Hydraulic Fracturing
KELOMPOK 1
M. Teguh T 17010099
Dandy Pratama P P 18010040
Ervin Sutanto 18010044
M. Gozali Ardan 18010052
Arif Wahyu Wibowo 18010073
Tarisah 18010075
DAFTAR ISI
A. Pendahuluan
- Mekanika fluida
- Hydraulic fracturing
B. Pembahasan
Mekanika fluida Perekah
- Rheology
- Fluid loss
- Hidrolika fluida
C. Penutup
- Kesimpulan
PENDAHULUAN
EFINISI MEKANIKA FLUIDA
Mekanika fluida adalah cabang dari ilmu fisika atau subdisiplin dari mekanika
kontinum yang mempelajari fluida (yang dapat berupa cairan dan gas). Mekanika
fluida dapat dibagi menjadi statika fluida, ilmu yang mempelajari keadaan fluida saat
diam; kinematika fluida, ilmu yang mempelajari fluida yang bergerak; dan dinamika
fluida, ilmu yang mempelajari efek gaya pada fluida yang bergerak. Ini adalah cabang
dari mekanika kontinum, sebuah subjek yang memodelkan materi tanpa
memperhatikan informasi mengenai atom penyusun dari materi tersebut sehingga
hal ini lebih berdasarkan pada sudut pandang makroskopik daripada sudut pandang
mikroskopik.
Prepad, yaitu fluida dengan viskositas rendah dan tanpa Proppant, biasanya berupa
minyak, air, dan atau foam dengan gel berkadar rendah atau friction reducer agent, fluid loss
additive dan surfactant atau KCl untuk mencegah damage, dan ini dipompakan didepan untuk
membantu memulai rekahan dan melihat formasi kita mulai direkahkan.
Pad, yaitu fluida dengan viskositas lebih tinggi, juga tanpa Proppant dipompakan untuk
membuka rekahan dan membuat persiapan agar lubang dapat dimasuki slurry dengan
Proppant. Viskositas yang lebih tinggi mengurangi leak-off (kebocoran fluida meresap masuk ke
formasi). Pad diperlukan dalam jumlah cukup agar tidak terjadi 100 % leak-off sebelum
rekahan terjadi dan Proppant ditempatkan.
Slurry dengan Proppant, yaitu Proppant dicampur dengan fluida kental (fluida perekah
yang di khususkan untung membawa proppant), Proppant ditambahkan sedikit demi sedikit
selama pemompaan, dan penambahan Proppant ini dilakukan sampai harga tertentu pada
alirannya (tergantung pada karakteristik formasi reservoirnya, sistem fluida juga kemampuan
fluida membawa proppantnya, dan gelling agent).
Flush, yaitu fluida untuk mendesak slurry sampai dekat dengan perforasi, viskositasnya
tidak terlalu tinggi dengan friksi yang rendah.
PEMBAHASAN
B. Mekanika Fluida Hydarulic Fracturing
Mekanika fluida untuk pekerjaan perekahan hidraulik meliputi rheology, fluid loss
(leak off) dan hidrolika fluida perekah yang terdiri dari pembahasan mengenai
kehilangan tekanan aliran dan horse power pompa yang diperlukan.
Fluida yang dipompakan pada perekahan hidrolik pertama kali adalah fluida perekah
pertama yang disebut pad. Tekanan di mana batuan pertama kali pecah disebut
breakdown pressure. Selanjutnya fluida perekah (fracturing fluids) digunakan untuk
membuat rekahan dengan cukup lebar sehingga proppant dapat masuk tanpa terjadi
pemampatan (bridging) dan juga tidak mengendap (settling). Untuk itu fluida
perekah tersebut haruslah berviskositas besar. Selain itu kehilangan fluida (fluid loss)
harus diperkecil dengan sifat wall building properties dengan menggunakan
polymer.
Rheologi Fluida Perekah
Pada pekerjaan hydraulic fracturing, rheology merupakan sifat aliran fluida yang
digunakan untuk mendapatkan harga viskositas yang cukup. Viskositas fluida perekah
perlu direncanakan dengan baik karena viskositas merupakan salah satu parameter yang
penting dalam keberhasilan pekerjaan hydraulic fracturing. Berdasarkan hubungan shear
stress (τ) dan shear rate (γ), fluida di alam dapat dikelompokan menjadi tiga macam, yaitu
Newtonian, Bingham Plastic, dan Power Law. Fluida newtonian adalah fluida yang
mempunyai hubungan linier antara shear stress dan shear rate (viskositasnya konstan)
atau dengan kata lain viskositasnya hanya dipengaruhi oleh perubahan temperatur.
Sedangkan untuk fluida non-Newtonian (power law dan bingham plastic), viskositasnya
selain dipengaruhi oleh temperatur juga dipengaruhi oleh perubahan shear stress dan
shear rate. Viskositas fluida perekah tersebut, dipengaruhi oleh banyak faktor seperti
regim aliran, temperatur dan konsentrasi proppant.
Sifat dari fluida perekah bergantung dari flow regime. Pada saat fluida perekah mengalir,
besarnya shear rate akan berubah tergantung regim aliran yang terjadi, dimana hal ini
dipengaruhi oleh daerah yang dilewati oleh aliran fluida perekah. Pada perekahan, fluida
mengalir pada beberapa bentuk geometri dengan kondisi shear dan temperatur yang
bermacam-macam, misalnya kalau di frac tank, statik dengan temperatur sekeliling. Kalau
dipompa shearnya tinggi, waktunya singkat saja. Kalau di tubing, biasanya turbulent dan
sering berhenti dari waktu ke waktu sekitar 1 – 10 menit dengan terkena panas dari
sekelilingnya, shear rate-nya berkisar 500 – 3000 sec-1. Bila di perforasi, shear akan tinggi
dan waktu pemompaan pendek. Di rekahannya, aliran akan laminer yang terjadi dalam
waktucukup lama yakni sampai 3 – 4 jam lebih.
Temperature
Fluida perekah merupakan fluida yang bersifat power law yang sangat sensitif terhadap
temperatur tinggi, sehingga selain dipengaruhi oleh regim aliran, viskositasnya juga akan
mudah berubah oleh karena pengaruh temperatur. Pada temperatur tinggi, Polymer dapat
mengalami degradasi dengan cepat sehingga viskositas fluida perekah akan turun. Karena
itu perlu dilihat berapakah harga temperatur kerja polymer yang bersangkutan yangdapat
dilihat dari setiap buku service companies (kontraktor).
Selain dipengaruhi oleh regim aliran dan temperatur, viskositas fluida perekah juga
dipengaruhi oleh konsentrasi material pengganjal (proppant) yang terdapat didalamnya,
semakin tinggi kadar proppant maka viskositas relatif fluida perekah akan semakin naik
Fluid loss (leak-off, kebocoran) adalah kehilangan fluida karena fluidanya masuk meresap ke
dalam formasi karena tingginya tekanan di formasi dan dapat mengakibatkan volume rekahan
yang terjadi akan berkurang serta proppant akan bridging atau screen-out (terhenti atau
mengendap). Jadi laju leak-off ini merupakan faktor terpenting dalam menentukan geometri
rekahan nantinya. Secara umum, leak-off yang berlebihan dapat disebabkan oleh
ketidakseragaman (heterogeneities) reservoirnya, seperti adanya rekahan alamiah (natural
fissures). Hal lain yang bisa terjadi adalah meluasnya rekahan karena rekahan bergerak ke luar
dari zona produktif yang diinginkan. Bisa saja terjadi bila di antara dua formasi produktif
terdapat lapisan shale yang tipis, maka rekahan akan bergerak melewati shale tersebut
walaupun di shale rekahan akan menipis dan ini mungkin tidak akan bisa dilewati oleh
proppant sehingga akan terjadi screen out (proppant berkumpul tertahan karena cairannya
hilang).
Hidrolika Fluida perekah
Selain digunakan untuk memulai rekahan dan memperluas rekahan, fluida perekah harus dapat
memperlebar rekahan, mentransport dan menempatkan propant, mempunyai sifat low fluid loss
(kehilangan fluidanya sedikit) waktu crosslinknya terkontrol dan tidak mahal. Juga tidak
menyebabkan friksi yang besar ditubing, mudah dibersihkan dengan clean up, kompatibel
dengan formasi dan fluidanya, mudah dicampur dan aman untuk personalia.Pada proses
hydraulic fracturing Dengan melanjutkan tekanan fluida tersebut akan melebarkan rekahan dari
sumur ke dalam formasi yang kemudian pada fluida tersebut nantinya menutup akan terganjal
dan aliran yang melalui proppant yang berpermeabilitas besar dapat memperkecil kehilangan
tekanan terhadap aliran slurry dengan proppant dan flush.
Hidrolika fluida perekah merupakan Proses perhitungan kehilangan tekanan dalam sirkulasi
fluida perekah sehingga dapat ditentukan kapasitas pompa yang dibutuhkan. Pembahasan
hidrolika fluida perkah terbagi menjadi kehilangan tekanan aliran dan horse power pompa yang
diperlukan.
Kehilangan Tekanan
Selama transportasi dari permukaan menuju ke dalam formasi batuan, fluida perekah
akan mengalami kehilangan tekanan aliran di dalam tubing maupun pada saat aliran
melalui lubang perforasi.Kehilangan tekanan pada proses hydraulic fracturing dapat
disebabkan oleh beberapa hal, yaitu :
1. Friction factor
Faktor gesekan dapat terjadi pada beberapa lokasi, seperti dinding pipa,lubang
perforasi,dan formasi. Untuk mengontrol kehilangan fluida dapat dilakukan dengan
menambahkan bahan pengontrol kehilangan fluida ( fluid loss control additive),
dengan konsentrasi yang sesuai dengan sifat – sifat batuan formasi, temperatur dan
tekanan dasar sumur.
Harga Kehilangan tekanan dapat ditentukan dengan bantuan chart hubungan antara
gradien kehilangan tekanan karena gesekan terhadap kapasitas alir. Data yang diperlukan
untuk pembacaan gradien kehilangan tekanan karena gesekan adalah diameter pipa,
kapasitas alir, jenis fluida perekah maupun viskositasnya.
Horse power Pompa
Horse power pompa adalah daya yang diperlukan pompa untuk dapat memompa fluida
perekah sehingga dapat dihasilkan tenaga sesuai yang dinginkan. Horse power pompa atau
bisa kita sebut dengan Hydroulic pump adalah bagian dari power unit yang ada pada hydroulic
fracturing equipment. Pada pompa hidrolik prinsip operasinya sering disebut Displacement
yaitu dimana zat cair atau fluida diambil dan dipindahkan ketempat lain. Semua pompa
menimbulkan aliran ( flow ). Sedangkan yang dimaksud dengan Displacement adalah volume
zat cair yang dipindahkan tiap putaran dari pompa, jadi Rpm engine menentukan jumlah
volume zat cair / fluida yang dialiran oleh alat ini. Secara garis besar terdapat beberapa
macam jenis pompa yang digunakan dalam proses pelaksanaan hydroulic fracturing itu
sendiri, diantaranya adalah :