Oleh:
Arie Bagus Laksono
102116010
i
LEMBAR PENGESAHAN INSTANSI
ii
IKATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan Kerja Praktik (KP) yang telah dilaksanakan pada
tanggal 9 Juli 2019 – 31 Agustus 2019 di wilayah kerja PT. PDSI (Pertamina Drilling Service
Indonesia) khususnya di bagian Maintenance Drilling Support.
Semua ini tidak terlepas dari dukungan rekan-rekan kerja, Kepala Divisi Maintenance,
pembimbing instansi, dan dosen pembimbing yang selama ini membantu dan mengarahkan
sehingga Kerja Praktik ini dapat terlaksana dengan baik.
Pada kesempatan kali ini juga penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
Demikian laporan kegiatan Kerja Praktik (KP) ini. Penulis menyadari bahwa dalam
penulisan laporan ini masih terdapat banyak kekuranganAtas perhatian dan kerja sama yang
diberikan oleh pihak PT. PERTAMINA (Persero), kami ucapkan terima kasih.
iii
DAFTAR ISI
iv
6.2 Saran....................................................................................................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 33
LAMPIRAN ..................................................................................................................................... 34
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.13 Single Line Diagram dari Generator Set ke Bus Bar 600 VAC ................................ 19
Gambar 4.15 Trend Konsumsi Energi Listrik kondisi standby di Rig PDSI #38.2/D1000-E ......... 20
Gambar 4.16 Trend Konsumsi Energi Listrik kondisi low drilling di Rig PDSI #38.2/D1000-E .. 21
Gambar 4.17 Single Line Diagram dari Bus Bar 600 VAC ke Bus Bar 810 VDC, 480 VAC,
dan 120 VAC............................................................................................................ 22
Gambar 4.18 Single Line Diagram dari Bus Bar 810 VDC ke Beban Utama ................................ 22
Gambar 4.25 Namplate Inverter Salah Satu Mud Pump pada Rig PDSI #38.2/D1000-E ............... 27
vi
Gambar 4.26 Namplate DC-DC Chopper pada Rig PDSI #38.2/D1000-E .................................... 28
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam hal ini, PT. PERTAMINA (Persero) memiliki 8 (delapan) unit anak perusahaan
di bidang pengolahan yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia. Salah satunya, yaitu
PT. PDSI (Pertamina Drilling Service Indonesia) yang bergerak pada bidang jasa dan alat
drilling yang berada di lapangan. Industri ini dinilai sangat tepat untuk melaksanakan kerja
praktik bagi mahasiswa jurusan teknik elektro khususnya di bidang power system karena
adanya komponen support berupa kelistrikan yang digunakan dalam menunjang
pengoperasian peralatan elektrik seperti motor dan generator dalam proses pengeboran.
Salah satu alat yang digunakan oleh PT.PDSI, yaitu instalasi rig pengeboran. Rig
pengeboran sendiri merupakan instalasi peralatan yang digunakan untuk melakukan
pengeboran ke dalam tanah untuk memperoleh kandungan minyak atau gas bumi. Terdapat
lima sistem yang digunakan dalam instalasi rig pengeboran, yaitu hoisting system, rotating
system, circulating system, power system, dan BOP (Blow Out Prevention) system. Kelima
sistem tersebut hampir tidak lepas dari penggunaan peralatan listrik, seperti motor, generator,
dan sistem kontrol elektrik. Keandalan dan efisiensi listrik tentunya perlu diperhatikan
karena kedua hal tersebut berpengaruh pada kemampuan pengoperasian yang seharusnya
dapat bekerja secara kontinyu dengan produktivitas yang tinggi. Hal tersebutlah yang
mendasari adanya keandalan dalam penyebaran energi listrik sebagai sumber pengoperasian
di rig pengeboran khususnya di internal sistem kelistrikan Rig #38.2/D1000-E yang menjadi
fokus pembahasan kerja praktik ini.
Sistem kelistrikan yang baik dapat ditunjukkan oleh kemampuan dari sistem tersebut
dalam menyalurkan energi listrik ke beban secara kontinyu dan rata. Seiring dengan
perkembangan teknologi, industri tentunya membutuhkan tenaga listrik yang besar dan
menggunakannya pada peralatan listrik sebagai alat produksi. Sedangkan kualitas sistem
1
jaringan distribusi tenaga listrik yang semakin kompleks dan luas masih memiliki
kekurangan yang menyebabkan adanya drop tegangan dan rugi-rugi pada daya yang terus
meningkat.
1.2 Tujuan
Tujuan dilakukannya kerja praktik kali ini diantaranya :
1. Meningkatkan pemahaman dan wawasan kepada mahasiswa mengenai praktik dalam
dunia kerja.
2. Memahami bentuk pengaplikasian teori yang telah dipelajari pada saat kuliah.
3. Mengetahui struktur organisasi PT. PDSI dan Rig PDSI #38.2/D1000-E.
4. Mempelajari sistematika pengeboran pada Rig PDSI #38.2/D1000-E.
5. Mempelajari sistem kelistrikan yang digunakan Rig PDSI #38.2/D1000-E.
6. Mengetahui komponen yang digunakan dalam sistem kelistrikan Rig PDSI #38.2/D1000-
E.
2
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
3
Misi
"Memberikan solusi terpadu yag berkualitas tinggi pada pemboran, workovers, dan
well services, dengan memaksimalkan nilai tambah bagi pelanggan, pemegang saham,
karyawan, dan pemangku kepentingan lainnya."
Adapun struktur organisasi yang ada pada Rig PDSI #38.2/D1000-E, yaitu sebagai
berikut.
4
Gambar 2.2 Struktur Organisasi pada Rig
5
BAB III
KEGIATAN KERJA PRAKTIK
6
17.) Mengamati kelima sistem utama proses pengeboran yang sedang berlangsung di Rig
PDSI #38.2/D1000-E.
7
BAB IV
HASIL KERJA PRAKTIK
Hasil kerja praktik yang dilaksanakan di PT.PDSI, yaitu berupa pengetahuan umum
mengenai dunia kerja, serta pengetahuan khusus mengenai proses pengeboran minyak dan sistem
distribusi listrik yang ada pada Rig PDSI #38.2/D1000-E.
8
5. BOP (Blow Out Prevention)System
Berikut adalah uraian dan pembahasan mengenai kelima sistem yang digunakan dalam
proses pengeboran.
9
Gambar 4.2 Menara Bor Rig PDSI #38.2/D1000-E
c. Rigfloor : Merupakan bagian untuk perhitungan kedalaman pada sumur yang
di bor, karena titik nol pemboran dimulai dari lantai bor atau rigfloor. Rigfloor
sendiri berada di atas substructure dan berfungsi untuk menampung peralatan-
peralatan pemboran yang kecil, tempat berdirinya menara bor, mendudukkan
drawwork, driller cabin, dan rotary table. Berikut merupakan susunan dari
rigfloor :
2.) Hoisting Equipment (Peralatan Pengangkat)
Hoisting equipment merupakan peralatan khusus untuk mengangkat,
menurunkan, dan menggantung rangkaian pipa bor dan mata bor di dalam lubang
sumur. Alat pengangkat ini terdiri dari :
a. Drawwork, yaitu unit mesin penarik/pengangkat yang terletak di dekat meja
pemutar di lantai rig.
10
2.) Breaking system : terdiri dari rem mekanis utama dan rem pembantu hidrolis
atau listrik, berfungsi untuk memperlambat atau menghentikan gerakan
kabel bor.
3.) Rotary drive : berfungsi untuk meneruskan tenaga dari drawwork ke meja
putar.
Hoisting system memiliki peralatan pengangkat pipa dari catwalk menuju ke
atas rig atau pada saat pemasangan dan pelepasan pipa pada top drive. Pada
drawwork memiliki beberapa bagian diantaranya deadline anchor, hook load,
drawwork, shave fastline, dan hook. Deadline anchor berfungsi untuk
mematikan sling/drilling line agar tidak bergerak. Hook load berfungsi sebagai
unit untuk mendeteksi massa dari beban yang diangkat top drive. Sedangkan
drawwork dalam hal ini berfungsi sebagai penggerak hook dalam memindahkan
pipa. Hook sendiri berfungsi sebagai pengait top drive.
b. Overhead Tools, yaitu mata rantai penghubung di dalam sistem pengangkat
yang terdiri dari crown block, travelling block, hook, dan elevator.
1.) Crown Block : merupakan kumpulan roda yang ditempatkan pada puncak
menara (sebagai block yang diam). Crown block berfungsi untuk melilitkan
tali-tali pemboran dan sebagai katrol untuk membuat sistem pengangkat
bekerja.
2.) Travelling Block : kumpulan roda yang digantung di bawah crown block,
diatas lantai bor yang berfungsi sebagai block yang bergerak naik turun
mengangkat hook block.
11
3.) Hook : digunakan untuk menggantungkan swivel dan rangkaian pipa bor
selama operasi pemoran berlangsung. Hook terletak di bawah travelling
block.
12
Gambar 4.7 Cathead
13
kunci tong berpengaruh pada perhitungan torsi yang digunakan, semakin panjang
lengan kunci tong maka torsi yang digunakan akan lebih kecil. Sleep adalah pengunci
pipa pada rotary table agar pipa pada lubang tidak bergerak dan memudahkan untuk
menyambungkan pipa. Grease merupakan sebuah cairan yang digunakan pada saat
penyambungan pipa, grease dioleskan pada sambungan pipa. HPU dan cathead
menggunakan prinsip hidraulik dengan menggunakan piston. Connect dan disconnect
bisa juga disebut dengan posisi make up dan break out. Posisi make up merupakan
posisi di mana cathead menggunakan torsi untuk mengencangkan sambungan pipa.
Sedangkan break out merupakan posisi di mana cathead menggunakan torsi untuk
membuka sambungan. Pembukaan sambungan menggunakan torsi yang lebih besar
dibandingkan dengan penyambungan. Pada saat make up biasanya digunakan 20-21
kft.lb untuk drill pipe (DP).
14
a. Rotary table : berfungsi untuk meneruskan gaya putar dari drawwork ke rangkaian
pipa bor melalui kelly bushing dan kelly (jika pemboran menggunakan kelly),
menahan pipa bor dalam lubang pada saat penyambungan atau pelepasan pipa bor.
Rotary table tidak digunakan jika sistem pemutar menggunakan Top Drive.
Dengan kata lain tidak dinyalakan, tetapi tetap terinstall.
b. Rotary slip : apabila rotary slip dimasukkan ke dalam master bushing, maka rotary
slip akan berfungsi sebagai penggantung rangkaian pipa bor pada saat dilakukan
penyambungan atau pelepasan section rangkaian pipa bor. Fungsi lain dari rotary
slip adalah untuk menahan drill string yang menggantung ketika melakukan
koneksi, menaikkan dan menurunkan drill string ke drill hole. Dijepitkan pada
rangkaian drill string pada saat pemasangan atau pelepasan, agar tidak terlepas
ataupun jatuh kedalam lubang bor.
Top Drive ataupun Kelly Swivel memiliki prinsip kerja yang sama yaitu untuk
memutar drilling string. Swivel merupakan alat mekanis yang digunakan pada rig
pengeboran yang tergantung langsung di bawah blok dan tepat di atas kelly drive,
15
berfungsi memberikan kemampuan kelly untuk berputar sambil membiarkan blok
perjalanan tetap berada posisi rotasi stasioner namun memungkinkan derek melakukan
gerakan vertikal naik turun sekaligus memungkinkan penguapan cairan pengeboran ke
dalam pipa bor.
Kelebihan pada Top Drive dibandingkan dengan Kelly adalah lebih aman, lebih
cepat, dan lebih efisien karena kemampuan mereka menangani 2-3 sambungan pipa
bor sekaligus. Selain itu, rig penggerak teratas dapat memutar pipa saat tersandung
pipa ke keluar dari lubang, yang membantu mengurangi masalah yang terkait dengan
pipa macet, yang merupakan salah satu penyebab paling signifikan kehilangan waktu
rig. Proses pipa berputar saat tersandung ini dikenal sebagai reaming, dan sangat
penting dalam pengeboran terarah, di mana bagian pipa yang lebih besar bisa
bersentuhan dengan sumur bor, sehingga meningkatkan kemungkinan terkena pipa
tersumbat. Dengan reaming saat tersandung ke keluar dari lubang, pipa terus bergerak,
dan tidak pernah memiliki kesempatan untuk terjebak setelah menyentuh dinding
sumur bor.
16
akan diukur kembali sebelum masuk ke pipa. Standpipe memiliki dua jalur untuk
menuju ke Top Drive dan ke pipa pemboran, tetapi jalur yang digunakan satu saluran,
saluran lainnya digunakan untuk backup bila terjadi kerusakan pada jalur lainnya.
Sebagian aliran dialirkan menuju ke BOP system dengan sensor pressure yang
berbeda. Sensor pressure yang akan dialirkan menuju ke BOP digunakan sensor
dengan pressure 0 sampai 200 psi. Sedangkan sensor pressure yang akan dialirkan
menuju ke pipa Top Drive memiliki pressure maksimum 10000 psi. Aliran tersebut
akan dialirkan menuju ke Top Drive melewati selang dan masuk ke pipa. Pipa
terhubung dengan bit atau pahat, pahat tersebut memiliki lubang dengan fungsi untuk
mengeluarkan lumpur pressure tinggi. Lubang tersebut digunakan untuk
mengeluarkan lumpur pressure tinggi yang akan mengangkat cutting keatas. Cutting
dan lumpur tersebut akan melewati saluran penyaringan. Penyaringan tersebut disebut
dengan solid control menggunakan filter pompa. Dengan adanya solid control maka
pompa lumpur tidak mudah rusak dan massa lumpur terkontrol untung mengangkat
cutting selanjutnya.
Aliran lumpur bor pada saat sirkulasi akan melewati bagian-bagian :
17
mengeluarkan lumpur tetapi tidak dapat memasukkan lumpur. Posisi keluar lumpur
adalah kedalam lubang, sebaliknya posisi masuk adalah posisi keluar dari lubang.
BOP merupakan penahan tekanan berlebih keluar dari lubang, seperti semburan liar
bertekanan tinggi. BOP yang digunakan bergantung pada ukuran lubang yang akan
dibuat. Sebelum digunakan BOP dilakukan pressure test dengan beberapa tahap
tekanan agar saat digunakan aman. Sebagian besar drilling Rig sekarang telah
menggunakan sistem transmisi tenaga listrik yang harus dialirkan melalui kabel. Pada
sistem ini mesin diesel memberikan tenaga mekanik dan diubah menjadi listrik oleh
generator listrik yang dipasang di depan block. Generator menghasilkan arus listrik
yang dialirkan melalui kabel tambahan ke motor listrik yang langsung dihubungkan ke
sistem peralatan lain. Seperti sistem angkat, rotary, sirkulasi, penerangan, dan lain
lain. Beberapa keuntungan penggunaan electric power transmission adalah lebih
flexibel letaknya, tidak memerlukan rantai penghubung, lebih kompak dan porable
serta lebih mudah di kontrol. Accumulator menggunakan beberapa tabung untuk
mengendalikan valve. Pengendalian valve menggunakan beberapa tabung yang berisi
Nitrogen. Penggunaan Nitrogen karena menghasilkan hasil yang lebih bersih dan
memiliki sifat stabil (tidak mudah bereaksi dengan partikel lain pada formasi).
BOP memiliki beberapa buah bagian dengan bagian paling atas adalah anular
yang memiliki prinsip menahan tekanan dengan menggunakan silicon. Kemudian ada
3 buah ramp, 2 ramp yang pendek adalah double ramp dan satu buah ramp yang
panjang adalah single ramp. Double ramp terdapat dua jenis yaitu variable ramp dan
blind ramp. Sedangkan pada single ramp terdapat pipe ramp. Pipe ramp berfungsi
untuk menjepit pipa bila terjadi kick. Blind ramp berfungsi sebagai penjepit dengan
kekuatan yang lebih besar hingga pipa menjadi penyok. Variable ramp merupakan
pemutus pipa ketika terjadi kick yang terlalu besar.
Blow Out Prevention merupakan sistem Rig pemboran yang berfungsi untuk :
a. Menutup lubang sumur pada keadaan ada pipa atau tidak ada pipa dalam lubang
serta untuk pekerjaan stripping in atau stripping out.
b. Menahan tekanan sumur yang timbul dan dapat dilalui semua peralatan yang
dipakai untuk operasi pemboran/kerja ulang.
c. Mengendalikan tekanan sumur dan dapat dipakai untuk pekerjaan sirkulasi
mematikan kick. Menggantung (hanging off) dan memotong pipa bor pada keadaan
darurat
18
4.2 Distribusi Kelistrikan pada Rig PDSI #38.2/D1000-E
Sistem tenaga yang digunakan pada Rig PDSI #38.2/1000-E menggunakan sistem
transmisi elektrik. Dimana semua sistem penggerak menggunakan motor listrik yang
transmisinya dihubungkan melalui kabel listrik yang terhubung dengan sumber energi listrik
yang dihasilkan oleh generator. Teknologi Rig PDSI ini merupakan salah satu Rig paling
canggih yang dimiliki oleh PT. PDSI, karena semua sistem pengontrolan yang digunakan pada
sistem penggerak dapat dikendalikan oleh sistem komputer. Pada Rig PDSI #38.2/D1000-E ini
generator jenis synchronous di couple atau digerakkan dengan tiga engine dengan kapasitas
energi masing-masing sebesar 1476 HP (Horse Power) atau setara dengan 1100 kW. Pada saat
sistem rig dalam kondisi standby, generator tetap menghasilkan daya sesuai dengan rating,
yaitu kurang lebih sekitar 1750 kVA, tegangan sebesar 600 Volt AC, dan frekuensi sebesar 60
Hz pada masing-masing generator.
Gambar 4.13 Single Line Diagram dari Generator Set ke Bus Bar 600 VAC
Pada saat posisi standby, generator yang bekerja hanya dua buah saja. Hal tersebut
dilakukan agar mesin tetap dalam kondisi siap pakai. Karena untuk menyalakan satu buah
generator membutuhkan waktu sekitar 30 menit menuju kondisi siap pakai. Alasan
digunakannya 2 buah generator, yaitu agar pada saat salah satu generator mengalami blackout¸
generator yang lain dapat menyuplai energi listrik ke dalam lima sistem utama rig pengeboran.
Daya yang dihasilkan dari generator diatur menggunakan easYgen-3500 Series yang
merupakan aplikasi kontrol generator dalam melakukan load sharing.
Pada Gambar 4.14 merupakan single line diagram power system overview yang terdapat
pada Rig PDSI #38.2/D1000-E dilihat melalui panel pengendalian pada software Amphion.
Amphion merupakan software berbasis Java Script yang dikembangkan oleh NOV (National
Oilwell Varco). Software ini digunakan untuk sistem kendali rig dengen beberapa kelebihan,
yaitu cukup mudah dibaca dan dikendalikan oleh operator dalam menyediakan antarmuka
yang seragam pada seluruh peralatan rig. Seluruh alat yang terhubung dengan jaringan
kelistrikan pada rig dapat dimonitor dan diberi perintah melalui antarmuka Amphion, kecuali
19
jaringan listrik yang berada pada camp, karena listrik pada camp menggunakan sumber dari
generator lain dengan frekuensi sebesar 50 Hz.
Pada Gambar 4.14 dapat dilihat bahwa kondisi beban dalam keadaan standby. Pada
kondisi standby sendiri, konsumsi daya listrik yang dihasilkan oleh 2 buah generator hanya
terpakai sekitar 4-5% dari total daya yang dihasilkan oleh generator. Sedangkan pada saat
kondisi pengoperasian atau pengeboran, konsumsi daya yang dibutuhkan sekitar 19% dari
kapasitas daya yang tersedia. Kapasitas konsumsi daya listrik pada pengoperasian maksimum
dibatasi hingga 50% dari daya total yang dihasilkan oleh generator set. Dapat dilihat pada
Gambar 4.14 dan 4.15 berikut mengenai grafik trend konsumsi daya listrik pada sistem
kelistrikan rig pada saat kondisi standby dan pada saat melakukan pengeboran.
Gambar 4.15 Trend Konsumsi Energi Listrik kondisi standby di Rig PDSI #38.2/D1000-E
20
Gambar 4.16 Trend Konsumsi Energi Listrik kondisi low drilling di Rig PDSI #38.2/D1000-E
Listrik dari generator disambungkan ke bus bar 600 VAC yang kemudian dialirkan ke
beban listrik pada rig. Terdapat tiga beban utama yang disupply pada Rig PDSI #38.2/D1000-
E, yaitu motor drawwork, mud pump, dan rotating table. Namun pada pengeboran kali ini,
sistem pemutar (rotating system) digantikan dengan Top Drive. Hal tersebut dikarenakan
penggunaan Top Drive yang lebih efisien dan canggih dibandingkan dengan rotating table.
Namun rotating table tetap dikondisikan dalam kondisi siap pakai, hal tersebut dilakukan jika
Top Drive yang digunakan tidak berfungsi secara tiba-tiba. Ketiga penggerak utama tersebut
dikendalikan melalui VFD (Variable Frequency Drive) Room. Di dalam VFD terdapat
beberapa peralatan elektronika daya, yaitu Inverter, Rectifier, dan Chopper. Ketiga perangkat
elektronika daya tersebut saling terintregasi dalam mengendalikan motor AC jenis induksi
yang digunakan pada tiga sistem penggerak tersebut karena pengendalian motor AC sendiri
berhubungan dengan pengendalian frekuensi. Selain ketiga beban utama yang diatur oleh VFD
Room, listrik dari generator juga dialirkan ke beban-beban lain, seperti pada MCC (Motor
Control Center), Distribusi Panel , Drilling Cabin, Hydrolic Power Unit dan peralatan untuk
penerangan rig.
21
Gambar 4.17 Single Line Diagram dari Bus Bar 600 VAC ke Bus Bar 810 VDC, 480 VAC, dan
120 VAC
Dari bus bar 600 VAC, listrik dialirkan ke beberapa bus bar, yaitu bus bar 810 VDC,
bus bar 480 VAC, dan bus bar 120 VAC. Bus bar dengan tegangan 480 VAC digunakan pada
beban MCC room untuk menjalankan electric motor berkecepatan konstan seperti blower dan
agitator pada mud tank. Kedua beban tersebut merupakan motor 3 phase AC jenis induksi,
maka dari itu digunakan transormer step down yang terhubung delta-delta yang mengkonversi
tegangan dari 600V ke 480V yang langsung tersambung ke beban motor 3 phase.
Lalu untuk bus bar dengan tegangan 120 VAC digunakan pada beban berupa
panel/monitor pengoperasian dan pengecekan, serta digunakan pada beban berupa penerangan
pada rig dan juga sumber listrik bagi dua buah baterai 24 VDC yang digunakan sebagai
komponen starting generator set. Karena beban yang menggunakan tegangan 120 VAC
merupakan beban-beban pasif, secara umum hanya memiliki sambungan 1 phase, maka dari
itu digunakan sambungan delta-wye pada transformer step down yang mengkonversi dari
600V ke 120V.
Gambar 4.18 Single Line Diagram dari Bus Bar 810 VDC ke Beban Utama
Sedangkan pada bus bar dengan tegangan 810 VDC digunakan pada penggerak utama.
Sebelum masuk ke bus bar 810 VDC digunakan penyearah gelombang (rectifier) terlebih
22
dahulu. Digunakan 2 buah rectifier dengan rating daya sebesar 2338 kW . Hal ini dilakukan
untuk membagi daya dan arus yang akan masuk ke bus bar 810 VDC. Selain itu juga
digunakan sebagai proteksi (backup) apabila salah satu rectifier tidak bekerja. Beban yang
diatur oleh VFD masing-masing terhubung secara parallel. Pada bus bar 810 VDC, tegangan
diatur agar tetap berada pada range sekitar 833 VDC oleh alat berupa DC-DC chopper.
Tegangan sisa hasil pemotongan tersebut dialirkan dimasukkan ke dalam resistor bank. Dari
bus bar 810 VDC dialirkan ke beban utama, yaitu pada 2 buah motor drawwork dengan
kapasitas daya masing-masing sebesar 1400 kW, lalu 3 buah mud pump yang memiliki motor
dengan kapasitas daya masing-masing sebesar 900 kW, dan 1 motor pada rotary table dengan
kapasitas sebesar 450kW. Karena masing-masing komponen tersebut merupakan motor AC
jenis induksi, maka sebelum listrik dari bus bar 810VDC dialirkan ke beban-beban tersebut
terlebih dahulu gelombang DC diubah ke AC menggunakan inverter AC-DC yang dimiliki
oleh masing-masing beban.
23
frekuensi kerja sebesar 60Hz produksi NOV (National Oilwell Varco). Masing-masing
generator digerakkan oleh prime mover yang merupakan engine diesel yang memiliki
konsumsi bahan bakar solar sebanyak 700-1500 liter tiap 12 jam.
Tipe engine yang digunakan pada Rig PDSI #38.2/D1000-E adalah Caterpilar
dengan kapasitas 1476 HP.
24
kedua parameter tersebut. Karena jika tidak, akan berpengaruh pada kualitas daya
sehingga dapat merusak peralatan elektrik lainnya dan generator itu sendiri.
Alasan generator tetap digunakan lebih dari satu dikarenakan jika terjadi
kerusakan/gangguan pada salah satu generator pada saat pengoperasian rig, maka
generator yang lain langsung bisa membackup sumber energi listrik. Generator set pada
saat sinkronisasi dapat diatur dengan mode auto atau manual. Pada pengaturan manual
maka harus menyamakan frekuensi, tegangan dan arus secara manual. Sedangkan mode
auto hanya perlu menyalakan generator set yang akan digunakan maka akan
tersinkronisasi secara otomatis.
Lalu pada motor control center sendiri terdiri dari switch-switch yang terhubung
dengan peralatan motor AC induksi 480V 60Hz, seperti yang digunakan pada agitator
sebagai pengaduk pada mud tank, lalu pada pompa hidraulic yang digunakan pada
cathead, dan juga pada charge motor yang terhubung antara mud pump dengan mud
tank. Untuk pengendaliannya sendiri, berbeda dengan penggerak utama, karena pada
motor kapasitas 480V putarannya konstan sehingga tidak perlu adanya pengontrolan
frekuensi.
25
Gambar 4.23 VFD Room Rig PDSI #38.2/D1000-E
VFD atau Variable Frequency Drive digunakan dalam sistem penggerak elektro-
mekanis untuk mengontrol kecepatan dan torsi motor AC dengan memvariasikan
frekuensi dan tegangan input motor. Pada VFD top drive terdapat rectifier, Inverter,
chopper, kontaktor, single board computer (SBC), accessory parallel brancing unit
(APBU), dan remote drive control unit (RDCU).
Untuk pengaturan pada Top Drive juga menggunakan VFD namun terpisah
pengaturannya. Dalam hal ini sistem pengontrolan tidak menggunakan sistem Amphion
melainkan menggunakan sistem lain, namum secara konsep sama dengan pengaturan
pada ketiga beban utama. Generator set yang masuk kedalam Variable frequency drive
(VFD) Top Drive akan dialirkan menuju 3 jalur. Pertama, 1 jalur menuju transformator
step down 120Vac pada top drive untuk menghidupkan lampu, control compressor
HVAC, power supply , motor heater dan contactor. Yang kedua, 1 jalur menuju
transformator step down 480VAC untuk menggerakkan motor blower, dan motor
hydraulic power unit. Dan yang terakhir, tegangan 600Vac yang sudah keluar melalui
VFD top drive dialirkan menuju motor AC drilling pada top drive. Berikut merupakan
komponen-komponen utama yang tedapat pada VFD Room.
1.) Rectifier : merupakan alat yang digunakan untuk mengubah tegangan AC menjadi
tegangan DC dengan tidak mengubah besarnya tegangan. Rectifier memiliki input 3
wire untuk AC dan output 2 wire untuk DC. Tegangan DC dapat berubah ketika
elektrik motor menyala, yaitu antara 800 V – 1000 V. Pada Rig PDSI #38.2/D1000-E
menggunakan 2 set rectifier dengan kapasitas daya masing-masing sebesar 2338kW.
Rectifier tersebut dapat mengubah tegangan sebesar 600-690 VAC dan arus sebesar
2200 AAC ke tegangan sebesar 810 VDC dan arus sebesar 2500 ADC.
26
Gambar 4.24 Namplate Rectifier pada Rig PDSI #38.2/D1000-E
2.) Inverter : merupakan pembalik yang digunakan untuk mengontrol kecepatan dari elektrik
motor yang kecepatannya dapat diubah pada beban utama. Kecepatan pada elektrik motor
dapat dikontrol oleh inverter, yaitu dengan cara mengubah frekuensi tegangan DC hingga
menyerupai tegangan AC yang berbentuk sinusoidal. Frekuensi diubah dengan cara
switching tegangan DC menggunakan komponen elektronika daya berupa IGBT
(Insulated Gate Bipolar Transistor). Pada Rig PDSI #38.2/D1000-E menggunakan 6
buah inverter yang dihubungkan pada masing-masing beban utama, yaitu 2 set motor
drawwork¸3 buah motor pada mud pump, dan 1 motor pada rotary table.Masing-masing
inverter disesuaikan dengan beban yang dibutuhkan. Misal, inverter dengan kapasitas
daya sebesar 900kW dengan rating tegangan input sebesar 810-1100 VDC dan arus input
sebesar 1125 ADC diubah ke rating tegangan output sebesar 0-690 VAC dan arus output
sebesar 950 AAC pada mud pump yang memiliki rating daya sebesar 1150 HP atau
setara dengan 857 kW.
Gambar 4.25 Namplate Inverter Salah Satu Mud Pump pada Rig PDSI #38.2/D1000-E
27
3.) Chopper : chopper berfungsi untuk memotong tegangan berlebih atau biasa disebut
dengan tegangan balik. Pada Rig PDSI #38.2/D1000-E menggunakan 2 set chopper
dengan kapasitas daya masing-masing sebesar 1200kW. Tegangan diberi batas tertinggi,
yaitu 810 VDC. Apabila tegangan melebihi 810 VDC maka tegangan tersebut akan
dipotong oleh chopper dengan resistan yang terdapat pada resistor bank. Tegangan yang
dialirkan pada resistor bank akan diubah menjadi panas dan akan dibuang ke udara
melalui blower.
4.) (SBC) Single Board Computer : komputer dengan ukuran kecil yang terdiri dari CPU,
memory, media penyimpan serta modul antar muka lain yang dirakit dalam satu papan
(PCB). Komputer ini sangat luas penggunaannya, mulai dari bidang kedokteran,
pengendalian dan monitor pesawat, radar, telekomunikasi, database, sistem kendali di
industri, pencitraan, peralatan bergerak, pengendalian robot, finger scanning dan proses-
proses lain yang membutuhkan perhitungan dan algoritma sederhana sampai kompleks.
SBC ini disupply oleh daya sebesar 112kVA dan tegangan sebesar 120V.
5.) Kontaktor : berfungsi untuk menggerakan sebuah motor 3 phase pada sebuah pabrik
atau industri yang memiliki ampere yang tinggi, dengan kontaktor ini motor tersebut bisa
jalan start atau stop sebab kontaktor memiliki kontrol yang bisanya bisa disebut DOL
(Direct On Line) dan Star Delta yang sering dipakai pada dunia industri saat ini.
6.) HVAC (Heating Ventilation and Air Conditioning) : pendingin ruangan dalam kapasitas
besar yang bertujuan untuk mengatur temperature ruangan agar dapat menyerap panas
yang dihasilkan oleh inverter. Komponen HVAC sendiri disupply oleh tegangan sebesar
480V.
28
BAB V
TINJAUAN TEORITIS
Di area drilling yang tentunya menggunakan peralatan rig jenis elektrik tentunya mayoritas
sumber energi listrik yang dihasilkan oleh generator didistribusikan ke beban berupa pompa yang
tentunya menggunakan motor listrik berupa motor induksi. Beban motor sendiri merupakan beban
aktif yang kebutuhan akan penggunaannya dapat diatur dan dikendalikan sesuai dengan kebutuhan.
Khususnya pengaturan pada kecepatan motor itu sendiri. Pengaturan terhadap beban motor
dilakukan dengan cara mengatur parameter input frekuensi yang terdapat pada motor. Pengaturan
frekuensi pada motor dapat disebut dengan VFD (Varaibale Frequency Drive).
Terdapat dua tipe motor induksi 3 fasa jika dilihat dari lilitan pada rotornya, yakni
rotor belitan (wound rotor) dan rotor sangkar tupai (squirrel-cage rotor). Motor 3 fasa rotor
belitan (wound rotor) adalah tipe motor induksi yang lilitan rotor dan statornya terbuat dari
bahan yang sama. Sedangkan motor 3 Fase rotor sangkar tupai (squirrel-cage rotor) adalah
tipe motor induksi yang konstruksi rotornya tersusun dari beberapa batangan logam yang
dimasukkan melewati slot-slot yang ada pada rotor motor, kemudian pada setiap bagiannya
disatukan oleh cincin. Akibat dari penyatuan tersebut, terjadi hubungan singkat antara
batangan logam dengan batangan logam yang lainnya.
29
Berikut adalah rumus yang secara umum digunakan untuk menghitung kecepatan sinkron
pada motor listrik 3 fasa :
120 . 𝑓
𝑛𝑠 =
𝑃
Dengan :
f = frekuensi (Hz)
Di mana :
𝑛𝑟 = kecepatan rotor
30
5.3 Prinsip Kerja VFD (Variable Frequency Drive)
Seperti yang diketahui bahwa motor induksi merupakan motor tiga fasa yang paling
umum digunakan di dunia industri maupun komersial. Metode pengaturan kecepatan yang
pada motor induksi sendiri, yaitu dengan cara mengubah frekuensi tegangan supply. Karena
dasar operasi pengendalian motor adalah memvariasikan frekuensi motor untuk dapat
mengontrol kecepatan, maka nama yang paling tepat digunakan adalah variable frequency
drive (VFD). Namun terdapat nama lain yang digunakan pada pengendalian kecepatan motor
induksi, yaitu diantaranya ASD (Adjustable Speed Drive), VSD (Variable Speed Drive), dan
FC (Frequency Converter). Sistem VFD sendiri digunakan untuk mengontrol kecepatan,
torsi, dan arah motor induksi. Dibutuhkan input tegangan dan frekuensi AC tetap dan
kemudian mengubahnya menjadi variabel tegangan dan frekuensi AC. Pada Gambar 5.2
menunjukkan diagram blok dari VFD tiga fasa. Berikut merupakan fungsi dari tiap blok [2]
1.) Converter : Sebagai penyearah gelombang penuh yang digunakan untuk mengubah
tegangan AC ke DC.
2.) DC Bus : Bisa disebut sebagai DC Link yang menghubungkan output rectifier menuju
inverter. Bus DC juga berfungsi sebagai filter untuk menghaluskan output gelombang
yang tidak rata untuk memastikan bahwa output yang diperbaiki menyerupai semirip
mungkin dengan DC murni. Bus DC sendiri merupakan rangakaian filter aktif berupa
rangkaian LC atau induktor dan kapasitor.
3.) Control Logic : Sistem ini menghasilkan pulsa yang kemudian ditransmit ke dalam
Rectifier dan juga Inverter yang digunakan untuk mengkoordinasikan switching
perangkat elektronika daya seperti SCR, IGBT, dan MOSFET. Terdapat mikroprosesor
yang tertanam pada sistem ini yang digunakan sebagai logika internal dan pengambilan
keputusan.
31
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1.) Power system menjadi jantung dari proses berjalannya seluruh peralatan rig. Khususnya
Rig Elektrik. Karena sistem penggerak yang digunakan menggunakan sumber energi listrik
yang dihasilkan oleh generator set.
2.) Kerusakan satu komponen dapat mengakibatkan kegagalan operasional secara keseluruhan,
sehingga diperlukan ketelitian dalam menjalankan preventif maintenance.
3.) Rig Elektrik dengan sistem Amphion menggunakan teknologi VFD untuk menggerakkan
motor-motor AC. Motor AC dipandang lebih sederhana dalam pemeliharaannya dan
memiliki lifetime lebih panjang
4.) Sistem distribusi listrik pada Rig PDSI #38.2/D1000-E didesain double radial sehingga
ketika terdapat beberapa jalur atau sumber listrik yang mengalami gangguan, maka sumber
listrik yang lain dapat melakukan back up.
6.2 Saran
1.) Tetap bersemangat dalam menjalankan pekerjaan.
2.) Selalu utamakan keselamatan dalam bekerja dan berdoa dalam memulai pekerjaan.
3.) Selalu menggunakan peralatan lengkap dan terferifikasi dalam bekerja sesuai safety dan
standard yang sudah ada.
4.) Menambahkan capasitor bank pada rig elektrik yang ada agar dapat mengefesiensi
penggunaan bahan bakar karnea dapat menyimpan energi listrik yang telah dihasilkan oleh
generator set.
32
DAFTAR PUSTAKA
[1] PT Pertamina Drilling Services Indonesia, Pertamina Drilling Annual Report , Jakarta,
2015
[2] F. D. Petruzella, Electric Motors and Control Systems, New York: McGraw-Hill, 2010.
[4] H. Saadat, Power System Analysis, United States of America: McGraw-Hill, 1999.
[7] Varco, National Oilwell, Final Documentation Dossier PT Pertamina Drilling Services
Indonesia 1000 HP AC Drilling Rig, Rev 1, Edmonton, 2011
[8] A. M. Design, “Motor Listrik 3 Fasa,” [Online]. Available: https://buletin-
elektronika.blogspot.com/2019/05/motor-listrik-3-fasa.html. [Diakses 2 September 2019].
33
LAMPIRAN
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52