Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISA TEKANAN
ANALISA DELIVERABILITAS GAS

DISUSUN OLEH :

NAMA : RASYID SOFYAN HIDAYAT

NIM : 113160151

PLUG :J

STUDIO ANALISA TEKANAN JURUSAN TEKNIK

PERMINYAKAN FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL

“VETERAN” YOGYAKARTA

2019
LEMBAR PENGESAHAN
PRAKTIKUM ANALISA TEKANAN
ANALISA DELIVERABILITAS GAS

DISUSUN OLEH :

NAMA : RASYID SOFYAN HIDAYAT

NIM : 113160151

PLUG :J

Yogyakarta, 24 April 2019

Disetujui untuk Studio

Analisa Tekanan

Oleh Asisten

Illusia Realita
BAB V
ANALISA DELIVERABILITAS GAS

5.1. TUJUAN ANALISA


Aplikasi penggunaan persamaan aliran gas dalam formasi produktif, dapat
digunakan untuk analisa karakteristik reservoir gas yang meliputi :
a. Absolute open flow potential (AOFP)
5.2. DASAR TEORI
Deliverabilitas adalah kemampuan dari suatu sumur gas untuk berproduksi.
Uji deliverabilitas terdiri dari tiga atau lebih aliran dengan laju alir, tekanan dan
data lain yang dicatat sebagai fungsi dari waktu. Absolute Open Flow Potential
(AOFP) didefinisikan sebagai kemampuan suatu sumur gas untuk memproduksi
gas ke permukaan dengan laju alir maksimum pada tekanan alir dasar sumur
(sandface) sebesar tekanan atmosphere (± 14,7 psia). Dalam melakukan uji
deliverabilitas terdapat 3 macam metode yang dapat dilakukan, antara lain Back
Pressure Test, Isochronal Test dan Modified Isochronal Test.
5.2.1. Back Pressure Test
Metode ini ditemukan oleh Pierce dan Rawlins (1929). Back pressure
adalah suatu metode pengujian sumur gas untuk mengetahui kemampuan sumur
berproduksi dengan memberikan tekanan balik (back pressure) yang berbeda-beda.
Pelaksanaan tes ini dimulai dengan menutup sumur hingga tekanan reservoir stabil.
Selanjutnya sumur diproduksi dengan laju sebesar qsc sehingga aliran mencapai
stabil, dan mengganti laju produksinya dengan mengubah ukuran choke lainnya
tanpa melakukan penutupan sumur. Lama waktu pencapaian kondisi stabil
dipengaruhi oleh permeabilitas batuan.
5.2.2. Isochronal Test
Cullender (1955) mengusulkan suatu cara tes berdasarkan anggapan, bahwa
jari-jari daerah penyerapan yang efektif (rd) adalah fungsi dari tD dan tidak
dipengaruhi oleh laju produksi. Ia mengusulkan laju yang berbeda tetapi dengan
selang waktu yang sama, akan memberikan grafik log ΔP2 vs log qsc yang linier
dengan harga eksponen n yang sama, seperti pada kondisi aliran yang stabil.
Tes ini terdiri dari serangkaian proses penutupan sumur sampai mencapai
tekanan stabil (PR), yang dilanjutkan dengan pembukaan sumur, sehingga
menghasilkan laju produksi tertentu selama jangka waktu t, tanpa menanti kondisi
stabil. Setiap perubahan laju produksi didahului oleh penutupan sumur sampai
tekanan mencapai stabil (PR).
5.2.3. Modified Isochronal Test
Katz (1959) mengembangkan prosedur MIT yang pada prinsipnya hampir
sama dengan Isochronal tes, akan tetapi penutupan dan pembukaan sumur saat
pengujian tidak perlu mencapai tekanan stabil (PR), serta selang waktu penutupan
dan selang waktu aliran sumur dibuat sama besar, hal ini sesuai untuk reservoir
yang mempunyai permeabilitas kecil karena tekanan rata-ratanya PR lama dicapai.
5.2.4. Metode Analisa Uji Deliverabilitas Gas
Analisa data hasil uji deliverabilitas gas digunakan untuk menentukan
indikator produktivitas sumur gas, yaitu Absolute Open Flow Potential (AOFP).
Untuk keperluan tersebut, ada tiga metode analisa yang digunakan, yaitu:
1. Metode Rawlins-Schellhardt (Konvensional),
2. Metode Jones-Blount-Glaze, dan
3. Metode Laminer-Inertia Turbulence-Pseudo Pressure atau LIT (ψ).
5.2.4.1. Metode Rawlins-Schellhardt (Konvensional)
Tahun 1935, Rawlins-Schellhardt mengembangkan suatu persamaan
empiris yang menggambarkan hubungan antara laju alir dan tekanan pada sumur
gas. Hubungan tersebut dinyatakan dengan persamaan dalam bentuk pendekatan
tekanan kuadrat (square pressure), seperti berikut ini:

.................................................................... (5-1)
keterangan:
qsc = Laju alir gas, Mscf/d.
C = Koefisien performance yang menggambarkan posisi kurva
deliverabilitas yang stabil, Mscfd/psia2.
n = Bilangan eksponen, merupakan inverse slope dari garis kurva
deliverabilitas yang stabil dan mencerminkan derajat pengaruh faktor
inersia-turbulensi terhadap aliran, umumnya berharga antara 0.5 - 1
Pr = Tekanan rata-rata reservoir, psia.
Pwf = Tekanan alir dasar sumur, psia.
Persamaan 5-12 diatas dapat juga ditulis dalam bentuk sebagai berikut:

............................................ (5-2)

Harga eksponen n = 1/slope, atau:

............................................(5-3)

Harga koefisien kinerja C dapat ditentukan dari persamaan berikut:

................................................................................ (5-4)

Harga koefisien C juga dapat ditentukan dengan melakukan ekstrapolasi garis lurus
pada dan dibaca pada harga qsc. Sedangkan besarnya harga
AOFP adalah sama dengan harga qsc pada harga Pwf sebesar 14.7 psi. Metode
Analisis Rawlins-Schellhardt kurang baik karena tidak memperhatikan faktor
deviasi gas, sehingga tidak cocok dengan real gas.
5.2.4.2. Metode Analisis Jones-Blount-Glaze ]
Metode plot data uji yang diperkenalkan oleh Jones dkk dapat digunakan
pada sumur gas untuk mendapatkan kinerja sumur pada masa sekarang. Metode ini
digunakan untuk menentukan koefisien turbulensi b dan koefisien laminar a.
Persamaan aliran radial semi-mantap dapat ditulis dalam bentuk:
.. (5-5)
Keterangan: Pr = Tekanan rata-rata reservoir, psia.
Pwf = Tekanan alir dasar sumur, psia.
T = Temperatur dasar sumur, 0R.
μ = Viskositas gas, cp.
γg = Specific gravity gas, fraksi.
z = Faktor deviasi gas, fraksi.
k = Permeabilitas efektif, mD.
h = Ketebalan formasi produktif, ft.
β = Koefisien kecepatan aliran, ft-1 = (2.33×1010/k1.201).
q = Laju alir gas.
re = Jari-jari pengurasan, ft.
rw = Jari-jari sumur, ft.
s = Faktor skin

........................................................ (5-6)

dengan koefisien aliran laminar a adalah:

.................................................... (5-7)

Karena 1/re amat kecil, maka dapat diabaikan, dan koefisisen aliran turbulen b :

………......................................................(5-8)

Bila diplot antara ΔP2/qsc vs qsc pada kertas grafik kartesian akan
memberikan suatu garis lurus dengan slope b yang menunjukkan derajat aliran
turbulen di dalam sumur dan intercept a yang menunjukkan kerusakan formasi.
Harga b akan berubah setiap waktu ketika adanya perubahan pola aliran ke dalam
lubang sumur. Efek dari perubahan ini dalam tahapan komplesi sumur dapat
dievaluasi dengan membandingkan kedua harga b:

Jika hanya panjangnya komplesi yang berubah,


maka

Untuk harga b = 0, maka ΔP/q = a atau

Harga laju produksi gas (qsc) dapat dihitung dengan menggunakan


persamaan berikut:

.............................................. (5-9)

Hubungan antara ΔP/q dengan Laju Alir yang kemudian didapatkan parameter a
dan b seperti Gambar 5.1. berikut:

Gambar 5.1.
Grafik ΔP2/q vs q
(Chaudry, 2003)
Sedangkan besarnya harga AOFP adalah sama dengan qsc pada harga Pwf sebesar
0 psi.
....................................................(5-10)

Metode Analisis Jones-Blount-Glaze dapat diterapkan untuk real gas, tetapi


pada metode ini dibutuhkan dua data atau lebih uji aliran yang stabil, karena untuk
mendapatkan harga stabil dari koefisien laminar a diperlukan sekurang-kurangnya
dua uji aliran yang stabil.
5.2.4.3. Metoda Analisa LIT
Metode LIT atau metode Eropa merupakan uji deliverability gas yang
menggunakan persamaan aliran laminar-inertial-turbulent (LIT) dalam bentuk
pendekatan pseudo-pressure dengan asumsi besarnya harga μz akan tergantung
pada tekanan. Metode analisa tersebut untuk kisaran harga 2000<P<4000 psia,
namun demikian penggunaan metode ψ berlaku untuk semua harga tekanan.
Bentuk kuadrat dari persamaan aliran laminar-inertia-turbulence (LIT)
adalah sebagai berikut :
1. Pendekatan Tekanan (p)

.................................................(5-11)

2. Pendekatan Tekanan Kuadrat (p2)

...........................................(5-12)

3. Pendekatan Pseudo-Pressure (ψ)

...............................................(5-13)
Bagian pertama ruas kanan (A.qsc) Persamaan di atas menunjukkan
hubungan penurunan tekanan yang disebabkan oleh pengaruh aliran laminar dan
kondisi lubang sumur. Sedangkan bagian keduanya (bqsc2) merupakan hubungan
penurunan tekanan yang disebabkan oleh aliran inertial-turbulence.
Karena analisa pseudo-pressure dianggap lebih teliti dan dapat digunakan
pada semua kisaran tekanan reservoir, maka pendekatan LIT menggunakan pseudo-
pressure dan untuk selanjutnya disebut sebagai pendekatan LIT(Ψ).
Dari Persamaan 5-24, plot antara (ΔΨ-bqsc2) vs qsc pada kertas grafik log-
log akan memberikan garis lurus. Kurva ini merupakan garis deliverability yang
stabil, dimana harga A dan B dapat dicari dari persamaan berikut ini:

..................................... (6-13)

........................................... (5-13)

Keterangan N = banyaknya poin-poin data.


Plot Uji Deliverability- Metode Eropa antara Pseudopressure vs qsc
ditunjukkan Gambar 6.2. berikut:

Gambar 6.2.
Plot Uji Deliverability-Metode Eropa
(Chaudry, 2003)
Harga laju produksi gas dapat dihitung dengan menggunakan penyelesaian
persamaan kudrat berikut ini untuk berbagai harga ΔΨ:

.......................................................(5-13)
Sedangkan besarnya AOFP sama dengan qsc pada harga Ψ sebesar 0 psi.
5.3. DATA DAN PERHITUNGAN
Elapsed
NO DATE TIME P T
Time
16103 39730 0.000341435 780.56 170 31.16666667
16104 39730 0.00103588 780.56 170.09 31.18333333
16105 39730 0.001729167 763.77 170.22 31.19997222
16106 39730 0.002423611 765.25 170.55 31.21663889
16107 39730 0.003116898 765.92 170.9 31.23327778
16108 39730 0.003822917 766.15 171.21 31.25022222
16109 39730 0.004516204 766.38 171.48 31.26686111
16110 39730 0.005210648 766.52 171.71 31.28352778
16111 39730 0.005903935 766.51 171.91 31.30016667
16112 39730 0.00659838 766.35 172.08 31.31683333
16113 39730 0.007292824 766.25 172.24 31.3335
16114 39730 0.007986111 766.15 172.37 31.35013889
16115 39730 0.008680556 766.08 172.48 31.36680556
16116 39730 0.009373843 765.99 172.58 31.38344444
16117 39730 0.010068287 765.92 172.66 31.40011111
16118 39730 0.010762731 765.85 172.74 31.41677778
16119 39730 0.011456019 765.79 172.8 31.43341667
16120 39730 0.012150463 765.74 172.86 31.45008333
16121 39730 0.01284375 765.71 172.91 31.46672222
16122 39730 0.013538194 765.65 172.96 31.48338889
16123 39730 0.014232639 765.64 172.99 31.50005556
16124 39730 0.014925926 765.62 173.03 31.51669444
16125 39730 0.01562037 765.6 173.06 31.53336111
16126 39730 0.016313657 765.59 173.08 31.55
16127 39730 0.017008102 765.58 173.11 31.56666667
16128 39730 0.017701389 765.58 173.13 31.58330556
16129 39730 0.018395833 765.58 173.15 31.59997222
16130 39730 0.019090278 765.57 173.16 31.61663889
16131 39730 0.019783565 765.58 173.18 31.63327778
16132 39730 0.020488426 765.58 173.19 31.65019444
16133 39730 0.02118287 765.57 173.2 31.66686111
16134 39730 0.021877315 765.56 173.21 31.68352778
16135 39730 0.022570602 765.55 173.22 31.70016667
16136 39730 0.023265046 765.54 173.23 31.71683333
16137 39730 0.023958333 765.54 173.23 31.73347222
16138 39730 0.024652778 765.54 173.24 31.75013889
16139 39730 0.025346065 765.78 173.25 31.76677778
16140 39730 0.026040509 765.72 173.25 31.78344444
Well
Head Flow Rate
Date: Time Description.
Pressure (MSCFPD)
(psi)
22:00 640 0 Shut in well at Wing valve for PBU.

9/9/2008 22;00 760 P.O.O.H for Static Gradients

22:10 Stop@ 400 m Mku

22:15 P.O.O.H

22:23 Stop @ 300 m Mku

22:28 P.O.O.H

22:33 Stop @ 200 m Mku.

22:38 P.O.O.H

22:42 Stop @ 100 m Mku.

22:47 P.O.O.H

22:52 Stop @ 0 m Mku.


Re run in the sensing point. @ 537 m
22:57
Mku.
23:18 Tool on depth @ 537 m Mku.

10/9/2008 0:00 760 5697.97 Open well on 19 mm Choke

4:00 680 0 Shut in well for 4 hours

8:00 760 6204.9 Open well on 21 mm Choke

12:00 675 0 Shut in well for 4 hours

16:00 760 6449.79 Open well on 23mm Choke

20:00 655 0 Shut in well for 4 hours.

11/9/2008 0:00 760 6701.31 Open well on 25mm choke.


Switched choke to 23 mm for
4:00 635 6526.29
extended flow test, 8 Hours.
5.4. Grafik
P vs t
785

780

775

770
P (psi)

765

760

755

750
0 4 8 12 16 20 24 28 32 36
t (jam)

P vs t

Grafik 5.1.
P vs t
Grafik 5.2.
MIT Data
Dari grafik 5.2 didapat:

AOF 30293.87398

n 0.504540868

C 36.51889815

Maka dapat dibuat data untuk pembuatan inflow performance relationship seperti
berikut:
Pws Pwf C Q
n
(psi) (psi) (MSCFPD/psi^2n (MSCFPD)
780.85 780.85 36.51889815 0.504540868 0

780.85 700 36.51889815 0.504540868 13325.16535

780.85 600 36.51889815 0.504540868 19308.98074

780.85 500 36.51889815 0.504540868 23213.08991

780.85 400 36.51889815 0.504540868 25981.32558

780.85 300 36.51889815 0.504540868 27948.58133

780.85 200 36.51889815 0.504540868 29274.31096

780.85 100 36.51889815 0.504540868 30042.16924

780.85 0 36.51889815 0.504540868 30293.87398


Inflow Performance Relationship
800

700

600

500
Pwf (psi)

400

300

200

100

0
0 4000 8000 12000 16000 20000 24000 28000 32000
Q (MSCFPD)

Qg

Grafik 5.3.
Inflow Performance Relationship
5.5. PEMBAHASAN
Dalam uji deliverabilitas sumur gas, terdapat tiga metode yaitu back pressure
test, isochronal test dan modified isochronal test. Pada analisa kali ini, data yang
ada berasal dari modified isochronal test. Hal ini dapat diketahui dengan setelah
penutupan sumur hingga tekanan konstan, tes dilakukan dengan jangka waktu yang
sama untuk pembukaan sumur dan penutupan sumur yaitu 4 jam. Tes ini juga
diakhiri dengan extended flow selama 8 jam.
Dalam analisa data uji deliverabilitas sumur gas, terdapat tiga metode yaitu
metode analisis konvensional (Rawlins-Schellhardt), metode analisis Jones-Blount-
Glaze dan metode analisa LIT (laminar-inertial-turbulent). Analisis yang
dilakukan menggunakan metode konvensional.
Analisis dilakukan untuk mendapatkan nilai n, AOF dan C. Nilai n didapatkan
dari slope-1 pada grafik 5.3. Dari data yang didapat dari modified isochronal test
dapat dibuat straight line menggunakan power trendline. Parameter untuk menilai
validitas straight line adalah dengan memunculkan nilai R2. Semakin mendekati 1
maka semakin baik. Sumbu x pada titik bertemunya straight line dengan garis
horizontal Pws2 merupakan AOF. Titik bertemunya straight line dengan sumbu X
merupakan nilai C. Nilai AOF dan nilai C dapat ditentukan dengan lebih akurat
dengan menggunakan persamaan straight line dengan nilai x sebagai Q dan y
sebagai Pwf.
Dari proses analisis yang telah dilakukan, didapatkan nilai n senilai
0.504540868, AOF senilai 30293.87398 MSCFPD, dan C senilai 36.51889815
MSCFPD/psi2n. Dengan diketahuinya nilai n, AOF dan C maka kurva inflow
performance relationship dapat dibuat. Dari kurva inflow performance relationship
dapat didesain laju alir yang optimum dengan pressure traverse sesuai dengan sifat
fisik fluida dan ukuran tubing.
5.6. KESIMPULAN
1. Terdapat tiga metode yaitu back pressure test, isochronal test dan
modified isochronal test.
2. Terdapat tiga metode yaitu metode analisis konvensional (Rawlins-
Schellhardt), metode analisis Jones-Blount-Glaze dan metode analisa
LIT (laminar-inertial-turbulent).
3. Dari proses analisis yang telah dilakukan, didapatkan nilai:
N : 0.504540868
AOF : 30293.87398 MSCFPD
C : 36.51889815 MSCFPD/psi2n
4. Aplikasi lapangan dari praktikum ini adalah dari kurva inflow
performance relationship dapat didesain laju alir yang optimum dengan
pressure traverse sesuai dengan sifat fisik fluida dan ukuran tubing

Anda mungkin juga menyukai