Anda di halaman 1dari 9

Rig pengeboran minyak dan gas bumi dapat digunakan tidak hanya untuk mengidentifikasi

sifat geologis dari reservoir tetapi juga untuk membuat lubang yang memungkinkan
pengambilan kandungan minyak atau gas bumi dari reservoir tersebut.

System utama dalam Rig pemboran terdiri dari :

1. Hoisting System

Sistem Pengangkat (Hoisting System) adalah salah satu dari antara komponen-komponen
utama dari Rig yang berfungsi untuk membantu sistem alat-alat pemutar di dalam mengebor
sumur dengan menyediakan alat-alat yang sesuai serta ruang kerja yang dibutuhkan untuk
mengangkat dan menurunkan drill string, casing string dan peralatan subsurface (bawah
tanah) lainnya dari dan ke lubang sumur. Sistem Pengangkat terdiri dari 2 (dua) sub bagian
utama, yaitu :

1.1. Rangka pendukung (Supporting Structure) Adalah konstruksi rangka baja yang
dirakit atau dibangun di atas titik sumur (lokasi pengeboran) yang tugasnya adalah untuk
mendukung rangkaian peralatan pipa bor dan lain-lain peralatan yang digunakan oleh sistem
pemutar untuk mengebor lubang.

Rangka Pendukung (Supporting Structure) terdiri dari : a. Substructure adalah Konstuksi baja
yang besar yang dibangun untuk menjadi dasar dan menunjang menara bor yang tingginya
ditentukan oleh kebutuhan pencegah semburan liar. Substructure ini menjadi tempat kerja
untuk kegiatan-kegiatan di atas dan di bawah lantai Rig.

b. Menara Pengeboran (Derrick/Mast) Fungsi dari menara bor adalah untuk menyediakan
ruang untuk mengangkat atau memasukan rangkaian pipa bor dari atau ke dalam lubang bor.
Semakin tinggi menara bor, semakin panjang rangkaian pipa bor yang dapat ditangani,
sehingga semakin cepat proses operasi making a trip.

1.2. Peralatan pengangkat (Hoisting equipment)

Adalah peralatan khusus untuk mengangkat, menurunkan dan menggantung rangkaian pipa
bor (terdiri dari Drill Pipe, Drill Collar, dsb.) dan mata bor (Drilling bit) di dalam lubang
sumur.

Alat pengangkat ini terdiri dari :

a. Drawwork (Mesin Penarik) Adalah unit mesin penarik/pengangkat yang kuat (mesin derek)
yang terletak di dekat meja pemutar di lantai Rig.
b. Overhead Tools (Alat-alat Bagian Atas)

Merupakan mata rantai penghubung di dalam sistem pengangkat yang terdiri dari : - Crown
Block : Unit roda-roda/puli-puli (sheaves-sheaves) yang terletak di puncak menara
pengeboran.

- Travelling Block :

Susunan roda-roda/puli-puli (sheaves-sheaves) yang digantung di bawah crown block di atas


lantai bor. Bersama-sama dengan crown block membentuk sistem kerek katrol. - Hook
(kait) :

Alat berbentuk kait yang besar terletak di bawah travelling block di mana swivel dan
rangkaian pipa bor tergantung selama operasi-operasi pengeboran.

- Elevator :

Penjepit yang sangat kuat dan digantung pada lick (gantungan elevator) yang dikaitkan di sisi
Travelling block atau di hook. Elevator-elevator ini dipakai untuk menurunkan atau
menaikkan bagian-bagian rangkaian pipa bor ke dan dari lubang bor.

c. Drilling Line

Tali kawat baja berkekuatan tinggi yang menjadi penghubung dari Drawwork, Crown Block
dan Travelling Block untuk menarik peralatan overhead lainnya di dalam tugasnya
menurunkan, menarik atau menggantung rangkaian pipa bor dan lain-lain.

2. Circulating System

Circulating System adalah suatu bagian dari system utama dalam rig pemboran yang
difungsikan untuk mengalirkan lumpur pemboran, turun melewati rangkaian pipa pemboran
dan naik ke annulus membawa serbuk bor ke permukaan.Aliran lumpur bor pada saat
sirkulasi akan melewati bagian-bagian: a. Mud tank ke mud pump b. Mud pump ke high
pressure surface connection dan ke drillstring c. Drillstring ke bit d. Bit ke atas melalui
annulus hingga ke permukaan e. Sampai dipermukaan akan melalui solid control equipment,
seperti;

1. Shale Shaker

2. Desander

3. Desilter
4. Centrifuge

Hal ini bertujuan untuk penyaringan cutting dari lumpur bor agar lumpur yang kembali ke
tangki penghisapan (suction pit) kembali bersih. Dan terus berulang hingga selesai pekerjaan
pengeboran.

Dalam Perjalanan lumpur dari bit ke permukaan akan membawa banyak informasi
diantaranya adalah sample batuan dalam bentuk cutting, selain itu juga terkadang pada lokasi
tertentu akan membawa gas non hydrocarbon seperti H2S, CO yang berbahaya bagi makhluk
hidup disekitar tempat tersebut.

3. Rotating System

Rotating system (Sistim Pemutar) adalah salah satu dari komponen komponen utama suatu
drilling rig. Tugas utamanya adalah memutar mata bor, memberi beban mata bor dan
memberi saluran lumpur bertekanan tinggi ke mata bor untuk mengebor membuat lubang
sumur. System pemutar ini terdiri dari empat sub komponen utama :

Swivel (kepala pembasuh) Rotating Assembly (Unit pemutar) Drill Stem (batang bor) Bit
(mata bor)

Swivel (kepala pembasuh) merupakan alat berbentuk khusus yang digantung pada hook yang
terletak dibawah block jalan (travelling block) dan mempunyai fungsi utama untuk :

Menghubungkan bagian alat yang diam dengan batang bor yang berputar bebas, sambil dialiri
lumpur bertekanan tinggi tanpa kebocoran Menahan beban menggantung dari batang bor
selama sirkulasi. Rotari Assembly (unit pemutar) adalah suatu perangkat mesin pemutar yang
berkekuatan besar dan mempunyai fungsi utama untuk : Memutar batang bor selama operasi
operasi pemboran Menahan dan menggantung batang bor dimeja putar dengan selip selip
putar (rotary slips) sewaktu menambah atau melepas pipa dari rangkaian pipa bor.

Unit pemutar terletak dilantai bor dibawah block mahkota (crown block) dan terdiri dari :

Rotary table (meja putar) Master bushing (bantalan utama) Kelly bushing (bantalan pipa segi)
Rotary slips (Selip selip putar) Make up dan break out tong (kunci kunci pengikat dan
pelepas).

4. BOP System
Merupakan system rig pemboran yang berfungsi : - Menutup lubang sumur pd keadaan ada
pipa atau tidak ada pipa dlm lubang serta utk pekerjaan stripping in atau stripping out -
Menahan tekanan sumur yg timbul dan dpt dilalui semua peralatan yang dipakai utk operasi
pemboran / kerja ulang - Mengendalikan tekanan sumur & dpt dipakai utk pekerjaan sirkulasi
mematikan kick - Menggantung (hanging off) dan memotong pipa bor pd keadaan darurat. -
Memiliki system peralatan cadangan apabila salah satu rusak, khusus utk sumur bertekanan
tinggi. peralatan untuk mencegah blowout (meledaknya sumur di permukaan akibat tekanan
tinggi dari dalam sumur). Yang utama adalah BOP (Blow Out Preventer) yang tersusun atas
berbagai katup (valve) dan dipasang di kepala sumur (wellhead).

5. Power System

Suatu system dalam rig pemboran dimana suatu perangkat instalasi pemboran menadaptkan
supply daya untuk menggerakan system-sytem yang lain. Dalam suatu rig pemboran terdiri
dari power system yaitu mechanical & Electrical.

Suatu Rig pengeboran darat dapat dikategorikan menjadi:

Portable Derrick Rig dimana Rig pemboran tipe ini mudah dipindahkan, seperti yang
digunakan dalam pengeboran dangkal (kurang dari 1000 meter), serta operasi kerja ulang
pindah lapisan dan perawatan sumur. Mobile Rig biasanya memiliki menara yang lebih kecil
dari menara fixed Rig. Rig ini relatif lebih mudah dipindahkan dan diset dibanding fixed mast
rig.portable derrick berukuran dan memiliki kapasitas yang lebih kecil dari Mast. Umumnya
derrick banyak digunakan untuk pemboran menengah (kapasitas 500 750HP) dan untuk
pekerjaan workover dan well services. Pada saat instalasi, portable mast dilengkapi dengan
pemasangan guy line (labrang) untuk menjaga kestabilannya.

Setiap menara guyed mast di dalam operasi harus dipasang guy line, dengan ketentuan
pemasangan seperti yang disarankan oleh pabrik. Setiap guy line harus memiliki breaking
strength paling kecil 2 1/2 x maksimum guy line load dan tidak lebih kecil dari 3/8.

Fixed Mast Rig, biasanya memiliki kapasitas 1000HP ke atas. Untuk memudahkan
transportasi dan pemasangannya, struktur mast biasanya di bagi atas 3 (tiga) bagian, yaitu:
upper, middle dan lower mast.Fixed Mast Rig mampu melakukan pengeboran hingga ribuan
meter ke dalam kerak Bumi. Pompa lumpur yang besar digunakan untuk melakukan sirkulasi
lumpur pengeboran melalui mata bor dan casing (selubung), untuk mendinginkan sekaligus
mengambil "bagian tanah yang terpotong" selama sumur dibor.

Katrol di rig dapat mengangkat ratusan ton pipa pemboran. Peralatan lain dapat mendorong
asam atau pasir ke dalam reservoir untuk mengambil contoh minyak dan mineral; akomodasi
untuk kru yang bisa berjumlah ratusan. Rig lepas pantai dapat beroperasi ratusan hingga
ribuan kilometer dari pinggir pantai.

Pada umumnya RIG pengeboran dapat dibagi menjadi beberapa jenis sesuai daerah

RIG Darat : Untuk pengeboran di darat. Bentuk paling sederhana, terdiri dari menara
dan struktur penopang.

Rig Rawa : Biasa dikenal dengan sebuat "Swamp Barge". Untuk kelengkapan alat
pengeboran sama dengan RIG darat, hanya saja menara dan sistem pengeboran
ditempatkan di atas Ponton. Ponton ini akan duduk di dasar rawa saat operasi
pengeboran berlangsung. Biasa beroperasi di perairan dengan kedalaman sekitar 5 M.

Jack Up Rig : Satu unit alat pengeboran dengan kaki yang panjang. Kaki ini dapat
naik dan turun untuk menopang struktur utama. RIG jenis ini biasa digunakan pada
daerah dengan kedalaman sekitar 100 M atau kurang

Tender RIG : Sistem pengeboran dipasang pada platform. Tender RIG digunakan
untuk membantu operasi pengeboran (pengangkatan pipa, strultur dll). Tender RIG
akan menempel di platform saat operasi pengeboran berlangsung.

Semisubmersible RIG : Sesuai namanya, RIG semisub merupakan obyek terapung


yang dipasang alat pengeboran. Biasa digunakan untuk mengebor daerah laut dalam
(lebih dari 100 M).

Drill Ship : Semua peralatan untuk pengeboran dipasang pada kapal. Digunakan untuk
mengebor laut yang sangat dalam.

Perencanaan sumur merupakan suatu hal yang sangat penting dalam persiapan
program pemboran. Untuk itu, diperlukan berbagai macam prinsip-prinsip teknik disamping
faktor pelaksanaan dan pengalaman. Walaupun suatu metode perencanaan sumur sudah
dipraktekan, tetapi masih memungkinkan terjadinya perubahan sejalan dengan pelaksanaan
pemboran itu sendri, dan pada akhirnya semuanya harus memperhatikan beberapa faktor,
yaitu : keamanan, minimisasi biaya pemboran, dan metoda produksi yang digunakan.
Dalam suatu perencanaan sumur akan melibatkan berbagai disiplin keahlian, yaitu
para ahli yang berpengalaman dalam bidang pemboran yang dapat memadukan semua aspek
pemboran secara baik. Mereka menggunakan perlengkapan maupun piranti teknik, seperti
komputer dan beberapa alat bantu lainya dalam merencanakan sumur. Dalam merencanakan
sumur seorang drilling engineer harus dapat berperan sebagai seorang detektif seperti
Sherlock Holmes yang mampu melihat karakter dan aspek perencanaan dalam usaha untuk
menemukan tempat atau area yang terdapat masalah.

1. Perencanaan Sumur

Dalam perencanaan sumur diperlukan beberapa variabel sebagai berikut :

Keamanan (safety)r biaya minimum (minimum cost)r Usable Holer. Pada kenyataannya
tidak selalu faktor-faktor di atas terdapat pada setiap sumur, karena adanya kendala-kendala
yang terkait dengan masalah geologi dan peralatan pemboran, seperti tekanan, temperatur,
keterbatasan ukuran casing, ukuran lubang bor, mapun anggaran.

1.1. Keamanan (Satety)

Faktor keamanan harus mendapat prioritas yang paling tinggi dalam perencanaan program
pemboran. Pertimbangan manusia harus ditempatkan diatas seluruh aspek. Dalam
pelaksaanaan pemboran, perencanaan sumur dapat dirubah, jika sampai terjadi problem
pemboran yang akan membahayakan para pekerja. Kegagalan faktor keamanan ini dapat
mengakibatkan kematian, kebakaran, dan cacat pada individu

Prioritas selanjutnya dalam segi keamanan yang harus selalu diperhatikan adalah perencanaan
pemboran harus didesain agar dapat meminimalkan resiko terjadinya semburan liar (blow-
out) dan faktor kemungkinan terjadi problem pemboran (hole problems). Desain ini harus
berdasarkan pada sumber data yang terkait dalam perencanaan sumur.

1.2. Biaya Minimum.

Dalam perencanaan sumur diusahakan untuk menekan biaya sekecil mungkin, tanpa
mengabaikan aspek keamanan. Pada banyak kasus, biaya dapat di sesuaikan pada batas-batas
tertentu dalam usaha perencanaan (Gambar-1). Hal Ini bukan berarti membangun Monumen
baja untuk faktor keamanan jika biaya tambahan tidak diperlukan. Pada sisi lain,uang harus
di keluarkan untuk membangun sistem keamanan.

1.3. Usable Hole (Lubang Bor Terpakai)


Lubang bor yang mencapai target kedalaman tidak selalu sesuai seperti yang di harapkan.
Jika sumur yang dihasilkan pada akhirnya tidak sesuai dengan konfigurasi, maka sumur
tersebut tidak dapat dilakukan komplesi dan akibatnya sumur tersebut tidak dapat
diproduksikan (gagal). Untuk itu, istilah usable tersebut harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut :

Ukuran diameter lubang bor sesuai dengan komplesi sumur yang akan dilakukan .r
Formasi produksi tidak mengalami kerusakan yang tidak dapat di perbaiki. Biaya pemboran
vs perencanaan sumur yang baik. Perencanaan sumur akan sukar dicapai, jika dijumpai
adanya tekanan abnormal, sumur dalam yang mengalami problem geometri sumur ataupun
lumpur .

2. Klasifikasi Tipe Sumur

Seorang drilling engineer dalam membuat perencanaan pemboran harus memahami tentang
tipe-tipe sumur, yaitu :

Sumur wildcatr, sumur eksplorasir, sumur deliniasir, sumur infillr, sumur reentryr. Pada
umumnya untuk sumur wildcat memerlukan perencanaan yang lebih rumit dibandingkan
dengan tipe lainnya. Sedangkan untuk sumur infill dan reentry memerlukan perencanaan
yang lebih sederhana.

Perencanaan pemboran sumur wildcat hanya dengan menggunakan sedikit data geologi.
Sumur wildcat adalah merupakan sumur yang sangat mahal, karena bersifat gambling
dalam penentuan titik sumur. Sedangkan untuk berbagai pemboran untuk sumur-sumur
pengembangan dapat di gunakan data dari beberapa sumber yang tersedia.

3. Tekanan Formasi

Tekanan formasi (tekanan pori) adalah tekanan yang dijumpai pada sumur dan sangat
berpengaruh dalam perencanaan sumur. Tekanan formasi dapat dikategorikan normal,
abnormal (tekanan tinggi) atau tekanan subnormal (tekanan rendah).
Tekanan normal biasanya tidak mendatangkan masalah dalam perencanaan sumur, dan berat
lumpur yang digunakan berkisar 8,5 - 9,5 lb/gal.

Pencegahan kick dan blouw-out dapat diminimalkan, tetapi tidak boleh di hilangkan sama
sekali. Pada kondisi tekanan normal diperlukan casing yang dapat menahan tekanan tersebut,
maupun tekanan normal pada sumur-sumur dalam dengan kedalaman lebih dari 20.000 ft
karena adanya pembebanan tension/collapse. Sumur-sumur yang bekanan subnormal
diperlukan casing tambahan untuk melindungi zona lemah atau formasi yang bertekanan
rendah. Tekanan yang lebih rendah dari tekanan normal ini dihasilkan dari faktor geologi atau
tektonik atau dari hilangnya tekanan (pressure depletion) pada interval produksi.

Tekanan abnormal mempengaruhi perencanaan sumur, yaitu meliputi :

Casing and tubing design. Penentuan densitas dan jenis lumpur, Casing setting depth
selection. Perencanaan sementara. Berikut adalah masalah-masalah yang harus
dipertimbangkan akibat adanya formasi yang bertekanan tinggi (abnormal) :
Kick dan blowout, terjadinya defferential pressure dan terjepitnya pipa, hilang lumpur atau
sirkulation akibat lumpur terlalu berat, heaving shale. Karena kesulitan yang berkaitan
dengan perencanaan sumur eksplorasi yang bertekanan tinggi, maka kriteria desain, studi
detail daerah, dan berbagai usaha harus dijustifikasi. Seorang drilling engineer harus mampu
membatasi permasalahan dalam merencanakan parameter-parameter yang terkait dengan
perencanaan sumur seperti deliniasi ataupun infill.

3. Perencanaan Biaya

Biaya yang diperlukan untuk perencanaan sumur disesuaikan sebagai perbandingan dari
biaya pemboran sebenarnya. Pada banyak kasus, kurang dari US$1.000 dikeluarkan untuk
perencanaan sebuah sumur yang bernilai US$1 juta, hal ini berarti merepresentasikan 1/10
dari 1% biaya pemboran. Sering kali hasil akhirnya adalah merupakan biaya pemboran yang
melebihi jumlah yang diperlukan. Untuk itu, diusahakan mengurangi data-data yang tidak
terlalu penting. Meskipun data yang baik biasanya dapat diperoleh dengan biaya kurang dari
US$ 2,000 US$ 3,000 per prospek, beberapa perencanaan sumur tanpa pengetahuan tentang
kemungkinan terjadinya problem pemboran. Kurangnya pengeluaran biaya pada tahap awal
dalam proses perencanaan sumur hampir selalu menimbulkan biaya pemboran menjadi lebih
tinggi dari perkiraan.

4. Proses Perencanaan Sumur

Perencanaan sumur adalah merupakan suatu proses pekerjaan yang sistematis dan urut. Hal
ini memerlukan banyak aspek perencanaan yang dikembangkan sebelum mendisain item-
item lainnya. Sebagai contoh, perencanaan densitas lumpur harus dilakukan sebelum
pembuatan program casing, karena densitas lumpur akan berpengaruh terhadap pembebanan
pada pipa.
Program bit dapat dilakukan kapan saja dalam perencanaan sumur setelah historical data
dievaluasi. Program bit biasanya berdasarkan pada parameter-parameter pemboran dari
sumur-sumur sebelumnya. Tetapi, pemilihan bit dapat dipengaruhi oleh perencanaan lumpur,
seperti performance PDC dalam oil based mud. Selain itu, ukuran bit juga ditentukan
berdasarkan ukuran diameter casing yang diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai