Anda di halaman 1dari 10

GEOLOGI STRUKTUR LANJUT

INTERPRETASI Fullbore Formation Micro-Imager (FMI)

OLEH

ALWIN DANIEL S 072.15.009

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS TEKNOLOGI KEBUMIAN DAN ENERGI

UNIVERSITAS TRISAKTI

JAKARTA

2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Deteksi suatu rekahan merupakan tujuan penting bagi ahli geologi,


geofisika, insinyur perminyakan. Karena bukaan pada rekahan mampu membantu
mengalirkan minyak bumi dari batuan reservoir ke lubang sumur bor. Teknik
Fullbore Formation Micro-Imager (FMI) adalah alat yang digunakan untuk
observasi detil vertikal dan lateral pada formasi (Grace dan Newsberry, 1998).
Log FMI merupakan alat rekaman citra kelistrikan terakhir yang dikembangkan
oleh Schlumberger. Log FMI merupakan bagian dari imaging tool yang
merupakan suatu alat yang menghasilkan image log, yang berupa tampilan
gambar menyerupai kenampakan seperti foto core, akan tetapi gambar tersebut
bukanlah suatu foto core. Gambar tersebut merupakan respon formasi pada
dinding lubang bor terhadap pengukuran parameter geofisika yaitu acoustic
reflectivity. Menurut sejarahnya, pada pertengahan 1980-an, Schlumberger
memperkenalkan Electrical Imaging Tool yang pertama yaitu Formation
MicroScanner (FMS) sebagai suatu evolusi dari SHDT dipmeter. Alat ini hanya
mencakup 20% dari lubang bor berdiameter 8,5 inchi, yang hanya menggunakan
dua pad.

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dari interpretasi data ini adalah :


1. Menerapkan teori yang sudah ada pada contoh kasus
2. Melatih pemikiran dan pandangan geologist untuk menginterpretasi
data melalui teknik FMI
3. Menganalisa dan menentukan jenis-jenis rekahan (fracture) dari image
post-processing data log FMI.
1.3.Metode Penulisan

Laporan ini dibuat dari hasil Interpretasi yang dibuat menggunakan teori-
teori para ahli sebagai landasan interpretasi. Interpretasi ini berisi image log, data
dip, dan arah fracture yang kemudian diimplementasikan pada stereonet
BAB II
TEORI DASAR

Fullbore Formation Microimager (FMI) adalah alat yang digunakan untuk


observasi detil vertikal dan lateral pada formasi (Grace dan Newsberry, 1998).
Log FMI merupakan alat rekaman citra kelistrikan terakhir yang dikembangkan
oleh Schlumberger. Log FMI merupakan bagian dari imaging tool yang
merupakan suatu alat yang menghasilkan image log, yang berupa tampilan
gambar menyerupai kenampakan seperti foto core, akan tetapi gambar tersebut
bukanlah suatu foto core. Gambar tersebut merupakan respon formasi pada
dinding lubang bor terhadap pengukuran parameter geofisika yaitu acoustic
reflectivity. Menurut sejarahnya, pada pertengahan 1980-an, Schlumberger
memperkenalkan Electrical Imaging Tool yang pertama yaitu Formation
MicroScanner (FMS) sebagai suatu evolusi dari SHDT dipmeter. Alat ini hanya
mencakup 20% dari lubang bor berdiameter 8,5 inchi, yang hanya menggunakan
dua pad.

Gambar 2. Alat logging FMI


Pad and Flap berisi 192 buah sensor resistivitas (24 buah di setiap pad atau
flap), nantinya data yang dihasilkan dari sensor tersebut selanjutnya diproses
untuk membuat atau membangun foto/gambar resistivitas pada dinding lubang.
Masing-masing tombol resistivitas (resistivity button) memliki diameter 5
milimeter (mm). Objek yang memiliki diameter kurang dari 5 mm dapat terlihat,
tergantung pada kontras reisitivitasnya. Karakterisasi ciri membutuhkan
penggambaran (imaging) oleh beberapa sensor. Wilayah atau luas cakupan yang
tercover pada foto FMI adalah fungsi dari diameter lubang bor. Untuk lubang bor
yang berdiameter 8 inchi, 80% permukaan bagian dalam tergambarkan. Jika
diameter lubang bor bertambah, luas cakupan yang tergambarkan menurun.
Bagian yang tidak tergambarkan (unimaged parts) pada lubang bor muncul
sebagai strip kosong di antara pad dalam gambar yang dihasilkan.

Gambar 3. Cara Kerja Alat

Langkah-langkah pengolahan data melibatkan koreksi data yang


berhubungan langsung dengan alat dan azimuth lubang dan magnetic declination.
Koreksi accelerometer diaplikasikan dan kedalaman trace resistivitas bergeser
sehingga perbedaan baris dari sensor resistivitas yang berbeda berada pada satu
garis yang sama dengan gambar slice lubang bor. Skala warna (color maps)
digunakan pada gambar lubang bor berdasarkan rentang nilai resistivitas. Secara
umum batuan bersifat resistif dan air bersifat konduktif. Dalam gambar FMI, fitur
resistivitas tinggi (high resistivity) yaitu sandstone, limestone, dan rekahan
(fractures) yang terisi mineral, yang ditampilkan sebagai warna cerah. Sedangkan,
fitur resistivitas rendah (low resistivity) yaitu rekahan terbuka (open fractures)
yang terisi oleh air dan shale, yang ditampilkan sebagai warna gelap. Karena
tergolong sulit untuk melakukan interpretasi gambar dalam 3-D (3 Dimensi), hal
yang bisa dilakukan adalah membagi lubang bor sepanjang Utara sebenarnya,
kemudian membuka silinder lubang bor tersebut menjadi tampilan 2-D (2
Dimensi). Setelah gambar 3-D dibagi dan diubah menjadi gambar 2-D, fitur
dipping yang memotong silinder lubang bor muncul sebagai gelombang sinus
(sine waves).
Resistivitas adalah hambatan listrik dari bahan konduktor per satuan
Panjang. Dengan kata lain itu adalah sejauh mana konduktor melawan arus listrik
yang melaluinya dan tidak memungkinkan energi mengalir keluar dari rangkaian
listrik, umumnya keluar sebagai panas. Resistivitas berguna dalam
membandingkan berbagai bahan berdasarkan kemampuan mereka dilalui arus
listrik. Satuan hambatan adalah ohm. Resistivitas dapat digunakan untuk melihat
adanya indikasi bahwa rekahan itu terisi oleh mineral yang kemungkinan besar
merupakan mineral non logam, karena jika resistivitasnya tinggi maka
mengindikasikan bahwa rekahan tersebut terisi oleh mineral yang non konduktif
sehingga kemungkinan besar non logam karena sifat logam adalah konduktif
sehingga pada lembar log FMI itu rekahan yang bersifat resistif ditunjukkan oleh
warna yang cerah .
Kemudian konduktivitas adalah sejauh mana konduktor memungkinkan
aliran listrik melaui itu sendiri. Satuan konduktivitas adalah siemens (S).
Konduktor yang baik mempertahankan panas, meminimalkan kehilangan energi
dan rangkaian listrik. Konduktivitas yang ada pada FMI dapat mengindikasikan
jenis rekahan yang terisi oleh fluida. Dikatakan terisi oleh fluida karena sifat
fluida itu konduktif menyebabkan jika fluida tersebut mengisi rekahan yang ada
pada batuan yang ditampilkan dalam gambar data log FMI maka nilai
konduktivitas pada bagian tersebut sangat tinggi dan berkesinambungan atau
memanjang secara lateral karena sifat rekahan yang pasti memanjang secara
lateral yang ditunjukkan oleh warna hitam.
Hubungan antara resistivitas dan konduktivitas adalah berhubungan
terbalik. Berarti apabila nilai konduktivitas meningkat, maka resistivitas akan
turun.
BAB III

PEMBAHASAN

Pada kedalaman MD 2038,8 – 2126,8 terdapat zona prospek minyak dan


gas, formasi jatibarang, namun hasil log gamma ray menunjukkan hasil yang tidak
sesuai dengan batuan berpori. Semakin besar nilai API di gamma ray artinya
lapisan batuan tersebut memiliki kandungan radioaktif yang tinggi sehingga
porositas sangat kecil. Zona dengan gamma ray tinggi biasanya diabaikan, karena
bukan termasuk reservoir minyak dan gas. Dalam sumur ini ada sesuatu yang
tidak biasa, gamma ray menunjukkan hasil yang tinggi tapi kenyataanya di
lapangan adalah zona ini adalah lapisan yang prospek hidrokarbon.
Pada keadaan normal, tidak ada yang berpotensi hidrokarbon pada hasil kurva log
disamping, karena pada kedalaman MD 2138,96 – 2266,8 memiliki hasil kurva log
density-neutron yang tidak bersilangan, artinya tidak menunjukkan adanya pori
yang terisi oleh hidrokarbon. Walaupun hasil gamma ray log menunjukkan nilai
yang kecil artinya batuan berpori, namun isinya bukanlah hidrokarbon.
Gambar 3.1 Analisa Log Gamma ray
Dari permasalahan diatas, kami ingin mengetahui penyebab dari migrasi
minyak dan gas tersebut melalui metode Fullbore Formation Micro-Imager (FMI).
Dari analisa tersebut didapat bahwa:
1. Pada kedalaman MD 2038,8 – 2126,8 dimana menunjukkan gamma ray yang
tinggi sehingga diketahui porositas batuan rendah. Namun di kedalaman ini
memiliki potensi minyak yang besar karena didominasi oleh conductor fracture
yang kita tahu bahwa conductor fracture merupakan bagian fluida yang memiliki
hambatan yang kecil sehingga fluida mudah masuk melalui rekahan – rekahan.
Rekahan konduktor ini memiliki arah gaya yaitu arah gaya utara – selatan yang
ditunjukkan oleh diagram rosset.

Gambar 3.1 Gaya Utama Conductor Fracture


2. Pada kedalaman MD 2138,96 – 2266,8, dimana menunjukkan gamma ray yang
rendah sehingga dapat diketahui bahwa porositas batuan tinggi. Namun pada
kedalaman ini tidak memiliki potensi minyak karena didominasi oleh resistivity
fracture yang kita tahu bahwa semakin besar resistivity suatu celah semakin besar
hambatan pada batuan tersebut sehingga kecil kemungkinan fluida utk mengalir
dikarenakan sudah ada rongga yang lebih besar yaitu rekahan konduktor. Arah
gaya resistivity fracture U-S

Gambar 3.2 Gaya Utama Resistivity Fracture


BAB IV

KESIMPULAN

Dari analisa yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa:

1. Gaya utama yang terdapat pada resistivity fracture dan conductive fracture
adalah U-S
2. Parameter keberadaan minyak tidak hanya dari porositas tetapi juga jenis
fracture
3. Pada analisa menggunakan FMI Fracture yang bersifat konduktor dapat
terisi fluida
4. Fungsi FMI pada kasus ini adalah untuk menentukan kandungan dan
keberadaan fluida dan mineral logam dari structural dips
5. Resistivitas fracture dan conductive fracture ditandai dengan warna
kuning dan warna hitam. Dan hubungan dari keduanya adalah berbanding
terbalik

Anda mungkin juga menyukai