Universitas Prolamasi 45
PENDAHULUAN
SHORT
DESCRIPTION
1. Pendahuluan
2. Sistem Panasbumi
3. Pemanfaatn Fluida Panasbumi
4. Kegiatan Eksplorasi dan Pengembangan Lapangan
Panasbumi
5. Sifat Batuan dan Fluida Panas Bumi
6. Estimasi Sumberdaya, Cadangan dan Potensi
Listrik
7. Pengujian Sumur Panasbumi
8. Fasilitas Produksi Uap dan Pembangkit Llistrik
Tenaga Panasbumi
9. Penentuan Daya Listrik
10.Peritungan Kehilangan Tekanan di Sumur dan Pipa
Alir Permukaan
ASSESSM
ENT
1 Kehadiran = 10%
2 Tugas = 15%
3 Kuis = 10%
4 UTS = 30%
5 UAS = 35%
SISTEM PANASBUMI
Part 1
Apa itu
panasbumi
?
MANIFESTASI
PANASBUMI
Tanah hangat
(warm ground) Fumarole
Susunan Lapisan
Bumi
Lempeng Tektonik
TERJADINYA SISTEM
PANASBUMI
Pergerakan Lempeng
Tektonik
Sistem dua
1. fasa
Sistem dominasi uap (vapour dominated system)
2. Sistem dominasi air (water dominated system)
Sistem dominasi uap (vapour dominated
system)
Sistem dominasi uap
yaitu sistem
panasbumi dimana
sumur-sumurnya
memproduksikan uap
kering atau uap basah
karena rongga-rongga
batuan reservoirnya
sebagian besar berisi
uap panas.
Contoh : Lapangan
Kamojang dan Darajat.
Sistem dominasi air (water dominated
system)
Sistem dominasi air
yaitu sistem panas
bumi dimana sumur-
sumurnya
menghasilkan fluida
dua fasa berupa
campuran uap air.
Dalam sistem dominasi
air, diperkirakan air
mengisi rongga-
rongga, saluran
terbuka atau rekahan-
rekahan.
Contoh : Lapangan
Awibengkok, Ulubelu,
Klasifikasi Sistem Panas Bumi
Berdasarkan Temperatur
Muffer & Haenel,
Benderiter & Hochestein
Cataldi Rybach, &
Corny (1990) (1990)
(1978) Stegna (1988)
Sistem
Panasbumi < 90oC <100oC <150oC <125oC
Entalpi Rendah
Sistem Panas
Bumi Entalpi 90–150oC 100–200oC - 125–225oC
Sedang
Sistem Panas
Bumi Entalpi >150oC >200oC >150oC >225oC
Tinggi
SISTEM PANASBUMI DI
INDONESIA
Propsek panasbumi di Indonesia dapat
diklasifikasikan kedalam 2 kategori :
KMJ-3
Pertama kali : 5 sumur eksplorasi
memproduksikan
Kawah Kamojang (1918) (1926-1929)
uap panas kering
PLTP DARAJAT
• Menghasilkan uap kering
• Temperatur reservoir 235-247 °C
• Pemgembangan PLTP sejak tahun 1984 dan mulai beroperasi pada bulan
September 1994
• Kapasitas 55 MW
Siklus Uap Hasil Pemisahan
(Separated Steam Cycle)
Injeksi
Skema Diagram Pembangkit Listrik untuk Fluida Dominasi Air
Siklus Uap Hasil Pemisahan
(Separated Steam Cycle)
LAPANGAN AWIBENGKOK – GUNUNG SALAK
• Menghasilkan fluida 2 fasa, yaitu uap dan air
• Temperatur reservoir 220-230°C
• Pembangunan PLTP dimulai tahun 1990
• Total kapasitas daya 330 MW
Uap yang mengandung air dipisahkan di separator agar diperoleh uap kering
yang digunakan untuk menggerakan high pressure turbin
POROSITAS ENTROPI
VISKOSITAS
SIFAT BATUAN
Sifat Batuan
1 Porositas (Ø)
Porositas Rekahan
K = Q/(dT/dz)
Parameter untuk menyatakan
besarnya kemampuan batuan
menghantarkan panas secara
konduksi apabila terdapat
perbedaan temperatur pada
batuan tersebut (gradient
temperatur)
Sifat Batuan
4 Konduktivitas Panas (K)
Penentuan konduktivitas panas suatu batuan terdiri
dari :
1. Jenis batuan dan mineral-mineral penyusunnya
2. Struktur kristal pembentuknya
Kwarsa Plagiocase
Konduktivitas tinggi Konduktivitas rendah
Sifat Batuan
5 Panas Spesifik Batuan (Cp)
Parameter yang menyatakan banyaknya panas yang
diperlukan untuk menaikkan suhu satu satuan
massa batuan tersebut sebesar 1°C
Fluida Panasbumi
Temperatur
Cair Tekanan Uap
Superheated steam
Compressed liquid
Jenis dan Sifat Fluida
Fluida dua fasa terdiri dari campuran uap dan air.
Fraksi uap didalam fluida atau sering disebut
kualitas uap atau dryness (notasi x) yang digunakan
untuk menentukan jenis fluida yang terdapat pada
fluida dua fasa. Dryness (x) didefinisikan sebagai
perbandingan antara laju alir massa uap dengan laju
alir massa total.
X=0 X=1
Cairan jenuh/saturated Uap jenuh/saturated
liquid vapour
Jenis Fluida
Apabila landaian temperatur berimpit dengan kurva BPD maka fluida terdiri dari
dua fasa, yaitu uap dan air.
Landaian Temperatur dan BPD untuk
Penentuan Jenis Fluida/Jenis
Reservoir
Tipe Landaian Tekanan dan
Temperatur
Densitas ρf dan ρg
Entalpi hf dan hg
Entropi sf dan sg
Viskositas μf dan μg
Sifat Fluida Satu Fasa
1 Volume Spesifik (v)
Volume spesifik suatu fasa fluida adalah perbandingan antara volume
dengan massa dari fasa fluida tersebut.
Sifat Fluida Satu Fasa
2 Densitas (ρ)
Densitas suatu fasa fluida adalah perbandingan 𝑚
antara massa dan volume dari fasa fluida ρ=
tersebut. 𝑣
Sifat Fluida Satu Fasa
2 Densitas
𝑚𝑣 𝑚𝑣
𝑥= atau 𝑥=
𝑚𝑇 𝑚 𝑣 +𝑚 𝐿
h = hf + hfg
s = sf + x sg
v = x vg + (1-x) vf
u = x ug + (1-x) uf
Jenis Fluida Dua Fasa
Jenis fluida biasanya ditentukan dengan membandingkan harga
entalpinya (h) dengan entalpi air dan entalpi uap (hf dan hg) pada
kondisi saturasi.
Entalpi (h)
𝜌 𝐿 𝑆 𝐿 h 𝐿 + 𝜌 𝑉 𝑆𝑉 h 𝑉
h=
𝜌
Energi dalam (u)
𝜌 𝐿 𝑆 𝐿 𝑢𝐿 + 𝜌 𝑉 𝑆 𝑉 𝑢𝑉
u=
𝜌
Kurva Permeabilitas Relatif Corey dan
Kurva Garis Lurus
Fluida Dua Fasa di Dalam Batuan
Reservoir
Secara matematis persamaan Corey dapat dinyatakan sebagai
berikut :
dimana
METODE METODE
PERBANDINGAN VOLUMETRIK
01 METODE PERBANDINGAN
Digunakan apabila penyelidikan ilmu kebumian yang dilakukan baru sampai pada
tahap penyelidikan penyebaran manifestasi permukaan dan pelamparan struktur
geologinya secara global (permulaan eksplorasi).
Prinsip dasar : menyetarakan besar potensi energi suatu daerah panasbumi baru
(belum diketahui potensinya) dengan lapangan lain yang telah diketahui
potensinya dan memiliki kemiripan kondisi geologi.
Hel = A x Qel
Qr = A.h.(1-Ø).ρr.cr.T
Qe = A.h.Ø.(SL.ρL.uL + SV.ρV.uV)
Dari hasil pengukuran kecepatan alir air dapat ditentukan besarnya laju aliran
massa. Dari harga laju aliran massa dan temperatur air dapat dihitung besarnya
aliran panas ke permukaan yang terjadi secara konveksi, yaitu dengan
menggunakan persamaan berikut :
Qe = hL.qmL + hv.qmv
Perkiraan panas yang hilang melalui manifestasi panasbumi permukaan
di lapangan Kamojang
JENIS MANIFESTASI PANAS (MWe)
Semua fumarole 20.6
Kawah Pangasahan 4.2
Sumur nomor 3 8.2
Semua mata air panas/hangat 17.2
Mata air Cipangasahan 10.5
Setelah dilakukan pemboran sumur, data yang diperoleh semakin banyak dan
semakin akurat sehingga hasil perhitungan mempunyai tingkat kepastian
semakin tinggi. Pada tahap ini ketebalan dan temperature reservoir dapat
diperkirakan dengan lebih pasti dari hasil pengukuran di sumur.
KLASIFIKASI CADANGAN
Potensi Mempunyai tingkat kepastian yang lebih rendah lagi dan dihitung hanya
terduga berdasarkan data survei geologi, geokimia, dan geofisika.
Potensi Data dasar adalah hasil survei geologi regional, geokimia dan geofisika.
Luas daerah prospek ditentukan berdasarkan hasil penyelidikan
hipotesis geologi/geokimia/geofisika sedangkan temperatur diperkirakan
berdasarkan data geotermometer (air, gas, atau isotop).
Potensi Mempunyai tingkat kepastian yang paling rendah dan dihitung hanya
spekulatif berdasarkan keberadaan manifestasi panas permukaan dan tanda-tanda
lainnya. Luas reservoir dihitung dari penyebaran manifestasi dan
batasan geologi, sedangkan temperatur dihitung dengan
geotermometer. Daya per satuan luas ditentukan dengan asumsi.
PENGUJIAN SUMUR
PANASBUMI
INFORMASI HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN
SUMUR
1. Kedalaman zona bertemperatur tinggi, zona produksi dan pusat-
pusat rekahan (feed points).
2. Jenis fluida produksi.
3. Jenis reservoir.
4. Tekanan dan temperatur di dalam sumur dan di reservoir.
5. Kemampuan produksi sumur, yaitu besarnya laju produksi dan
enthalpy fluida pada berbagai tekanan kepala sumur.
6. Karakteristik fluida dan kandungan gas.
7. Karakteristik reservoir di sekitar sumur.
8. Kondisi lubang sumur, casing liner.
Pengukuran dan Pengujian
Sumur
1 Uji Komplesi