1. Data apa sajakah yang dibutuhkan untuk membuat model reservoir? Sebutkan dan
jelaskan secara singkat.?
Secara umum data yang dibutuhkan adalah data batuan reservoir, data fluida
reservoir, data produksi, serta data penunjang lainnya. Data – data tersebut adalah :
Data Geologi
1. Peta Struktur
2. Peta Isoporosity, Isopermeability, dan Isosaturasi
3. Peta Isopach (gross sand, net sand, net pay)
Data Reservoir
1. PVT Fluida Reservoir (Pb, 𝛒, SG, µ, Rs, FVF, C dan sebagainya)
2. Kurva Permeabilitas Relatif Minyak, Air dan Gas, & kurva Pc vs Sw
3. Batuan Reservoir (k, 𝜙, Sw , Pc, WOC, GOC, h, kedalaman, dan sebagainya)
4. Kemampuan Reservoir (S, PI, IPR, MER, dan sebagainya)
Data Produksi
1. Laju produksi dan produksi kumulatif : minyak, air dan gas
2. Water Oil Ratio (WOR), Gas Oil Ratio (GOR), Water Cut (WC) dan sejenisnya
3. Tekanan : reservoir, statik, aliran dasar sumur
4. Cara pengangkatan produksi : natural flowing, artificial lift (pompa, gas lift dan
sebagainya)
Data Pemboran
1. Trayektori dan kedalaman sumur
2. Sejarah komplesi sumur
3. Ukuran casing dan tubing
Data Keekonomian
USD/bbl, USD/well, economic limit, dan sebagainya
Jika besarnya hasil inplace (OOIP dan atau OGIP) dari volumetrik dengan simulasi,
kurang dari 10%, maka dirubah beberapa parameter berikut :
Pengaruh Pc terhadap inplace
CASE 1 CASE 2 CASE 3
45
40
35
30
Pc (Psi)
25
20
15
10
5
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1
Sw
Oil Saturation
OOIP (STB)
Case 1 Case 2 Case 3
23,139 15,721 11,955
Pengaruh Bo terhadap inplace
2
1.9
1.8
1.7
1.6
FVF (rb/stb)
1.5
1.4
1.3
1.2
1.1
1
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000
Pressure (PSI)
OOIP (STB)
Case 1 Case 2 Case 3
11,955 11,684 11,088
Pengaruh kedalaman WOC terhadap inplace
CASE 1 CASE 2 CASE 3
Oil Saturation
Pressure (PSI)
3. Sebutkan perbedaan dan kegunaan antara jenis grid kartesian dan radial?
1. Cartesian: memiliki block dengan bentuk persegi dengan sudut 90 derajat.
2. Orthogonal: memiliki bentuk grid yang lebih fleksibel dengan bentuk persegi dan
trapezium.
3. Radial: memiliki bentuk 2 dimensi lingkaran untuk tiap layernya.
45
40
35
30
Pc (Psi)
25
20
15
10
5
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1
Sw
Oil Saturation
OOIP (STB)
Case 1 Case 2 Case 3
23,139 15,721 11,955
Semakin kecil Pc maka semakin besar OOIP. Hal ini disebabkan jika nilai Pc besar,
maka zona transisi yang terjadi akan semakin tipis. Semakin tipis zona transisi, maka
semakin besar OOIP, karena saturasi air di atas free water level (kedalaman di mana saturasi
air sama dengan 100%) semakin kecil (dapat dilihat pada gambar di atas). Sehingga Semakin
kecil Pc maka semakin besar OOIP. Besarnya OOIP akan sebanding dengan besarnya laju
produksi minyak yang terjadi. Hal ini dapat dilihat pada gambar 2 bahwa laju produksi
minyak: Pc1 > Pc2 > Pc3. Jadi semakin besar Pc maka semakin kecil laju produksi minyak
yang akan terjadi.
Jika ditinjau dari gambar 3, dapat dilihat bahwa laju produksi air pada Pc3 sangat tinggi
dan akan menurun seiring dengan waktu. Hal ini dikarenakan pada Pc3 memiliki memiliki
zona transisi yang cukup tebal, sehingga air akan terproduksi di awal waktu. Namun semakin
lama, laju produksi air akan semakin turun karena minyak di atas zona transisi juga akan ikut
terproduksi. Pada Pc2 nilai laju produksi air relatif konstan dan lebih kecil dari laju produksi
air pada Pc3. Karena pada Pc2 zona transisi yang terjadi lebih tipis dari Pc3 sehingga laju
produksi air nya relatif konstan. Untuk Pc1, harga laju produksi air pada waktu awal terlihat
kecil, namun seiring dengan waktu, harga laju produksi air nya semakin tinggi karena zona
transisi yang terjadi pada Pc1 di anggap tidak ada. Sehingga pada awal produksi dianggap
semuanya adalah minyak (laju air rendah) namun seiring dengan berjalannya waktu, laju air
akan semakin naik karena fenomena perembesan air dari free water level yang biasa disebut
water coning.
5. Menentukan lokasi sumur-sumur pengembangan berdasarkan peta iso : porositas,
saturasi minyak, NTG, tekanan, permeabilitas dan kumulatif produksi.?
Dalam menentukan lokasi sumur infill hal yang paling pertama dievaluasi adalah
peta iso porositas, NTG, dan permeabilitas. Karena ketiga peta ini akan mewakili
rock region yang terjadi. Dari rock region tersebut dapat membantu menentukan
produksi dengan performance yang sama atau dengan tekanan yang sama
berdasarkan regionnya.
Setelah ditentukan rock region, maka selanjutnya adalah menentukan lokasi dari
sumur infill, yaitu dengan mengevaluasi persebaran saturasi minyak sisa. Jika
terdapat daerah dengan saturasi minyak yang cukup tinggi, dan sumur lain tidak
dapat mencapai radius pengurasan hingga daerah tersebut, maka sumur infill
perlu ditempatkan pada daerah dengan saturasi minyak sisa yang tinggi tersebut.
Batasan penempatan sumur infill adalah berdasarkan rock regionnya, dan saturasi
minyak sisa.