Anda di halaman 1dari 4

Bahan bakar minyak di Indonesia merupakan salah satu produk yang banyak dibutuhkan oleh

masyarakat, dimana kebutuhan bahan bakar ini meningkat seiring bertambahnya penduduk.
Minyak bumi pada umumnya ditemukan di daerah-daerah terpencil atau sukar ditemui dan
jarang dimasuki oleh manusia. Contohnya seperti hutan rimba, rawa, padang pasir dan daerah
perairan atau lepas pantai. Minyak mentah di dapatkan melalui pengeboran, dari pengeboran itu
didapatkan sumur minyak dan selanjutnya minyak mentah dialirkan ke kilang minyak untuk
diolah menjadi produk yang berguna (bensin, solar, minyak tanah, dan sebagainya).

Sistem pengeboran lepas pantai dan sistem pengeboran di darat tidak memiliki sistem yang jauh
berbeda, teknologi yang baru dan biaya operasi yang mahal dibutuhkan untuk pengeboran lepas
pantai karena kondisi lingkungan darat dan laut sangat berbeda maka. Adapun peralatan yang
dibutuhkan dalam operasi pengeboran lepas pantai adalah sebuah struktur anjungan (platform)
sebagai tempat untuk meletakkan peralatan pemboran dan produksi. Selain itu, ada beberapa
hambatan alam yang harus diatasi saat pengoperasian unit lepas pantai. Hambatan tersebut antara
lain : angin, ombak, arus dan badai.

Operasi pengeboran lepas pantai diawali dari pengembangan teknologi pengeboran darat dengan
menggunakan casing conductor (casing atau pelapis yang pertama kali dipasang pada konstruksi
sumur) yang ditanam atau dibor dan disemen, kemudian berkembang dengan digunakan mud-
line suspention system (sistem yang digunakan untuk mendukung bobot setiap tali casing yang
digunakan untuk mengebor sumur di atau dekat garis lumpur atau dasar laut). Setelah itu
berkembang lagi dengan menggunakan riser system (system dimana pipa yang menghubungkan
Struktur Produksi Terapung lepas pantai atau Rig Pengeboran ke sistem sub-laut baik untuk
tujuan produksi seperti pengeboran, produksi, injeksi dan ekspor, atau untuk tujuan pengeboran,
penyelesaian dan workover). Selain itu penggunaan BOP (blow Out Preventive, katup berat atau
perakitan katup yang dipasang di bagian atas sumur minyak selama pengeboran dan ditutup pada saat
terjadi ledakan) conventional terus dimodifikasi agar mampu beroperasi di bawah air. Kondisi
lingkungan laut berpengaruh terhadap pemilihan jenis platform yang digunakan.

Dalam operasi pengeboran lepas pantai dibutuhkan sarana utama pengeboran yaitu berupa
kendaraan atau biasa disebut Drilling rig. Pengeboran lepas pantai bisa dilakukan dengan 3 jenis
kendaraan atau drilling rig tergantung pada kedalaman air di tempat yang akan dilakukan proses
pengeboran/lokasi pengeboran. Adapun 3 jenis tersebut yakni

1. Swamp Barge
Swamp Barge Merupakan driiling rig yang digunakan untuk laut dangkal (7 - 15 ft),
dimana cara kerjanya adalah dengan memobilisasi rig ke lokasi sumur, kemudian rig
ditenggelamkan dengan cara mengisi ballast tanknya (kompartemen di dalam kapal,
kapal atau struktur terapung lainnya yang menahan air, yang digunakan untuk
memberikan stabilitas bagi kapal) dengan air. Setelah rig duduk di dasar dan spud can
(kerucut terbalik yang dipasang di dasar rig pengeboran lepas pantai yang kakinya
diturunkan ke dasar laut dari platform operasi yang menyediakan stabilitas untuk gaya
lateral ketika ditempatkan ke sistem dasar laut) nya tertanam di dasar laut, baru proses
pengeboran bisa dimulai. Adapun gambar dari Swamp Barge dapat dilihat pada gambar
di bawah.

2. Drillships (floater)
Drillships (floater) atau semi-submersible digunakan untuk pengeboran laut dalam (>250
ft). Karena rig jenis ini tidak bisa melekat pada platform untuk mengebor sumur-sumur
development, drilling rig tipe floaters biasanya dipakai untuk mengebor sumur-sumur
explorasi. Rig jenis ini, biasanya dilengkapi dengan 8 anchor/jangkar, yang tersebar di
sekeliling rig.
3. Jack-up rig
Jack-up rig merupakan rig pengeboran lepas pantai yang kakinya diturunkan ke dasar
laut dari platform operasi, rig jenis ini biasa digunakan untuk kedalaman 15 - 250 ft.
gambar untuk Jack-up rig dapat dilihat pada gambar di bawah.

Serangkaian sistem peralatan dibutuhkan untuk melakukan pengeboran lepas pantai. Sistem
peralatan tersebut terdiri atas, diantaranya adalah rangkaian pengeboran atau sering disebut
drilling string (serangkaian peralatan yang disusun sedemikian rupa, sehingga membentuk
batang bor), seluruh peralatan ini mempunyai lubang dibagian dalamnya yang memungkinkan
untuk melakukan sirkulasi fluida atau mud. Bagian ujung terbawah dari rangkaian pemboran
adalah pahat bor atau bit yang fungsinya untuk mengorek atau menggerus batuan, sehingga
lubang bor bertambah dalam. Gambar dari drilling string dapat dilihat pada gambar berikut.
Beberapa buah drill colar (pipa penyambung terdalam susunan rangkaian pemboran) disambung
diatas pahat bor untuk memungkinkan pencapain kedalaman tertentu, makin dalam lubang bor
makin banyak jumlah drill pipe yang dibutuhkan. Setelah itu pipa kelly disambung kan di atas
drill pipe, dimana pipa kelly memiliki fungsi meneruskan gerakan dari rotary table (alat
penentuan posisi kerja presisi yang digunakan dalam pengerjaan logam) untuk memutar seluruh
rangkaian pengeboran. Di atas kelly disambung dengan swivel yaitu sebuah alat yang berfungsi
sebagai tempat perpindahan gerakan putar dan gerakan diam dari sistem sirkulasi, fluida
pemboran melalui pipa bertekanan tinggi, bagian atas dari kelly terdapat bail untuk dikaitkan ke
hook supaya memungkinkan turun ke seluruh rangkaian pemboran.

Anda mungkin juga menyukai