), lalu diikuti kelompok usia 25–34 tahun
(16,8%) dan kelompok usia 15–24 tahun (16,7%).
ETIOLOGI
• Tuberkulosis paru atau TBC paru disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang merupakan
basil tahan asam dan alkohol. M. tuberculosis adalah bakteri yang bersifat aerobik obligat, fakultatif, dan
intraseluler. Kandungan lipid yang tinggi pada dinding sel M. tuberculosis menyebabkan bakteri ini dapat
resisten terhadap beberapa jenis antibiotik dan sulit diwarnai dengan pewarnaan Gram atau pewarnaan
lainnya.M.tuberculosis dapat bertahan dalam kondisi asam dan basa yang ekstrem, kondisi rendah
oksigen, dan kondisi intraseluler. Bakteri ini umumnya menginfeksi paru-paru tetapi dapat juga
menginfeksi organ lain, seperti tulang, otak, hati, ginjal, dan saluran pencernaan. Manusia merupakan
satu-satunya host Mycobacterium tuberculosis.Bakteri ini menyebar dari orang ke orang melalui partikel
droplet aerosol. Ukuran droplet infeksius dari pasien tuberkulosis paru bervariasi dari 0,65 µm hingga
>7,0 µm.Partikel aerosol yang berukuran kecil dapat melewati nasofaring hingga trakea dan bronkus, lalu
terkumpul di saluran napas distal. Sementara itu, partikel aerosol yang lebih besar dapat terkumpul di
saluran napas atas atau orofaring dan mengakibatkan tuberkulosis orofaring atau tuberkulosis nodus
limfatik servikal.
Penularan
Pencegahan
PROGRAM
• Pemberantasan TB paru secara Nasional di Indonesia telah berlangsung 30 tahun sejak tahun 1969
namun hasilnya belum memuaskan. Penyakit tuberkulosa adalah penyakit infeksi biasa dimana
kuman penyebabnya telah diketahui dan obat-obat untuk mengatasinya cukup efektif dan telah
mengalami kemajuan pesat. Tetapi penanggulangannya dan pemberantasannya sampai saat ini
masih belum memuaskan.Apalagi di saat sekarang ini negara kita mengalami krisis berkepanjangan
dalam tahun-tahun terakhir ini, bahkan di negara majupun masalah ini muncul kembali karena
penyakit HIV-AIDS sehingga WHO pada tahun 1993 mengumumkan GLOBAL EMERGENCY
terhadap TB paru. Angka drop out yang tinggi, pengobatan yang tidak adekuat dan resistensi
terhadap OAT merupakan kendala dalam pengobatan TB paru. Berdasarkan hal-hal tersebut diatas
maka penulis berkeinginan menyajikan. masalah ini kedalam tulisan sari kepustakaan agar menjadi
bahan masukan kepada diripenulis dan kita semua dalam membrantas penyakit Tuberkulosis Paru.
SUMBER REFERENSI
https://www.alomedika.com/penyakit/pulmonologi/tuberkulosis-par
u
.
http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No._67_ttg
_Penanggulangan_Tuberkolosis_.pdf
SEKIAN DAN TRIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai