ALIRAN FLUIDA
Oleh
Bandar Lampung
2021
i
DAFTAR ISI
COVER i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN 9
BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN 12
BAB V KESIMPULAN 18
DAFTA PUSTAKA 19
LAMPIRAN 20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Pengukuran laju aliran fluida adalah salah satu yang terpenting dalam
proses flow control. Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui berapa kapasitas
fluida yang dialirkan untuk mendapatkan harga pengukurannya (measurement
variable).
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem perpipaan dapat ditemukan hampir pada semua jenis industri, dari
sistem pipa tunggal yang sederhana sampai sistem pipa bercabang yang sangat
kompleks. Contoh berbagai sistem perpipaan adalah sistem distribusi air minum
pada gedung atau kota, sistem pengangkutan minyak dari sumur bor ketangki
penyimpan, sistem penyaluran oil, sistem distribusi udara pendingin pada suatu
gedung, sistem distribusi uap pada proses pengeringan dan lain sebagainya.
Sistem perpipaan meliputi semua komponen dari lokasi awal sampai dengan
lokasi tujuan, antara lain yaitu saringan (strainer), katup atau valve, sambungan
nosel dan sebagainya. Sambungan dapat berupa sambungan penampang tetap,
sambungan penampang berubah, belokan (elbow) atau sambungan bentuk T.
(Geankoplis,1993)
Kerapatan suatu zat adalah ukuran untuk konsentrasi zat tersebut dan
dinyatakan dalam masa per satuan dalam masa per satuan volume, sifat ini
4
ditentukan dengan cara menghitung perbandingan masa zat yang terkandung
dalam suatu bagian tertentu terhadap volue bagian tersebut. Voume
Jenis adalah volume yang ditempati oleh sebuah satuan masa zat dan karena itu
merupakan kebalikan dari keraptan. Berat Jenis adalah gaya gravitasi terhadap
masa yang terkandung dalam sebuah satuan volume zat. Spesific gravity adalah
sifat yang digunakan untuk memperbandingkan kerapatan suatu zat dengan
kerpatan air (Oslon, 1990)
3. Viskositas
Cairan atau fluida dapat diklasifikasikan dalam dua cara berbeda; baik
menurut perilaku fluida dibawah aksi tekanan yang diterapkan secara eksternal,
atau sesuai dengan efek yang diahsilkan oleh aksi tegangan geser. Jika volume
suatu unsur fluida tidak bergantung pada tekanan dan temperaturnya, cairan
5
dikatakan mampat; jika volumenya berubah, konon bisa dimampatkan. Tidak ada
fluida atau cairan myata benar-benar mampat meskipun cairan umumnya dapat
dianggap sebagai seperti ketika aliran fluida dipertimbangkan. Gas memiliki
compressibility yang yang jauh lebih tinggi daripada cairan, dan perubahan
volume yang besar dapat terjadi jika tekanan atau suhu diubah. (Coulson and
Richardson’s, sixth edition, 1999)
Secara garis besar jenis aliran dapat dibedakan atau dikelompokan sebagai
berikut (Olson, 1990) :
6
1. Bilangan reynold
2. Debit Aliran
3. Koefisien Gesek
Tekanan stagnasi adalah tekanan fluida yang diukur pad aliran fluida yang
diperlambat sampai diam dengan kondisi aliran tanpa gesekan.
Tekanan dinamik yaitu tekanan akibat kecepatan fluida yakni selisih antara
tekanan statik dengan tekanan stagnasi.
5. Manometer
7
a. Tabung Piezemeter
Manometer tabung piezemeter adalah manometer yang
paling sederhana terdiri dari sebuah tegak terbuka dibagian atas
dan dihubungkan dengan benjana melibatkan kolom fluida dalam
keadaan diam. Kekuranganya yaitu alat ini hanya cocok digunakan
jika tekanan didalam benjana lebih besar dari pada tekanan
atmosfer dan tekanan diukur harus realtif kecil (Munson, 2003).
b. Manometer Tabung –U
Kelebihan utama dari manometer tabung-U bahwa fluida
pegukur dapat berbeda dari fluida didalam benjana dimana tekanan
akan ditentukan (Fox dan MC Donald, 1995).
c. Manometer Tabung Miring
8
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
1. Air
9
Menyiapkan alat dan bahan seperti,ember,stopwatch, gelas ukur,dan
tangki yang terisi penuh dengan air
Menentukan valve yang akan dibuka dan valve yang akan ditutup
Menampung air yang keluar dari pipa dengan gelas ukur dan
mencatat waktu yang diperlukan untuk memperoleh volume air
tersebut
10
↓
11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
a. Berdasarkan persamaan dalam buku penuntun praktikum instruksional 1
Tabel 2. Putaran 60 %
Tabel 3. Putaran 30 %
12
Tabel 4. Putaran 100 %
V Δh
No. 3
t (s) Q (cm3/s) v (m/s) Nre f (gram/cm3)
(cm ) (cm)
43,504531 3925,0842
1 720 16,55 3,5 0,222033 0,039973689
7 4
44,871794 4048,4420
2 560 12,48 3,5 0,229011 0,039665643
9 4
45,161290 4074,5610
3 490 10,85 3,5 0,230488 0,039601922
3 2
rata-rata 590 13,2933 3,5 44,512539 0,227177 4016,0291 0,039745436
Tabel 5. Putaran 60 %
Δh
V
No. 3
t (s) (cm Q (cm3/s) v (m/s) Nre f (gram/cm3)
(cm )
)
41,139240 0,20996 3711,6819
1 650 15,8 3,1 0,04053627
5 1 4
40,912139 0,20880 3691,1923 0,04059240
2 610 14,91 3,1
5 2 4 7
41,137326 0,20995 3711,5092 0,04053674
3 680 16,53 3,1
1 1 1 2
646,6 15,746 0,20957 0,04055509
rata-rata 3,1 41,062902 3704,7945
7 7 1 7
Tabel 6. Putaran 30 %
Δh
V
No. t (s) (cm Q (cm3/s) v (m/s) Nre f (gram/cm3)
(cm3)
)
38,614423 0,19707 3483,8868 0,04118323
1 680 17,61 2,9
6 5 4 6
37,581699 0,19180 3390,7119 0,04146328
2 690 18,36 2,9
3 4 6 9
37,019898 0,18893
3 800 21,61 2,9 3340,0249 0,04161971
2 7
rata-rata 723,3 19,193 2,9 37,738673 0,19260 3404,8745 0,04142010
13
3 3 7 6 7 5
4.2 Pembahasan
Fluida adalah zat yang bentuknya dapat berubah secara kontinyu akibat
gaya geser, betapapun kecilnya tegangan geser tersebut. Jadi fluida adalah zat
yang tidak dapat menahan bentuk secara permanen. Contoh dari fluida yaitu zat
cair dan gas. Pada praktikum ini digunakan air sebagai fluida kerja. Fluida
dibedakan atas fluida statis dan fluida dinamis. Fluida setatis adalah fluida dalam
keadaan diam, sedangkan fluida dinamis adalah fluida dalam keadaan bergerak
atau mengalir. Syarat bagi fluida untuk dapat mengalir adalah adanya perbedaan
besar gaya antara dua titik yang dilalui oleh fluida tersebut. Fliuda bergerak dari
tekanan tinggi ke tekanan rendah atau dari gaya yang besar ke gaya yang lebih
kecil. Adapun alat untuk menambahkan tekanan kedalam fluida tersebut yaitu
pompa. Sistematika kerja pompa yaitu: Motor listrik atau penggerak lainnya
memutar poros pompa, pompa tersebut kemudian membawa energi kinetik dan
meneruskannya ke fluida, sehingga tekanan fluida naik dan fluida dapat mengalir.
Dengan demikian bila pada suatu sitem ditambahkan pompa, maka pompa
tersebut akan menambahkan energi ke fluida.
Fluida dipindahkan dari suatu tempat ke tempat lain melalui pipa dan
saluran terbuka. Sistem perpipaan terdiri dari komponen – komponen berupa
valve, tee, elbow, alat ukur (vanturimeter atau orificemeter), dan pipa. Fluida
dapat mengalir dari komponen – komponen tersebut karena adanya gaya dari luar
sistem yang diterimanya yaitu gaya mekanik berupa tekanan. Reaksi terhadap
gaya ini muncul dalam bentuk gerakan dan gesekan antara fluida dengan dinding
pipa dan komponen lain yang dinyatakan dengan faktor gesekan atau koefisien
gesekan, yang dapat menyebabkan kerugian-kerugian seperti kerugian energi dan
tekanan. Perubahan tekanan antara dua titik dalam sistem perpipaan dapat diukur
dengan alat manometer. Distribusi gaya pada fluida mengalir di dalam sistem
perpipaan berpengaruh terhadap laju alir atau kecepatan fluida.
Pada benda yang bergerak dapat terjadi gaya gesekan dengan lingkungan
yang dilintasinya. Gaya gesekan adalah gaya yang timbul antara dua permukaan
14
(misal benda dan lantai) yang saling bersinggungan dan arahnya dan arahnya
selalu berlawanan dengan kecenderungan arah gerak benda, seperti yang
ditunjukkan gambar di bawah ini.
Sehingga besarnya gaya gesek kinetik yang bekerja pada benda bergerak
besarnya tetap dan memenuhi persaman:
fk = µk.N
fk = µk m.g
Sama halnya pada benda yang bergerak pada umumnya, proses aliran air
juga mengalami gaya gesek. Gaya gesek ini terjadi antara aliran air yang bergerak
terhadap dinding pipa, seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
Besarnya gaya gesek pada air yang mengalir dalam pipa memenuhi
persamaan :
Fs = f . fv
Fs = f . 2πrL . τrx
Fs = f . 2πrL . ΔP .r
2L
15
Fs = f (ΔPπr2)
Fs = f (ΔP.A)
Pada persamaan di atas dapat dilihat bahwa gaya gesek dipengaruhi oleh
besarmya koefisien gesek, besarnya beda tekanan, serta luas penampang pipa
tersebut.
2 g . ∆ h . ρ . A2
f=
L
4 ( )Q2
D1
V
Q=
t
Dari hasil perhitungan laju alir rata-rata yang terdapat pada lampiran 2,
terlihat bahwa besarnya bukaan valve dapat mempengaruhi besarnya laju alir
fluida yang mengalir. Jika semakin besar bukaan valve yang di lalui fluida, maka
16
semakin besar pula laju alir yang dihasilkan. Pada bukaan valve 100% laju alir
rata-ratanya adalah 44,512539 cm3/s, pada bukaan 60% laju alir rata-ratanya
adalah 41,062902 cm3/s, sedangkan pada bukaan 30% laju alir rata-ratanya adalah
37,7386737 cm3/s.
Berdasarkan teori, semakin besar bukaan valve akan membuat laju alir
fluida semakin besar, sehingga beda ketinggian fluida yang terukur pada
manometer juga akan semakin besar. Dari hasil perhitungan dapat disimpulkan
bahwa hubungan antara laju alir dengan beda ketinggian fluida pada manometer
yang didapatkan sesuai dengan teori yang ada.
Sedangkan hubungan antara laju alir fluida dengan faktor gesekan yaitu
semakin besar laju alir fluida maka faktor gesekan yang ditimbulkan fluida
tersebut akan semakin kecil, hal tersebut terlihat dari data yang kami dapatkan
dalam praktikum yang kemudian digunakan untuk melakukan perhitungan,
misalnya pada bukaan valve 100% laju alir rata-rata fluidanya sebesar 44,512539
cm3/s dengan faktor gesekannya sebesar 0,041999991 gram/cm3, dan untuk
bukaan valve 60 % laju alir rata rata fluidanya sebesar 41,062902 cm 3/s dengan
faktor gesekannya sebesar 0,043712768 gram/cm3, sedangkan pada bukaan valve
40 % laju alir rata-rata nya sebesar 37,7386737 cm 3/s dengan faktor gesekan
sebesar 0,048413961 gram/cm3.
17
BAB V
KESIMPULAN
18
DAFTAR PUSTAKA
19
LAMPIRAN
20
LEMBAR PENUGASAN
21
DATA HASIL PENGAMATAN
22
No
Volume (ml) t (s) Q (m/s) ΔH
.
1. 80 5,54 144,4 2
2. 770 5,27 146,1 1
3. 750 5,23 143,4 0,5
4. 400 5,11 78,28 1
5. 700 5,47 127,9 0,5
6. 600 5,30 111,9 0,5
7. 800 5,45 146,8 2
8. 800 5,36 149,8 2
9. 800 5,34 149,8 2,3
Mengetahui,
Laboran Asisten
23
PERHITUNGAN
B. Perhitungan
Bukaan valve 100%
1. Saat volume 1,2 L, waktu 10,375 s dan ΔH = 0,01 m
V 1,2
Q= = = 0,1156 l/s = 1,156 x 10-4 m3/s.
t 10,375
ΔP= p ⋅ g ⋅ ΔH
= 1000 . 9,8 . (0,01)
= 98 Pa
p . D .Q 1000⋅ 0,02093. 1,156 x 10−4
Nre= = = 7870,85
A. μ 3,44 x 10−4 .0,8937 x 10−3
ΔH . 2 g . p . A2
f= 2
L
4 ( )
D
.Q
= 14,41
24
p . D .Q 1000⋅0,02093 . 1 x 10−4
Nre= = = 6807,99
A. μ 0,344 x 10−3 . 0,8937 x 10−3
Δh . 2 g . p . A 2
f= 2
L
4 ( )
D
.Q
= 28,89
= 8,23
Sehingga,
Q1 +Q2 +Q 3
Q=
3
1,256 x 10−4 + 1 x 10−4 +1,077 x 10−4
=
3
= 1,077 x 10-4 m3/s
ΔP 1+ ΔP2 + ΔP 3
ΔP=
3
25
98+147+ 49
=
3
= 98 Pa
f 1 + f 2+ f 3
f=
3
14,41+ 28,89+ 8,23
=
3
= 17,17
= 13,83
26
V 1,1
Q= = = 0,10 l/s = 1 x 10-4 m3/s.
t 10,11
ΔP= p ⋅ g ⋅ Δh
= 1000 . 9,8 . (5 x 10-3)
= 49 Pa
p . D .Q 1000⋅ 0,2093. 1 x 10−4
Nre= = = 68175,89
A. μ 3,44 x 10−4 .0,8937 x 10−3
Δh . 2 g . p . A 2
f= 2
L
4 ( )
D
.Q
= 9,58
= 23,13
Sehingga,
Q1 +Q2 +Q 3
Q=
3
27
1,18 x 10−4 +1,10 x 10−4 +1,118 x 10− 4
=
3
= 1,1326 x 10-4 m3/s
ΔP 1+ ΔP2 + ΔP 3
ΔP=
3
980+49+ 147
=
3
= 392 Pa
f 1 + f 2+ f 3
f=
3
13,83+ 9,58+23,13
=
3
= 15,51
28
0.015 .2 ( 9,8 ) . 1000.(3,44 x 10−4)2
f= 2
0,63
4 (
0,02093 )
.(1,44 x 10−4 )
= 22,07
= 22,67
29
= 21,58
Sehingga,
Q1 +Q2 +Q 3
Q=
3
1,44 x 10−4 +1,13 x 10− 4 +1,157 x 10−4
=
3
= 1,1436 x 10-4 m3/s
ΔP 1+ ΔP2 + ΔP 3
ΔP=
3
147+147+147
=
3
= 147 Pa
f 1 + f 2+ f 3
f=
3
22,07+22,67+21,58
=
3
= 22,10
30
C. Data Pengamatan (Percobaan 2)
Panjang pipa (N1 & N3) = 126 cm = 1, 26 m
Diameter pipa = 0,364 in = 0,925 cm = 9,25 x 10-3 m
Densitas air = 1 g/cm3 = 1000 kg/m3
Percepatan gravitasi = 9,8 m/s2
Luas penampang pipa = 0,672 cm2 = 0,672 x 10-4 m2
Viskositas air = 0,8937 x 10-3 kg/m.s
D. Perhitungan
Bukaan valve 100%
1. Saat volume 800 ml = 0,8 l, waktu 5,54 s dan ΔH = 2 cm = 0,02 m
V 0,8
Q= = = 0,1444 l/s = 1,444 x 10-4 m3/s.
t 5,54
ΔP= p ⋅ g ⋅ ΔH
= 1000 . 9,8 . (0,02)
= 196 Pa
p . D .Q 1000⋅ 9,25 x 10−3 .1,444 x 10−4
Nre= = = 22240,67
A. μ 0,672 x 10−4 .0,8937 x 10−3
ΔH . 2 g . p . A2
f= 2
L
4 ( )
D
.Q
= 0,1558
31
p . D .Q 1000⋅ 9,25 x 10−3 .0,1461 x 10−3
Nre= = = 22502,51
A. μ 0,672 x 10−4 . 0,8937 x 10−3
Δh . 2 g . p . A 2
f= 2
L
4
D ( ).Q
= 7,61 x 10-2
= 0,0397
Sehingga,
Q1 +Q2 +Q 3
Q=
3
1,444 x 10−4 +1,461 x 10−4 +1,434 x 10− 4
=
3
= 1,1812 x 10-4 m3/s
32
ΔP 1+ ΔP2 + ΔP 3
ΔP=
3
196+98+ 49
=
3
= 114,33 Pa
f 1 + f 2+ f 3
f=
3
0,1558+7,61 x 10−2 +0,0397
=
3
= 0,0905
= 0,2649
33
2. Saat volume 700 ml = 0,7 l, waktu 5,47 s dan ΔH = 0,5 cm = 5 x 10-3 m
V 0,7
Q= = = 0,1279 l/s = 1,279 x 10-4 m3/s.
t 5,47
ΔP= p ⋅ g ⋅ Δh
= 1000 . 9,8 . (5 x 10-3)
= 49 Pa
p . D .Q 1000⋅ 9,25 x 10−3 .1,279 x 10−4
Nre= = = 19699,32
A. μ 0,672 x 10−4 . 0,8937 x 10−3
Δh . 2 g . p . A 2
f= 2
L
4 ( )
D
.Q
= 0,0496
= 0,0648
Sehingga,
34
Q1 +Q2 +Q 3
Q=
3
0,0783 x 10−3 +1,279 x 10−4 +1,119 x 10−4
=
3
= 1,06 x 10-4 m3/s
ΔP 1+ ΔP2 + ΔP 3
ΔP=
3
98+49+ 49
=
3
= 65,33 Pa
f 1 + f 2+ f 3
f=
3
0,2649+0,0496+0,0648
=
3
= 0,0469
35
ΔH . 2 g . p . A2
f= 2
L
4
D( ) .Q
= 0,1507
= 0,1459
36
0,023 .2 ( 9,8 ) . 1000.(0,672 x 10−4 )2
f= 2
1,26
4 (
9,25 x 10−3 )
.(1,498 x 10 −4
)
= 0,1165
Sehingga,
Q1 +Q2 +Q 3
Q=
3
1,468 x 10−4 +1,492 x 10−4 +1,498 x 10−4
=
3
= 1,486 x 10-4 m3/s
ΔP 1+ ΔP2 + ΔP 3
ΔP=
3
196+196+225,4
=
3
= 205,8 Pa
f 1 + f 2+ f 3
f=
3
0,1507+0,1459+0,1665
=
3
= 0,1544
37
50% 1,486 x 10-4 205,8 22887,56 0,1544
Catatan :
Untuk konversinya sebagai berikut :
1 inch = 0,0254 m
1m = 100 cm
3
1m = 1000 liter
2
1 kg m/s = 1 N (Newton)
2
1 N/m = 1 Pa (Pascal)
DOKUMENTASI
Penampungan Sementara
2.
Keran
38
3.
Pompa
4.
Tangki Air
5.
Venturimeter
6.
Orificimeter
7.
Valve
8.
Manometer
39
9.
Ember
10.
Gayung
40