Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah. Penulisan ini
merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah manajemen dan
ekonomi migas di STT Migas Balikpapan.
Dalam penulisan ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki.
Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan ini.
Dalam penyusunan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
Penulisan ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan
petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Penyusun
Gambar 1.1. Hydraulic Fracturing Process
Seiring dengan berjalannya produksi minyak dan gas bumi dari reservoir,
cepat atau lambat sumur minyak akan mengalami penurunan produksi. Penurunan
produksi dapat disebabkan oleh banyak faktor, seperti berkurangnya jumlah
cadangan hidrokarbon di dalam reservoir, menurunnya tenaga pendorong alami
reservoir, kerusakan mekanis pada peralatan bawah sumur atau
terjadinya kerusakan formasi pada lapisan produktif.
Kerusakan formasi merupakan salah satu problem produksi suatu sumur.
Permeabilitas formasi dapat diperbaiki sehingga produktifitas sumur meningkat,
perangsangan produktifitas sumur atau stimulasi adalah alternatif yang dipilih
dalam mengatasi problem kerusakan formasi pada reservoir yaitu
dengan Acidizing atau Hydraulic Fracturing.
Tujuan dilakukannya stimulasi hydraulic fracturing yaitu Memperbaiki
permeabilitas dan porositas batuan formasi yang produktif sehingga akan
meningkatkan produktifitas sumur sampai pada tingkat laju produksi yang
optimum.
Hydraulic Fracturing adalah suatu teknik stimulasi yang dipergunakan
untuk memperbaiki atau meningkatkan konduktivitas fluida ke dalam sumur. Ada
tiga hal di mana hydraulic frakturing bermanfaat, yaitu :
1. Bila reservoir terdiri dari batuan dengan pemeabilitas rendah dan homogen, maka
fracturing akan memberikan efek yang sama dengan menambah ukuran lubang,
yaitu fluida yang semula mengalir melalui batuan dengan permeabilitas rendah
mampu bergerak ke dalan rekahan berkapasitas tinggi pada jarak tertentu dari
sumur.
2. Fracturing akan mengeliminir kerusakan formasi yang disebabkan oleh invasi
lumpur pemboran, pengendapan mineral-mineral atau swelling clay.
3. Penyebaran rekahan dari lubang sumur bertindak sebagai garis alir yang
menhubungkan sistem porous dan permeabel yang terisolir dibalik sumur oleh
penghalang impermeabel.