193
194
atau
43560Ah (1 − S wi )
G=
B gi
dimana:
G = Initial Gas In Place, SCF
7758 = Faktor konversi, bbl/acre-ft
196
Dimana Bga adalah faktor volume formasi gas pada tekanan abandonment. Di dalam
hal ini harga Recovery faktor adalah:
Gp B gi Pa Z i
Eg = = (1 − ) = (1 − ) …………………………………………...(5-3)
Gi B ga Pi Z a
dimana:
197
S gi S gr
G p = 43560Ah ( − )
B gi B ga
np = ni – n…………………………………………………..…..…….(5-6)
dimana:
mp, np = kumulatif produksi gas masing - masing di dalam unit massa dan mol
mi, ni = Isi Awal Gas di tempat pada tekanan awal, Pi
m, n = sisa gas di dalam reservoir pada suatu tekanan, P
untuk reservoir gas yang mempunyai volume tetap, berlaku pula :
Vi = V + We – WpBw……………………………………….………...(5-7)
atau
V = Vi - We + WpBw…………………………………….…………...(5-8)
dimana:
Vi = volume awal gas hidrokarbon di tempat (bbl) pada tekanan awal Pi
We = volume air yang merembes masuk dari aquifer ke dalam reservoir (bbl)
Wp = volume air yang terproduksi ke permukaan (bbl)
V = volume gas sisa di reservoir (bbl)
Bw = faktor volume formasi air (bbl/stb)
Berdasarkan hukum gas:
PV
n=
ZRT
jadi
PbV
np =
Z b RTb
PiVi
n i = 5.615
Z i RT
dan
PV P(Vi − We + W p B w )
n = 5.615 = 5.615
ZRT ZRT
Z b Tb PiVi P (Vi − We + W p B w )
G p = 5.615 − ………………………...……(5-10)
Pb T Z i Z
Apabila dimasukkan Vi = G, serta Bgi dan Bg, akan didapatkan:
G( B g − B gi ) + We − W p B w
Gp = ……………………...……………...………(5-11)
Bg
Untuk reservoir yang tidak mempunyai water influx, persamaan (5-10) dan (5-11)
menjadi:
Z b TbVi Pi P
G p = 5.615 − ……………………………………..………...(5-12)
Pb T Z i Z
dan
G( B g − B gi )
Gp = ……………………...………………………..…………...(5-13)
Bg
dimana:
We = C Q D P
Apabila
G p B g + W p Bw
diplot terhadap
Q D P
, seperti terlihat pada gambar
B g − B gi B g − B gi
5.2., maka kemiringannya sama dengan konstanta water influx (C) dan intercepnya
sama dengan G. Apabila ada perembesan air, maka hasil plotnya merupakan garis
yang tidak lurus. Bentuk kurva yang naik atau turun, berarti bentuk asumsi
Gambar 5.2. Plot MBE Straight – Line, Reservoir gas dengan Water Influx
(Ikoku. Chi U.; “Natural Gas Production Engineering”)
201
Volume reservoir gas, Vi dapat diubah dalam satuan SCF dengan membaginya
dengan Bgi.
Vi = G Bgi ……………………...……………………………………..(5-17)
Kombinasi antara persamaan 5-16 dan 5-17 didapat,
P Pi T f Psc G p
= − ………………..……………………………………........(5-18)
Z Z i Tsc B gi G
dimana:
Tf = temperatur formasi
Pi = tekanan awal reservoir
Tsc = temperatur pada keadaan standar
Psc = tekanan pada keadaan standar
Dengan membuat plot antara P/Z terhadap Gp didapat suatu garis lurus
(Gambar 5.3.) dengan kemiringan (Tf Psc /Tsc Bgi G). Isi Awal Gas di tempat dapat
ditentukan secara grafik yaitu perpotongan antara garis lurus yang terjadi terhadap
sumbu x. Persamaan 5.18 dapat diuah bentuk untuk menentukan recovery faktor,
P Pi G p
= 1 − ..……………………………………………………..........(5-19)
Z Z i G
Pada metoda yang dibahas diatas, dianggap bahwa tidak adanya perembesan
air dari aquifer ke reservoir. Jika ada perembesan air, maka plot antara P/Z terhadap
Gp tidak lagi lurus, tetapi akan menyimpang tergantung dari kekuatan perembesan
202
air (Gambar 5.4.). Sedangkan persamaan untuk menentukan Isi Awal Gas di tempat
diubah dengan memasukkan adanya perembesan air tersebut yaitu:
P GB gi pi
T f Psc
= − G p .…...…………………………(5-20)
Z GB gi − We Z
i Tsc (GB gi − We )
dimana:
We = C Qt D P
(perembesan air) dengan volume reservoir gas dan berapa lama reservoir tersebut
telah diproduksikan. Harga Q tD dapat ditentukan dari Gambar 5.5. dan 5.6.
Gambar 5.5. Plot P/Z terhadap Gp, Adanya Perembesan Air (Water Influx)
(Beggs, Dale. H; “Gas Production Operations”)
204
Persamaan (5-23) menunjukkan, bahwa bila rate produksi diplot versus produksi
kumulatif pada kertas koordinat biasa akan diperoleh suatu garis lurus, dengan
sudut a. Bentuk kurva rate produksi vs waktu dan rate produksi vs produksi
kumulatif dapat dilihat pada Gambar 5.7. dan 5.8.
Pada linier plot besarnya sudut a, sulit ditentukan karena bentuk kurva melengkung.
Tetapi pada plot dikertas semilog besarnya a, dapat ditentukan karena dari bentuk
kurva yang diperoleh berupa garis lurus. Lihat Gambar 5.7.
Gambar 5.7. Decline Curve dari Rate Produksi vs Waktu dalam Linier Plot
(Slider. H.C. ;”World Wide Practical Petroleum Reservoir Engineering
Methods”)
208
a q bt
1−1 / b
G p = o i 1 + − 1 ……..…………….………………………....(5-28)
1 − b i a o
setelah mengeliminir t dengan Persamaan (5-27), maka Persamaan (5-28) menjadi:
a o (q i )
((q ) ) …..………………………...…………………(5-29)
b
− (q )
1− b 1− b
Gp =
1− b
i
D=
100
(q )b % ……..…………………………………………………....(5-31)
a o (q i )
b
ini berarti bahwa decline percentage sebanding dengan rate produksi pangkat b.
211
5.2.2.1. Deliverability
Deliverability dapat didefinisikan sebagai kapasitas aliran dalam keadaan
stabil atau perolehan jumlah gas dalam keadaan stabil. Deliverability dibutuhkan
213
untuk perencanaan operasi produksi pada suatu lapangan gas. Kapasitas aliran harus
ditentukan untuk perbedaan tekanan balik atau tekanan alir dasar sumur pada setiap
saat dalam sepanjang umur dari reservoir tersebut.
Metode yang umum untuk menentukan deliverability sumur gas adalah test
multipoint, dimana diproduksikan pada beberapa perbedaan aliran (4 laju aliran),
dari perhitungan laju aliran, tekanan sumur serta dari persamaan inflow
performance. Jadi deliverability sangat penting dalam perkiraan produktivitas
formasi.
PR2 - Pwf2 = A qsc + B qsc2…...……………………………………..….(5-35)
dimana:
1422T Z 0,427re
A= ln + S
r
kh w
1422T Z
B= D
kh
1637q sc T
kt
− 3,23 + 0,87(S + D )
m(Pr) - m(Pwf) =
kh
log
( g C t )i rw ( )
2
q …..(5-36)
dimana:
qsc = rate aliran gas pada kondisi standart, Mscfd
T = temperatur reservoir, oR
K = permeabilitas formasi, md
h = ketebalan zone gas, ft
t = waktu produksi, jam
= porositas, fraksi
( g)i = viscositas gas mula-mula, cp
214
dimana:
Pb = tekanan dasar, psi Z = faktor kompresibilitas gas.
P = tekanan, psi g = viscositas gas, cp
temperatur dari 150oF adalah seperti pada Gambar 2.40. sedangkan untuk
temperatur konstan pada 200o F dan gravity gas 0,6 sampai 0,75 adalah pada
Gambar 5.13.
Dari gambar tersebut ternyata harga g Z akan konstan pada tekanan nol
sehingga didapat:
m(P) =
1
g Z
( )
P 2 − Pb ……………………………..………………….…..(5-40)
2
215
q sc = …………….………..…...………….(5-42)
T Z(ln re / rw − 0,75 + S + D q )
Persamaan ini berlaku untuk tekanan < 1000 psi, tetapi beberapa pengamat
mengatakan, bahwa persamaan tersebut berlaku untuk tekanan <2500 psi. Untuk
itu apabila dilakukan plot antara 2P2/ gZ versus tekanan, maka akan terjadi
simpangan dari m(P) versus tekanan pada tekanan > 2500 psi.
Pada tekanan yang tinggi (lihat Gambar 5.12.) slope dari kurva yaitu (
= C (P - Pb)…………………………………..……..…………….(5-44)
substitusikan Persamaan (5-45) kedalam persamaan qsc, didapat persamaan
baru:
703x10 −6 k h C(Pr − Pwf )
q sc = ………………..…………...……………(5-46)
T (ln re / rw − 0,75 + D q )
dimana:
Gp = produksi gas kumulatif, scf
Et = faktor formasi total (dua fasa) mula-mula, bbl/stb
Etb = faktor formasi total pada tekanan gelembung, bbl/stb
Rsb = kelarutan gas dalam minyak pada tekanan gelembung, scf/stb
Perkiraan performance reservoir tersebut diatas adalah berada dibawah
tekanan gelembung sehingga selain gas yang terproduksi juga cairannya, yang
mana bila saturasi kritis gas terlewati, maka gas tersebut akan mengalir ke
permukaan bersama cairannya.
2. Reservoir Water Drive
Apabila sejarah tekanan produksi cukup tersedia untuk reservoir gas,
temperatur reservoir, dan spesifik gravity gas, gas in place mula-mula (G) dapat
dihitung.
219
G p B g − (We − W p B w )
G= ……………...…………..………………………(5-48)
B g − B gi
Kemudian plot G versus Gp merupakan garis lurus, seperti terlihat pada Gambar
5.15.
Pada gambar 5.15., interval-interval waktunya akan terus meningkat dikarenakan
We
batas dari . Kemudian ekstrapolasi dari garis yang terbentuk ke titik
B g − B gi
We
dimana Gp = 0 yang menunjukkan harga G, karena dimana Gp = 0, juga
B g − B gi
nol.
Maka metode ini dapat digunakan untuk memperkirakan harga W e, karena
perbedaan waktu antara garis lurus (G) dan garis slope (G + (W e)/(Bg-Bgi)) akan
We
memberikan harga .
B g − B gi
Metode material balance untuk reservoir water drive sangat kompleks. Hubungan
antara water influx kumulatif, tekanan reservoir, dan time harus ditentukan sebelum
Isi Awal Gas di tempat ditentukan dari performance reservoir. Ini dapat dilakukan
dengan teori aliran unsteady-state.
Untuk aquifer yang linier,
We = C ' n t − t n …..………………………………………………….(5-50)
menjadi,
G ( B g − B gi ) + C Q D − W p B w
Gp = ………..………………………...(5-52)
Bg
Persamaan (5-52) dapat digunakan untuk memperkirakan Isi Awal Gas di tempat,
konstanta water influx, dan dapat digunakan untuk memprediksi performance
reservoir.
Gambar 5.15. Pengaruh dari Water Influx Pada Metode Material Balance
(Ikoku. Chi U.; “Natural Gas Production Engineering”)
5.615z b TbVi Pi
G= ……………………………..…………………………..(5-54)
Pb Tz i
dan slopenya,
1 Pb T
− =− ………………………………..………...……………(5-55)
d 5.615z b TbVi
dp/z adalah sisa gas di tempat pada berbagai harga tekanan (P). Maka, plot
linier pada grafik diatas dapat diekstrapolasi untuk memberikan harga Isi Awal Gas
di tempat pada tekanan nol, cadangan gas pada tekanan abandonment, dan
kumulatif produksi gas pada berbagai harga tekanan.
Jika ada perembesan air, volume reservoir tidak konstan terhadap waktu,
maka plot antara P/Z terhadap Gp bukan garis lurus. Plot pada reservoir water drive
umumnya adalah kurva konkaf (cekung) ke atas (Gambar 5.15.). Karena adanya
water influx, penurunan tekanan sangat cepat selama produksi.
Setelah sejumlah gas diproduksikan (kira-kira 20 % dari cadangan), plot
linier P/Z versus Gp pada reservoir volumetrik (closed) memberikan prosedur (cara
222
kerja) yang memuaskan untuk memperkirakan cadangan gas yang dapat diambil
(recoverable gas). Harus hati-hati apabila hanya tekanan (bukan P/Z) yang diplot
terhadap kumulatif gas produksi, grafik yang dihasilkan tidak linier, dan
ekstrapolasi dari kurva ini kemungkinan besar terjadi kesalahan (Gambar 5.16.).
Persamaan 5.53 diubah bentuk menjadi,
Pi / Z i
G= G p ………………………..……………………………..(5-56)
Pi / Z i − P / Z
Logaritma dari persamaan 5.56 adalah,
pi / Z i
Log( pi / Z i − p / Z ) = log G p + log ……..………………………….(5-57)
G
Persamaan 5.57 adalah salah satu contoh dari metoda yang kumulatif penurunan
tekanannya diplot terhadap kumulatif produksi pada koordinat logaritma.
Perbedaan antara P/Z mula-mula dan kumulatif produksi yang diplot secara
berurut-urutan pada koordinat logaritma merupakan garis lurus pada sudut 45°
dengan koordinat yang lain.