Anda di halaman 1dari 149

EKPLOITASI PANASBUMI

Maria Angelina Corona


Tolok

Universitas Prolamasi 45
PENDAHULUAN
SHORT
DESCRIPTION
1. Pendahuluan
2. Sistem Panasbumi
3. Pemanfaatn Fluida Panasbumi
4. Kegiatan Eksplorasi dan Pengembangan Lapangan
Panasbumi
5. Sifat Batuan dan Fluida Panas Bumi
6. Estimasi Sumberdaya, Cadangan dan Potensi
Listrik
7. Pengujian Sumur Panasbumi
8. Fasilitas Produksi Uap dan Pembangkit Llistrik
Tenaga Panasbumi
9. Penentuan Daya Listrik
10.Peritungan Kehilangan Tekanan di Sumur dan Pipa
Alir Permukaan
ASSESSM
ENT
1 Kehadiran = 10%
2 Tugas = 15%
3 Kuis = 10%
4 UTS = 30%
5 UAS = 35%
SISTEM PANASBUMI
Part 1
Apa itu
panasbumi
?
MANIFESTASI
PANASBUMI
Tanah hangat
(warm ground) Fumarole

Permukaan tanah Geyser


berasap (steaming
ground)

Mata air panas atau


Kubangan lumpur
hangat (hot or warm
panas (mud pools)
spring)

Kolam air panas


(hot pools) Silika sinter

Telaga air panas Batuan yang


(hot lakes) mengalami alterasi
TERJADINYA SISTEM
PANASBUMI

Susunan Lapisan
Bumi

Lempeng Tektonik
TERJADINYA SISTEM
PANASBUMI

Pergerakan Lempeng
Tektonik

Perpindahan Panas di Bawah


SISTEM PANASBUMI
Part 2
JENIS-JENIS ENERGI DAN SISTEM
PANASBUMI
Energi bumi (earth energy)

Energi batuan panas kering (hot


dry rock energy

Energi magma (magma energy)

Energi tekanan bumi


(gepressured energy)

Energi air panas


(hydrothermal energy)
HYDROTHERMAL
SYSTEM

Pada dasarnya, sistem panasbumi jenis hidrotermal terbentuk sebagai hasil


perpindahan panas dari suatu sumber panas ke sekelilingnya yang terjadi
secara konduksi dan konveksi.
Berdasarkan pada jenis fluida produksi
dan jenis kandungan fluida utamanya,
sistem hidrotermal dibedakan menjadi
duaSistem
: satu
fasa berisi air dengan temperature 90-180°C,
Umumnya
tidak terjadi pendidihan bahkan selama eksploitasi.
Contoh : Tiajin (Cina) dan Waiwera (Selandia Baru)

Sistem dua
1. fasa
Sistem dominasi uap (vapour dominated system)
2. Sistem dominasi air (water dominated system)
Sistem dominasi uap (vapour dominated
system)
Sistem dominasi uap
yaitu sistem
panasbumi dimana
sumur-sumurnya
memproduksikan uap
kering atau uap basah
karena rongga-rongga
batuan reservoirnya
sebagian besar berisi
uap panas.
Contoh : Lapangan
Kamojang dan Darajat.
Sistem dominasi air (water dominated
system)
Sistem dominasi air
yaitu sistem panas
bumi dimana sumur-
sumurnya
menghasilkan fluida
dua fasa berupa
campuran uap air.
Dalam sistem dominasi
air, diperkirakan air
mengisi rongga-
rongga, saluran
terbuka atau rekahan-
rekahan.
Contoh : Lapangan
Awibengkok, Ulubelu,
Klasifikasi Sistem Panas Bumi
Berdasarkan Temperatur
 
Muffer & Haenel,
Benderiter & Hochestein
Cataldi Rybach, &
Corny (1990) (1990)
(1978) Stegna (1988)

Sistem
Panasbumi < 90oC <100oC <150oC <125oC
Entalpi Rendah

Sistem Panas
Bumi Entalpi 90–150oC 100–200oC - 125–225oC
Sedang

Sistem Panas
Bumi Entalpi >150oC >200oC >150oC >225oC
Tinggi
SISTEM PANASBUMI DI
INDONESIA
Propsek panasbumi di Indonesia dapat
diklasifikasikan kedalam 2 kategori :

1 Prospek panasbumi yang berkaitan dengan


gunung aktif saat sekarang (gunung api muda).

2 Prospek panasbumi yang berasosiasi dengan


aktifitas vulkanik kuarter (gunung api tua).
Sistem panasbumi di Indonesia dibagi dalam dua
kategori :
1. Sistem dominasi uap (vapour dominated
system)
2. Sistem dominasi air (water dominated
system)
MODEL SISTEM
PANASBUMI
Gambaran mengenai sistem panasbumi (sistem
hidrotermal) di suatu daerah biasanya dibuat dengan
memperlihatkan sedikitnya 5 komponen, yaitu :
1. Sumber panas
2. Reservoir
3. Temperatur
4. Sumber air
5. Manifestasi panasbumi
Setiap sistem hidrotermal mempunyai karakteristik
yang unik sebagai hasil interaksi berbagai faktor,
yaitu 1.
: Ukuran dan bentuk batuan sumber
panas
2. Struktur geologi
3. Permeabilitas
4. Topography
MODEL SISTEM PANASBUMI DARI
WHITE (1967)
White berpendapat
bahwa fluida
panasbumi berasal dari
air permukaan
(meteoric water) yang
masuk ke batuan di
bawah permukaan
melalui rekahan-
rekahan atau batuan
permeable. Di bawah
permukaan, air
tersebut bila kontak
dengan batuan panas
akan menjadi panas
sehingga akan
bergerak ke atas, yang
MODEL SISTEM PANASBUMI DI
LAPANGAN WAIRAKEI

Sistem panasbumi di lapangan ini merupakan sistem


dominasi air bertemperatur 220-230°C.
MODEL SISTEM PANASBUMI DI
LAPANGAN ROTORUA-NEW ZEALAND
MODEL SISTEM PANASBUMI DI
LAPANGAN KAMOJANG
Sumur-sumur yang
telah dibor di
lapangan ini telah
membuktikan bahwa
sistem panasbumi di
daerah ini adalah
sistem dominasi uap
yang
Sistemmempunyai
panasbumi di
temperatur 235-
daerah Darajat
245°C.
(sekitar 10 km dari
Kamojang) juga
merupakan sistem
dominasi uap dengan
temperatur 235-
247°C.
MODEL SISTEM PANASBUMI DI
LAPANGAN AWIBENGKOK
GUNUNG SALAK

Sumur-sumur yang dibor di lapangan ini telah


membuktikan bahwa sistem panasbumi yang terdapat
di lapangan tersebut merupakan sistem dominasi air
yang mempunyai temperatur 220-315°C.
PEMANFAATAN
FLUIDA PANASBUMI
PEMANFAATAN FLUIDA
PANASBUMI

PEMANFAATAN TIDAK PEMANFAATAN


LANGSUNG LANGSUNG
(INDIRECT USE) (DIRECT USE)

SEBELUM ABAD 20 SAAT INI


PEMBANGKIT TENAGA
MANDI, MENCUCI, DAN LISTRIK MAUPUN
MEMASAK KEPERLUAN NON-
LISTRIK : MEMANASI
RUANGAN, RUMAH
KACA, TANAH
PERTANIAN, DLL
PEMANFAATAN FLUIDA
PANASBUMI TIDAK
LANGSUNG
(INDIRECT USE)
PEMANFAATAN FLUIDA
PANASBUMI UNTUK
PEMBANGKIT LISTRIK
FAKTOR PERTIMBANGAN

1. Bertemperatur tinggi (>225°C) dan sedang (150-225°C).


2. Mempunyai kandungan panas atau cadangan yang besar.
3. Memproduksikan fluida yang mempunyai pH hampir netral.
4. Reservoirnya tidak terlalu dalam (tidak lebih dari 3 km).
5. Terdapat di daerah yang relatif tidak sulit dicapai.
6. Terletak di daerah dengan kemungkinan terjadinya erupsi
hidrothermal relatif rendah.
PEMANFAATAN FLUIDA
PANASBUMI UNTUK
PEMBANGKIT LISTRIK
SEJARAH PEMANFAATAN DI DUNIA

Larderello Menghasilkan Kapasitas 250


(1913) uap kering kW

ITALY Kembali Hancur saat PD


II
Ditambah
kapasitas 130 kW
dibangun,
kapasitas 500 kW

Wairakei Fluida dua fasa Kapasitas 192


NEW (1958-1963) (uap-air) kW
ZEALAND
The Geysers Menghasilkan Kapasitas 1000
AMERIKA (1960-1970) uap kering MW
PEMANFAATAN FLUIDA
PANASBUMI UNTUK
PEMBANGKIT LISTRIK
SEJARAH PEMANFAATAN DI INDONESIA

KMJ-3
Pertama kali : 5 sumur eksplorasi
memproduksikan
Kawah Kamojang (1918) (1926-1929)
uap panas kering

Hasil survey Eksplorasi Kegiatan ekplorasi dihentikan


menunjukkan terdapat kembali tahun pada saat PD dan perang
217 prospek panasbumi 1972 kemerdekaan Indonesia
JENIS-JENIS SISTEM
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA
PANASBUMI
Direct Dry Steam
Multi Flash
Separated Steam Steam

Brine/Freon Binary Cycle


Single Flash
Brine/Isobutane Binary
Steam
Cycle

Double Flash Combined Cycle


Steam
Hybrid/Fossil-
Geothermal Conversion
System
Siklus Uap Kering (Direct Dry
Steam Cycle)
Fluida di kepala sumur berupa fasa uap. Uap tersebut dialirkan ke
turbin

Turbin mengubah energi panasbumi menjadi energi gerak yang


akan memutar generator sehingga dihasilkan energi listrik

Uap dari turbin dapat dibuang ke atmosfir (atmospheric exhaust


turbine) atau dialirkan ke kondensor untuk dikondensasikan
(condensing turbine)

Dari kondensor, kondensat kemudian dialirkan ke menara


pendingin (cooling tower)

Diinjeksikan kembali ke bawah permukaan, sebagian dari air


kondensat ini dialirkan ke kondensor.
Siklus Uap Kering (Direct Dry
Steam Cycle)

Skema Instalasi Pembangkit Listrik Uap Kering


Siklus Uap Kering (Direct Dry
Steam Cycle)
PLTP KAMOJANG
• Menghasilkan uap kering
• Temperatur di dalam reservoir 240°C
• Keseluruhan jumlah daya terpasang PLTP 140 MW dari 26 sumur

UNIT I UNIT II UNIT III


Kapasitas 30 MW Kapasitas 55 MW Kapasitas 55 MW
Beroperasi tgl 7 Feb Beroperasi tgl 29 Juli Beroperasi tgl 13 Sep
1983 1987 1987

PLTP DARAJAT
• Menghasilkan uap kering
• Temperatur reservoir 235-247 °C
• Pemgembangan PLTP sejak tahun 1984 dan mulai beroperasi pada bulan
September 1994
• Kapasitas 55 MW
Siklus Uap Hasil Pemisahan
(Separated Steam Cycle)

Fluida panasbumi dari kepala sumur berupa campuran fluida dua


fasa (fasa uap dan fasa cair)

Dilakukan proses pemisahan pada fluida lewat separator, antara


fasa uap dan fasa cairnya

Fraksi uap yang dihasilkan dari separator kemudian dialirkan ke


turbin
Siklus Uap Hasil Pemisahan
(Separated Steam Cycle)

Injeksi
Skema Diagram Pembangkit Listrik untuk Fluida Dominasi Air
Siklus Uap Hasil Pemisahan
(Separated Steam Cycle)
LAPANGAN AWIBENGKOK – GUNUNG SALAK
• Menghasilkan fluida 2 fasa, yaitu uap dan air
• Temperatur reservoir 220-230°C
• Pembangunan PLTP dimulai tahun 1990
• Total kapasitas daya 330 MW

UNIT I UNIT II UNIT III-VI


Kapasitas 55 MW Kapasitas 55 MW Kapasitas masing-
Beroperasi mulai Beroperasi tgl Juni masing 55 MW
Maret 1994 1994
Skema Diagram Pembangkit Listrik di Lapangan Awibengkok-Gunung Salak
Skema Fasilitas Produksi di Lapangan Awibengkok-Gunung Salak
Siklus Uap Hasil Penguapan (Single
Flash Steam)
Fluida di kepala sumur dalam kondisi air jenuh (saturated liquid)

Fluida dialirkan ke sebuah flasher agar menguap. Banyaknya uap


yang dihasilkan tergantung dari tekanan di flasher

Fraksi uap yang dihasilkan kemudian dialirkan ke turbin


Siklus Uap Hasil Penguapan (Single
Flash Steam)

Skema Diagram Pembangkit Listrik dengan Siklus “Single Flash Steam”


Siklus Uap Hasil Pemisahan dan
Penguapan (Double Flash
Steam)
Pada sistem ini digunakan 2 pemisahan fluisa yaitu separator dan
flasher. Digunakan 2 komposisi turbin, yaitu HP-turbine dan LP-
turbine yang disusun tandem (ganda)

Contoh lapangan : Hatchobaru (Jepang) dan Krafla (Iceland)


Siklus Uap Hasil Pemisahan dan
Penguapan (Double Flash
Steam)

Skema Diagram Pembangkit Listrik dengan Siklus “Double Flash Steam”


Sikluas Uap Hasil Pemisahan dan
Penguapan dengan 2
Turbin Terpisah (Flashing Multi Flash
Steam)
Mirip dengan system double flash, bedanya adalah kedua turbin
yang berbeda tekanan disusun secara terpisah

Uap yang mengandung air dipisahkan di separator agar diperoleh uap kering
yang digunakan untuk menggerakan high pressure turbin

Turbin mengubah energi panas menjadi energi gerak yang akan


memutar generator sehingga dihasilkan energi listrik

Air hasil pemisahan dari separator dialirkan ke flasher agar


menghasilkan uap

Uap yang dihasilkan dialirkan ke low pressure turbine sementara


air sisanya dibawa ke condensor
Sikluas Uap Hasil Pemisahan dan
Penguapan dengan 2
Turbin Terpisah (Flashing Multi Flash
Steam)

Skema Diagram Pembangkit Listrik untuk Multi Flash Steam


Binary Cycle
Fluida organik dipanasi oleh fluida panasbumi melalui mesin
penukar kalor (heat exchanger)

Fluida panasbumi tidak dimanfaatkan langsung melainkan hanya


panasnya saja yang diekstraksi, sementara fluidanya sendiri
diinjeksikan kembali ke reservoir

Dua lapangan yang menggunakan siklus ini dalah Parantuka,


Kamchatka Peninsula (USSR) dan Otake (Jepang)

Lapangan Lahendong juga terdapat sebuah pembangkit listrik


panasbumi siklus binary berkapasitas 2,5 MW
Binary Cycle

Skema Diagram Pembangkit Listrik untuk Sistem Binary Cycle


Binary Cycle
Combined Cycle
Fluida panasbumi dari sumur dipisahkan fasa-fasanya dalam
separator

Uap dari separator dialirkan ke PLTP (turbin I)

Setelah itu, sebelum fluida diinjeksikan kembali ke dalam reservoir,


fluida digunakan untuk memanaskan fluida organik yang
mempunyai titik didik rendah

Uap dari fluida organik tersebut kemudian digunakan untuk


menggerakan turbin (turbin II)
Combined Cycle

Skema Diagram Pembangkit Listrik untuk Sistem Combined Cycle


Hybrid/Fossil – Geothermal
Conversion System
Pembangkit listrik batubara menghasilkan listrik dengan membakar
batubara dan memanaskan air di boiler untuk menghasilkan uap.
Uap, di bawah tekanan yang kuat, mengalir ke turbin yang memutar
generator untuk menghasilkan listrik
Well Head Generating Unit

WELL HEAD GENERATING UNIT

Back pressure turbine/turbin


Turbin yang dilengkapi dengan
tanpa kondensor (atmospheric
kondensor (condensing unit)
exhaust)
Turbin ini dilengkapi dengan Turbin ini dilengkapi dengan
kondensor. Uap dari sumur atau kondensor. Uap keluaran dari
uap dari separator dialirkan turbin diubah menjadi kondensat
langsung ke turbin dan setelah dalam kondensor.
digunakan untuk membangkitkan
listrik langsung dilepas ke
atmosfir. Unit pembangkit jenis
ini sering disebut “monoblock”
PEMANFAATAN FLUIDA
PANASBUMI LANGSUNG
(DIRECT USE)
TABEL PENGGUNAAN PANASBUMI
UNTUK SEKTOR
NON-LISTRIK
TABEL PENGGUNAAN PANASBUMI
UNTUK SEKTOR
NON-LISTRIK
Skema Proses Pemanasan Air oleh
Fluida Panasbumi dan Alat Penukar
Kalor (Heat Exchanger)
Skema Proses Pemanasan Air oleh
Fluida Panasbumi dan Alat Penukar
Kalor (Heat Exchanger) di Dalam Sumur
Pemanasan Rumah Kaca (Green
House Heating)
Sistem Pemanasan Tanah dengan
Menggunakan Fluida Panasbumi (Soil
Heating)
Sistem Pendinginan Udara dengan
Memanfaatkan Fluida Panas Bumi
Skema Sistem Pengeringan di Philipina
KEGIATAN EKPLORASI DAN
PENGEMBANGAN LAPANGAN
PANASBUMI
Tahapan Kegiatan Eksplorasi dan
Pengembangan
lapangan panasbumi
1 Eksplorasi pendahuluan atau reconnaissance survei
2 Eksplorasi lanjut atau rinci (pre-feasibility study)
3 Pemboran eksplorasi
4 Studi kelayakan (feasibility study)
5 Perencanaan
6 Pengembangan dan pembangunan
7 Produksi
8 Perluasan
Eksplorasi Pendahuluan
(Reconnaisance Survey)
Untuk mencari daerah yang menunjukkan tanda-tanda adanya sumberdaya panasbumi
dilihat dari kenampakan di permukaan, serta untuk mendapatkan gambaran mengenai
geologi regional di daerah tersebut.

Secara garis besar pekerjaan yang


dilaksanakan pada tahap ini terdiri dari :
1. Studi literatur
2. Survei lapangan
3. Analisa data
4. Menentukan daerah prospek
5. Spekulasi besar potensi listrik
6. Menentukan jenis survei yang akan dilakukan
selanjutnya
Eksplorasi Lanjut (Rinci)
Tujuannya adalah :
1. Mendapatkan informasi yang lebih baik mengenai kondisi geologi permukaan dan
bawah permukaan
2. Mengidentifikasi daerah yang “diduga” mengandung sumberdaya panasbumi

Survei yang dilakukan :


a. Survei Geologi Lanjut/Rinci
b. Survei Geokimia Lanjut
c. Survei Geofisika
Ada beberapa jenis survei geofisika :
• Survei Resistivity
• Survei Gravity
• Survei Magnetik
• Survei Macro Earth Quake (MEQ)
• Survei Aliran Panas
• Survei Self Potential
d. Survei Geografi
e. Analisa dan Interpretasi Data
Pemboran Eksplorasi
Tujuannya yaitu untuk membuktikan adanya sumberdaya panasbumi di daerah yang
diselidiki dan menguji model sistem panasbumi yang dibuat berdasarkan data-data hasil
survei rinci.

Jenis-jenis pengujian sumur yang dilakukan di sumur panasbumi ialah :


1. Uji hilang air (water loss test)
2. Uji permeabilitas total (gross permeability test)
3. Uji panas (heating measurements)
4. Uji produksi (discharge/output test)
5. Uji transien (transient test)

Pengujian sumur geothermal dilakukan untuk mendapatkan informasi/data yang lebih


persis mengenai :
1. Jenis dan sifat fluida produksi
2. Kedalaman reservoir
3. Jenis reservoir
4. Temperatur reservoir
5. Sifat batuan reservoir
6. Laju aliran massa fluida, entalpi, dan fraksi uap pada berbagai tekanan kepala sumur
7. Kepasitas produksi sumur (dalam MW)
Studi Kelayakan (Feasibility
Study)
Tujuannya adalah untuk menilai apakah sumberdaya panasbumi yang terdapat di daerah
tersebut secara teknis dan ekonomis menarik untuk diproduksikan.

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah :


1. Mengevaluasi data geologi, geokimia, geofisika dan data sumur.
2. Memperbaiki model sistem panasbumi.
3. Menghitung besarnya sumberdaya dan cadangan panasbumi (recoverable
reserve) serta potensi listrik yang dapat dihasilkannya.
4. Mengevaluasi potensi sumur serta memperkirakan kinerjanya.
5. Menganalisa sifat fluida panasbumi dan kandungan non condensable gas
serta memperkirakan sifat korosifitas air dan kemungkinan pembentukan
scale.
6. Mempelajari apakah ada permintaan energi listrik, untuk apa dan berapa
banyak.
7. Mengusulkan alternatif pengembangan dan kapasitas instalasi pembangkit
listrik.
8. Melakukan Analisa keekonomian untuk semua alternative yang diusulkan.
Studi Kelayakan (Feasibility
Study)
Studi Kelayakan (Feasibility
Study)
Perencanaan
Rencana pengembangan lapangan dan pembangkit listrik mencakup usulan secara
rinci mengenai fasilitas kepala sumur, fasilitas produksi dan injeksi di permukaan,
sistem pipa alir di permukaan, fasilitas pusat pembangkit listrik dan transimisi
listrik. Pada tahap ini gambar teknik perlu dibuat secara rinci, mencakup ukuran
pipa alir uap, pipa alir dua fasam penempatan valve, perangkat pembuang
kondensat dan lain-lain.

Pemboran Sumur Produksi, Injeksi dan


Pembangunan Pusat Listrik
Tenaga Panasbumi
Untuk menjamin tersedia uap sebanyak yang dibutuhkan oleh pembangkit listrik
diperlukan sejumlah sumur produksi. Selain itu juga diperlukan sumur untuk
menginjeksikan kembali air limbah. Pemboran sumur dapat dilakukan secara
bersamaan dengan tahap perencanaan pembangunan PLTP.
Produksi Uap, Produksi Listrik
dan Perawatan
Pada tahap ini PLTP telah beroperasi sehingga kegiatan utama adalah menjaga
kelangsungan :
1. Produksi uap dari sumur-sumur produksi
2. Produksi listrik dari PLTP
3. Distribusi listrik ke konsumen
Kegiatan Ekplorasi dan
Pengembangan Lapangan
Panasbumi
PLTP KAMOJANG
Tahun Kegiatan
1918 Kegiatan eksplorasi dilakukan
1926-1929 Lima sumur ekporasi dibor, menghasilkan uap panas kering (dry steam)
1930-1971 Kegiatan eksplorasi terhenti
Dilakukan survei pendahuluan di seluruh wilayah Indonesia, Kamojang
mendapat prioritas untuk disurvei lebih rinci
1972
Penandatanganan kontrak kerjasama bilateral antara Pemerintah Indonesia
dan New Zealand (untuk ekplorasi dan ekspoitasi)
1978 Mono block sebesar 0.5 MW mulai beroperasi
1982 18 sumur di bor dan menghasilkan 535 ton uap perjam
1983 PLTP Kamojang Unit I mulai beroperasi (30 MW)
1987 PLTP Kamojang Unit II dan III mulai beroperasi (masing-masing 55 MW)

1988 Pengoperasian mono blok (0.25 MW) dihentikan


Kegiatan Ekplorasi dan
Pengembangan Lapangan
Panasbumi
LAPANGAN AWIBENGKOK – GUNUNG SALAK
Tahun Kegiatan
1982 Kontrak ditandatangani
Sumur Awi-1 berhasil menemukan sumberdaya panasbumi yang
1983 mempunyai nilai komersial
1985 Lima sumur dibor (energi terbukti 142 MW)
Sumur berdiameter besar (big hole) pertama dibor (energi terbukti 230
1986
MW)
Rencana pengembangan diajukan untuk pembangunan PLTP Unit 1 dan
1989
2 (110 MW) dan Unit 3 (55 MW)
Pembangunan PLTP unit 1 dan 2 (110 MW) serta fasilitas produksi uap
1990
dimulai
1993 Energi terbukti 330 MW
1994 Unit 1 dan 2 (2x55 MW) mulai dioperasikan
1997 Unit 3,4,5 dan 6 start-up untuk total capacity 330 MW
Kegiatan Ekplorasi dan
Pengembangan Lapangan
Panasbumi
LAPANGAN DARAJAT
Tahun Kegiatan
1972-1975 Kegiatan ekplorasi rinci
Tiga sumur eksplorasi dibor, menghasilkan uap kering, temperatur
1976-1978 reservoir 235-247°C
1984 KOB
1987-1988 Pemboran sumur produksi
Sept. 1994 PLTP Darajat (55 MW) dioperasikan
Kegiatan Ekplorasi dan
Pengembangan Lapangan
Panasbumi
LAPANGAN DIENG
Tahun Kegiatan
1972 Kegiatan eksplorasi dimulai
1977 Sumur eksplorasi pertama dibor
Telah dibor tiga sumur, menghasilkan fluida dua fasa, temperature
1981
reservoir 180-320°C
14 Mei 1981 Pembangkit listrik mono blok 2 MW dioperasikan
S/d 1995 Telah dibor 29 sumur
Status KOB dengan Himpunan California Energy
Kegiatan Ekplorasi dan
Pengembangan Lapangan
Panasbumi
LAPANGAN LAHENDONG
Tahun Kegiatan
1977 Kegiatan eksplorasi rinci dimulai
Terdapat 9 sumur (7 sumur eksplorasi dan 2 sumur eksploitasi). Sumur-
sumurnya menghasilkan fluida 2 fasa, yaitu uap-air bertemperatur tinggi dengan
potensi sumur rata-rata sekitar 6 MW. Temperatur reservoir sekitar 280-325°C.
Risiko Eksplorasi dan Pengembangan
Lapangan
Panasbumi
Ada beberapa risiko dalam pengusahaan panasbumi, yaitu:
1. Risiko yang berkaitan dengan sumberdaya (resource risk), yaitu risiko yang
berkaitan dengan :
• Kemungkinan tidak ditemukannya sumber energi panasbumi di daerah
yang sedang dieksplorasi (risiko eksplorasi)
• Kemungkinan besarnya cadangan dan potensi listrik di daerah tersebut
lebih kecil dari yang diperkirakan atau tidak bernilai komersial (risiko
eksporasi)
• Kemungkinan jumlah sumur eksplorasi yang berhasil lebih sedikit dari
yang diharapkan (risiko eksplorasi)
• Kemungkinan potensi sumur (well output), baik sumur eksplorasi lebih
kecil dari yang diperkirakan semula (risiko eksplorasi)
• Kemungkinan jumlah sumur pengembangan yang berhasil lebih sedikit
dari yang diharapkan (risiko pengembangan)
• Kemungkinan potensi sumur (well output) sumur pengembangan lebih
kecil dari yang diharapkan (risiko pengembangan)
• Kemungkinan biaya eksplorasi, pengembangan lapangan dan
pembangunan PLTP lebih mahal dari yang diperkirakan semula.
Risiko Eksplorasi dan Pengembangan
Lapangan
Panasbumi
• Kemungkinan terjadinya problem-problem teknis, seperti korosi dan
scaling (risiko teknologi) dan problem-problem lingkungan
2. Risiko yang berkaitan dengan kemungkinan penurunan laju produksi atau
penurunan temperature lebih cepat dari yang diperkirakan semula
(resource degradation).
3. Risiko yang berkaitan dengan kemungkinan perubahan pasar dan harga
(market acces dan price risk).
4. Risiko pembangunan (construction risk).
5. Risiko yang berkaitan dengan perubahan manajemen (Management risk).
6. Risiko yang menyangkut perubahan aspek legal dan kemungkinan
perubahan kebijaksanaan pemerintah (legal & regulatory risk).
7. Risiko yang berkaitan dengan kemungkinan perubahan bunga bank dan laju
inflasi (interest & inflation risk).
8. Force Majeure.
Risiko Eksplorasi dan Pengembangan
Lapangan
Panasbumi
Beberapa upaya yang dilakukan sebelum rencana pengembangan, diantaranya:
1. Kegiatan eksplorasi telah cukup dilakukan sebelum rencana pengembangan
lapangan dibuat.
2. Menentukan kriteria keuntungan yang jelas.
3. Memilih proyek dengan lebih hati-hati, dengan cara melihat pengalaman
pengembang sebelumnya, baik secara Teknik maupun secara manajerial.
4. Mengkaji rencana pemngembangan secara hati-hati sebelum menandatangani
penajanjian pendanaan.
5. Memeriksa rencana pengembangan dan menguji rencana operasi berdasarkan
skenario terjelek.
6. Mentaati peraturan yang berkaitan dengan permasalahan lingkungan.
7. Merancang dan menerapkan program sesuai dengan tujuan dan berdasarkan
jadwal waktu pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan.
8. Melaksanakan simulasi (pemodelan) untuk meramalkan kinerja reservoir dan
sumur untuk berbagai skenario pengembangan lapangan.
9. Mengadakan pertemuan secara teratur untuk mengevaluasi pelaksanaan
program untuk mengetahui apakah kegiatan dilaksanakan sesuai dengan
rencana atau tidak.
SIFAT BATUAN DAN
FLUIDA PANASBUMI
SIFAT BATUAN

PANAS SPESIFIK BATUAN


VOLUME SPESIFIK

KONDUKTIVITAS PANAS DENSITAS

ENERGI DALAM (INTERNAL


DENSITAS ENERGY)

PERMEABILITAS ENTHALPI DAN PANAS LATEN

POROSITAS ENTROPI

VISKOSITAS
SIFAT BATUAN
Sifat Batuan
1 Porositas (Ø)

Fraksi dari volume total batuan


Batuan
reservoir Ø = Vp/Vb
panasbumi

Porositas Rekahan

Porositas Antar Butir


Porositas Matriks Batuan
Sifat Batuan
2 Permeabilitas (k)
Parameter untuk menentukan
alir fluida di dalam batuan
mD (mili Darcy)
1 Darcy = 10-12 m2 berpori

k arah horizontal > k arah vertikal


Permeabilitas matriks batuan reservoir
panasbumi sangat kecil
Permeabilitas Transmisivitas
1-100 mD 1-100 Dm
Sifat Batuan
3 Densitas (ρ)

Perbandingan antara berat batuan


dengan volume dari batuan tersebut
Sifat Batuan
4 Konduktivitas Panas (K)

K = Q/(dT/dz)
Parameter untuk menyatakan
besarnya kemampuan batuan
menghantarkan panas secara
konduksi apabila terdapat
perbedaan temperatur pada
batuan tersebut (gradient
temperatur)
Sifat Batuan
4 Konduktivitas Panas (K)
Penentuan konduktivitas panas suatu batuan terdiri
dari :
1. Jenis batuan dan mineral-mineral penyusunnya
2. Struktur kristal pembentuknya

Konduktivitas berlainan ke semua arah

Panas merambat dengan laju yang berbeda ke arah yang


berlainan

3. Orientasi masing-masing butiran mineral

Kwarsa Plagiocase
Konduktivitas tinggi Konduktivitas rendah
Sifat Batuan
5 Panas Spesifik Batuan (Cp)
Parameter yang menyatakan banyaknya panas yang
diperlukan untuk menaikkan suhu satu satuan
massa batuan tersebut sebesar 1°C

T rendah = 0.75 – 0.85 kJ/kg°C

Harga panas T sedang = 0.85 – 0.95 kJ/kg°C


spesifik batuan
T tinggi = 0.95 – 1.10 kJ/kg°C
Jenis dan Sifat Fluida

Fluida Panasbumi

Temperatur
Cair Tekanan Uap

Temperatur Fluida < Temperatur Titik Didih/Temperatur


Saturasi

Temperatur Fluida > Temperatur Titik Didih/Temperatur


Saturasi
Kurva Saturasi

Two phase mixture

Superheated steam

Compressed liquid
Jenis dan Sifat Fluida
Fluida dua fasa terdiri dari campuran uap dan air.
Fraksi uap didalam fluida atau sering disebut
kualitas uap atau dryness (notasi x) yang digunakan
untuk menentukan jenis fluida yang terdapat pada
fluida dua fasa. Dryness (x) didefinisikan sebagai
perbandingan antara laju alir massa uap dengan laju
alir massa total.

X=0 X=1
Cairan jenuh/saturated Uap jenuh/saturated
liquid vapour
Jenis Fluida

Superheated Steam (Uap Lewat Panas) T > Tsaturasi

Two Phase Mixture (Fluida Dua Fasa) T = Tsaturasi

Saturated Vapour (Uap Jenuh) x=1

Saturated Liquid (Air Jenuh) x=0

Compressed Liquid T < Tsaturasi


Pengaruh CO2 dan NaCl Terhadap
Temperatur dan
Tekanan Saturasi
Jenis Fluida
Fluida yang terkandung di bawah permukaan dapat ditentukan dari landaian
tekanan dan temperatur hasil pengukuran di dalam sumur. Dari data tekanan
dan dengan menggunakan Tabel Uap, kita dapat menentukan temperatur
saturasi (temperatur titik didih). Temperatur saturasi kemudian diplot terhadap
kedalaman. Kurva ini disebut sebagai Kurva BPD (Boiling Point with Depth).

Apabila landaian temperatur dari pengukuran di sumur terletak di sebelah kiri


kurva BPD, maka fluida hanya terdiri dari satu fasa saja, yaitu air.

Apabila landaian temperatur dari pengukuran di sumur terletak di sebelah kanan


kurva BPD, maka fluida hanya terdiri dari satu fasa saja, yaitu uap.

Apabila landaian temperatur berimpit dengan kurva BPD maka fluida terdiri dari
dua fasa, yaitu uap dan air.
Landaian Temperatur dan BPD untuk
Penentuan Jenis Fluida/Jenis
Reservoir
Tipe Landaian Tekanan dan
Temperatur

Sistem Dominasi Uap Sistem Dominasi Air


Sifat Fluida Satu Fasa
Volume Spesifik vf dan vg

Densitas ρf dan ρg

Energi Dalam uf dan ug

Entalpi hf dan hg

Panas Laten hfg

Entropi sf dan sg

Viskositas μf dan μg
Sifat Fluida Satu Fasa
1 Volume Spesifik (v)
Volume spesifik suatu fasa fluida adalah perbandingan antara volume
dengan massa dari fasa fluida tersebut.
Sifat Fluida Satu Fasa
2 Densitas (ρ)
Densitas suatu fasa fluida adalah perbandingan   𝑚
antara massa dan volume dari fasa fluida ρ=
tersebut. 𝑣
Sifat Fluida Satu Fasa
2 Densitas

Hubungan Densitas Air dan Uap terhadap Tekanan Saturasi


Sifat Fluida Satu Fasa
3 Energi Dalam (u)
Energi dalam merupakan parameter yang menyatakan banyaknya panas
yang terkandung didalam suatu fasa persatuan massa.
Sifat Fluida Satu Fasa
3 Energi Dalam (u)

Hubungan Energi Dalam terhadap Tekanan Saturasi


Sifat Fluida Satu Fasa
4 Entalpi (h)
Entalpi adalah jumlah dari energi dalam (u)
dengan energi yang dihasilkan oleh kerja
tekanan. Satuannya ialah kJ/kg.
Sifat Fluida Satu Fasa
4 Entalpi (h)

Hubungan Enthalpi terhadap Tekanan Saturasi


Sifat Fluida Satu Fasa
4 Entalpi (h)

Hubungan Enthalpi terhadap Temperatur Saturasi


Sifat Fluida Satu Fasa
5 Panas Laten (hfg)
Panas laten adalah panas yang diperlukan untuk mengubah satu satuan
massa air pada kondisi saturasi (jenuh) menjadi 100% uap.
Sifat Fluida Satu Fasa
6 Entropi (s)
Entropi adalah bilangan abstark yang menunjukkan peningkatan atau
penurunan dari panas yang diberikan atau ditolak pada suatu benda.
Sifat Fluida Satu Fasa
6 Entropi (s)

Hubungan Entropi terhadap Temperatur Saturasi


Sifat Fluida Satu Fasa
7 Viskositas (μ)
Viskositas adalah ukuran keengganan fluida untuk mengalir.

Viskositas dinamik (μ) Viskositas kinematic (v) v = μ/ρ


Sifat Fluida Satu Fasa
7 Viskositas (μ)

Hubungan Viskositas Dinamik terhadap Temperatur Saturasi


Sifat Fluida Dua Fasa
Dryness (x) didefinisikan sebagai perbandingan antara laju alir
massa uap dengan laju alir massa total.

  𝑚𝑣   𝑚𝑣
𝑥= atau 𝑥=
𝑚𝑇 𝑚 𝑣 +𝑚 𝐿

h = hf + hfg

s = sf + x sg

v = x vg + (1-x) vf

u = x ug + (1-x) uf
Jenis Fluida Dua Fasa
Jenis fluida biasanya ditentukan dengan membandingkan harga
entalpinya (h) dengan entalpi air dan entalpi uap (hf dan hg) pada
kondisi saturasi.

h < hf Air (compressed liquid)


h = hf Air jenuh (saturated liquid)
h = hg Uap jenuh (saturated steam)
hf < h < h g Dua fasa (campuran uap-air)
h > hg Uap (superheated steam)
Fluida Dua Fasa di Dalam Batuan
Reservoir
Densitas (ρ)
 
𝜌 = 𝜌 𝐿 𝑆 𝐿 + 𝜌𝑉 𝑆 𝑉

Entalpi (h)
 
𝜌 𝐿 𝑆 𝐿 h 𝐿 + 𝜌 𝑉 𝑆𝑉 h 𝑉
h=
𝜌
Energi dalam (u)
 
𝜌 𝐿 𝑆 𝐿 𝑢𝐿 + 𝜌 𝑉 𝑆 𝑉 𝑢𝑉
u=
𝜌
Kurva Permeabilitas Relatif Corey dan
Kurva Garis Lurus
Fluida Dua Fasa di Dalam Batuan
Reservoir
Secara matematis persamaan Corey dapat dinyatakan sebagai
berikut :

dimana

Untuk perhitungan di bidang panasbumi biasanya diasumsikan


SLR = 0.3 dan SVR = 0.05
Fluida Dua Fasa di Dalam Batuan
Reservoir
Hukum Darcy

Jadi, aliran panas (Qe) yang terjadi secara konveksi adalah


sebagai berikut.
Fluida Dua Fasa di Dalam Batuan
Reservoir
Flowing Enthalpy (hf)

Viskositas Kinematik (vt)


ESTIMASI SUMBERDAYA,
CADANGAN DAN POTENSI
LISTRIK PANASBUMI
METODE UNNTUK MEMPERKIRAKAN BESARNYA SUMBERDAYA
(RESOURCES), CADANGAN (RECOVERABLE RESERVE), DAN
POTENSI LISTRIK PANAS BUMI

METODE METODE
PERBANDINGAN VOLUMETRIK
01 METODE PERBANDINGAN

Digunakan apabila penyelidikan ilmu kebumian yang dilakukan baru sampai pada
tahap penyelidikan penyebaran manifestasi permukaan dan pelamparan struktur
geologinya secara global (permulaan eksplorasi).

Prinsip dasar : menyetarakan besar potensi energi suatu daerah panasbumi baru
(belum diketahui potensinya) dengan lapangan lain yang telah diketahui
potensinya dan memiliki kemiripan kondisi geologi.

Hel = A x Qel

Hel = besarnya sumber daya (MWe)


A = luas daerah prospek panasbumi (km2)
Qel = daya listrik persatuan luas (Mwe/km2)
02 METODE VOLUMETRIK

Perhitungan dilakukan berdasarkan kandungan energi panas didalam batuan dan


didalam fluida (uap dan air)

Panas yang Panas yang


Panas yang
terkandung tersimpan
tersimpan
di dalam dalam
dalam fluida
reservoir batuan

Data yang diperlukan untuk perhitungan :


• Data luas daerah
• Ketebalan
• Temperatur reservoir
• Porositas saturasi air dan uap
• Densitas batuan
• Daya hantar panas batuan
• Densitas uap dan air
• Energi dalam uap dan air
Persamaan :
Panas yang tersimpan dalam batuan

Qr = A.h.(1-Ø).ρr.cr.T

Panas yang tersimpan dalam fluida

Qe = A.h.Ø.(SL.ρL.uL + SV.ρV.uV)

Kandungan energi panas di dalam


reservoir

He = A.h.[(1-Ø).ρr.cr.T + Ø.(SL.ρL.uL + SV.ρV.uV)]


DATA
01 Ketersediaan data pada tahap eksplorasi awal
Potensi listrik biasanya dikategorikan kedalam kelas spekulatif. Pertamina,
misalnya mengasumsikan bahwa potensi listrik di daerah prospek yang belum
disurvei rinci adalah 12 MWe/km2 (Pertamina, 1995) dan luas daerahnya 20 km2.

Kegunaan data manifestasi permukaan untuk perkiraan awal


Dari hasil pengukuran temperatur tanah dapat diperkirakan besarnya aliran
panas yang terjadi secara konduksi (Qe), yaitu dengan menggunakan persamaan
berikut :
Qe = -K (dT/dZ) A

Dari hasil pengukuran kecepatan alir air dapat ditentukan besarnya laju aliran
massa. Dari harga laju aliran massa dan temperatur air dapat dihitung besarnya
aliran panas ke permukaan yang terjadi secara konveksi, yaitu dengan
menggunakan persamaan berikut :
Qe = hL.qmL + hv.qmv
Perkiraan panas yang hilang melalui manifestasi panasbumi permukaan
di lapangan Kamojang
JENIS MANIFESTASI PANAS (MWe)
Semua fumarole 20.6
Kawah Pangasahan 4.2
Sumur nomor 3 8.2
Semua mata air panas/hangat 17.2
Mata air Cipangasahan 10.5

Mata air panas yang terletak 2.5 km di


0.2
sebelah selatan Kawah Kamojang

Penguapan dari telaga dan kolam-kolam


air panas/hangat 44.0

Telaga Kawah Manuk 22.1


Tanah beruap 2.9
Lain-lain 25.2
TOTAL 97.4
DATA
02 Ketersediaan data pada tahap eksplorasi lanjut

Jenis Data Hasil Survei Gambaran


Geologi Peta penyebaran batuan, Evolusi magmatik sampai
karakteristik dan umur terbentuk system
batuan, peta penyebaran panasbuminya, daerah
batuan alterasi, data prospek, batuan penyusun
manifestasi panas, pola reservoir, perkiraan
struktur geologi, tektonik permeabilitas secara
dan sejarah geologi kualitatif, umur
termasuk sejarah terbentuknya sistem panas
vulkanismenya. bumi serta sumber panas.

Geokimia Kimia fluida dan gas dari Daerah prospek,


manifestasi panas serta karakteristik fluida dalam
kandungan gas dan unsur- reservoir, sistem fluida,
unsur lainnya yang hidrologi dan temperatur
terkandung didalam tanah reservoir.
(soil) dan aliran sungai di
sekitar daerah prospek.
DATA
02 Ketersediaan data pada tahap eksplorasi lanjut

Jenis Data Hasil Survei Gambaran


Geofisika Peta tahanan jenis, profil Daerah prospek, kedalaman
struktur tahanan jenis, peta puncak reservoir, lapisan
anomali gravitasi dan penudung, geometri
magnetic beserta profil reservoir, hidrologi bawah
tegaknya, peta seismisitas permukaan, struktur batuan
berikut besaran dan profil dasar dan konfigurasi
tegaknya dan data sumber panas.
streaming potential.
DATA
03 Ketersediaan data setelah dilakukan pemboran sumur

Setelah dilakukan pemboran sumur, data yang diperoleh semakin banyak dan
semakin akurat sehingga hasil perhitungan mempunyai tingkat kepastian
semakin tinggi. Pada tahap ini ketebalan dan temperature reservoir dapat
diperkirakan dengan lebih pasti dari hasil pengukuran di sumur.
KLASIFIKASI CADANGAN

CADANGAN DAN POTENSI LISTRIK PANASBUMI

Kelas terbukti Kelas mungkin Kelas terduga


(proven) (probable) (possible)
Mempunyai tingkat kepastian yang paling tinggi dan dihitung dengan
Potensi memasukkan data dari paling sedikit satu sumur eksplorasi (discovery
terbukti well) dan dua sumur delieansi.

Mempunyai tingkat kepastian yang lebih rendah dari potensi terbukti


Potensi dan dihitung dengan memasukkan data satu sumur eksplorasi (discovery
mungkin well).

Potensi Mempunyai tingkat kepastian yang lebih rendah lagi dan dihitung hanya
terduga berdasarkan data survei geologi, geokimia, dan geofisika.

Potensi Data dasar adalah hasil survei geologi regional, geokimia dan geofisika.
Luas daerah prospek ditentukan berdasarkan hasil penyelidikan
hipotesis geologi/geokimia/geofisika sedangkan temperatur diperkirakan
berdasarkan data geotermometer (air, gas, atau isotop).

Potensi Mempunyai tingkat kepastian yang paling rendah dan dihitung hanya
spekulatif berdasarkan keberadaan manifestasi panas permukaan dan tanda-tanda
lainnya. Luas reservoir dihitung dari penyebaran manifestasi dan
batasan geologi, sedangkan temperatur dihitung dengan
geotermometer. Daya per satuan luas ditentukan dengan asumsi.
PENGUJIAN SUMUR
PANASBUMI
INFORMASI HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN
SUMUR
1. Kedalaman zona bertemperatur tinggi, zona produksi dan pusat-
pusat rekahan (feed points).
2. Jenis fluida produksi.
3. Jenis reservoir.
4. Tekanan dan temperatur di dalam sumur dan di reservoir.
5. Kemampuan produksi sumur, yaitu besarnya laju produksi dan
enthalpy fluida pada berbagai tekanan kepala sumur.
6. Karakteristik fluida dan kandungan gas.
7. Karakteristik reservoir di sekitar sumur.
8. Kondisi lubang sumur, casing liner.
Pengukuran dan Pengujian
Sumur
1 Uji Komplesi

2 Uji Permabilitas Total


3 Uji Panas
4
Uji Produksi
5 Interference Test
FASILITAS PRODUKSI UAP
DAN PEMBANGKIT LISTRIK
TENAGA PANASBUMI
Fasilitas Produksi Uap
1 Sumur
Fasilitas Produksi Uap
2 Kepala Sumur dan Valves
Fasilitas Produksi Uap
Sumur Uap Kering
Ex : Kamojang dan Darajat

Sumur Dua Fasa


Ex : Wairakei (NZ)
Fasilitas Produksi Uap
3 Separator

Separator adalah tempat untuk memisahkan uap dari air atau


tempat untukmemisahkan uap dari partikel padat dan mist. Bentuk
fisik dari separator dan gaya gravitasi yang bekerja memungkinkan
uap bergerak ke atas dan air beserta
partikel padat jatuh ke bawah. Dengan cara ini, maka uap akan terpi
sahkan dari air 
dan partikel padat. Uap selanjutnya masuk ke pipa alir uap dan air
Fasilitas Produksi Uap
4 Silencer

Sumur Dominasi Air


Fasilitas Produksi Uap
Silencer
Sumur Dominasi Uap
Fasilitas Produksi Uap
Pipa alir dua-fasa
5 Pipa Alir Pipa alir uap

Rangkaian pipa alir di


lapangan panasbumi
dominasi air

Rangkaian pipa alir di


lapanagn panasbumi
dominasi uap
Fasilitas Produksi Uap
6 Insulator
Untuk menghindarkan kehilangan panas yang berlebihan, pipa alir uap harus
selalu diinsulasi. Material yang digunakan sebagai bahan insulasi sangat beragam
baik bentuk, ukuran, ketebalan dan jenis materialnya.
Material yang digunakan untuk menginsulasi pipa perlu dilindungi lagi dengan
material lain diluarnya (cladding) untuk melindungi insulator dari masuknya air,
kerusakan secara mekanis, degradasi ultraviolet, dll.

7 Condensate Traps (Condensate Pots)


Untuk membuang kondensat yang terbentuk disepanjang pipa. Condensate traps
biasanya dipasang di pipa alir uap dengan interval tertentu.
Fasilitas Pembangkit Listrik
Tenaga Panabumi
1 Turbin
Fasilitas Pembangkit Listrik
Tenaga Panabumi
Atmospheric Exhaust/Back Pressure Turbin
Fasilitas Pembangkit Listrik
Tenaga Panabumi
Condensing Unit Turbin
Fasilitas Pembangkit Listrik
Tenaga Panabumi
2 Condenser

Skema Direct Contact/Jet Condenser


Fasilitas Pembangkit Listrik
Tenaga Panabumi
Condenser

Skema Surface Condenser (Double Pass Tubular Condenser)


Fasilitas Pembangkit Listrik
Tenaga Panabumi
3 Gas Exhauster
Fasilitas Pembangkit Listrik
Tenaga Panabumi
4 Sistem Pendingin

Mechanical Draft Cooling Tower


Fasilitas Pembangkit Listrik
Tenaga Panabumi
Sistem Pendingin

Natural Draught Cooling Towers


THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai