31
32
Gambar di bawah ini adalah suatu plot pada kertas koordinat rectangular dari
Viskositas Vs Shear Rate. Untuk fluida ini pada setiap shear rate tertentu fluida
mempunyai viskositas yang disebut apparent viscosity dari fluida pada shear rate
tersebut.
Berbeda dengan fluida newtonian yang mempunyai viskositas konstan.
Fluida non-newtonian memperlihatkan suatu yield point stress, yaitu suatu jumlah
tertentu dari tahanan dalam yang harus diberikan agar fluida mengalir seluruhnya.
Viskositas yang diukur dengan marsh funnel adalah waktu dalam detik yang
dibutuhkan oleh 0,9463 liter fluida untuk mengalir keluar dari corong marsh funnel.
Untuk fluida non-newtonian data yang didapat dari Marsh Funnel tidak dapat
memberikan gambaran lengkap dari rheology suatu fluida, maka biasa digunakan
untuk membandingkan fluida yang baru dengan kondisi sekarang.
Shear Stress. lb/100 sq ft
0 511 1022
Grafik 4.1.
Shear Stress Vs Shear Rate Lumpur Pemboran
33
40
Apparent Viscosity. Centipoises
30
Plastic Fluid
20
10
Viscous Fluid
0 20 40 60 80 100
Pumping Rate. GPM ( 2 '' PIPE)
Grafik 4.2.
Viskositas Vs Shear Rate Lumpur Pemboran
2 1
Keterangan:
1. Cup
2. Funnel
Gambar 4.1.
Marsh Funnel
(Laboratorium Analisa Lumpur Pemboran)
38
5 4 3 2 1
Keterangan:
1. Dial Reading
2. Speed Selection
3. Rotor
4. Synchronous Motor
5. Mud Cup
Gambar 4.2.
Viscometer Fann VG
(Laboratorium Analisa Lumpur Pemboran)
39
Gambar 4.3.
Multi Mixer
(Laboratorium Analisa Lumpur Pemboran)
40
Gambar 4.4.
Timbangan Digital
(Laboratorium Analisa Lumpur Pemboran)
41
Gambar 4.5.
Gelas Ukur
(Laboratorium Analisa Lumpur Pemboran)
42
4.5.2. Perhitungan
Pengukuran plastic viscosity, yield point dan gel strength menggunakan alat
viscosimeter Fann VG Meter
Lumpur : 350 ml air +22,5 gram bentonite +0,3 gram KO +0.2 gram PAC-
R+ 0,1 gram XCD
Diketahui : C600 = 7
C300 = 4
Maka :
a. Plastic Viscosity (PV) = C600 - C300
= 7- 4
46
= 3 cp
b. Yield Point (YP) = C300 – PV
=4–3
= 1 lb/100ft2
c. Gel Strength 10’ =3
= 3 lb/100ft2
Gel Strength 10” =4
= 4 lb/100ft2
4.5.3. Grafik
Additives vs Plastic Viscosity
25
20
Plastic viscosity (cp)
15
10
0
0.2+0.1 0.4+0.2 0.6+0.3 0.8+0.4 1+0.5 1.2+0.6 1.2+0.1
Additives
Grafik 4.1.
Additives vs Plastic Viscosity
47
90
80
70
60
Yield point
50
40
30
20
10
0
0.2+0.1 0.4+0.2 0.6+0.3 0.8+0.4 1+0.5 1.2+0.6 1.2+0.1
Additives
Grafik 4.2.
Additives vs Yield Point
48
70
60
50
Gel Strength
40
30
20
10
0
0.2+0.1 0.4+0.2 0.6+0.3 0.8+0.4 1+0.5 1.2+0.6 1.2+0.1
PAC-L+XCD
Grafik 4.3.
PAC-L+XCD vs Gel Strength
49
70
60
50
Gel Strength
40
30
20
10
0
0.2+0.1 0.4+0.2 0.6+0.3 0.8+0.4 1+0.5 1.2+0.6
PAC-R+XCD
Grafik 4.4.
PAC-R+XCD vs Gel Strength
50
4.6.PEMBAHASAN
Percobaan kedua adalah pengukuran viskositas dan gel strength.
Praktikum ini bertujuan untuk menentukan viskositas relatif lumpur pemboran
dengan marsh funnel, menentukan viskositas nyata (apparent viscosity), plastic
viscosity, yield point dan gel strength lumpur pemboran dengan Viscometer Fann
VG, memahami rheologi lumpur pemboran dan mengetahui efek penambahan
thinner dan thickener pada lumpur pemboran.
Adapun alat yang digunakan pada percobaan adalah timbangan, gelas ukur
500 cc, viscometer fann VG, mud mixer dan cup mud funnel. Sedangkan bahan
yang digunakan adalah, bentonite, air tawar (aquadest), dan bahan-bahan pengencer
(thinner). Prinsip kerja dari viscometer fann VG adalah prinsip pengadukan untuk
mencari harga shear stress dan shear rate yang dinyatakan dalam bentuk
penyimpangan skala penunjuk (dial reading) dan RPM motor pengaduk.
Langkah yang kita lakukan pada awal percaobaan ini adalah membuat
lumpur dengan komposisi 350 mL air + 22,5 g bentonite+ 0.3 gr KOH dengan
tambahan bahan additive yaitu 0.1 XCD dan 0.2 gr PAC-R. Bahan-bahannya
dicampur dengan menggunakan multimixer selama 2-3 menit. Dalam proses
mencampur bentonite, dituangkan secara perlahan ke dalam cup yang sedang
diaduk
Pada percobaan dengan viscometer fann VG, diperoleh hasil C300 sebesar
4, C600 sebesar 7. Dari hasil tersebut, dapat diperoleh hasil plastic viscosity, yield
point dan gel strength, yaitu plastic viscosity sebesar 3 cp, yield point sebesar 1
lb/ft2 dan gel strength sebesar 3 lb/ft2 pada saat 10 detik dan 4 lb/ft2 saat 10 menit.
Plastic viscosity, yield point dan gel strength merupakan rheologi lumpur yang
saling mempengaruhi dan berhubungan satusama lain.
Pada pengukuran gel strength, hasil yang di peroleh pada 10’’( 10 detik)
adalah 3 lb/ft2 dan 10’ (10 menit) sebesar 4 lb/ft2. Pada percobaan ini, didapat hasil
yang berbeda berdasarkan lama tidak berputarnya rotor, yaitu jika tidak berputar
untuk waktu yang lama, maka gel strength semakin besar. Gel strength yang
diperoleh saat percobaan 10 menit cenderung lebih besar daripada pada percobaan
51
4.7.KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Hasil perhitungan yang diperoleh dari percobaan viskositas dan gel strength
sebagai berikut :
a. Plastic Viscosity = 3 cp
b. Yield point = 1 lb/100ft2
c. Gel strength 10 detik = 3 lb/100ft2
d. Gel strength 10 menit = 4 lb/100ft2
2. Additive PAC-L berfungsi sebagai secondary function FLCA (Filtration Loss
Control Agent) yang mengatur fluid loss, sedangkan PAC-R dan XCD
berfungsi sebagai viscosifier untuk meningkatkan viskositas lumpur
pemboran. KOH digunakan untuk membuat suasana basa dalam lumpur
pemboran karena PAC-L, PAC-R dan XCD bekerja optimum pada suasana
basa.
3. Pada grafik hasil percobaan didapatkan fluktuasi dimana seharusnya
penambahan additive viscosifier akan meningkatkan viskositas plastic dan gel
strength lumpur.
4. Aplikasi lapangan dari praktikum ini :