TAHUN 2010
DISUSUN OLEH
KELOMPOK IV
KETUA : HEVIYANZAH
ANGGOTA : ZULDEFNI
SYARIFAH
MAKNUN
YUSMIATI
MITHMAINAH
TAHUN 2010
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Meningkatnya penularan infeksi yang telah dilaporkan saat ini, banyak dihubungkan
dengan beberapa keadaan, antara lain memburuknya kondisi sosialekonomi, belum
optimalnya fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat,meningkatnya jumlah penduduk yang
tidak mempunyai tempat tinggal danadanya epidemi dari infeksi HIV. Di samping itu daya
tahan tubuh yanglemah/menurun, virulensi dan jumlah kuman merupakan faktor yang
memegangperanan penting dalam terjadinya infeksi TB Paru.(Nurhadi, 2009)
B. Cara penularan
o Sumber penularan adalah pasien TB BTA positif.Pada waktu batuk atau bersin,
pasien menyebarkan kuman ke udaradalam bentuk percikan dahak (droplet nuclei)
Sekali batuk dapatmenghasilkan sekitar 3000 percikan dahak.
o Umumnya penularan terjadi dalam ruangan dimana percikan dahakberada dalam
waktu yang lama. Ventilasi dapat mengurangi jumlahpercikan, sementara sinar
matahari langsung dapat membunuhkuman. Percikan dapat bertahan selama
beberapa jam dalam keadaanyang gelap dan lembab.
Risiko penularan
o Risiko tertular tergantung dari tingkat pajanan dengan percikan dahak.Pasien TB paru
dengan BTA positif memberikan kemungkinan risiko penularan lebih besar dari
pasien TB paru dengan BTA negatif.
o Dengan ARTI 1%, diperkirakan diantara 100.000 penduduk rata-rata terjadi 1000
terinfeksi TB dan 10% diantaranya (100 orang) akan menjadi sakit TB setiap tahun.
Sekitar 50 diantaranya adalah pasienTB BTA positif.
o I. Analisis Situasi
Epidemiologi
Sekitar 75% pasien TB adalah kelompok usia yang paling produktif secaraekonomis (15-50
tahun). Diperkirakan seorang pasien TB dewasa, akankehilangan rata-rata waktu kerjanya 3
sampai 4 bulan. Hal tersebut berakibatpada kehilangan pendapatan tahunan rumah tangganya
sekitar 20-30%. Jikaia meninggal akibat TB, maka akan kehilangan pendapatannya sekitar
15tahun. Selain merugikan secara ekonomis, TB juga memberikan dampakburuk lainnya
secara sosial stigma bahkan dikucilkan oleh masyaraka
Kemiskinan pada berbagai kelompok masyarakat, seperti pada negara negara yang
sedang berkembang.
Kegagalan program TB selama ini. Hal ini diakibatkan oleh :
- Tidak memadainya komitmen politik dan pendanaan
- Tidak memadainya organisasi pelayanan TB (kurang terakses olehmasyarakat,
penemuan kasus /diagnosis yang tidak standar, obat tidakterjamin
penyediaannya, tidak dilakukan pemantauan, pencatatan danpelaporan yang
standar, dan sebagainya).
- Tidak memadainya tatalaksana kasus (diagnosis dan paduan obatyang tidak
standar, gagal menyembuhkan kasus yang telahdidiagnosis)
- Salah persepsi terhadap manfaat dan efektifitas BCG.
- Infrastruktur kesehatan yang buruk pada negara-negara yangmengalami krisis
ekonomi atau pergolakan masyarakat
Perubahan demografik karena meningkatnya penduduk dunia danperubahan struktur
umur kependudukan.
Dampak pandemi HIV
Situasi TB didunia semakin memburuk, jumlah kasus TB meningkat danbanyak yang
tidak berhasil disembuhkan, terutama pada negara yangdikelompokkan dalam 22
negara dengan masalah TB besar (high burden countries)Menyikapi hal tersebut, pada
tahun 1993, WHO mencanangkanTB sebagai kedaruratan dunia(global emergency).
Munculnya pandemi HIV/AIDS di dunia menambah permasalahan TB.Koinfeksi
dengan HIV akan meningkatkan risiko kejadian TB secarasignifikan. Pada saat yang
sama, kekebalan ganda kuman TB terhadap obatanti TBmultidrug resistance = MDR)
semakin menjadi masalah akibat kasusyang tidak berhasil disembuhkan. Keadaan
tersebut pada akhirnya akanmenyebabkan terjadinya epidemi TB yang sulit ditangani.
TUBERKULOSIS DAN KEJADIANNYA
Tuberkulosisadalah penyakit menular langsung yang disebabkan olehkuman
TB(Mycobacterium Tuberculosis)Sebagian besar kuman TBmenyerang paru, tetapi
dapat juga mengenai organ tubuh lainnya
Data Epidemiologi Kab. Ogan Ilir Sumatera Selatan
Prevalensi TB Paru BTA+ di Kabupaten Ogan Ilir pada tahun 2010 adalah sebesar 101 per-100.000
penduduk, dengan rincian prevalensi penderita laki-laki sebesar 117 per-100.000penduduk dan
penderita perempuan sebesar 84 per 100.000 penduduk. Tahun 2009, TB Paru BTA+ di Kabupaten
Ogan Ilir adalah 72,94 per-100.000 penduduk sedangkan tahun 2008 sebesar 84,13 per-100.000
penduduk.
PREVALENSI TB PARU BTA+ PER-100,000 PENDUDUK
Dijelaskannya, upaya penemuan kasus TB Paru di Kabupaten Ogan Ilir dilakukan dengan
mencari kasus yang ada di masyarakat, yang berdasarkan target nasional diperkirakan dari
1.000 penduduk ada 1,6 penderita TB Paru.
Untuk pemeriksaan penyakit ini, di Kabupaten Ogan Ilir masyarakat dapat memeriksakan diri
dilaboratorium disetiap Puskesmas di Kabupaten Ogan Ilir.Guna meningkatkan luasan
cakupan penemuan penderita Tb Paru di 16 Kecamatan yang ada di daerah itu harus
dilakukan pencarian penderita secara langsung di masyarakat yang beresiko tinggi dan
adanya insentif bagi petugas pengelola program dan laboratorium dalam menjalankan
tugasnya.
PATOGENESIS TB PARU
TB paru terdiri dari primer dan post primer, TB paru primer adalah infeksi yang menyerang
pada orang yang belum mempunyai kekebalan spesifik, sehingga tubuh melawandengan cara
tidak spesifik. Pada fase ini kuman merangsangtubuh membentuk sensitized cell yang khas
sehingga uji PPD (Purified Protein Derivative) akan positif. Di paru terdapatfokus primer
dan pembesaran kelenjar getah bening hilus atauregional yang disebut komplek primer.Pada
infeksi primer inibiasanya masih sulit ditemukan kuman dalam dahak.TB paru post primer
adalah TB paru yang menyerangorang yang telah mendapatkan infeksi primer dan dalam
tubuhorang tersebut sudah ada reaksi hipersensitif yang khas. Infeksiini berasal dari reinfeksi
dari luar atau reaktivasi dari infeksi se-selumnya. Proses awal berupa satu atau lebih
pnemonia lobuler yang disebut fokus dari Assman. Fokus ini dapat sembuh sendiriatau
menjadi progresif (meluas), melunak, pengejuan, timbul kavitas yang menahun dan
mengadakan penyebaran ke beberapa
tempat.
Gejala penting TB paru post primer adalah :
1)Batuk lebih dari 4 minggu, gejala ini paling dini dan palingsering dijumpai, biasanya ringan
dan makin lama makin berat.
2)Batuk darah atau bercak saja.
3)Nyeri dada yang berkaitan dengan proses pleuritis di apikal.
4)Sesak nafas yang berkaitan dengan retraksi, obstruksi, thrombosis, atau rusaknya
parenkhim paru yang luas.
5)Wheezing yang berkaitan dengan penyempitan lumen endo-bronkhial.
6)Gejala umum yang tidak khas yaitu lemah badan, demam,anoreksia, berat badan turun.
WHO merekomendasikan gejala penting TB paru berturut-turut adalah batuk lebih dari 4
minggu, batuk darah, nyeri dada,dan demam
BAB II
Promotif
Preventif
1. Vaksinasi BCG
4.Bila ada gejala-gejala TB paru segera ke Puskesmas/RS, agar dapatdiketahui secara dini
A. UPAYA PENANGGULANGAN TB
1) Komitmen politis
b. Dahak ditampung pada tempat kemudian diberi lysol atau pembunuh kuman
c. Anggota keluarga dan orang yang sering bergaul dengan penderita sebaiknya
memeriksakan diri kelaboratorium
f. Ventilasi rumah harus ada dan memenuhi syuarat kesehatan dan sinar matahari
dapat masuk ke ruangan, terutama pada pagi hari sehingga dapat membunuh
kuman TB paru
g. Meningkatkan daya tahan tubuh antara lain dengan memakan makanan bergizi
Keluarga adalah unit terkecil masyarakat, untuk mencapai perilaku sehatmasyarakat, maka
harus memulai pada tatanan masing-masing keluarga.Dariteori pendidikan dikatakan, bahwa
keluarga adalah tempat persemaian manusiasebagai anggota masyarakat. Karena itu, bila
persemaian itu jelek maka akan jelasberpengaruh pada masyarakat. Agar masing-masing
keluarga menjadi tempatyang kondusif untuk tumbuhnya perilaku sehat bagi anak-anak
sebagai calon anggota masyarakat, maka promosi kesehatan akan sangat berperan.
Dalampromosi kesehatan, keluarga ini sasaran utamanya adalah orang tua terutama
ibu.Karena ibulah dalam keluarga yang berperan dalam meletakkan dasar perilakusehat pada
anak-anak mereka sejak lahir
Promosi kesehatan di tempat kerja ini dapat dilakukan oleh pimpinanperusahaan atau tempat
kerja dengan memfasilitasi tempat kerja yang kondusif bagi perilaku sehat karyawan atau
pekerjanya, misalnya tersedianya air bersih,tempat pembuangan kotoran, tempat sampah,
kantin, ruang istirahat, dansebagainya.
A. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan dan kepedulian masyarakat/Komunitas terhadap
Penanggulangan TB
2. Tujuan Khusus
Untuk membangun, mengembangkan dan memperkuat komitmen
dalam penanggulangan TB dengan stakehoder terkait.
Untuk menyamakan persepsi yang sama tentang kebijakan program TB
Round B
Untuk mendapatkan dukungan lintas sektor, swasta dan Organisasi
masyarakat terhadap program penanggulangan TB.
Untuk mengembangkan informasi guna meningkatkan pengetahuan
dan perilaku masyarakat mengenai penyakit TB.
B. PLAN
1. Identifikasi Masalah
Proses identifikasi masalah dilakukan dengan cara :
- Observasi
- Wawancara dengan masyarakat / penderita TB
- Data secunder
- Menemukan suspect TB
eMembudayakan perilaku hidup bersih dan sehat, melalui upaya pemberdayaan dan
mobilisasi masyarakat secara luas. Dalam rangka mobilisasi masyarakat harus ada
tokoh lokal yang dapat menjadi penarik massa.
4. Selain itu diperoleh dukungan dari berbagai pihak diharapkan kelak mampu
mengoptimalkan pelaksanaan program TB di Kabupaten Ogan Ilir