Anda di halaman 1dari 3

PERCOBAAN I

PEMBUATAN SUSPENSI SEMEN DAN CETAKAN SAMPEL

1.1 Tujuan Percobaan


1. Untuk mengetahui dan memahami cara pembuatan suspensi semen pemboran.
2. Untuk megetahui cara membuat cetakan semen/sampel.
3. Mengetahui pengkondisian suspensi semen
1.2 Teori Dasar
Pembuatan suspensi semen dimulai dengan persiapan peralatan dan material semen
berupa semen portland, air dan additive.
Semen Portland merupakan semen yang banyak digunakan dalam industri
perminyakan karena semen ini termasuk semen hidrolis dalam arti akan mengeras bila
bertemu atau bercampur dengan air. Semen Portland memiliki 4 komponen mineral utama
yaitu C3S, C2S, C3A, dan C4AF.
C3S atau Tricalcium Silicate merupakan komponen terbanyak dari semen portland
komponen ini memberikan strength yang terbesar pada awal pengerasan. C2S atau
Dicalcium silicate, komponen ini sangat penting dalam memberikan final strength semen.
C3A atau Tricalcium Alluminate walaupun kadarnya kecil dari komponen silicate namun
berpengaruh pada rheologi suspensi semen dan membantu proses pengerasan awal pada
semen. C4AF atau Tetra Calcium alluminaferite, komponen ini hanya sedikit pengaruhnya
pada strength semen.
API (American Petroleum Institute) telah melakukan klasifikasi semen kedalam kelas
guna mempermudah pemilihan dan penggolongan semen yang akan digunakan
Pengklarifikasian ini didasari atas kondisi sumur dan sifat – sifat semen yang disesuaikan
dengan kondisi sumur tersebut. Kondisi sumur tersebut meliputi kedalaman sumur,
temperatur, tekanan dan kandungan yang terdapat pada fluida formasi (seperti sulfat dan
sebagainya). Klasifikasi semen yang API terdiri dari:
a. Kelas A
Semen kelas A ini digunakan dari kedalaman 0 (permukaan) sampai 6000 ft. Semen ini
terdapat dalam tipe biasa (ordinary type) saja.
b. Kelas B
Semen kelas B digunakan dari kedalaman 0 sampai 6000 ft dan tersedia dalam yang
tahan terhadap kandungan sulfat menengah dan tinggi (moderate dan high sulfate
resistant)
c. Kelas C
Semen kelas C digunakan dari kedalaman 0 sampai 6000 ft dan mernpunyai high-early
strength (proses pengerasan cepat). Semen ini tersedia dalam jenis moderate dan high
sulfate resistant.
d. Kelas D
Semen kelas D digunakan untuk kedalaman dari 6000 ft sampai 12000 ft dan untuk
kondisi sumur yang mempunyai tekanan dan temperatur tinggi. Semen ini tersedia juga
dalam jenis moderate dan high sulfate resistant.
e. Kelas E
Semen kelas E digunakan untuk kedalaman dari 6000 ft sampai 14000 ft, dan untuk
kondisi sumur yang mempunyai tekanan dan temperatur tinggi. Semen ini tersedia juga
dalam jenis moderate dan high sulfate resistant.
f. Kelas F
Semen kelas F digunakan dari kedalaman 10000 ft sampai 16000 ft dan untuk kondisi
sumur yang mempunyai tekanan dan temperatur tinggi. Semen ini tersedia juga dalam
jenis high sulfate resistant.
g. Kelas G
Kelas G digunakan dari kedalaman 0 sampai 8000 ft dan merupakan semen dasar. Bila
ditambahkan retarder semen mi dapat dipakai untuk sumur yang dalam dan range
temperatur yang cukup besar. in tersedia dalam jenis moderate dan high sulfat resistant.
h. Kelas H
Semen kelas H digunakan dari kedalaman 0 sampai kedalaman 8000 ft dan merupakan
pula semen dasar. Dengan penambahan accelerator dan retarder, semen ini dapat
digunakan pada range kedalaman dan temperatur yang besar. Semen ini hanya tersedia
dalam jenis moderate sulfat resistant.

Untuk mengkondisikan suspensi semen pada saat penyemenan pada lubang bor,
semen juga dapat diberi beberapa zat tambahan atau additive yang memiliki fungsi
bermacam-macam agar pekerjaan penyemenan dapat memperoleh hasil sesuai dengan apa
yang telah direncanakan. Sampai saat ini lebih dari 100 additive telah dikenal, additive-
additive tersebut dikelompokkan dalam 8 kategori yaitu :

1. Accelerator
Yaitu additive yang dapat mempercepat proses pengerasan suspensi semen.
2. Retarder
Yaitu additive yang dapat memperlambat proses pengerasan suspensi semen.
3. Extender
Yaitu additive yang digunakan untuk mengurangi densitas dari suspensi semen
4. Weighting Agent
Yaitu additive yang dapat menambah densitas dari suspensi semen.
5. Dispersant
Yaitu additive yang dapat mengurangi viscositas suspensi semen.
6. Fluid Loss Control Agent
Yaitu additive yang digunakan untuk mencegah hilangnya fasa liquid suspensi semen
kedalam formasi sehingga terjaga kandungan cairan pada suspensi semen.
7. Lost Circulation Control Agent
Yaitu additive yang mengontrol hilangnya suspensi semen ke dalam formasi yang
lemah atau bergua.
8. Specially Additives
Yaitu additive khusus yang digunakan untuk suatu tujuan tertentu.

Anda mungkin juga menyukai