Anda di halaman 1dari 3

BAB IX

PEMBAHASAN UMUM

Lumpur pemboran memiliki peranan yang sangat penting dalam operasi


pemboran. Komposisi dan sifat fisik lumpur sangat berpengaruh terhadap suatu
operasi pemboran karena salah satu faktor yang menentukan berhasil tidaknya suatu
pemboran. Kesalahan dalam mengontrol sifat fisik lumpur akan menyebabkan
kegagalan dari fungsi lumpur yang pada gilirannya dapat menimbulkan hambatan
pemboran dan akhirnya menimbulkan kerugian besar.
Pada pengukuran densitas, sand content dan kadar minyak dalam lumpur,
densitas lumpur harus disesuaikan dengan keadaan formasi agar tidak terjadi loss
circulation dan kick. Pengukuran densitas sendiri dapat diukur dengan mud balance.
Apabila densitas lumpur tidak sesuai yang diinginkan maka dapat disesuaikan
dengan menambahkan zat additive seperti PAC-L atau PAC-R.
Kandungan pasir dalam lumpur akan dapat mengubah sifat fisik dari
lumpur. Bila kandungannya dalam jumlah besar akan dapat menambah densitas
lumpur dan dapat juga memperberat kerja pompa. Oleh karena itu pembersihan nya
lumpur disirkulasikan pada conditioning area. Pengukuran kadar pasir dilakukan
dengan alat sand content test. Sedangkan untuk mengukur kadar minyak digunakan
retort kit. Pengukuran kadar minyak ini digunakan untuk mengetahui apakah telah
mencapai formasi produktif atau belum.
Viskositas lumpur perlu dijaga agar tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu
rendah. Apabila terlalu tinggi dapat menimbulkan masalah seperti lumpur sukar
melepas gas, cutting, dan pasir dipermukaan atau dapat menambah beban kerja
pompa. Dan bila terlalu rendah maka dapat menimbulkan masalah seperti tidak
efektifnya pengangkatan cutting atau terjadinya flokulasi padatan. Viskositas ini
diukur dengan alat masrh funnel. Apabila viskositas terlalu besar dapat
ditambahkan air untuk mengencerkannya dan apabila viskositas terlalu kecil dapat
ditambahkan PAC-R untuk menaikkan viskositas.

131
132

Pengukuran Shear Stress dilakukan dengan Fann VG meter yaitu dilakukan


dengan pemberian RPM, begitu pula pengukuran gel strength dilakukan dengan
Fann VG meter, dimana semakin kecil RPM maka semakin kecil pula dial reading
yang terbaca pada skala. Bila gel strength terlalu besar dapat mempersulit sirkulasi
lumpur bor, menambah beban sirkulasi, dan membutuhkan tekanan lebih besar serta
sulit dalam pemisahan cutting.
Pengontrolan filtration loss dalam operasi pemboran perlu dilakukan agar
tidak menimbulkan masalah. Semakin banyak filtration loss maka akan
berpengaruh buruk pada formasi ataupun lumpur. Hal ini dapat menyebabkan
terjadinya formation damage atau pengurangan permeabilitas efektif terhadap
minyak/gas, dan semakin tebalnya mud cake.
Mud cake sebaiknya tipis, elastis, impermeable , kompresibel. Mud cake yang
tebal akan dapat menyebabkan pipa bor terjepit. Bila mud cake terlalu tebal maka
dapat ditanggulangi dengan memasang pada pipa bor. Selain itu, agar filtration loss
dan mud cake tidak besar maka dapat ditambahkan zat additive seperti PAC-R
untuk menurunkannya atau PAC-LV akan menaikkan pH. Penambahan spersen
akan menurunkan filtration loss dan memperkecil tebal mud cake, sedang
penambahan PAC-LV akan menaikan volume filtrat dan memperbesar tebal mud
cake.
Penentuan alkalinitas dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya kandungan
ion CO3-2, OH- dan HCO3- dalam lumpur pemboran dengan cara titrasi. Adanya ion
– ion tersebut dalam lumpur disebabkan antara lain pemboran mencapai formasi
gas yang mengandung CO2, ,pemboran menembus formasi karbonat, Gradien
degradasi thermal dari organic > 300F. Penentuan kandungan klorida pada lumpur
pemboran digunakan untuk mengetahui adanya kandungan klorida karena lumpur
menembus kubah garam, lapisan garam dan air formasi yang mengandung garam.
Kadar garam yang tinggi dapat mengakibatkan kontaminasi garam. Hal ini dapat
mengubah sifat lumpur. Penanggulangan ion alkali dapat dilakukan dengan
perlakuan dengan limestone dan dengan perlakuan gypsum.
Kontaminasi semen dalam pemboran disebabkan oleh operasi penyemenan
yang kurang sempurna sehingga mengkontaminasi Lumpur pemboran. Akibat
133

kontaminasi semen ini, akan merubah sifat fisik lumpur seperti viskositas plastik,
yield point, gel strength, fluid loss, dan pH lumpur. Dengan kenaikkan sifat – sifat
fisik lumpur pemboran akibat kontaminasi akan menimbulkan problem pada
operasi pemboran diantaranya kenaikkan tebal mud cake dapat menjepit pipa bor,
kenaikan gel strength akan menambah beban pompa, dan kenaikkan filtration loss
akan menyebabkan kerusakan formasi. Perubahan sifat fisik lumpur pemboran
akibat kontaminasi semen dapat ditanggulangi dengan penambahan zat additive
seperti spersen, dll.
KTK digunakan untuk mengetahui kemampuan yang dimiliki oleh mineral
Clay dalam pertukaran kation-kationnya dari Ca Monmorilonite menjadi Na
Monmorilonite dengan menggunakan Methylene Blue Test. Bila clay yang kita
gunakan sebagai lumpur banyak mengandung Ca, maka lumpur akan mengembang
bila bertemu dengan air dan bila tidak terkontrol maka didalam lubang bor akan
terjadi problem pipe sticking (pipa terjepit), tapi jika lumpur yang kita gunakan
mengandung Na, maka pengembangan clay normal. Bentonite yang baik adalah
bentonite yang memiliki harga kapasitas tukar kation yang lebih rendah, bentonite
yang memiliki stabilitas clay besar, tingkat hidrasi kecil, dan kerusakkan yang
ditimbulkan pada formasi seminimal mungkin.

Anda mungkin juga menyukai