Anda di halaman 1dari 62

PERKIRAAN CADANGAN

RESERVOIR
BY
KARMILA
PERKIRAAN IGIP
IGIP adalah initial Gas In Place, yaitu isi gas awal yang
ada dalam reservoir.

Cadangan adalah jumlah gas (IGIP) yang dapat


diproduksikan ke permukaan.

Artinya , untuk memperkirakan besarnya cadangan


suatu reservoir gas, harga IGIP ini adalah harga mutlak
yang perlu diketahui. Ada beberapa cara untuk
menetukan besaran ini, dua diantaranya adalah
Metode Volumetrik dan Metode Material Balance.
Metode Volumetrik
Beberapa factor penting untuk menghitung IGIP
dengan menggunakan metode volumetric adalah
volume pori dari reservoir, saturasi gas awal dan
factor volume formasi gas.
Untuk mengetahui ketiga factor tersebut diperlukan
antara lain : data geologi, data core, data log, data
test sumur, dan data PVT. Persamaan IGIP dengan
metode volumetric adalah,
7758. A.h.2.1
.(1  S wi )
G
Bgi
Konstanta 7758 adalah factor konversi dari barrel ke acre,ft.
dimana 1 acre,ft = 7758 barrel. Sedangkan hasil kali Ah Ф
adalah merupakan volume pori – pori reservoir (Acre,ft).
Persamaan 2.1 diatas dapat digunakan untuk menghitung
cadangan atau Kumulative gas yang dapat diambil
(recoverable reserve) pada kondisi awal (P = Pi) maupun pada
kondisi dimana produksi sudah berlangsung beberapa lama (P
= Pab).
Apabila pada tekanan awal reservoir factor volume formasi
gasnya adalah Bgi dan pada tekanan tertentu setelah produksi
(abandonment) factor volume formasinya adalah Bga, maka
persamaan untuk menghitung jumlah cadangan atau
kumulativ produksi gas adalah :
 1 1 
G  7758. A.h. .(1  S w )   
 B gi B ga 
2.2
Dalam hal ini harga recovery factor adalah :

 B gi   
Pa .Z i 2.3

Eg  1    1  
 
B ga   Pi .Z a 

Sehingga cadangan gas atau recoverable reserve


dapat ditulis sebagai berikut :

G p  G x Eg 2.4
Dari persamaan diatas terlihat bahwa efisiensi perolehan hanya dipengaruhi oleh
tekanan Abandoment (Pab). Apabila tekanan abndoment dapat diperkirakan, maka
recoverable reserve atau jumlah cadangan gas dapat ditentukan.
Hal ini semua hanya dapat berlaku untuk reservoir gas dengan tipe tertutup
(volumetric) atau reservoir dengan mekanisme pendorong depletion
(pengembangan gas).
Untuk reservoir gas dengan mekanisme pendorongnya air (water drive reservoir),
recovery factornya adalah:

100 S gi .B ga  S ga .B gi 
2.5

E 
Untuk gdepletion reservoir
S gi .atau
B gi volumetric Eg nya berkisar antar 80% - 90%,
sedangkan untuk reservoir dengan mekanisme pendorong strong water drive Eg-nya
berkisar antara 50% - 60% dan untuk weak water drive Eg-nya berkisar antara 70% -
80%.
Metode Material Balance
Dalam memperkirakan besarnya isi awal gas di tempat, metode
material balance ini didasarkan pada prinsip kestimbangan
materi.
Beberapa anggapan yang digunakan adalah:
• Reservoir dianggap berbentuk tanki dengan volume yang tetap.
• Perubahan tekanan yang terjadi disebarkan secara merata
keseluruh reservoir
• Tersedia data PVT yang dianggap mewakili kondisi reservoir ybs
• Tersedia juga data sejarah dan tekanan
• Selama penurunan tekanan, perubahan Swr dan Ф dapat
diabaikan.
Dengan menggunakan hukum konservasi massa terhadap reservoir gas,
kesetimbangan materi dan mol dalam reservoir dapat dituliskan :
mp = mi – m dan np = ni – n 2.6
Dimana subskrip p dan i masing – masing melambangkan cumulative
produksi gas dan isi awal gas ditempat. Untuk reservoir gas yang
volumenya tetap berlaku persamaan :
 
V = V1 – We + WpBw 2.7

Dimana :
V : Volume gas yang telah diproduksikan di reservoir, bbl
Vi : Volume gas awal ditempat pada tekanan Pi, bbl
We : Volume air yang merembes masuk dari aquifer ke reservoir,bbl
Wp : volume air yang terproduksi ke permukaan, bbl
Bw : Faktor volume formasi water (bbl / stb)
Berdasarkan hukum gas ;
P.V Didapat Pb .V atau Pi .Vi
n np  ni  5,615
Z .R.T Z b .R.Tb Z i .R.Ti

dengan mensubtitusikan persmaan 2.7 ke persamaan


terakhir didapat,
P Vi  We atau
W p .Bw  Pb .G p  Pi .Vi P Vi  We  W p .Bw  
n  5,615  5,615   
Z b .R.Tb Z
 i .R .T Z .R.T 
Z .R.T

apabila dimasukkan Vi = G atau Initial Gas in Place,


serta Bgi dan Bg maka didapat :
G  B g  B gi   We  W p2.8
.B w
Gp 
Bg
untuk reservoir yang tidak memiliki water inlux
persamaan terakhir menjadi :

Z b .Tb .Vi  Pi P 
G p  5,615 .2.9  
Pb .T  Zi Z 
Dan

G  B g  B gi2.10

Gp 
Bg
2.2.1. Metode Straight Line
Material Balance

Persamaan 2.10 dapat disusun menjadi


bentuk lain yaitu :
GpBg = G(Bg – Bgi) 2.11

Apabila di plot antara GpBg dan (Bg – Bgi)


pada grafik kartesian, seperti terlihat pada
gambar 2.1, maka harga G (IGIP) adalah
kemiringan dari hasil plot tersebut
2.2.2. Metoda P/Z Versus Gp

Jika data cumulative produksi gas dan tekanan reservoir


cukup tersedia, IGIP dan cadangan gas dapat ditentukan
tanpa harus mengetahui parameter A, h, Ф, dan Sw terlebih
dulu. Ini dibentuk dengan membuat kesetimbangan massa
dan mol dari gas, prinsipnya adalah bahwa :
 
Mol gas yang diproduksi = mol gas awal ditempat – mol gas
yang tersisa

Dengan mengaplikasikan hukum tentang gas n = PV/ZRT,


maka didapat :
Psc .G p Pi .Vi P.Vi
2.12  
Tsc .Z sc T f .Z i T f .Z
Volume reservoir gas, Vi dapat diubah dalam satuan SCF dengan cara membaginya dengan
Bgi
 
Vi = G.x.Bgi 2.13

Sehingga dari gabungan dua persamaan terakhir didapat :


  P Pi  T f .Psc 
   .G p
Z Z i  Tsc .Bbi .G 
2.14

Dimana :
Tf : Temperatur Formasi,
Pi : Tekanan awal reservoir
Tsc : Temperatur pada keadaan standar
Psc : Tekanan pada keadaan standar
 
Jadi denga membuat plot antara (P/Z) terhadap Gp akan didapat suatu garis lurus dengan
kemiringan ( Tf. Psc / Tsc.Bgi.G), seperti terllihat pada gambar K.
Harga 2.2 atau IGIP didapat dari titik perpotongan antara garis lurus dengan sumbu mendatar.
Pada metode diatas, dianggap tidak ada perembesan air dari aquifer
ke reservoir. Jika ada perembesan air, maka plot antara (P/Z) terhadap
Gp tidak lagi lurus tetapi akan menyimpang yang besarnya tergantung
dari kekuatan perembesan airnya (gambar 2.3). sedangkan
persamaan untuk menentukan IGIP diubah dengan mengikutsertakan
variable
G p .B g perembesan
W p .Bw air.
 Q Persamaannya
D .P
 adalah :
C
  B g  B gi   Bg  B gi    G
yang berbentuk Y =C(X) + G 2.15
 
Dimana : We = C Σ QD .ΔP
C adalah konstanta perembesan air. Sehingga dengan membuat plot
antara [Gp.Bg + WpBw] / [Bg – Bgi] terhadap [C Σ QD.ΔP] / [Bg – Bgi],
seperti terlihat pada gambar M, akan didapat harga G atau IGIP dan
besarnya volume rembesan air, We.
CONTOH KASUS
1. Perkirakakn Isi Awal Gas ditempat (G) untuk reservoir dengan luas
3000 Acre, ketebalan 72 ft, porositas 25%, saturasi air 20%,
temperature reservoir 180oF, tekanan awal reservoir 2500 psia dan
factor deviasi gas 0,887.
Solusi :
Bgi = 0.00504 Z.T/P
= 0.00504 (0,887)(640)/(2500)
= 0,0011444 bbl/scf

G = 7758.A.h. Ф.(1 – Swi ) / Bgi


= 7758 (3000)(72)(0,25)(1 – 0,20) / (0,0011444)
= 2928 MMMScf
2. Suatu reservoir gas tertutup telah berproduksi sebanyak 500 MMScf
sehingga tekanannya turun dari 3000 psia menjadi 2900 psia. Apabila
temperature reservoir 165 oF dan specific gravity gas 0,65 perkirakanlah
Initial Gas In Place (G).

Solusi :
Berdasarkan harga SG = 0,65 dan T = 165 oF didapat harga Z = 0,882 untuk P
= 3000 psia dan Z = 0,871 untuk P = 2900 psia.
Bgi = 0.00504 Z.T/P
= 0.00504 (0.882)(165 + 460) / (3000)
= 0.0009261 bbl/scf
Bga = 0.00504 Z.T/P
= 0.00504 (0.871)(165 + 460) / (2900)
= 0.0009461 bbl/scf
Maka Initial Gas in Place (G) adalah :
G
G p .B g

 500.000.000. 0,0009461  23,65 x10 9 SCF
B g  B gi   0,0009461  0,0009261
3. Tentukan Initial Gas in Place ( G) dari data brikut ini :

Pr (psia) Z P/Z Gp (MMMSCF)


2080 0.759 2740 0.0
1885 0.767 2458 6.873
1620 0.787 2058 14.002
1205 0.828 1455 23.687
888 0.866 1025 31.009
645 0.900 717 36.207
Solusi 1 :
Kolom P/Z dan kolom Gp diplot pada kertas kartesian dan didapat G = 48,3 MMMSCF .

3000

2500

2000

1500

1000

500

0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
*

Solusi 2 :
cara lain untuk menentukan besarnya G adalah dengan menggunkan persamaan
2.14 yang diubah bentuk menjadi :
 Pi  2.16
 Zi 
G  xG p
  Pi Z i    P Z  
 

1 2 3 4 5 6
Gp(MMSC P/Z G Gp* G* G [5] + 6,9
F) [Eq.2.16]
0.0 2740 - - - -
6.873 2458 66.8 0.0 - -
14.002 2058 56.3 7,129 43,8 50,7
23.687 1455 50.5 16,814 41,2 48,1
31.009 1025 49.5 24,136 41,4 48,3
36.207 717 49.0 29,334 41,4 48,3
4. Suatu reservoir gas memiliki data sebgai berikut :
Porositas, Ф = 0.13
Saturasi Awal, Sgi = 1 - Swi = 0,48
Permeabilitas batuan yang berisi gas. Kg = 9,0 md
Faktor volume formasi gas awal, Bgi = 0,00152bbl/scf
Specific Gravity gas, SG gas = 0,67
Luas reservoir, A = 1060 Acres
Ketebalan formasi, h = 54 ft
Temperatur Reservoir, Tr = 624oR
Temperatur rata – rata aliran ditubing, Tf = 576 oR
Tekanan pseudokritic, Ppc = 672 psia
Temperatur pseudokritic, Tpc = 365 oR
Kedalaman sumur, H = 5322 ft
Jari – jari sumur, Rw = 0,276 ft
Diametre dalam tubing, D = 2,5 inch
Tekanan Abandoment 280 Psia
Data Z Vs P,µg Vs P dan Bg Vs P dilihat digambar O dan P.
Data produksi dari reservoir tersebut adalah sebagai berikut :
Data produksi dari reservoir tersebut adalah sebagai berikut :

WAKTU (tahun) Pr (Psia) Gp (109 SCF)

0,0 1798 0.00

0,5 1680 0.96

1,0 1540 2.12

1.5 1420 3.21

2,0 1335 3.92

Tentukan G dengan beberapa metode yang telah


dibahas sebelumnya.
Solusi

1.Penentuan dengan Volumetrik


G = 7758.A.h. Ф.(1 – Swi ) / Bgi
= 7758 (1060)(54)(0,13)(0,48) / (0,00152)
= 18,2 MMMSCF
Kalau kita ingin mengetahui jumlah produksi cumulative (Gp)
pada saat tekanan abandonment 280 psia, maka dengan
menggunkan gambar P didapat Bga = 0,016 bbl/scf, sehingga :
Gp = 7758 (1060)(54)(0,13)(0,48) ( (1 / 0,00152) –
(1/0,016))
= 16,50 MMMSCF
Artinya, pada saat itu RF adalah (GP/G) yaitu90%
2. Penentuan dengan material balance.
Untuk penyelesaian dengan metode ini perhatikan table berikut :

1 2 3 4 5 6
Tahun P (psia) Bg Bg/(Bg-Bgi) Gp (109 SCF) G [4x5]

0.0 1798 0.00152 - 0.00 -


0.5 1680 0.00163 14.62 0.96 14.2
1.0 1540 0.00179 6.63 2.12 14.1
1.5 1428 0.00196 4.45 3.21 14.3
2.0 1335 0.00210 3.62 3.92 14.2

Jadi hasil perhitungan IGIP dengan menggunkan metode ini adalah dengan
mengambil harga rata – rata dari kolom [6] , sehingga didapat 14,2
MMMSCF.
3. Penentuan dengan metode (P/Z) Vs (Gp)

P (psia) Z P/Z Gp (MMMSCF)

1798 0.870 2067 0.00

1680 0.875 1920 0.96

1540 0.882 1716 2.12

1428 0.888 1608 3.21

1335 0.892 1498 3.92

Hasil plot antara P/Z terhadap Gp ditunjukkan oleh gambar Q.


harga IGIP disini adalah perpotongan kurva dengan sumbu
datar (Gp), dimana didapat IGIP sebesar 14,2 MMMScf. Sama
dengan hasil yang didapat dari metode material balance.
2500

2000

1500

1000

500

0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
4. Penentuan dengan Metode Straight Line Material Balance.

1 2 3 4 5

P (psia) Bg Bg - Bgi Gp (109 SCF) Bg.Gp

1798 0.00152 0 0.00 0

1680 0.00163 0.00011 0.96 1564800

1540 0.00179 0.00027 2.12 3794800


1428 0.00196 0.00044 3.21 6291600

1335 0.00210 0.00058 3.92 8232000

Langkah pertama adalah membuat table seperti dibawah ini


Kemudian diplot antara GpBg dengan Bg – Bgi, seperti terlihat
pada gamabar R. IGIP disini adalah kemiringan dari hasil plot
tersebut dan didapat 14,2 MMMScf.
9000000

8000000

7000000

6000000

5000000

4000000

3000000

2000000

1000000

0
0 0 0 0 0 0 0 0
5. Suatu reservoir gas yang mengalami perembesan air memiliki data sbb:
Luas Reservoir, A = 8870 Acre
Ketebalan formasi, h = 32,5 ft
Porositas, Ф = 30,8 %
Saturasi air awal, Swi= 42,5 %
Faktor deviasi gas, Z = 1 (standar)
Data produksi dan faktor volume formasi adalah sebagai berikut :

WAKTU Gp [BSCF] P (Psia) Z P/Z Bg [bbl/scf]


0 0 2333 0.882 2645 0.001172 = Bgi
2 2305 2321 0.883 2629 0.001180
4 20257 2203 0.884 2492 0.001244
6 49719 2028 0.888 2284 0.001358
8 80134 1854 0.894 2074 0.001496
10 105930 1711 0.899 1903 0.001630
12 135350 1531 0.907 1688 0.001820
14 157110 1418 0.912 1555 0.001995
16 178300 1306 0.922 1416 0.002187
18 192089 1227 0.922 1331 0.002330
20 205744 1153 0.928 1242 0.002495

Hitunglah (G) dengan beberapa metode yang ada.


Solusi
a. Metode volumetric
G = 7758.A.h. Ф.(1 – Swi ) / Bgi
= 7758 (8870)(32,5)(0,308)(1 – 0,425) / (0,001172)
= 337,9 BSCF
b. Metode material balance
Hasil plot antara P/Z terhadap Gp ditunjukkan oleh gambar S. adanya
pembelokan pada kurva yang terbentuk menunjukkan adanya
perembesan air. Sehingga metode P/Z tidak dapat digunakan untuk
menentukanIGIP . terlihat pada 10 tahun pertama kurva yang terbentuk
adalah garis lurus dan baru mulai tahun ke 10 adanya pembelokkan. Hal
ini menunjukkan bahwa metode material balance atau metode P/Z
khusunya, kurang sensitive dalam memperkirakan adanya perembesan
air. Apabila dipaksakan menarik garis lurus kea rah P/Z = 0 akan didapat
IGIP sebesar 370 BSCF, dimana harga ini 32 BSCF lebih besar
dibandingkan dengan metode volumetric.
3000

2500

2000

1500

1000

500

0
0 50000 100000 150000 200000 250000 300000 350000 400000
Menentukan perembesan air
Dengan anggapan bahwa IGIP adalah sebesar
yang didapat dari Volumetrik, maka kumulativ
perembesan air (We) pada tahun ke – 4 dapat
ditentukan yaitu :
We = Gp.Bg – G (Bg – Bgi)
= ( 20257 . 0,001244) – (337900)(0,001244 –
0,001172)
= 0,87 MMBBL
Perhitungan We untuk waktu berikutnya ditabelkan
Tahun Gp Bg Bg.Gp Bg-Bgi G(Bg-Bgi) We
0 0 1.172 0 0.000 0 0
4 20257 1.244 25.200 0.072 24.329 0.871
8 80134 1.496 119.880 0.324 109.480 10.401
12 135350 1.820 246.337 0.648 218.959 27.378
16 173300 2.187 379.007 1.015 342.969 36.039
20 205744 2.495 513.331 1.323 447.042 66.290
6. Suatu sumur telah dibor pada reservoir “STT – Migas”. Dari data
geologi menunjukkan bahwa reservoir ini memiliki ketebalan 42
ft porositas 23%, saturasi air awal 28%. Tekanan awal reservoir
adalah 2000 psia dengan temperature 175oF. setelah diproduksi
sebanyak 425 MMSCF dengan SG = 0,70 tekanannya turun
menjadi 1450 psia. Untuk keperluan pengembangan sumur
tentukan berapa luas reservoir tersebut.
Solusi :
Pada tekanan 2000 psia,didapat harga Z = 0,851 , pada tekanan
1450 psia harga Z = 0,869
Bgi = 0,00504 T.Z/P
= [(0,00504)(175 + 460)(0,851)] / (2000)
= 0,001362 bbl/scf
Bg 1450 = 0,00504 T.Z/P
= [(0,00504)(175 + 460)(0,869)] / (1450)
= 0,001918 bbl/scf
Dari persamaan 2.2 didapat persamaan sebagai berikut :
DELIVERABILITY
Suatu hubungan antara penurunan laju produksi
dengan tekanan reservoir, sebagai akibat
berlangsungnya proses depletion dari suatu
reservoir gas. Hubungan ini bersifat relative konstan
selama masa produksi berlangsung. Pada masa awal
dari tes penentuan deliverability ini sudah dikenal
persamaan empiris yang selaras dengan hasil
pengamatan. Persamaan ini menyatukan hubunga
antara Qsc dengan ΔP2 pada kondisi aliran stabil.
2.16
Dimana :
Qsc = Laju produksi pada kondisi standar
Pr = Tekanan reservoir rata- rata pada saat sumur ditutup
Pwf = Tekanan alir dasar sumur
C = Konstanta ( tergantung satuan Qsc dan P)
n = indeks water inersia turbulensi (berkisar antara 0,5 – 1,0)

Persamaan yang menerangkan aliran stabil dalam daerah


penyerapan yang berbentuk radial menjadi sebagai berikut:
 
2.17
persamaan 2.16 ini sama dengan persamaan
2.17 bila berupa n = 1 sehingga dapat
disimpulkan bahwa aliran yang laminar akan
memberikan harga n = 1
Pembuatan grafik dengan system koordinat
log – log berdasarkan persamaan 2.16 akan
menghasilkan hubungan yang linier.

2.18
Satuan ukuran lain yang digunakan dalam analisa
deliverability adalah Absolute Open Flow Potential (AOF).
Harga AOF Ini diperoleh bila kedalam persamaan 2.16
dimasukkan harga Pwf = 0, atau

2.19

Permeabilitas reservoir gas akan mempengaruhi lama waktu


aliran mencapai kondisi stabil. Pada reservoir yang agak ketat
(permeabilitas kecil) kestabilan dicapai dalam waktu yang
lama. Sesuai dengan keadaan ini, maka terdapat 3 macam tes
sumur yang dapat digunakan untuk memperoleh deliverability,
yaitu Back Pressure Test, Isochronal Test, dan Modified
Isochronal Test.
BACK PRESSURE TEST
Back Pressure Test adalah melihat kemampuan sumur untuk berproduksi
dengan memberikan tekanan balik (back pressure) yang berbeda – beda.

Langkah pelaksanaaan test ini adalah :


1. Tekanan reservoir distabilkan dengan cara menutup sumur. Didapat Pr.
2. Sumur diproduksi sebesar Q1 sampai tekanan stabil. Didapat Q1 dan
Pwf1.
3. Sumur diproduksi sebesar Q2 sampai tekanan stabil. Didapat Q2 dan
Pwf2.
4. Sumur diproduksi sebesar Q3 sampai tekanan stabil. Didapat Q3 dan
Pwf3.
5. Sumur diproduksi sebesar Q4 sampai tekanan stabil. Didapat Q4 dan
Pwf4.

Dimana Q1 < Q2 < Q3 < Q4 dan antara langkah 1 ke langkah berikutnya tidak perlu
dilakukan penutupan sumur. Berikut ini adlah gambaran skematis dari proyek
Back Pressure Test. Gambar U.
Lamanya waktu pencapaian stabil dipengaruhi oleh
permeabilitas batuan. Makin kecil permeabilitas batuan,
makin lama waktu yang diperlukan untuk mencapai
kondisi stabil. Ini dapat diperkirakan berdasarkan waktu
berlakunya aliran semi mantap, yaitu :

Berdasarkan definisi td yaitu

Maka lamanya waktu untuk mencapai stabil ts adalah

Dimana μ adalah viscositas yang diukur pada tekanan Pr.


ISOCHRONAL TEST
Untuk mengatasi hal ini Cullender mengusulkan
cara test Isochronal ini, dengan anggapan bahwa
jari – jari penyerapan efektif (rD) adalah fungsi dari
tD dan tidak dipengaruhi oleh laju alir. Dia
mengusulkan test produksi dengan menggunakan
laju Q yang berbeda tetapi dengan selang waktu
yang sama. Hal ini akan memberikan grarfik log ΔP2
terhadap log Qsc yang liner dengan harga exponent
n yang sama seperti utuk kondisi aliran stabil.
Langkah pelaksanaan tes ini adlah :

1. Tekanan reservoir distabilkan dengan cara menutup sumur. Didapat Pr 1.


2. Sumur dibuka dibuka selama waktu t. didapat Q1 dan Pwf 1.
3. Sumur ditutup selama waktu ts. Didapat Pr 2.
4. Sumur dibuka dibuka selama waktu t. didapat Q2 dan Pwf 2.
5. Sumur ditutup selama waktu ts. Didapat Pr 3.
6. Sumur dibuka dibuka selama waktu t. didapat Q3 dan Pwf 3.
7. Sumur ditutup selama waktu ts. Didapat Pr 3.
8. Sumur dibuka dibuka selama waktu t. didapat Q4 dan Pwf 4.
9. Sumur dibuka sebesar Qext dan dituggu sampai P stabil sebesar Pwf ext.
 
Jadi dari sini dapat dilihat bahwa analisa data dilaksanakan dengan
mencatat tekanan alir dasar sumur untuk jangka alir yang sama.
Gambaran skematis dari isochronal test dan Data yang telah dicatat
distabulasikan sebagai berikut :
Makin banyak garis panduan, makin besar kemungkinan kita mendapat garis stabil dengan
slope yang mendekati slope garis panduan rata –rata. Untuk itu biasanya dilakukan test
Isochronal dengan pembukaan sumur yang bertingkat ( 2 atau 3 tingkat) sesuai ketelitian
yang diinginkan.

Berikut ini contoh langkah perencanaan test Isochronal dengan 2 tingkat.


1. Tekanan reservoir distabilkan dengan cara menutup sumur. Didapat Pr1
2. Sumur dibuka dibuka selama waktu t1. didapat Q1 dan Pwf1.
3. Sumur dibuka terus sampai waktu t2. Didapat Q2 dan Pwf2.
4. Sumur ditutup selama waktu ts. Didapat Pr2.
5. Sumur dibuka dibuka selama waktu t. didapat Q3 dan Pwf3.
6. Sumur dibuka terus sampai waktu t2. Didapat Q4 dan Pwf4.
7. Sumur ditutup selama waktu ts. Didapat Pr3.
8. Sumur dibuka dibuka selama waktu t. didapat Q5 dan Pwf5.
9. Sumur dibuka terus sampai waktu t2. Didapat Q6 dan Pwf6.
10. Sumur ditutup selama waktu ts. Didapat Pr4.
11. Sumur dibuka dibuka selama waktu t. didapat Q7 dan Pwf7.
12. Sumur dibuka terus sampai waktu t2. Didapat Q8 dan Pwf8.
13. Sumur dibuka sebesar Qext dan ditunggu sampai P stabil sebesar Pwfext.

Berikut ini gambara skematis dari proses Isochronal Test 2 tingkat. Gambar Y.
Modified Isochronal Test
• Pada prinsipnya hampir sama dengan Isochronal Test
hanya saja disini,penutupan sumur tidak perlu sampai
tekanan stabil. Selain selang waktu penutupan dan
pembukaan sumur dibuat sama besar. Diagram tekanan
dan laju produksi dari test ini dapat dilihat pada gambar
berikut.
• Pengolahan datauntuk analisa deliverability metode ini
sama seperti metode Isochronal kecuali untuk harga Pr
diganti denga harga Pws, yaitu harga tekanan yang dibaca
pada akhir dan setiap masa penutupan sumur. Penabelan
hasil pengamatan ini adalah sebagai berikut :
Perencanaan Test
Perencanaan test selain memilih jenis tes yang cocok untuk kondisi reservoir,
juga didasarkan pada perkiraan waktu untuk mencapai kondisi stabil.
Semakin lama waktu untuk mencapai stabil, semakin tidak bagus karena
akan makin banyak produksi yang terganggu karena penutupan sumur.
Waktu stabil ini dihitung dengan persamaan berikut.

Dimana :
μ = Viscositas pada Pr, cp
ts = waktu untuk mencapai stabil, jam
k = permeabilitas., md
re = jari –jari daerah penyerapan, ft
 
waktu yang diperlukan untuk perambatan impuls sampai sejauh 100 ft (t100)
dihitung dengan persamaan.

Waktu yang diperlukan untuk menghilangkan pengaruh wellbore storage (tws)


dihitung dengan persamaan :

Dimana :
μ = Viscositas pada tekanan rata – rata tubing, cp
k = Permeabilitas, md
h = tebal formasi produktif, ft
Vws = Volume tubing, ft3
Cws = Kompresibilitas fluida.
Dipilih yang lebih besar antara t100 dan tws kemudian
dipakai untuk menghitung waktu penutupan sumur (tp) 

Besar laju produksi yang dipilih untuk test hendaknya


bervariasi antara 0,1 AOF – 0,75 AOF, dimana AOF
sendiri dihitung dari  

Dimana Ψr adalah (Pr2 / μ)


CONTOH KASUS DAN PEMBAHASAN

1. Tentukan AOF dari data Back Pressure Test


sebagai berikut :
Qsc Pwf (psia)
(MMScf/d)
0 408,2 (Pr)
4,288 403,1
9,265 394,0
15,552 378,5
20,177 362,6
Solusi :
Qsc Pwf (Psia)
(MMScf/d)
0 408,2 (Pr) 0
4,288 403,1 0,4138
9,265 394,0 1,1391
15,552 378,5 2,3365
20,177 362,6 3,5148
1,000.000

100.000 100

Log 10.000
9,8
(10 Psia)
4

1.000

0.100
1.000 10.000 100.000 1,000.000

Log Qsc
Log 50 = log C + n.log 100 x 104
Log 10 = log C + n .log 9,8x 104

0,699 = 0 + (n .log 100 – log 9,8)


0,699 = n . (1,009)
n = 0,69
perpotongan grafik A dengan sumbu datar memberikan harga Qsc = 2,52
MMScf/D dan ΔP2 = 0,1 x 104
psi2 sehingga harga C adalah:

Absolute open flow potensial (AOF) diperoleh dengan memberikan


harga Pwf = 0 pada persamaan 2.19
2. Hasil Isochronal Test ditabulasikan sebagai
berikut :
Q ΔP2
Kegiatan Lama P [Psia] [MMSCF/D [MMPsi2]
Tutup 48 jam 1952 3,810  
Buka-1 12 jam 1761 1,742 0,709 [A]
Tutup 15 jam 1952 3,810  
Buka-2 12 jam 1657 2,280 1,064 [B]
Tutup 17 jam 1952 3,810  
Buka-3 12 jam 1510 2,746 1,530 [C]
Tutup 18 jam 1952 3,810  
Buka -4 12 jam 1320 3,101 2,068 [D]
Buka-5 72 jam 1151 1,325 2,485 [X]
Tutup 100 jam 1952 3,810
Pada kertas Log – log diplot antara Q [MMSCF/D]
terhadap ΔP2[MMPsi2]
1000

100

log
10 10
MMPsia2

2,32
1

0.1
0.100 1.000 10.000 100.000 1,000.000

Log Qsc
Garis stabil berasal dari titik X yang ditarik sejajar dengan garis
(t= 12 jam). Jika garis stabil diekstrapolasi, maka dididapat
pasangan harga Qsc dan ΔP2. Untuk Qsc = 5 MMSCF/D, harga ΔP2
=10 MMPsi2 dan untuk Qsc = 1,0 MMSCF/D , harga ΔP2 = 2,32
MMPsi2 . sehingga harga n dapat ditentukan.
Log 5 = log C + n.log (10)
Log 1 = log C + n .log (2,32)
0.699 = 0 + (n .log 10 – log 2,32)
0,699 = n . (0,635)
n = 1,1007

harga C diperoleh sebagai perpotongan garis stabil


dengan sumbu Qsc (0,415 MMScf/D).
Jadi persamaan aliran yang stabil adalah :
3. Hasil modified Isochronal Test ditabulasikan
sebagai berikut :
Kegiatan Lama P (Psia2) Q (MMSCS/D P2 ( MMPsia2 ) ∆P2 (MMPsia2)
Tutup 20 1948 - 3.795  
Buka-1 12 1784 4.5 3.183 0.612
Tutup 12 1927 - 3.713  
Buka-2 12 1680 5.6 2.822 0.891
Tutup 12 1911 - 3.652  
Buka-3 12 1546 6.85 2.39 1.262
Tutup 12 1887 - 3.561  
Buka-4 12 1355 8.25 1.836 1.725
Buka-5 81 1233 8 1.52 2.275
Tutup 120 1940 - 3.795  
100

10

0.1
0.100 1.000 10.000 100.000
Garis stabil berasal dari suatu titik yang ditarik sejajar dengan Garis
panduan. Jika garis stabil diekstrapolasi, maka didapat asangan
harga Qsc dan ΔP2 . Untuk Qsc = 6 MMSCF/D, harga ΔP2 = 1,0
MMPsi2 dan untuk Qsc = 2,2 MMSCF/D , harga ΔP2 = 0,18 MMPsi2 .
sehingga harga n dapat ditentukan.

Log 6 = log C + n.log (1,00)


Log 2,2 = log C + n .log (0,18)

0,4357 = 0 + (n .log 1,00 – log 0,18)


0,4357 = n . (0,7447)
n = 0,585
harga C diperoleh sebagai hasil perpotongan garis stabil
dengan sumbu Qsc (1,29 MMScf/D)
Jadi persamaan aliran yang stabil adalah :

Anda mungkin juga menyukai