PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Tata Tulis Karya Ilmiah Program
Studi Teknik Perminyakan
Oleh:
MUHAMMAD LUTHFI MUSTOFA
163210060
Kata-kata kunci : optimisasi gas, water coning, liquid loading, selang perforasi
DAFTAR ISI
i
RINGKASAN...........................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................2
1.1 Latar Belakang................................................................................................2
1.2 Tujuan Penelitian............................................................................................3
1.3 Manfaat Penelitian..........................................................................................3
1.4 Batasan Masalah.............................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17
ii
2
BAB I
PENDAHULUAN
produksi air. Pemilihan selang perforasi menjadi sangat penting dalam kinerja
produksi sumur terutama laju alir fluida produksi. Namun, selang perforasi
berpengaruh terhadap produksi air dikaitkan dengan fenomena water coning (Jin,
Wojtanowicz, & Hughes, 2009).
Oleh karena itu, diperlukan optimasi produksi lapangan gas yang
meminimumkan produksi air dan memaksimalkan plateau rate produksi gas.
Salah satunya, dengan cara melakukan perencanaan selang perforasi pada setiap
sumur secara efektif.
4
performa produksi sumur gas. Armenta mengungkapkan bahwa faktor
perolehan gas berkurang dengan meningkatnya laju produksi dan
anisotropi permeabilitas karena adanya water coning.
5
5
Strategi pengembangan reservoir gas yang memiliki strong bottom water drive
membutuhkan perencanaan yang hati-hati. Laju produksi dan selang perforasi
adalah kunci utama dalam pertimbangan rencana produksi karena potensi water
coning akan berpengaruh pada ultimate recovery.
water coning adalah pressure drawdown. Terdapat dua gaya yang mengontrol
mekanisme water coning yaitu dynamic flow force dan gaya gravitasi. Pada
sistem water coning, upward dynamic force akibat drawdown sumur
menyebabkan air yang berada di bawah zona gas naik hingga ketinggian dimana
dynamic force seimbang dengan berat air di bawah titik ini (Lee & Wattenbarger,
1996). Semakin jauh jarak radial dari sumur, tekanan drawdown dan upward
dynamic force semakin berkurang sehingga ketingga titik keseimbangan akan
berkurang. Oleh karena itu, titik keseimbangan tersebut akan membentuk batas air
dan gas berbentuk cone. Gas mengalir di atas batas tersebut dan air tetap diam di
6
bawah batas. Ketika laju produksi ditingkatkan, umumnya cone tersebut menjadi
tidak stabil dan air masuk ke dalam sumur. Alasan cone menjadi tidak stabil
adalah upward dynamic force akibat drawdown sangat tinggi dan tidak bisa
diimbangi oleh berat air di bawah titik tersebut. Gradien sangat tinggi dan tidak
bisa diimbangi oleh berat air di bawah titik tersebut. Gradien dynamic pressure di
atas titik kritis (di bawah sumur) lebih besar dibandingkan gradien tekanan
hidrostatik air. Maka, air dalam cone di atas titik kritis tidak diam dan mengalir ke
atas mencari titik keseimbangan hingga air mencapai lubang sumur (Nallaparaju,
2012).
Pada sumur gas, terdapat mekanisme-mekanisme yang berpotensial
meningkatkan early water production. Mekanisme-mekanisme tersebut antara lain
permeabilitas vertikal, efek aliran Non-Darcy dan skin factor. Tingginya nilai
permeabilitas vertikal akan menghasilkan early water production pada reservoir
gas bottom water drive. Permeabilitas vertikal mempercepat terjadinya water
coning karena permeabilitas vertikal yang tinggi akan mengurangi waktu yang
dibutuhkan oleh water cone menjadi stabil. Aliran Non-Darcy menghasilkan
penambahan penurunan tekanan di sekitar lubang sumur yang akan mempercepat
terjadi water coning. Aliran Non-Darcy terjadi saat kecepatan aliran tinggi yang
merupakan karakteristik terjadinya konvergensi aliran gas di sekitar perforasi
sumur. Kombinasi efek skin mekanik dan aliran Non-Darcy menurunkan laju
produksi gas sehingga meningkatkan produksi air dan mempercepat water
breakthrough pada sumur gas. Kedua efek ini akan mempercepat dan
mempermudah terjadinya water coning (Recham, Osisanya, Oklahoma, &
Touami, 2000).
Secara analitis, permasalahan coning sangat sulit dimodelkan karena
kerumitannya. Oleh karena itu, studi water coning ini akan dilakukan dengan
melakukan studi simulasi. Selain water coning, permasalahan yang dihadapi pada
jenis reservoir gas water drive adalah liquid loading.
3.06 p wf v g A
Q g=
Tz
Persamaan tersebut valid pada rezim aliran highly turbulence dan model
ini bernilai 20% lebih besar dari critical rate sebenarnya sebagai safety factor.
Salah satu metode untuk menghadapi kedua permasalahan tersebut adalah desain
selang perforasi.
lubang pada casing dan lapisan semen yang mengelilingi sumur tersebut. Desain
dan kualitas perforasi pada formasi reservoir, memiliki pengaruh langsung
terhadap produktifitas sumur.
Panjang selang perforasi, shot phase angle, densitas perforasi, ukuran
lubang perforasi dan efisiensi alir dari perforasi merupakan hal-hal penting yang
didesain dalam membuat perforasi. Untuk menghasilkan desain perforasi yang
baik, membutuhkan perencanaan dan pertimbangan terhadap fluida perforasi,
jumlah underbalance atau overbalance, expendable guns dan guns clearance.
Panjang selang perforasi biasanya menjadi karakter paling penting dalam
menentukan desain perforasi. Pada reservoir gas bottom water drive, desain selang
perforasi menjadi sangat kritis. Hal ini menjadi sangat penting karena selang
perforasi yang buruk dapat mempercepat terjadinya water coning (Miranda,
Angel, & De Venezuela, 2011).
Pada penelitian ini, panjang selang perforasi optimum akan ditentukan
dengan menggunakan metode simulasi numerik. Dalam studi ini, akan dibuat
studi sensitifitas panjang selang perforasi terhadap panjang waktu produksi
plateau dan faktor perolehan gas.
.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
10
11
Sifat fisik reservoir, aquifer dan fluida reservoir yang digunakan dalam
pemodelan berasal dari CMG template: gas-water reservoir water coning
(MXNWP003.DAT). Sifat fisik yang digunakan dalam pemodelan akan disajikan
dalam tabel dan gambar di bawah ini:
Table 3.1 Sifat Fisik Reservoir
Reservoir 3500 ft
Grid top depth
Aquifer 3550 ft
Reservoir 50 ft
Thickness
Aquifer 300 ft
Well 0.25 ft
Radius
Reservoir 3000 ft
Aquifer 30000 ft
Porosity Reservoir 0.14
Aquifer 0.25
i 73.14 md
Permeability j 73.14 md
k 25.6 md
Reservoir Temperature 145 F
Rock Compressibility 4.00E-06 1/psi
Rock Type Water Wet
Dari gambar diatas, nilai tekanan alir minimum dasar sumur harus bernilai
lebih dari 291 psia. Oleh karena itu digunakan nilai tekanan alir dasar sumur
sebesar 300 psia. Untuk penentuan nilai laju alir gas minimum akan ditinjau
dengan liquid loading critical rate yang dihitung dengan menggunakan
persamaan Turner.
NO Deskirpsi 2020
Kegiatan Januari Februari Maret April Mei Juni
1 Studi Literatur
2 Input Data
Simulasi
3 Progres Simulasi
4 Analisa Hasil
5 Penyusunan
Laporan
17
DAFTAR PUSTAKA
Turner RG, Hubbard MG, & Dukler AE. (2003). Analysis and Prediction of
Minimum Flow Rate for the Continuous Removal of Liquids From Gas
Wells. J Petroleum Technology, Vol. 21, pp. 1475–1482.
https://doi.org/10.2118/2198-pa
Zhou, D. Y., Jiang, T. W., Feng, J. L., Bian, W. J., & Liu, Y. (2004).
Waterflooding performance and pattern in horizontal well with bottom water
reservoir. Shiyou Xuebao/Acta Petrolei Sinica, 25(6), 73–77.
https://doi.org/10.2118/2004-093