Anda di halaman 1dari 25

Nama : Afnan Mukhtar Syauqi

Kelas : D
NIM : 113130008

RIG DAN SUBSTRUCTURE

Rig Darat (Land Rig),


merupakan rig yang beroperasi di daratan dan dibedakan atas rig besar dan rig kecil.
Pada rig kecil biasanya hanya digunakan untuk pekerjaan sederhana seperti Well
Service atau Work Over. Sementara itu, untuk rig besar bisa digunakan untuk operasi
pemboran, baik secara vertikal maupun direksional. Rig darat ini sendiri dirancang
secara portable sehingga dapat dengan mudah untuk dilakukan pembongkaran dan
pemasangannya dan akan dibawa menggunakan truk. Untuk wilayah yang sulit
terjangkau, dapat menggunakan heliportable.

Swamp Barge:
Merupakan jenis rig laut yang hanya pada kedalaman maksimum 7 meter. Dan, sangat
sering dipakai pada daerah rawa-rawa dan delta sungai. Rig jenis ini dilakukan dengan
cara memobilisasi rig ke dalam sumur, kemudian ditenggelamkan dengan cara
mengisi Ballast Tanksnya dengan air. Pada rig jenis ini, proses pengeboran dilakukan
setelah rig duduk didasar dan Spud Cannya tertancap didasar laut.

Tender Barge,
merupakan jenis rig laut yang sama dengan model Swamp Barge, namun dipakai pada
kedalaman yang lebih dalam lagi.

Jack Up Rig,
Rig jenis ini mnggunakan platform yang dapat mengapung dengan menggunakan tiga
atau empat kakinya. Kaki-kaki pada rig ini dapat dinaikan dan diturunkan, sehingga
untuk pengoperasiannya semua kakinya harus diturunkan hingga ke dasar laut.
Kemudian, badan dari rig ini diangkat hingga di atas permukaan air dan memiliki
bentuk seperti platform. Untuk melakukan perpindahan tempat, semua kakinya harus
dinaikan dan badan rignya akan mengapung dan ditarik menggunakan kapal. Pada
operasi pengeboran menggunakan rig jenis ini dapat mencapai kedalaman lima hingga
200 meter.

Drilling Jacket,
merupakan jenis rig yang menggunakan platform berstruktur baja. Pada umumnya
memiliki bentuk yang kecil dan sangat cocok berada di laut dangkal maupun laut
tenang. Rig jenis ini sering dikombinasikan dengan RigJack Up maupun Tender Barge.

Semi-Submersible
Rig jjenis rig yang sering disebut “semis” ini merupakan model rig yang mengapung
(Flooded atau Ballasted) yang menggunakan Hullatau semacam kaki. Rig ini dapat
didirikan dengan menggunakan tali mooringdan jangkar agar posisinya tetap diatas
permukaan laut. Dengan menggunakanThruster (semacam baling-baling) yang berada
disekelilingnya, dan Ballast Control System, sistem ini dijalalankan dengan
menggunakan komputer sehingga rig ini mampu mengatur posisinya secara dinamis
dan pada level diatas air sesuai keinginan. Rig ini sering dipakai jika Jack Up Rig tidak
mampu menjangkau permukaan dasar laut. Karena jenis rig ini sangat stabil, maka rig
ini sering dipakai pada lokasi yang berombak besar dan memiliki cuaca buruk, dan
pada kedalaman 90 hingga 750 meter.

Drill Ship
merupakan jenis rig yang bersifat mobile dan diletakan di atas kapal laut, sehingga
sangat cocok untuk pengeboran di laut dalam (dengan kedalaman lebih dari 2800
meter). Pada kapal ini, didirikan menara dan bagian bawahnya terbuka ke laut (Moon
Pool). Dengan sistem Thruster yang dikendalikan dengan komputer, dapat
memungkinkan sistem ini dapat mengendalikan posisi kapalnya. Memiliki daya muat
yang lebih banyak sehingga sering dipakai pada daerah terpencil maupun jauh dari
daratan.
Berdasarkan fungsi-fungsi dari rig itu sendiri, dapat terbagi menjadi dua macam, yaitu:
 Drilling Rig, merupakan rig yang digunakan untuk melakukan proses pemboran
pada sumur, baik sumur baru, cabang sumur baru, maupun memperdalam sumur
lama.
 Workover Rig, rig ini memiliki fungsi untuk melakukan penutupan sesuatu
terhadap sumur yang telah ada, misalnya berupa perawatan, perbaikan, penutupan,
dan sebagainya.
Jenis Platform Berdasarkan Konstruksinya
a. Struktur terpancang pada dasar laut (Fixed Platform)
Pada konstruksi terpancang, beban vertikal, horizontal dan moment dapat
ditransformasikan oleh konstruksi kaki melalui pondasi ke dasar laut
Contoh: jacket steel platform, gravity platform, monopod, tripod, dll
b. Struktur terapung (Floating Platform)
Contoh : semi-submersible, jack-up platform, drilling ship, barge, dll
Gerakan struktur diatas air relatif lebih besar (kecuali Jack-up) dibanding Fixed
Plat.
Kaki-kaki Jack-up tidak terpancang permanen di dasar laut tapi dapat naik-turun.
Struktur terapung dilengkapi fasilitas penambatan (MOORING), dengan sistem:
1. Catenary Mooring
 (jangkar, rantai atau wire ropes)
 (jumlah mooring line antara 4 ~ 24 buah)
 (karakteritik dipengaruhi beban statis dan dinamis)
2. Dynamic Positioning (motion response control, thruster)
(Untuk laut dalam dan lokasi kerja rawan)
FUNGSI :
 Anjungan Pengeboran (drilling)
 Anjungan Pendukung Operasi (support vessel)
 Fasilitas Pendukung Pemasangan Pipa (Pipe Layer)
 Fasilitas Akomodasi
 Fasilitas produksi (khususnya di marginal field + shorter time)
c. Struktur gabungan terpancang & terapung (Hybrid Platform)
d. Sub-sea
Jenis struktur lepas pantai yang digunakan sekarang ini sangat banyak, namun
sebagian besar struktur lepas pantai yang ada pada saat ini digunakan
untuk eksplorasi dan eksploitasi minyak bumi dan gas alam. Jenis-jenis dari
bangunan lepas pantai tersebut dapat dilihat seperti di bawah ini :
 Jacket atau template
Jacket dikembangkan untuk operasi di laut dangkal dan laut sedang yang
dasarnya tebal, lunak dan berlumpur. Setelahjacket ditempatkan di posisi yang
diinginkan, pile dimasukkan melalui kaki bangunan dan dipancang dengan
hammer sampai menembus lapisan tanah keras kemudian deck dipasang dan
dilas.
 Tower
Tower juga dipasang dengan bantuan jacket tetapi dapat dioperasikan di laut
dalam. Seperti jenis jacket atau template, pile dimasukkan
melewati jacket dan dipancangkan sampai tanah keras. Kemudian tower
ditempatkan di atas jacket. Pada umumnya tower mempunyai daya apung
(self-bouyant) karena jacket tidak dapat menyokong beban yang terlalu
berat. Deck dipasang dan di las di atas tower.
 Caissons
Platform kecil dengan deck kecil dibutuhkan untuk operasi di laut dangkal
(kurang dari 60 m) dengan kandungan minyak yang tidak banyak.
 Concrete Gravity Platform
Platform jenis ini dipasang apabila tanah keras di dasar laut tidak jauh dari
permukaan lumpur. Pondasi struktur dibuat berbentuk lingkaran dan terbuat
dari beton. Pondasi yang berat ini menyokong beberapa tower dan deck baja.
 Steel Gravity Platform
Jenis platform ini dibangun apabila tanah dasar laut terdiri dari batuan keras.
 Hybrid Gravity Platform
Bagian dasar platform terbuat dari beton dan beton menopang rangka baja
dimana deck baja diletakkan.
 Compliant Structures
Struktur jenis ini akan bergerak apabila ada gaya luar yang bekerja padanya.
Hal ini disebabkan karena kekakuannya tidak besar. Struktur ini biasanya
diikatkan pada dasar laut, misalnya guyed tower dan sistem penambatan
tunggal (single point mooring system), TLP (Tension Leg Platform) dan juga
struktur terapung lainnya

Pada operasi pemboran, biasanya peralatan yang dipakai terbagi dalam beberapa
sistem. pembagian sistem tersebut antara lain adalah sebagai berikut :
1. Sistem Pengangkat (Hoisting System)
2. Sistem Pemutar (Rotating System)
3. Sistem Sirkulasi (Circulating System)
4. Sistem Daya (Power System)
5. Sistem Pencegah Semburan Liar (BOP System)
Sistem di atas mempunyai hubungan yang erat antara satu dengan yang lainnya.

SISTEM PENGANGKATAN (HOISTING SYSTEM)


Fungsi dari hoisting system adalah untuk menyediakan fasilitas dalam mengangkat,
menahan dan menurunkan drillstring, casing string dan perlengkapan bawah permukaan
lainnya.
Dua jenis kegiatan yang menggunakan peralatan hoisting system pada operasi
pemboran adalah sebagai berikut.
1. Making connection, yaitu proses penyambungan rangkaian drillstring.
Berhubungan dengan proses penambahan sambungan drillpipe untuk penembusan
yang lebih dalam.
2. Tripping out dan tripping in, yaitu proses mencabut dan menurunkan rangkaian
stringuntuk mengganti kombinasi peralatan pemboran di bawah permukaan.
Komponen-komponen utama dari hoisting system adalah
1. Derick dan substucture
2. Block dan tackle
3. Drawwork

1.1. Derrick dan Substructure


Fungsi dari derrick adalah menyediakan ruang ketinggian vertikal yang
diperlukan untuk mencabut dan menurunkan pipa dari dan ke dalam sumur. Semakin
tinggi derrick maka semakin panjang rangkaian pipa yang bisa ditangani yang berarti
semakin cepat proses pengeboran. Panjang pipa yang umum digunakan berkisar antara
27-30 ft. Kemampuan derrick menangani panjang rangkaian pipa disebut dengan stand
yang tersusun dari dua, tiga, atau empat sambungan pipa. Selain beban kompresif
dalam penambahan ketinggian derrick, beban angin juga harus diperhitungkan.
1.2. Rig floor
Rig floor berfungsi untuk menyediakan ruang kerja di bawah lantai rig untuk
pressure control valve (blowout preventer). Lantai rig umumnya lebih tinggi dari
permukaan tanah dengan menempatkan substruktur. Substruktur harus dapat
menopang beban rig dan seluruh peralatan yang ada di atas lantai rig.
Istilah-istilah pada rig floor:
1. Rotary table: Peralatan yang berfungsi untuk memutar dan menggantung
drillstring.
2. Rotary drive: Peralatan yang berfungsi meneruskan daya dari drawworks ke rotary
table.
3. Drawwork: Mekanisme hoisting system pada rotary drilling rig.
4. Driller console: Panel pusat instrumentasi dari rotary drilling rig.
5. Drillpipe tong: Kunci besar yang dipakai untuk memutar bagian drillstring untuk
menyambung dan melepas bagian-bagian drillstring.
6. Mouse hole: Lubang di samping rotary table untuk meletakan drillpipe untuk
disambungkan ke kelly dan drillstem.
7. Rat hole: Lubang di samping derrick di rig floor untuk meletakkan kelly pada saat
triping in atau tripping out.

1.3. Rig
Rig merupakan gabungan dari derrick dan substructure. Secara garis besar, rig
tergolong menjadi tipe rig dengan kedudukan yang tetap (fixed) dan tipe rig yang
dapat bergerak(moveable).
Jenis-jenis rig:
1. Cable tool rig
2. Land rig
3. Standard Derrick
4. Portable Rig
5. Conventional Rig
6. Marine Rig (contohnya : Barge, Jack up, Platform Rig, Semi Submersible Rig,
dan Drill Ship

1.4. Block dan Tackle


Block dan tackle terdiri dari:
1. Crown Block: Katrol diam yang terletak di atas derrick.
2. Travelling Block: Katrol yang bergerak naik dan turun sambil bergantung
dibawah crown block, tempat melilitkan drilling line.
3. Drilling line: Tali Baja yang berfungsi menghubungkan semua komponen dalam
hoisting system.
4. Hook: Peralatan berbentuk kait besar yang terletak di bawah traveling block
5. Untuk menggantungkan drillstem
6. Elevator: Suatu penjepit yang sangat kuat untuk memegang drill pipe dan drill
collar sehingga dapat dimasukkan dan dikeluarkan dari dan ke dalam lubang bor.
Ada dua tipe dari elevator:
1. Bottle neck: digunakan untuk memegang drill pipe.
2. Collar lift: digunakan untuk memegang drill collar.

1.5 Drawwork
Drawwork merupakan peralatan mekanik yang merjadi otak dari
derrick. Fungsi drawwork yaitu:
1. Pusat pengontrol bagi driller yang menjalankan operasi pemboran.
2. Rumah bagi gulungan drilling line.
3. Meneruskan daya dari prime mover ke rotary table dan catheads.
Bagian utama dari drawwork adalah
1. Drum : Peralatan yang berfungsi menggulung dan mengulur drilling line.
2. Brake, terdapat dua jenis brake :
a) Main Mechanical Brake: Peralatan dari hoisting system yang mampu
membuat seluruh beban kerja betul-betul berhenti. Bila beban berat
diturunkan maka main brake akan bekerja secara hidrolik atau elektrik
untuk meredam energi yang ditimbulkan beban.
b) Auxiliary Brake: Peralatan hidrolik untuk membantu meringankan tugas
mechanical brake dimana tidak dapat memberhentikan proses pemboran
seluruhnya.

1.6. Cat head


Sub-bagian dari drawwork yang terdiri dari make-up cathead dan break-
out cathead. Cathead digunakan untuk menyambung dan melepas sambungan
tetapi tugas yang lebih umum adalah mengangkat peralatan yang ringan dengan
catline.

B. ROTATING SYSTEM
Gambar 9 - Bagian dari Rotating System
(Sumber: http://oilfieldrillers.blogspot.com/2014/08/basics-of-drilling-rig.html)
Rotary system termasuk semua peralatan yang digunakan untuk mentrasmisikan
putaran meja putar ke bit. Bagian utama dari rotary system adalah:
2.1. Swivel
Swivel berfungsi sebagai penahan beban drillstring dan bagian statis
pada drillstring yang berputar. Swivel merupakan titik penghubung antara
circulating system dan rotating system serta sebagai punutup fluida dan
menahan putaran selama diberikan tekanan.

2.2. Kelly
Kelly adalah pipa pertama di bawah swivel. Bentuknya dapat berupa segi
empat atau segi enam sehingga akan memudahkan rotary table untuk memutar
rangkaian di bawahnya. Torsi ditransmisikan ke kelly melalui kelly bushing
yang terletak di dalam master bushing dari rotary table dan kelly harus
dipertahankan setegak lurus mungkin. Kelly mempunyai ukuran standard yaitu
panjang 40 feet dengan bagian pengeraknya 37 feet.
2.3. Rotary Drive
Rotary Drive berfungsi meneruskan daya dari drawworks ke rotary
table.

2.4. Rotary Table


Rotary table berfungsi untuk memutar drillstring melalui kelly, dan
untuk menggantung drillstring. Kelly bushing dan rotary bushing dalam rotary
table berfungsi untuk memutar kelly.
Rotary bushing digerakkan oleh prime mover sedangkan kelly bushing
didudukkan di dalam rotary bushing dan ditahan oleh empat penjepit.

Gambar 10 - Rotary Table


(Sumber: http://www.offshore-technology.com/projects/ kravtsovskoye/kravtsovskoye6.html)

2.5. Drillpipe
Drillpipe merupakan pipa baja yang digantung di bawah kelly untuk
mentransmisikan putaran ke bit. Porsi utama dari drillstring sendiri adalah
drillpipe.

2.6. Heavy Weight Drillpipe


Heavy Weight Drillpipe mempunyai dinding yang tebal dengan berat
2-3 kali drillpipe standard. Kegunaan heavy weight drillpipe adalah:
1. Mengurangi kerusakan pipa dengan adanya zona transisi.
2. Menggurangi penggunaan drill collar.
3. Menghemat biaya directional drilling, mengurangi torque dan kecenderungan
perubahan kemiringan

2.7. Drill Collar


Pipa baja penyambung berdinding tebal yang terletak di bagian bawah
drillstem di atas bit. Fungsi utamanya untuk menambah beban yang terpusat
pada bit.

2.8. Bit
Bit merupakan ujung dari drillstring yang menyentuh formasi, diputar dan
diberi beban untuk menghancurkan serta menembus formasi, bit dapat dibagi
tiga tipe, yaitu:
1. Drag bit
Bit yang telah dipakai sejak dulu hingga saat ini dalam proses rotary
drilling. Bit ini terbatas pada formasi yang tidak keras dan dan dangkal. Pisau
potongnya mirip ekor ikan dan pemboran dilakukan dengan cara menggeruk.
Pemboran tergantung dari beban, putaran, dan kekuatan pisau potong.
2. Diamond bit
Bit yang memilki butir-butir intan sebagai penggeruk pada matriks besi.
Diamond bi ttidak memiliki bagian yang bergerak dan digunakan untuk
membor formasi yang keras dan abrasif.
3. Rolling Cutter Bit
Bit yang mempunyai kerucut-kerucut yang berputar untuk
menghancurkan batuan. Terdapat jenis mill tooth bit ataupun TCI.
C. SISTEM SIRKULASI (CIRCULATING SYSTEM)
Fungsi utama dari sistem sirkulasi adalah mengangkat serpihan cutting
dari dasar sumur ke permukaan. Aliran dari fluida pemboran melewati:
1. Steel tanks ke mud pump
2. Mud pump ke high pressure surface connection dan ke drillstring
3. Drill string ke bit
4. Nozzle bit ke annulus sampai permukaan
5. Contaminant-removal equipment dan kembali ke suction tank
Peralatan utama dari circulating system adalah:
3.1. Mud pump
Mud pump berfungsi untuk memompa fluida pemboran dengan
tekanan tinggi.
3.2. Mud pits
Mud pit adalah suatu kolam tempat lumpur sebelum disirkulasikan.
Biasanya rig mempunyai dua atau tiga pit dengan ukuran lebar 8 -12 feet,
panjang 20 - 40 feet, tinggi 6 - 12 feet, dan volumenya antara 200 - 600 bbl.
4.3. Mud mixing equiment
Suatu peralatan yang berfungsi untuk mencampurkan bahan-bahan atau
material pada lumpur dengan menggunakan mixing hopper. Mixing hopper
adalah alat berbentuk corong yang dipakai untuk menambahkan bahan-bahan
padat ke dalam fluida pemboran saat treatment di dalam mud pit.

4.4. Contaminant Removal


Peralatan yang berfungsi untuk membersihkan fluida pemboran yang
keluar dari lubang sumur setelah disirkulasikan, terdiri dari:
1. Mud gas separator, berfungsi memisahkan gas dari fluida pemboran.
2. Shale shaker, berfungsi memisahkan cutting berukuran besar dari fluida
pemboran.
3. Degasser, berfungsi memisahkan gas dari fluida pemboran secara kontinu.
4. Desander, berfungsi untuk memisahkan pasir dari fluida pemboran.
5. Desilter, berfungsi memisahkan fluida pemboran dari partikel yang lebih
kecil dari pasir.
Gambar 8 - Sistem sirkulasi pada contaminant removal

(Sumber: https://www.osha.gov/SLTC/etools/oilandgas/drilling/mud_system.html)

D. Sistem Daya
Sistem tenaga pada operasi pemboran terdiri dari dua sub-komponen utama,
yaitu :
1. Power Supply Equipment, yang dihasilkan oleh mesin-mesin besar yang dikenal
sebagai “Prime Mover” (penggerak utama).
2. Distribution Equipment (transmition), meneruskan tenaga yang diperlukan untuk
operasi pemboran.
Sistem transmisi dapat dikerjakan dengan salah satu dari sistem, yaitu sistem
transmisi mekanis atau sistem transmisi listrik.
4.1. PRIME MOVER UNIT
Hampir semua rig menggunakan “Internal Combution Engines”.
Penggunaan jenis dan jumlah mesin ini ditentukan oleh besarnya tenaga yang
diperlukan untuk mengebor sumur yang didasarkan pada casing program dan
keadaan sumur. Tenaga yang dihasilkan sebuah prime mover berkisar antara
500 sampai 5000 hp.
Jumlah unit mesin yang diperlukan :
1. Dua atau tiga, pada umumnya operasi pemboran memerlukan dua atau tiga
mesin.
2. Empat, untuk pemboran yang lebih dalam memerlukan tenaga yang lebih
besar sehingga mesin yang diperlukan dapat mencapai empat mesin.

Jenis mesin yang digunakan :


1. Diesel ( copression ) engines.
2. Gas ( spark-ignition ) engines.

Prime Mover ( sumber : http://dickalive.blogspot.com )

Fungsi : Fungsi utama dari prime mover unit adalah untuk mendukung seluruh
sistem lainnya dengan menyediakan suatu sumber tenaga yang diperlukan
dalam operasi pemboran modern.
Letak : Letak prime mover tergantung pada sistem transmisi yang digunakan
dan ketersediaan ruang, umunya prime mover terletak di bawah rig, di atas
lantai bor, di samping atau di sisi rig, baik di atas tanah maupun di atas lantai
bor pada struktur yang terpisah, dan terletak jauh dari rig .
Mekanisme : Tenaga yang dihasilkan oleh suatu Prime Mover harus
disalurkan kebagian-bagian pekerjaan utama dari sistem pemboran. Transmisi
tenaga ini dilakukan melalui salah satu dari dua cara yang ada, yaitu:

· Transmisi tenaga mekanis (Mechanical Power Transmission).


· Transmisi tenaga listrik (Electric Power Transmission).

Biasanya di rig prime mover berada di dalam wadah (kontainer) untuk alasan
keamanan dan keselamatan peralatan. seperti yang ditunjukkan pada gambar
dibawah ini.
Prime Mover di sisi menara bor

1.2. DISTRIBUSI TENAGA PADA RIG


Rig tidak berfungsi dengan baik bila distribusi tenaga yang diperoleh
tidak mencukupi. Sebagian besar tenaga yang dihasilkan mesin, didistribusikan
untuk drawwork, rotary table dan mud pump. Disamping itu juga diperlukan
untuk penerangan, instrumen rig, engines fans, air conditioner, dan tenaga
transmisi.
Tenaga transmisi diperoleh dari salah satu metode sebagai berikut :
- Mechanical power transmission.
- Electrical power transmission.

1.2.1. Mechanical Power Transmision


Mechanical Power Transmision (transmisi tenaga mekanik) berarti tenaga
yang dihasilkan oleh mesin-mesin harus diteruskan secara mekanis.

Sistem Transmisi Mekanik (sumber : http://dickalive.blogspot.com)


Fungsi : Sebagai penghubung untuk menghubungkan tenaga power yang
berasal dari prime mover ke peralatan – peralatan atau mesin – mesin yang ada
di rig.
Mekanisme : Tenaga yang dihasilkan oleh prime mover harus dihubungkan
bersama-sama dengan mesin-mesin yang lain untuk mendapatkan tenaga yang
mencukupi. Hal ini dilakukan dengan Hydraulic Coupling (Torque
Converters), yang dihubungkan bersama-sama (compounded). Tenaga ini
kemudian diteruskan melalui elaborate sprocket dan chain linking system
(sistem rantai), yang secara fisik mendistribusikan tenaga ke unit-unit yang
memerlukan tenaga. Sistem ini sekarang banyak digantikan dengan tenaga
listrik (susunan electrical power transmision).
1.2.2. Electrical Power Transmission
Sebagian besar drilling rig sekarang telah menggunakan sistem transmisi
tenaga listrik yang harus dialirkan melalui kabel. Pada sistem ini mesin diesel
memberikan tenaga mekanik dan diubah menjadi listrik oleh generator listrik,
yang dipasang didepan block. Generator menghasilkan arus listrik, yang
dialirkan melalui kabel ke suatu “Control Unit” (kontrol kabinet).
Dari control kabinet, tenaga listrik diteruskan melalui kabel tambahan ke
motor listrik yang langsung dihubungkan ke sistem peralatan yang lain, seperti
sistem angkat, rotary, sirkulasi, penerangan, dan lain-lain.
Beberapa keuntungan penggunaan electric power transmission :
1. Lebih fleksibel letaknya.
2. Tidak memerlukan rantai penghubung.
Umumnya lebih kompak dan portable, dan lebih mudah dikontrol.
Sistem Transmisi Elektrik (sumber : http://dickalive.blogspot.com)
Fungsi : untuk mentransmisikan tenaga yang dihasilkan oleh prime mover ke
seluruh peralatan pemboran melalui kabel (elektrik)
Mekanisme : Alternator memproduksi AC power yang dikirmkan melalui
kabel ke electric switch-and-control gear. Dari sini, sebagian besar degenerated
menjadi DC dan dikirimkan melalui kabel ke electric motor yang terpasang
langsung pada peralatan bersangkutan.

V. SISTEM PENCEGAHAN SEMBUR LIAR (BOP SYSTEM)

Gambar 16 - Blow Out Preventer


(Sumber: http://www.ogpe.com/news/2014/04/14/the-
lloyd-s-register-blowout-preventer-risk-
model.html)
Fungsi dari sistem BOP adalah untuk menyediakan fasilitas untuk mencegah
terjadinya semburan liar (tidak terkontrol) lumpur dari sumur, yang merupakan
bahaya utama pada operasi pengeboran. Pengoperasian BOP dilakukan melalui
control panel yang ditangani oleh driller dan pengaturan aliran lumpur
dilakukan melalui choke manifold secara manual.
Komponen - komponen Blow Out Preventer System terdiri dari :
1. BOP Stack
Peralatan pencegah semburan liar ditempatkan pada kepala casing dibawah
rotary table. BOP stack (peralatan dengan valve bertekanan tinggi yang
didesain untuk menahan tekanan lubang bor bila terjadi kick) meliputi :
1) Annular Preventer
Ditempatkan paling atas dari susunan BOP stack. Berisi rubber packing
element yang dapat menutup annulus baik lubang dalam keadaan kosong atau
ada rangkaian bor. Semakin besar tekanan dari bawah semakin rapat
menutupnya.
2) Ram Preventer
Menutup lubang bor pada waktu rangkaian pipa bor berada pada lubang. Ram
preventer memiliki tiga jenis yang berbeda, yaitu :
a) Pipe Ram (menutup sumur jika ada pipa ukuran tertentu)
b) Blind Ram (menutup sumur jika tidak ada pipa didalamnya)
c) Shear Ram (menutup sumur apabila terjadi kick dengan memotong pipa
yang ada di dalamnya)
3) Drilling Spool
Terletak diantara preventers. Berfungsi sebagai tempat pemasangan choke line
dan kill line.
4) Casing Head
Merupakan alat tambahan pada bagian atas casing yang berfungsi sebagai
pondasi
BOP stack.
2. Accumulator
Ditempatkan pada jarak sekitar seratus meter dari rig, bekerja pada BOP stack
dengan ”high pressure hydraulic”. Pada saat terjadi kick, kru dapat dengan
cepat menutup blow-out preventer dengan menghidupkan kontrol pada
accumulator atau remote pada panel yang terletak di lantai bor. Unit ini
dijalankan pada saat kru sudah meninggalkan lantai rig pemboran.
3. Supporting System
Selain kedua hal diatas, terdapat supporting system untuk blow out prevention
system, yaitu :
1) Choke Manifold
Bekerja pada BOP stack dengan “high pressure line” disebut “choke line”.
Membantu menjaga back pressure dalam lubang bor untuk mencegah
terjadinya intrusi fluida formasi.
2) Kill Line
Bekerja dengan BOP stack, lumpur berat dipompakan melalui kill line kedalam
lumpur bor sampai tekanan hidrostatik lumpur dapat mengimbangi formass

Anda mungkin juga menyukai