Anda di halaman 1dari 9

BAB V

DRILLING AND COMPLETION

5.1. Tujuan Pemboran


Kegiatan pemboran yang dilakukan merupakan tahap pengembangan sumur
yang digunakan untuk meningkatan produksi minyak. Pemboran yang dilakukan
menembus tiga lapisan yaitu lapisan Z380, Z450, dan Z650 yang terletak pada Formasi
Air Benakat dan Talang Akar yang memiliki kedalaman total vertikal yaitu 2300 m
dengan metode vertical drilling . Operasi pemboran ini diharapkan dapat dilaksanakan
seefektif dan seefisien mungkin tanpa adanya kecelakaan kerja maupun kerusakan alat
dan kerusakan lingkungan.

5.2. Data Sumur


Nama Lokasi : Lapangan Beta
Nama Sumur : Beta-01, Beta-02, Beta-03,Beta-04
Well Description : Exploration Well

5.3. Geological Prognosis


Secara Fisiografi, Lapangan Beta berada pada cekungan Sumatera Selatan .
Berdasarkan data pemboran sumur , stratigrafi regional Lapangan terdiri dari Formasi
Gumai, Formasi Batu Raja, Formasi Air Bekanat, Formasi Talang Akar, Formasi
Muara Enim, Formasi Gumai dan Formasi Kasai. Reservoir target berada di Formasi
Air Bekanat dan formasi Talang Akar. Secara detail Lithologi dan stratigrafi regional
dapat dilihat di Bab II Geological and Finding Riview.
5.4. Ringkasan Operasi Pemboran
Sumur beta 1 akan dibor vertikal hingga pada kedalaman akhir 2300m TVD
dengan estimasi hari kerja sekitar 43 hari pemboran. Operasi pemboran sumur ini
diringkas sebagai berikut :
1. Rig masuk Lokasi.
2. Pasang Conductor casing 20” dengan hammer di kedalaman 36.6 m.
3. Persiapan dan masuk rangkaian bit 17 1/2” menggunakan tricone roller cone bit
hingga kedalaman 301 m, sirkulasi bersih, cabut rangkaian bit 17 1/2” sampai
permukaan. Persiapan masuk casing 13 3/8”, masuk casing 13 3/8”, penyemenan
casing 13 3/8”, tunggu semen kering.
4. Persiapan dan masuk rangkaian bit 12 1/4” menggunakan tricone roller cone bit
hingga kedalaman 1300 m, sirkulasi bersih, cabut rangkaian bit 12 1/4” sampai
permukaan. Persiapan masuk casing 9 5/8”, masuk casing 9 5/8”, penyemenan
casing 9 5/8”, tunggu semen kering.
5. Persiapan dan masuk rangkaian bit 8 1/2” menggunakan tricone roller cone bit
hingga kedalaman 2142 m, sirkulasi bersih, cabut rangkaian bit 8 1/2” sampai
permukaan. Persiapan masuk casing 7”, masuk casing 7”, penyemenan casing 7”,
tunggu semen kering.
7. Rig release.
5.5. Program Pahat
Terdapat empat trayek yang akan dilakukan pada sumur ini, yaitu trayek
conductor, trayek surface¸ trayek intermediate, dan trayek production. Trayek
conductor dipasang dengan cara penumbukan karena formasi yang ditembus dianggap
lunak, sedangkan untuk ketiga trayek lainnya dilakukan pemboran menggunakan
tricone roller cone bit dengan gigi pendek. Pada trayek surface digunakan tricone
roller cone bit 17 1/2” yang akan menembus formasi batulanau dan endapan tuff
dengan sisipan batubara sehingga dengan kondisi formasi yang lunak tersebut
digunakan IADC bit type 1 (steel tooth), 1 (very soft formation), dan 5 (sealed roller
bearing with gauge protection).
Untuk trayek intermediate digunakan tricone roller cone bit 12 1/4” yang akan
menembus formasi batupasir dan batulempung dengan sisipan batubara sehingga
dengan kondisi formasi yang tidak terlalu keras tersebut digunakan IADC bit type 1
(steel tooth), 1 (soft formation), dan 7 (sealed friction bearing with gauge protection),
sedangkan untuk trayek production digunakan tricone roller cone bit 7” karena akan
menembus formasi batupasir, batulempung, dan batugamping dengan sisipan batubara
sehingga dengan kondisi formasi yang tidak terlalu keras tersebut digunakan IADC bit
type 1 (steel tooth), 1 (soft formation), dan 7 (sealed friction bearing with gauge
protection).

5.7. Perencanaan Desain Lumpur


Program lumpur sangat dipengaruhi oleh jenis lithology yang akan ditembus.
Pemboran di lapangan Beta ini menembus zona batuan pasir, batuan lempung, batuan
lanau, dan batuan gamping dengan sisipan batubara.
Pada trayek conductor casing tidak digunakan lumpur pemboran karena
pemasangan casing menggunakan metode penumbukan. Selanjutnya untuk trayek
surface casing, trayek intermediate casing, dan trayek production casing
menggunakan water based mud dengan additive barrite sebagai wetting agent dan
PAC-L sebagai filtration loss control agent.
Lumpur yang digunakan pada pemboran surface casing 17 1/2” dengan
interval 0–301 m adalah water base mud dengan additive barite untuk meningkatkan
densitas lumpur sehingga fasa air pada lumpur tidak banyak agar saat menembus
formasi batulanau tidak terjadi swelling.
Lumpur yang digunakan pada pemboran intermediate casing 12 1/4” dengan
interval 0–1300m adalah water base mud dengan additive barite dan additive PAC-L
karena menembus formasi batulempung yang juga dapat menyebabkan terjadinya
swelling dan formasi batupasir. Additive PAC-L digunakan agar saat menembus
formasi batupasir, filtrat lumpur yang masuk kedalam formasi batuan tidak banyak
sehingga mud cake yang terbentuk tipis dan tidak menyebabkan terjadinya pipe
sticking.
Pada production casing 8 1/2” dengan interval 0–2300 ft lumpur yang
digunakan sama dengan lumpur pada intermediate casing.

TABEL V-1.
Program Lumpur
Sifat Fisik Lumpur Surface Intermediate Production
Densitas, ppg 9.5 10 10.5
Plastic Viscosity, cp 12 - 25 13 - 25 14 - 25
Yield Point, lb/100ft2 10 - 20 10 - 20 10 - 20
Content of Solid 13 - 17 13 - 19 13 - 22
Barite, PAC- Barite, PAC-
Additive Barite
L,Kcl L,Kcl
Wetting Agent, Wetting Agent,
Kegunaan Additive Wetting Agent Filtration Loss Filtration Loss
Control Agent Control Agent

Berdasarkan desain lumpur yang telah dirancang maka grafik pressure window vs mud
dapat dilihat pada grafik berikut:

Mud Window
Pressure, psi
0 1000 2000 3000 4000 5000
0

1000

2000

Pf
3000
Ph Mud
Depth, ft

4000 Prf

5000

6000

7000

8000

Grafik 5.1 Pressure Window vs Mud Window


5.8. Program Semen
Semen yang digunakan pada sumur di lapangan Beta adalah semen kelas G.
Semen digunakan untuk memperkuat casing dan mengisolasi casing dari formasi, Pada
penyemenan zona casing produksi densitas berkisar 10 ppg untuk tail dan 9.5 ppg untuk
lead. Berikut adalah tabel program semen yang akan digunakan untuk sumur ini:
TABEL V-2.
PROGRAM SEMEN
Trayek Surface Intermediate Production
Slurry Type Lead Lead Lead
Cement Density 9.5 9.5 9.5
Slurry Type Tail Tail Tail
Cement Density 10 10 10
Spacer Density 9.4 9.4 9.4
5.9. Rencana Blow Out Preventer (BOP)
Blow out preventer merupakan peralatan pemboran yang penting dalam proses
pemboran, yang berfungsi sebagai pengaman untuk mencegah semburan liar di
permukaan. Berdasarkan spesifikasi peralatan rig yang telah direncanakan, maka BOP
yang digunakan:
• 21 ¼” x 2000 psi diverter system

• 13 5/8” x 5000 psi 2 rams + annular

5.10. Rig Pemboran


Dengan target kedalaman pemboran sumur pengembangan, kedalaman sumur
pengembangan tersebut menjadi pertimbangan dalam memilih rig yang akan digunakan.
Rig yang akan digunakan adalah Rig APEXINDO #15 dengan spesifikasi seperti berikut :
5.11. Profil Sumur

5.12. Formation Completion


Komplesi sumur dilakukan pada tahap akhir yaitu tahap penyempurnaan proses
pemboran agar sumur siap untuk diproduksi. Jenis komplesi sumur harus sesuai dengan
formasi batuan agar laju produksi yang diperoleh optimum dan tidak menimbulkan
efek negative terhadap formasi. Dari perhitungan yang telah dilakukan didapat harga
kekompakan batuan (G/Cb) untuk masing masing lapisan yaitu 0.079642808 untuk z
380,0.078507013 untuk z 450 dan 0.0816993 untuk z 550 yang menunjukan lapisan
tidak kompak sehingga komplesi yang akan digunakan adalah cased hole completion
dengan comingle completion karena lapisan yang akan diproduksikan lebih dari satu
lapisan. Sedangkan ukuran tubing yang akan digunakan untuk mengalirkan fluida
hidrokarbon ke permukaan adalah 2,875”.

5.13. Perencanaan Pelaksanaan Pemboran


Perencanaan waktu pelaksanaan pemboran dibuat untuk memperkirakan
lamanya operasi pemboran berlangsung agar dapat memperkirakan biaya untuk
pemboran sumur yang terdiri dari biaya rig, casing, pekerja, peralatan pemboran,
material pemboran, dan lain-lain. Drilling time dapat dilihat pada grafik berikut:

drilling time
A0 B C
0 4 5 8 13.5 16.5 22.5 25.5 32 33 34 37 43

-500
E
D

-1000
Depth

-1500
F G

-2000

I
H K M
-2500
Day
J L N

Grafik V.2 Drilling Time


5.12. Mitigasi Problem Pemboran
Problem pemboran yang diperkirakan dapat terjadi pada sumur di Lapangan
Beta jika didasarkan pada litologi batuannya antara lain :
Tabel V-3.
Mitigasi Problem Pemboran
No Potensi Bahaya Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya
Menggunakan lumpur dengan tekanan
hidrostatik mendekati Pf agar differential
Partial Loss Selama pressure yang terjadi tidak terlampau besar
1.
Pemboran dan Cementing Menggunakan lumpur dengan margin yang
sesuai dengan Pf agar tidak merekahkan
formasi
Menambahan additive FLCA agar filtrat
2. Swelling Clay tidak berlebih dan tidak bereaksi dengan
clay
Menggunakan lumpur dengan tekanan
hidrostatik mendekati Pf agar differential
Ketidak stabilan lubang pressure yang terjadi tidak terlampau besar
3. Menjaga filtrat loss lumpur
bor dan pipe sticking
Back off opertaion: fishing (jika masih
gagal, melakukan sidetrack)
Total loss selama Menggunakan SG semen rendah
4.
cementing job Melakukan cement plug
Mengontrol dan memperhatikan sifat fisik
fluida pemboran terutama densitas agar
tidak berada di bawah tekanan formasi
Penanggulangan kick :
a. Menghentikan pemboran, angkat
drillstring hingga di atas kelly
.5 Kick
b. Mematikan pompa dan tutup BOP
c. Mencatat SIDP dan SICP
d. Mengecek kenaikan volume lumpur
pada kolam lumpur
e. Menyiapkan lumpur berat untuk
dipompakan untuk penanggulangan kick

Anda mungkin juga menyukai