76
77
dipengaruhi oleh laju produksi. Ia mengusulkan laju yang berbeda tetapi dengan
selang waktu yang sama, akan memberikan grafik log ΔP2 vs log qsc yang linier
dengan harga eksponen n yang sama, seperti pada kondisi aliran yang stabil.
Tes ini terdiri dari serangkaian proses penutupan sumur sampai mencapai
tekanan stabil (PR), yang dilanjutkan dengan pembukaan sumur, sehingga
menghasilkan laju produksi tertentu selama jangka waktu t, tanpa menanti kondisi
stabil. Setiap perubahan laju produksi didahului oleh penutupan sumur sampai
tekanan mencapai stabil (PR).
.................................................................... (6-1)
78
keterangan:
qsc = Laju alir gas, Mscf/d.
C = Koefisien performance yang menggambarkan posisi kurva
deliverabilitas yang stabil, Mscfd/psia2.
n = Bilangan eksponen, merupakan inverse slope dari garis kurva
deliverabilitas yang stabil dan mencerminkan derajat pengaruh faktor
inersia-turbulensi terhadap aliran, umumnya berharga antara 0.5 - 1
Pr = Tekanan rata-rata reservoir, psia.
Pwf = Tekanan alir dasar sumur, psia.
Persamaan 5-12 diatas dapat juga ditulis dalam bentuk sebagai berikut:
............................................. (6-2)
............................................ (6-3)
................................................................................ (6-4)
Harga koefisien C juga dapat ditentukan dengan melakukan ekstrapolasi garis lurus
pada dan dibaca pada harga qsc. Sedangkan besarnya harga
AOFP adalah sama dengan harga qsc pada harga Pwf sebesar 14.7 psi. Metode
Analisis Rawlins-Schellhardt kurang baik karena tidak memperhatikan faktor
deviasi gas, sehingga tidak cocok dengan real gas.
......................................................... (6-6)
..................................................... (6-7)
Karena 1/re amat kecil, maka dapat diabaikan, dan koefisisen aliran turbulen b :
………...................................................... (6-8)
80
Bila diplot antara ΔP2/qsc vs qsc pada kertas grafik kartesian akan
memberikan suatu garis lurus dengan slope b yang menunjukkan derajat aliran
turbulen di dalam sumur dan intercept a yang menunjukkan kerusakan formasi.
Harga b akan berubah setiap waktu ketika adanya perubahan pola aliran ke
dalam lubang sumur. Efek dari perubahan ini dalam tahapan komplesi sumur dapat
dievaluasi dengan membandingkan kedua harga b:
.............................................. (6-9)
Gambar 6.1.
Grafik ΔP2/q vs q
(Chaudry, 2003)
Sedangkan besarnya harga AOFP adalah sama dengan qsc pada harga Pwf
sebesar 0 psi.
.................................................... (6-10)
................................................. (6-11)
........................................... (6-12)
............................................... (6-13)
Bagian pertama ruas kanan (A.qsc) Persamaan di atas menunjukkan
hubungan penurunan tekanan yang disebabkan oleh pengaruh aliran laminar dan
kondisi lubang sumur. Sedangkan bagian keduanya (bqsc2) merupakan hubungan
penurunan tekanan yang disebabkan oleh aliran inertial-turbulence.
Karena analisa pseudo-pressure dianggap lebih teliti dan dapat digunakan
pada semua kisaran tekanan reservoir, maka pendekatan LIT menggunakan pseudo-
pressure dan untuk selanjutnya disebut sebagai pendekatan LIT(Ψ).
Dari Persamaan 5-24, plot antara (ΔΨ-bqsc2) vs qsc pada kertas grafik log-
log akan memberikan garis lurus. Kurva ini merupakan garis deliverability yang
stabil, dimana harga A dan B dapat dicari dari persamaan berikut ini:
..................................... (6-13)
........................................... (6-13)
Gambar 6.2.
Plot Uji Deliverability-Metode Eropa
(Chaudry, 2003)
Harga laju produksi gas dapat dihitung dengan menggunakan penyelesaian
persamaan kudrat berikut ini untuk berbagai harga ΔΨ:
....................................................... (6-13)
Sedangkan besarnya AOFP sama dengan qsc pada harga Ψ sebesar 0 psi.
84
Tabel VI-2.
Tabel Data Modified Isochronal Testing (Flowing)
NO DATE TIME P qsc ΔP2 ΔP2 x 10-3
flow 1 2/9/2008 23:59:07 1837.5 2051.76 2015278 2015.277
flow 2 3/9/2008 7:59:07 1483.06 3057.12 3192217 3192.217
flow 3 3/9/2008 15:59:07 1387.69 3337.4 3466000 3466.000
flow 4 3/9/2008 23:20:07 1305.31 3769.03 3687850 3687.849
Ext.flow 4/9/2008 1:18:47 1448.14 3043.33 3294575 3294.574
a. Untuk mendapatkan nilai AOFP , dibutuhkan nilai faktor turbulensi (n) dan
nilai konstanta deliverabilitas (C).
b. Nilai faktor turbulensi (n) dapat ditentukan dengan memplot grafik ΔP2 vs
qsc, kemudian melakukan trendline pada grafik tersebut sehingga dapat
diketahui slope nya. Nilai faktor turbulensi (n) adalah 1/slope. Didapatkan
nilai faktor turbulensi sebesar 0.990393
85
Tabel VI-4.
Tabel Perhitungan metode LIT
Pwf Qsc Ψmm,psia2/cp dΨmm,psia2/cp dΨ/Qsc Qsc^2
2322 0 101.1963122
1837.5 2.05176 46.94996636 54.24634589 26.4389 4.20
1483.06 3.05712 22.14672438 79.04958787 25.8575 9.345
1387.69 3.3374 17.38165684 83.81465541 25.1135 11.138
1305.31 3.76903 13.85504443 87.34126782 23.1734 14.205
Jumlah 12.2153 100.333392 304.451857 100.583 38.89
Nilai ΔΨ dan qsc diambil dari salah satu tabulasi yang sudah dibuat tadi,
Didapatkan nilai a3 sebesar 29.58.
g. Menghitung AOFP dengan menggunakan persamaan :
6.4. GRAFIK
88
89
90
92
6.5. PEMBAHASAN
Mekanisme aliran fluida gas pada media berpori sangat dipengaruhi oleh sifat
fisik fluida, sifat-sifat PVT, dan distribusi tekanan system. Problematika yang sering
ditemui pada analisa tekanan pada reserovoir gas ialah gas merupakan fluida yang
fully compressible, sifat ini dipengaruhi oleh gas bebas maupun oleh gas terlarut.
Fully compressible mempunyai arti bila gas diberi tekanan maka akan terjadi
perubahan volume. Selain itu, sifat fisik fluida dipengaruhi oleh temperature dan
tekanan. Sifat ini sebenarnya juga berkaitan dengan compresibilitas gas. Maka di
dalam penyelesaian persamaan aliran variable tekanan yang digunakan adalah P, P2
dan (pseudo pressure).
Pada reservoir gas, skin awal yang didapatkan merupakan skin semu, karena
adanya faktor turbulensi (D). Praktikum analisa tekanan pada reservoir gas dapat
dilakukan dengan menggunakan dua macam metode analisa, metode pendekatan
metode Pressure squared (P2) dan Pseudopressure yang mana sebagai acuannya
adalah:
Untuk P < 2000 psia, digunakan persamaan dalam bentuk “P2”.
Untuk 2000 < P < 4000 psia, digunakan persamaan dalam bentuk “Ψ”.
Pada analisa tekanan pada reservoir gas kali ini, hanya dilakukan analisa dengan
menggunakan metode konvensial dan metode LIT. Pada Analisa dengan
menggunakan metode konvensial diawali dengan menganalisa fase flow dan shut in
pada data yang dianalisa, cara menganalisa yaitu dengan melihat sequence
operation nya , kapan mulai produksi dan kapan mulai ditutup, kemudian mencari
Pwf yang stabil pada saat fase flowing, Pwf yang mewakili data fase flowing
tersebut berada pada bagian terakhir dimana produksi akan berakhir sekaligus
mendekati dimulainya fase shut in yang berikutnya. Sehingga akan didapatkan satu
data pada setiap fase flowing. Jika terdapat 4 fase flowing, maka akan didapatkan 4
data Pwf. Nilai qsc dapat dilihat dari sequence operation pada case nya. Setelah itu
menghitung ΔP2 masing masing Pwf, kemudian memplot grafik qsc vs ΔP2 dan
didapatkan slope untuk mendapatkan nilai faktor turbulensi (n), nilai faktor
turbulensi didapatkan sebesar 0.99, Setelah diketahui faktor turbulensinya,
93
6.6. KESIMPULAN
1. Dari analisa deliverabilitas gas dengan menggunakan metode konvensial dan
LIT, diperoleh hasil analisa sebagai berikut:
a) Metode konvensial
AOFP = 4957 Mscfd atau 4,957 MMscfd
b) Metode LIT
AOFP = 4679 Mscfd atau 4,679 MMscfd
2. Terdapat perbedaan hasil diantara kedua metode tersebut dengan selisih
sekitar 0,278 MMscfd, dengan persentasi perbedaan sekitar 5,6 persen.
3. Dengan perbedaan tersebut dapat diketahui pengaruh viskositas dan faktor
kompresibilitas gas (Z) dalam perhitungan AOFP.