LEMBAR PENGESAHAN
(APPROVING SHEET)
FAKULTAS TEKNIK
(ENGINEERING FACULTY)
Secara umum dan sesuai dengan tujuannya, operasi penyemenan dapat dibagi
dua, yaitu :
a) Primary Cementing
Adalah penyemenan yang dilakukan setelah pertama kali casing
diturunkan. Penyemenan pada konduktor Casing dimaksudkan untuk
mencegah terjadinya kontaminasi fluida formasi dengan pemboran.
Penyemenan pada Surface Casing bertujuan melindungi air tanah agar tidak
tercemar oleh fluida pemboran. Sedangkan penyemenan pada Intermediet
Casing adalah untuk menutup tekanan formasi abnormal dan mengisolasi
daerah lost circulation. Dan penyemenan pada Production Casing bertujuan
mencegah aliran formasi yang tidak diinginkan.
b) Secondary Cementing
Adalah penyemenan ulang untuk menyempurnakan Primary Cementing
yang tidak sempurna. Adapun yang termasuk dalam Secondary Cementing
adalah Squeeze Cementing yaitu untuk mengurangi water-oil ratio, water-gas
1 CONFIDENTIAL
2
Halaman
PENDAHULUAN............................................................................................ 1
(INTRODUCTION)
PERCOBAAN I PEMBUATAN SUSPENSI SEMEN, .............................. 3
CETAKAN SAMPEL DAN PENGUJIAN
DENSITAS SUSPENSI SEMEN
(EXPERIMENT I PREPARATION OF CEMENTS SUSPENSION,
SAMPLE AND EXAMINATION OF CEMENTS
SUSPENSION DENSITY)
PERCOBAAN II PENGUJIAN RHEOLOGI SUSPENSI SEMEN ............... 13
(EXPERIMENT II EXAMINATION OF CEMENTS SUSPENSION
RHEOLOGY)
PERCOBAAN III PENGUJIAN THICKENING TIME SUSPENSI ............. 19
SEMEN
(EXPERIMENT III EXAMINATION OF CEMENTS SUSPENSION
THICKENING TIME AND EXAMINATION OF
INITIAL & FINAL SETTING TIME)
PERCOBAAN IV PENGUJIAN FREE WATER .......................................... 23
(EXPERIMENT IV EXAMINATION OF FREE WATER)
PERCOBAAN V PENGUJIAN FILTRATION LOSS ................................. 26
(EXPERIMENT V EXAMINATION OF FILTRATION LOSS)
PERCOBAAN VI PENGUJIAN COMPRESSIVE STRENGTH .................. 30
DAN SHEAR BOND STRENGTH SUSPENSI SEMEN
(EXPERIMENT VI EXAMINATION OF CEMENTS SUSPENSION
COMPRESSIVE STRENGTH AND SHEAR BOND
STRENGTH)
LAMPIRAN
i
CONFIDENTIAL PERCOBAAN I
(EXPERIMENT I)
PEMBUATAN SUSPENSI SEMEN, CETAKAN SAMPEL DAN
PENGUJIAN DENSITAS SUSPENSI SEMEN
(PREPARATION OF CEMENTS SUSPENSION, SAMPLE AND
EXAMINATION OF CEMENTS SUSPENSION DENSITY)
CONFIDENTIAL
3
4
g. Kelas G
Semen kelas G digunakan dari kedalaman 0 samapai 8000 ft dan merupakan
semen dasar. Bila ditambahkan retarder semen ini dapat dipakai untuk sumur yang
dalam dan range temperatur yang cukup besar. Semen ini tersedia dalam jenis
moderate dan high sulfat resistant.
h. Kelas H
Semen kelas H digunakan dari kedalaman 0 samapai kedalaman 8000 ft dan
merupakan pula semen dasar. Dengan penambahan accelerator dan retarder,
semen ini dapat digunakan pada range kedalaman dan temperatur yang besar.
Semen ini hanya tersedia dalam jenis moderate sulfat resistant.
Untuk mengkondisikan suspensi semen pada saat penyemenan pada lubang
bor, semen juga dapat diberi beberapa zat tambahan atau additive yang memiliki
fungsi bermacam-macam agar pekerjaan penyemenan dapat memperoleh hasil
yang sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Sampai saat ini lebih dari 100
additive telah dikenal, additive-additive tersebut dikelompokkan dalam 8 kategori
yaitu:
1. Accelerator
Yaitu additive yang dapat mempercepat proses pengerasan suspensi semen.
2. Retarder
Yaitu additive yang dapat memperlambat proses pengerasan suspensi semen.
3. Extender
Yaitu additive yang digunakan untuk mengurangi densitas dari suspensi
semen
4. Weighting Agent
Yaitu additive yang dapat menambah densitas dari suspensi semen.
5. Dispersant
Yaitu additive yang dapat mengurangi viscositas suspensi semen.
6. Fluid Loss Control Agent
Yaitu additive yang digunakan untuk mencegah hilangnya fasa liquid suspensi
semen kedalam formasi sehingga terjaga kandungan cairan pada suspensi
semen.
6
Ws + Wadd + Wair
SGS =
Vs + Vadd + Vair
Dimana:
SGS = densitas suspensi semen
Ws = berat bubuk semen
Wadd = berat additif
Wair = berat air
Vs = volume bubuk semen
Vadd = volume additif
Vair = volume air
berupa gas yang dilarutkan dalam suspensi semen seperti nitrogen/udara yang
hasilnya memberikan compressive strength yang cukup.
1.3.2. Bahan
1. Air
2. Semen Portland
3. Bentonite
4. Grease
CONFIDENTIAL
13
14
dimana:
p = plastic viscosity, cp
Yp = yield point, lb
100 ft 2
15
2.3.2. Bahan
1. Semen portland
2. Air
3. Bentonite
dimana:
p = plastic viscosity, cp
Yp = yield point, lb
100 ft 2
18
19
Untuk sumur yang dalam dan kolom yang panjang diperlukan waktu
pemompaan yang lama, sehingga thickening time harus lebih lama. Untuk
memperpanjang atau memperlambat thickening time perlu ditambahkan retarder
kedalam suspensi semen seperti Calcium Lignosulfonat, Carboxymethyl
Hydroxyethyl Cellulose dan senyawa-senyawa asam organik.
Pada sumur-sumur yang dangkal diperlukan thickening time yang tidak
terlalu lama, karena selain target yang akan dicapai tidak terlalu jauh juga untuk
mempersingkat waktu. Untuk mempersingkat thickening time dapat ditambahkan
accelerator kedalam suspensi semen. Yang termasuk kedalam accelerator adalah
Calcium Chlorida, Sodium Chlorida, gypsum, Sodium Silikat, air laut dan additif
yang tergolong dispersant.
Berikut ini adalah beberapa macam dari additif yang berpengaruh terhadap
thickening time:
Accelerator adalah additif yang dapat mempercepat proses thickening
time. Contoh additif, antara lain:
- Calcium Chlorida, umumnya penambahan additif ini antara 2-4%
kedalam suspensi semen, pengaruhnya dapat mempercepat thickening
time dan menaikkan compressive strength
- Sodium Chlorida dan NaCl, dengan kadar sampai 10% BWOMW
berelaku sebagai accelerator
- Gypsum
- Silika
- Air laut
Retarder adalah additif yang dapat memperlambat proses pengerasan
suspensi semen, sehingga suspensi semen mempunyai waktu yang cukup
untuk mencapai kedalaman yang diinginkan. Contoh additif antara lain:
- Lignosulfonat, efektif dicampurkan kedalam suspensi semen dengan
kadar 0,1-0,15% BWOC. Lignosulfonat tetap efektif sampai
temperatur 121 ºC dan bila ditambahkan Sodium Barite maka akan
dapat bertahan sebagai retarder hingga temperatur 315 ºC
20
3.3.2. Bahan
1. Semen portland
2. Air
3. NaCl
4. Grease
23
24
4.3.2. Bahan
1. Semen Portland
2. NaCl
3. Air
25
26
27
maximum yang bisa digunakan hanya sampai 82 ºC (180 ºF). Besarnya atau
terjadinya filtration loss diketahui dari volume filtrate yang ditampung dalam
sebuah tabung atau gelas ukur selama 30 menit masa pengujian. Apabila waktu
pengujian tidak sampai 30 menit, maka besarnya filtration loss dapat dihitung
dengan menggunakan rumus :
5.677
F 30
Ft x
t
dimana :
F30 = filtrate pada 30 menit, ml
Ft = filtrate pada t menit, ml
t = waktu pengukuran
Pada primary cementing, filtration loss yang diizinkan adalah sekitar 150-
250 cc yang diukur selama 30 menit dengan menggunakan saringan berukuran
325 mesh pada tekanan 1000 psi. sedangkan pada squeeze cementing, filtration
loss yang diizinkan sekitar 55-65 cc selama 30 menit.
5.3.2. Bahan
1. Semen Portland
2. Additive CMC
3. Air
4. Solar
28
30
31
6.3.2. Bahan
Semen yang telah dibuat dalam cetakan sampel dengan
komposisi 350 gram semen, 6 gram bentonite dan 213 ml air
CS k P 1
A
A2
dimana:
CS = compressive strength semen, psi
k = konstanta koreksi, fungsi dari perbandingan tinggi (h) terhadap
diameter (d)
P = pembebanan maksimum, psi
A1 = luas penampang block bearing dari hydraulic mortar, inch2
A2 = luas permukaan sampel semen, inch2
SBS k p
A1
D h
dimana:
SBS = shear bond strength semen, psi
k = konstanta koreksi, fungsi dari perbandingan tinggi (h)
terhadap diameter (d)
P = pembebanan maksimum, psi
A1 = luas penampang block bearing hydraulic mortar, inch2
D = diameter dalam casing sample (semen), inch
h = tinggi sample semen, inch
1.1 Tabel Hasil Pengamatan Pembuatan Suspensi Semen, Cetakan Sampel dan Pengujian Densitas Suspensi Semen
Massa
No Bahan Sampel
(gr) (gr/ml) (PPG) (PPG)
Pekanbaru, / /
Asisten Praktikan
( ) ( )
NPM : NPM :
HASIL PENGAMATAN
Yp
No. Komposisi C600 C300 𝜇p (Cp) (Lb/100
Ft2)
Pekanbaru, / /
Asisten Praktikan
( ) ( )
NPM : NPM :
HASIL PENGAMATAN
3.1. Pengujian Thickening Time Suspensi Semen dan Pengujian Initial & Final
Setting Time
b. Pengujian intial & final setting time selama ……. jam ..…..menit didapat data
sebagai berikut:
• initial setting time : mm
• final setting time : mm
Pekanbaru, / /
Asisten Praktikan
( ) ( )
NPM : NPM :
HASIL PENGAMATAN
1.
2.
3.
Pekanbaru, / /
Asisten Praktikan
( ) ( )
NPM : NPM :
HASIL PENGAMATAN
Pekanbaru, / /
Asisten Praktikan
( ) ( )
NPM : NPM :
HASIL PENGAMATAN
CS SBS
No Jenis Sampel
(psi) (psi)
Pekanbaru, / /
Asisten Praktikan
( ) ( )
NPM : NPM :