Anda di halaman 1dari 8

Jawaban UAS PSR Genap 17/18

1. Data apa sajakah yang dibutuhkan untuk membuat model reservoir? Sebutkan dan
jelaskan secara singkat.?
Secara umum data yang dibutuhkan adalah data batuan reservoir, data fluida
reservoir, data produksi, serta data penunjang lainnya. Data – data tersebut adalah :
Data Geologi
1. Peta Struktur
2. Peta Isoporosity, Isopermeability, dan Isosaturasi
3. Peta Isopach (gross sand, net sand, net pay)
Data Reservoir
1. PVT Fluida Reservoir (Pb, 𝛒, SG, µ, Rs, FVF, C dan sebagainya)
2. Kurva Permeabilitas Relatif Minyak, Air dan Gas, & kurva Pc vs Sw
3. Batuan Reservoir (k, 𝜙, Sw , Pc, WOC, GOC, h, kedalaman, dan sebagainya)
4. Kemampuan Reservoir (S, PI, IPR, MER, dan sebagainya)
Data Produksi
1. Laju produksi dan produksi kumulatif : minyak, air dan gas
2. Water Oil Ratio (WOR), Gas Oil Ratio (GOR), Water Cut (WC) dan sejenisnya
3. Tekanan : reservoir, statik, aliran dasar sumur
4. Cara pengangkatan produksi : natural flowing, artificial lift (pompa, gas lift dan
sebagainya)
Data Pemboran
1. Trayektori dan kedalaman sumur
2. Sejarah komplesi sumur
3. Ukuran casing dan tubing
Data Keekonomian
USD/bbl, USD/well, economic limit, dan sebagainya

2. Apa yang dimaksud dengan :


a. Proses inisialisasi dan bagaimana caranya jika hasil inisialisasi masih terdapat
perbedaan yang cukup besar antara model geologi dengan model reservoir yang
sebenarnya ?
b. Proses history matching dan parameter apa saja yang bisa digunakan untuk
memodifikasi jika performance model dengan reservoir aktual belum selaras?
c. Apa manfaat dari simulasi reservoir? Jelaskan dan beri contoh?
a. Setelah pembuatan model simulasi reservoir selesai dilakukan maka langkah
selanjutnya adalah melakukan inisialisasi, langkah ini bertujuan untuk menyamakan
kondisi awal reservoir (inplace dan tekanan) dengan modelnya.
 Jika perbedaan besarnya hasil inplace (OOIP dan atau OGIP) dari volumetrik
dengan simulasi perbedaannya lebih besar dari 10%, maka: konsultasikan kembali
model geologinya atau lakukan perubahan harga Net To Gross (NTG) sehingga
harga Vb juga berubah.
Vb = A h (Vb
diubah-ubah)

 Jika besarnya hasil inplace (OOIP dan atau OGIP) dari volumetrik dengan simulasi,
kurang dari 10%, maka dirubah beberapa parameter berikut :
 Pengaruh Pc terhadap inplace
CASE 1 CASE 2 CASE 3

45
40

35
30

Pc (Psi)
25
20
15
10

5
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1
Sw

Case 1 Case 2 Case 3

Oil Saturation

OOIP (STB)
Case 1 Case 2 Case 3
23,139 15,721 11,955
 Pengaruh Bo terhadap inplace
2

1.9

1.8

1.7

1.6
FVF (rb/stb)

1.5

1.4

1.3

1.2

1.1

1
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000
Pressure (PSI)

Case 1 Case 2 Case 3

OOIP (STB)
Case 1 Case 2 Case 3
11,955 11,684 11,088
 Pengaruh kedalaman WOC terhadap inplace
CASE 1 CASE 2 CASE 3

Oil Saturation

Case WOC (ft) OOIP (STB)


Case 1 2150 11,955
Case 2 2100 7,129
Case 3 2050 2,727
 Pengaruh kedalaman GOC terhadap inplace
CASE 1 CASE 2 CASE 3

Case GOC (ft) OOIP (STB) OGIP (MSCF)


Case 1 2025 9,599 22,946
Case 2 2050 7,189 27,891
Case 3 2075 4,841 32,781
 Pengaruh kedalaman datum tekanan terhadap distribusi tekanan
CASE 1 CASE 2 CASE 3

Pressure (PSI)

Case Datum (Ft) Pressure (PSI)


Case 1 1200 2000
Case 2 1100 2000
Case 3 1000 2000

b. History matching merupakan proses memodifikasi parameter yang digunakan dalam


pembuatan model, agar tercipta keselarasan antara model dengan kondisi nyata, yang
didasarkan pada data parameter terukur selama periode waktu tertentu. Parameter yang
dapat dirubah jika model belum selaras adalah :
• Tekanan (reservoir, BHP), laju produksi (minyak, air dan gas), WOR, GOR, water
dan gas breakthrough times
• Pressure transient analysis (PTA) dan core analysis adalah parameter kunci untuk
menetukan tekanan, permeabilitas, porositas, Skin dsb. disekitar sumur
• Penyelarasan dapat digunakan untuk menentukan/mengkoreksi terhadap penyebaran
porositas, permebilitas, permeability, transmisibilitas, kekuatan aquifer dan
sebagainya
c. Manfaat simulasi reservoir :
1. Memperkirakan kinerja reservoir pada berbagai tahapan dan metode produksi yang
diterapkan:
• sembur alam (primary recovery)
• pressure maintenance
• reservoir energy maintenance (secondary recovery)
• enhanced oil recovery (EOR)
2. Mempelajari pengaruh laju alir terhadap perolehan minyak dengan menentukan laju
alir maksimum (maximum efficient rate, MER)
3. Menentukan jumlah dan lokasi sumur untuk mendapatkan perolehan minyak yang
optimum.
4. Menentukan pola sumur injeksi dan produksi untuk mengoptimalkan pola penyapuan.
5. Memperhitungkan adanya indikasi coning dalam menentukan interval komplesi yang
optimum serta pemilihan jenis sumur, vertikal atau horizontal.
6. Menganalisa akuifer dan pergerakan air pada proses pendorongan.

3. Sebutkan perbedaan dan kegunaan antara jenis grid kartesian dan radial?
1. Cartesian: memiliki block dengan bentuk persegi dengan sudut 90 derajat.
2. Orthogonal: memiliki bentuk grid yang lebih fleksibel dengan bentuk persegi dan
trapezium.
3. Radial: memiliki bentuk 2 dimensi lingkaran untuk tiap layernya.

Kartesian Orthogonal Radial


4. (Soal)
Dari ketiga gambar tersebut dapat dilihat bahwa semakin kecil harga Pc maka semakin
besar laju produksi minyak yang terjadi. Hal ini dapat dikaitkan dengan variasi harga Pc
terhadap harga OOIP yang terjadi. Pengaruh variasi Pc terhadap OOIP digambarkan :
CASE 1 CASE 2 CASE 3

45
40
35
30

Pc (Psi)
25
20
15
10
5
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1
Sw

Case 1 Case 2 Case 3

Oil Saturation

OOIP (STB)
Case 1 Case 2 Case 3
23,139 15,721 11,955
Semakin kecil Pc maka semakin besar OOIP. Hal ini disebabkan jika nilai Pc besar,
maka zona transisi yang terjadi akan semakin tipis. Semakin tipis zona transisi, maka
semakin besar OOIP, karena saturasi air di atas free water level (kedalaman di mana saturasi
air sama dengan 100%) semakin kecil (dapat dilihat pada gambar di atas). Sehingga Semakin
kecil Pc maka semakin besar OOIP. Besarnya OOIP akan sebanding dengan besarnya laju
produksi minyak yang terjadi. Hal ini dapat dilihat pada gambar 2 bahwa laju produksi
minyak: Pc1 > Pc2 > Pc3. Jadi semakin besar Pc maka semakin kecil laju produksi minyak
yang akan terjadi.
Jika ditinjau dari gambar 3, dapat dilihat bahwa laju produksi air pada Pc3 sangat tinggi
dan akan menurun seiring dengan waktu. Hal ini dikarenakan pada Pc3 memiliki memiliki
zona transisi yang cukup tebal, sehingga air akan terproduksi di awal waktu. Namun semakin
lama, laju produksi air akan semakin turun karena minyak di atas zona transisi juga akan ikut
terproduksi. Pada Pc2 nilai laju produksi air relatif konstan dan lebih kecil dari laju produksi
air pada Pc3. Karena pada Pc2 zona transisi yang terjadi lebih tipis dari Pc3 sehingga laju
produksi air nya relatif konstan. Untuk Pc1, harga laju produksi air pada waktu awal terlihat
kecil, namun seiring dengan waktu, harga laju produksi air nya semakin tinggi karena zona
transisi yang terjadi pada Pc1 di anggap tidak ada. Sehingga pada awal produksi dianggap
semuanya adalah minyak (laju air rendah) namun seiring dengan berjalannya waktu, laju air
akan semakin naik karena fenomena perembesan air dari free water level yang biasa disebut
water coning.
5. Menentukan lokasi sumur-sumur pengembangan berdasarkan peta iso : porositas,
saturasi minyak, NTG, tekanan, permeabilitas dan kumulatif produksi.?
Dalam menentukan lokasi sumur infill hal yang paling pertama dievaluasi adalah
peta iso porositas, NTG, dan permeabilitas. Karena ketiga peta ini akan mewakili
rock region yang terjadi. Dari rock region tersebut dapat membantu menentukan
produksi dengan performance yang sama atau dengan tekanan yang sama
berdasarkan regionnya.

Setelah ditentukan rock region, maka selanjutnya adalah menentukan lokasi dari
sumur infill, yaitu dengan mengevaluasi persebaran saturasi minyak sisa. Jika
terdapat daerah dengan saturasi minyak yang cukup tinggi, dan sumur lain tidak
dapat mencapai radius pengurasan hingga daerah tersebut, maka sumur infill
perlu ditempatkan pada daerah dengan saturasi minyak sisa yang tinggi tersebut.
Batasan penempatan sumur infill adalah berdasarkan rock regionnya, dan saturasi
minyak sisa.

Anda mungkin juga menyukai