TUGAS AKHIR
Oleh
Oleh
I.
JUDUL
Evaluasi Peningkatan Perolehan Minyak dengan Metode Injeksi Air Pola
Peripheral untuk Pressure Maintenance pada Lapangan IDN Menggunakan
Simulasi Reservoir CMG
II.
LATAR BELAKANG
Minyak dan gas bumi dapat mengalir ke sumur-sumur produksi karena
IV.
METODOLOGI
Metodologi yang digunakan dalam penyusunan penulisan tugas akhir ini
V.
TEORI DASAR
sehingga jumlah minyak yang dapat diproduksikan (recovery) secara alami dapat
berkurang pula. Secara umum dapat dikatakan bahwa penurunan tekanan yang
tidak terkontrol memberikan kontribusi terhadap pengurangan recovery.
Penurunan tekanan reservoir dapat diperlambat secara alami bila
penyerapan reservoir oleh sumur-sumur produksi diimbangi oleh perembesan air
ke dalam reservoir dari aquifer. Air ini berperan sebagai pengisi atau pengganti
minyak yang terproduksi, disamping berperan sebagai media pendesak. Mekanik
produksi minyak yang mengandalkan tenaga pengembangan dari gas yang keluar
dari larutan (depletion drive). Kenyataan ini mendorong orang untuk melakukan
proses penginjeksian air (water flooding) dari permukaan bumi ke dalam reservoir
minyak.
Water flooding merupakan metode perolehan tahap kedua dimana air
diinjeksikan ke dalam reservoir untuk mendapatkan tambahan perolehan minyak
yang bergerak dari reservoir minyak menuju ke sumur produksi setelah reservoir
tersebut mendekati batas ekonomis produktif melalui perolehan tahap pertama.
Penginjeksian air yang dimaksudkan disini merupakan penambahan energi
kedalam reservoir melalui sumur-sumur tertentu, yaitu sumur injeksi. Air ini akan
mendesak minyak mengikuti jalur-jalur arus (stream line) yang dimulai dari
sumur injeksi dan berakhir pada sumur produksi. Pada suatu saat partikel air yang
bergerak dari sumur injeksi ini akan sampai pada sumur produksi, pada saat mana
air mulai terproduksi.
Sekarang timbul pertanyaan, berapa besar volume minyak yang telah
diproduksikan dengan bantuan injeksi air sampai dengan lain produksi yang tidak
bernilai ekonomis. Atau dengan perkataan lain pertanyaan ini menyangkut berapa
besar recovery minyak dalam tahap produksi sekunder itu (proses injeksi air
merupakan tahap produksi sekunder yang proses pelaksanaannya mengikuti tahap
produksi primer). Pertanyaan ini sebenarnya memerlukan jawaban sebelum
keputusan untuk melaksanakan proses penginjeksian air diambil.
tertentu dan saling berlawanan. Dua hal penting untuk diperhatikan dalam sistem
ini adalah jarak antara sumur-sumur sejenis dan jarak antara sumur-sumur tak
sejenis
dimana sumur injeksi dan produksinya saling berlawanan dengan jarak yang sama
panjang, umumnya adalah 1/2 yang ditarik secara lateral dengan ukuran tertentu.
Four spot
Five spot
dimana sumur injeksi membentuk segi empat dengan sumur produksi terletak
ditengah-tengahnya.
Seven spot
Biasanya mengandung H2S dan CO2 yang terlarut, dan memiliki krosivitas
berbeda-beda.
2. Air tawar
3. Air permukaan
4. Air laut
Kalsium karbonat sering terbentuk pada sumur injeksi dan alat pemanas.
Apabila air yang diinjeksikan berasal dari sumber lain jika bukan dari
formasi yang akan diinjeksi, maka haruslah diperiksa terlebih dahulu sifat
campuran kedua air tersebut. Apakah campuran itu tidak menimbulkan endapanendapan kimia seperti barium sulfat, calcium sulfat, calcium carbonate, sulfida
besi dan oksida besi yang diakibatkan unsur-unsur dari zat-zat tersebut dalam air
injeksi. Jika hal ini terjadi, maka pori-pori formasi akan tersumbat dan injeksi air
akan macet atau kurang lancar. Begitu pula akibat banyaknya oksigen dalam air
injeksi bisa menimbulkan tumbuhnya bakteri dalam pori-pori formasi, sehingga
hal serupa dapat terjadi. Pada pokoknya campuran tersebut selain tidak boleh
menimbulkan endapan, dan tidak boleh merusak formasi, misalnya kalau dalam
formasi kapur tidak boleh menyebabkan larutnya formasi tersebut, juga kalau
dalam formasi clay tidak boleh menimbulkan swelling. Sehingga dikatakan bahwa
sifat campuran kedua air biasa disebut compatibility. Dua macam air lebih
dikatakan compatibility-nya baik apabila campuran tersebut tidak menyebabkan
reaksi apa-apa.
Untuk mencegah problem-problem ditimbulkan seperti diatas, maka dapat
digunakan treatment yang berupa ;
1
Aeration,
Adalah pemecahan air menjadi partikel-peartikel halus ke dalam suatu
ruangan. Proses ini dimaksudkan untuk pengoksidasian besi dan mangan yang
terdapat di dalam air, sehingga hasil oksidasinya dapat tersaring. Aeration juga
digunakan untuk menghilangkan karbondioksida dan hidrogen sulfida dari
dalam air. Aeration, sudah tentu menyebabkan penambahan kadar oksigen
dalam air, dan ini bisa menjadikan air lebih korosif. Akan tetapi metode ini
terutama dipakai untuk air yang mengandung besi, mangan, karbondioksida
dan hidrogen sulfida.
Algae treatment
Algae treatment ini dilakukan dengan menambahkan zat-zat kimia seperti
chlor, hypochlorite, tembaga sulfate dan phenol ke dalam air. Caranya adalah
zat-zat tersebut diinjeksikan ke dalam air sebagai gas dalam jumlah yang kecil,
tetapi kontinu.
Penyaringan (filtering)
Penyaringan ini berfungsi sebagai penyaring dari partikel-partikel yang
tersuspensi dalam air, dengan ukuran yang lebih kecil. Dalam prakteknya
dilakukan setelah treatment terhadap zat-zat yang berbentuk endapan.
De-aeration
Yaitu proses pemecahan air menjadi partikel-partikel di dalam suatu ruang
hampa, sehingga oksigen bersatu dengan udara, kemudian dikeluarkan oleh
vacuum pump.
5.5. Simulasi
VI.
RENCANA PELAKSANAAN
Pelaksanaan tugas akhir ini diperkirakan berjalan selama dua bulan (8
minggu) yang akan berlangsung pada bulan Januari 2015 hingga Maret 2015.
Namun, waktu pelaksanaan tugas akhir ini dapat berubah sesuai arahan
pembimbing dan pihak perusahaan yang terkait.
Berikut adalah perkiraan tahap pelaksanaan tugas akhir:
Waktu
Minggu ke-1
Tinjauan Lapangan dan Geologi
Lapangan
Aktivitas
Mempelajari sejarah lapangan
dan pengumpulan data
Mempelajari stratigrafi dan
struktur
lapangan
dan
pengumpulan data
Mempelajari tinjauan geologi
lapangan dan pengumpulan
data
Laporan mingguan
Memahami
kondisi
karakteristik
Minggu ke-2
Tinjauan Reservoir dan Produksi
dan
reservoir
lapangan
Mempelajari sejarah produksi
lapangan dan pengumpulan
data
Pengenalan
software
simulasi reservoir
Laporan Mingguan
Minggu ke-3
Simulasi Reservoir
Mempelajari
beberapa
data
dan
Menentukan
titik
injeksi
Evaluasi akhir
Diskusi
Laporan akhir
VII.
IX.
OUTLINE
KATA PENGANTAR
RINGKASAN
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I.
PENDAHULUAN
BAB II.
PEMBAHASAN
BAB VI.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR SIMBOL
LAMPIRAN
X.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Ahmad, T., Petroleum
Reservoir
Teknik