Anda di halaman 1dari 37

BAB III

TEORI DASAR

Usaha mengembangkan lapangan minyak yang bertujuan untuk

mendapatkan volume cadangan reservoir, diawali dengan mengetahui karakteristik

batuan dan fluida reservoir pada lapangan tersebut.

Volume cadangan reservoir meliputi potensi reservoir, tenaga dorong

reservoir dan produktivitas reservoir itu sendiri. Salah satu besaran reservoir yang

paling penting untuk diketahui adalah besar volume hidrokarbon meliputi minyak

dan gas yang dapat diproduksikan secara ekonomis. Untuk memperoleh volume

hidrokarbon perlu mengetahui karakteristik batuan dan fluida reservoir terlebih

dahulu. Sifat dari karakteristik batuan reservoir itu seperti porositas, permeabilitas

dan saturasi dan sifat dari karakteristik dari fluida reservoir yaitu kelarutan gas

dalam minyak (Rs), faktor volume formasi minyak (Bo), faktor kompresibilitas gas

(Z faktor), faktor volume formasi gas (Bg), faktor volume formasi air (Bw), faktor

volume formasi dua fasa (Bt), viskositas fluida dan kompresibilitas fluida. Secara

garis besar, reservoir merupakan suatu tempat terakumulasinya fluida hidrokarbon

minyak dan gas bumi.

Sifat fisik batuan dan fluida reservoir, jenis reservoir berdasarkan fluida

yang dikandung, penentuan mekanisme pendorong reservoir atau drive mechanism,

dan perkiraan isi awal minyak di tempat.


3.1 Sifat Fisik Batuan dan Fluida Reservoir

Dalam pembahasan mengenai klarifikasi reservoir dapat dibedakan menjadi

beberapa bagian yaitu karakteriktik batuan reservoir yang membahas mengenai

seberapa besar volume fluida berada di pori-pori batuan dan karakteristik fluida

reservoir membahas mengenai fluida lebih dari satu fasa yang dimiliki oleh

reservoir tersebut.

3.1.1 Karakteristik Batuan Reservoir

Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu batuan reservoir adalah harus

mempunyai kemampuan untuk menampung dan mengalirkan fluida yang terkandug

didalamnya. Dan hal ini dinyatakan dalam bentuk porositas, permeabilitas dan

saturasi.

• Porositas

Porositas didefinisikan sebagai perbandingan antara volume ruang pori-pori

(pore volume) terhadap volume total dari suatu batuan (bulk volume), atau dapat

juga didefinisikan sebagai suatu ukuran yang menyatakan berapa besar

perbandingan volume ruang pori terhadap volume total batuan. Besar kecilnya

porositas suatu batuan akan menentukan kapasitas penyimpanan fluida reservoir.

Pengukuran porositas batuan merupakan hal yang sangat penting karena akan

menentukan seberapa banyak hidrokarbon (gas atau minyak) yang ada di dalam

batuan.
Porositas biasanya dianggap konstan selama berlangsung produksi dan

berpengaruh terhadap besarnya jumlah akumulasi. Besar kecilnya harga porositas

menunjukan kualitas dari pori tersebut. Tabel 2.1 menunjukan penggolongan nilai

porositas.

Tabel 3.1

Klasifikasi Nilai Porositas

Besarnya Harga Porositas (%) Keterangan

0-5 Porositas jelek sekali

5-10 Porositas jelek

10-15 Porositas sedang

15-20 Porositas baik

20-25 Porositas baik sekali

• Permeabilitas

Permeabilitas merupakan suatu sifat fisik batuan yang mempunyai pngertian

kemampuan batuan untuk dapat dilewati untuk atau dialiri suatu fluida dengan

viskositas dan kecepatan tertentu melalui pori-pori yang ditandai dengan symbol K,

dinyatakan dengan satuan Darcy.

Permeabilitas mempunyai peranan yang juga penting seperti porositas,

karena dalam memproduksikan hidrokarbon dari suatu reservoir bukan hanya

jumlah akumulasi minyak atau gas saja, akan tetapi besarnya laju alir juga akan

menentukan ekonomis tidaknya suatu reservoir.


𝑘 dP
𝑣 = − ( ) ……………………………………………………….. 3.1
𝜇 dL

Dimana :

v = kecepatan aliran fluida, cm/sec

k = konstanta permeabilitas, Darcy

µ = viskositas fluida, cp

dP/dL = pressure drop persatuan panjang, atm/cm

Untuk ukuran permeabilitas dapat dilihat pada tabel 3.2 dibawah ini :

Tabel 3.2

Ukuran Permeabilitas

Permeabilitas (md) Ukuran

0-5 Ketat (tight)

5-10 Cukup (fair)

10-100 Baik (good)

100-1000 Baik Sekali (very good)

• Saturasi

Secara umum saturasi fluida adalah jumlah kandungan fluida yang berada

pada pori-pori batuan, secara khusus saturasi fluida adalah ukuran yang menyatakan

berapa bagian atau presentase dari ruang pori-pori suatu batuan reservoir yang terisi

oleh fluida. Saturasi fluida tersebut dapat berupa saturasi minyak (So), saturasi air

(Sw), dan saturasi gas (Sg).


Di dalam batuan reservoir, fluida minyak, air dan gas telah mencapai

kondisi setimbang pada waktu ditemukan, sehingga fluida tersebut telah terpisah

dengan sendirinya menurut berat jenisnya (density) masing-masing, gas berada

diatas, minyak berada ditengah serta air berada dibawah.

Pada kondisi reservoir dibawah tekanan jenuh, jumlah ketiga saturasi

tersebut sama dengan satu, dinyatakan dalam persamaan7:

𝑆𝑤 + 𝑆𝑜 + 𝑆𝑔 = 1 ………………………………………………… 3.2

Pada kondisi reservoir bertekanan jenuh :

𝑆𝑤 + 𝑆𝑜 = 1 ………………………………………………………. 3.3

Dimana :

Sw = Saturasi air, %

So = Saturasi minyak, %

Sg = Saturasi gas, %

Saturasi atau kejenuhan air biasa juga disebut Swi, yaitu saturasi air mula-

mula pada waktu reservoir minyak atau gas ditemukan. Besarnya Swi penting untuk

diketahui karena akan menentukan berapa bagian atau presentse ruang pori yang

tersisa, yaitu yang diisi oleh minyak atau gas, sehingga jumlah fluida hidrokarbon

dapat diketahui7.

Harga saturasi fluida didalam batuan reservoir dapat ditentukan dengan

analisa sebagai berikut :

- Analisa percontohan batuan (core sample)

- Analisa logging
3.1.2 Karakteristik Fluida Reservoir

Fluida reservoir adalah fluida yang mengisi rongga pori-pori batuan

reservoir yang dapat berupa minyak, gas dan air. Fluida reservoir ini mempunyai

sifat dan komposisi yang berbeda, ini tergantung dari lingkungan pengendapannya

sehingga mempunyai sifat yang berbeda antara reservoir yang satu dengan reservoir

lainnya. Karakteristik fluida reservoir diperoleh dari hasil analisa laboratorium,

yang dikenal dengan nama analisa PVT (Pressure, Volume, Temperature). Sifat-

sifat fisik fluida yang dibahas yaitu kelarutan gas dalam minyak (Rs), faktor volume

formasi reservoir (Bo), faktor volume formasi gas (Bg), faktor volume formasi air

(Bw), faktor volume formasi dua fasa (Bt), viskositas (µ) dan kompresibilitas

fluida.

• Kelarutan Gas dalam Minyak (Rs)

Kelarutan gas (Rs) didefinisikan sebagai banyaknya cubic feet gas (dalam

tekanan dan temperature standart) yang berada dalam larutan minyak mentah satu

barrel tangki pengumpulan minyak, ketika minyak dan gas kedua-duanya masi

berada dalam keadaan temperature dan tekanan reservoir. Kelarutan gas (Rs) dapat

dihitung dengan menggunakan persamaan yang sering digunakan, yaitu kolerasi

standing3.

𝑝
Rs = γg [( + 1,4)10x]1.2048 .............................................................. 3.4
18,2

𝑥 = 0.0125 𝐴𝑃𝐼 − 0.0009(𝑇) ……………………………………. 3.5


Dimana :

T = Temperature, °F

P = Tekanan, Psia

𝛾𝑔 = Spesifik gas Gravity

Gambar 3.1

Grafik Kelarutan Gas Dalam Minyak Terhadap Tekanan

Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan gas dalam minyak (Rs) antara lain :

- Tekanan, apabila tekanan masih berada di atas tekanan saturasi, maka harga

kelarutan gas dalam minyak (Rs) akan konstan. Bila tekanan semakin turun

sampai di bawah tekanan saturasi, maka harga Rs akan turun pula.

- Komposisi gas, apabila gas semakin banyak mengandung komponen ringan

yang mudah menguap, maka harga Rs akan semakin kecil.


• Faktor Volume Formasi untuk Minyak (Bo)

Faktor volume formasi minyak (Bo) di definisikan sebagai volume minyak

dalam barrel pada kondisi standar yang ditempati oleh 1 stb minyak termasuk gas

yang terlarut, atau dengan kata lain sebagai perbandingan antara volume minyak

termasuk gas yang terlarut pada kondisi reservoir dengan volume minyak pada

kondisi standar (14.7 psi, 60 °F). Satuan yang digunakan adalah Bbl/ Stb.

Persamaam yang sering digunakan untuk penentuan faktor volume formasi minyak

adalah persamaan Vasquez-Beggs Correlation7 :


𝐴𝑃𝐼
Bo = 1.0 + C1 Rs + ( 𝑇 − 520) (𝐶2 + 𝐶3 𝑅𝑠) ………………………….. 3.6
𝛾𝑔𝑠

Dimana :

Rs = Kelarutan gas dalam minyak, Scf/Stb

𝛾𝑔 = Spesific gas gravity

T = Temperatur, °F

Tabel 3.3

Koefisien C1, C2, dan C3

Koefisien API < 30 API > 30

C1 4.677 x 10-4 4.670 x 10-4

C2 1.751 x 10-5 1.100 x 10-5

C3 -1.811 x 10-8 1.337 x 10-9


Perubahan Bo terhadap tekanan untuk minyak mentah jenuh ditunjukkan

oleh Gambar 3.1. Tekanan reservoir awal adalah Pi dan harga awal faktor volume

formasi adalah Boi. Dengan turunnya tekanan reservoir dibawah tekanan bubble

point, maka gas akan keluar dan Bo akan turun.

Gambar 3.2

Grafik hubungan Bo dengan Tekanan

Pada gambar 3.2 merupakan gambar yang menunjukkan hubungan antara

faktor volume formasi minyak dengan tekanan. Terdapat dua hal penting dari

gambar 3.2, yaitu1:

- Jika kondisi reservoir berada diatas Pb, maka Bo akan naik dengan

berkurangnya tekanan sampai mencapai Pb, sehingga volume system cairan

bertambah sebagai akibat terjadinya pengembangan minyak.

- Setelah Pb mencapai, maka harga Bo akan turun dengan berkurangnya

tekanan, disebabkan karena semakin banyak gas yang dibebaskan.

Proses bembebasan gas ada dua, yaitu :

- Differential Liberation.
Merupakan proses pembebasan gas secara kontinyu. Dalam proses ini,

penurunan tekanan disertai dengan mengalirnya sebagian fluida

meninggalkan sistem. Minyak hanya berada dalam kesetimbangan dengan

gas yang dibebaskan pada tekanan tertentu dan tidak dengan gas yang

meninggalkan sistem. Jadi selama proses ini berlangsung, maka komposisi

total sistem akan berubah.

- Flash Liberation

Merupakan proses pembabasan gas dimana tekanan dikurangi dalam

jumlah tertentu dan setelah kesetimbangan dicapai gas baru dibebaskan.

• Faktor Kompresibilitas Gas ( z Faktor)

Faktor kompresibilitas atau disebut juga sebagai z faktor merupakan

perbandingan antara volume actual yang ditempati suatu massa gas pada tekanan

dan temperatur tertentu terhadap volume idealnya pada kondisi tekanan dan

temperatur yang sama.

Perhitungan faktor kompresibilitas gas menggunakan metode Gopal yang

ditemukan pada tahun 1977 dimana metode ini merupakan metode yang disajikan

secara berbeda karena tidak melalui pembacaan grafik melainkan persamaan yang

dibuat berdasarkan Ppr dan Tpr-nya, persamaan metode Gopal dapat dilihat

dibawah ini1:

𝑍 = 𝑃𝑝𝑟 ( 𝐴 𝑥 𝑇𝑝𝑟 + 𝐵 ) + 𝐶 𝑥 𝑇𝑝𝑟 + 𝐷 ………………………… 3.7


Pada gas yang mengandung unsur pengotor (impurities) seperti H2S dan

CO2 perlu diketahui, koreksi harga Ppc dan Tpc terlebih dahulu sebelum

menghitung Pps dan Tpr.

𝑃𝑝𝑐 = 709.604 − 58.718 𝛾𝑔 ………………………………………… 3.8

𝑇𝑝𝑐 = 170.491 − 307.344𝛾𝑔 ………………………………………… 3.9

Setelah mengkoreksi Ppc dan Tpc langkah selanjutnya adalah menentukan

tekanan tereduksi (Ppr) dan temperatur tereduksi (Tpr).


𝑇
𝑇𝑝𝑟 = …………………………………………………………… 3.10
𝑇′𝑝𝑐

𝑃
𝑃𝑝𝑟 = …………………………………………………………... 3.11
𝑃′𝑝𝑟

Setelah harga Tr dan Pr diperoleh, maka faktor kompresibilitas gas (z)

dapat ditentukan dengannbmenggunakan metode Gopal (persamaan 3.7).

Tpr = Temperatur tereduksi

T = Temperatur reservoir, °R

Ppr = Tekanan tereduksi, Psia

Tpr = Tekanan reservoir, Psia

Tpc = Temperatur pseudokritis sebelum dikoreksi

Ppc = Tekanan pseudokritis ebelum dikoreksi

T’pc = Temperatur pseudokritis setelah dikoreksi

P’pc = Temperatur pseudokritis setelah dikoreksi

• Faktor Volume Formasi Gas (Bg)

Faktor volume formasi gas (Bg) didefinisikan sebagai perbandingan volume

gas dalam kondisi reservoir dengan volume gas dalam kondisi permukaan. Adapun
persamaan yang sering digunakan untuk penentuan faktor volume formasi gas pada

keadaan standar (60°F ; 14.7 Psia) adalah:


𝑍𝑇
𝐵𝑔 = 0.0283 𝐶𝑢𝑓𝑡/𝑆𝑐𝑓 ………………………………………… 3.12
𝑃

Dalam keadaan Bbl/Scf, persamaan faktor volume formasi (Bg) menjadi :


𝑍𝑇
𝐵𝑔 = 0.00504 𝐵𝑏𝑙/𝑆𝑐𝑓 ………………………………………... 3.13
𝑃

• Faktor Volume Formasi air (Bw)

Faktor volume formasi air (Bw) menunjukkan perubahan volume air

formasi dari kondisi reservoir ke kondisi permukaan. Faktor volume air formsi

dipengaruhi oleh tekanan dan temperature, yang berkaitan dengan pembebasan gas

dengan turunnya tekanan, pengembangan air dengan turunnya tekanan dan

penyusutan air dengan turunnya temperatur.

Harga faktor volume air formasi dapat ditentukan menggunakan persamaan

Mccain :

∆Vwp = -1.95301 x 10-9 PT – 1.72834 x 10-13 P2T – 3.58922 x 10-7 P –

2.25341 x 10-10 x P2 ........................................................ 3.14

∆Vwt = -1.0001 x 10-2 + 1.33391 x 10-4 T + 5.50654 x 10-7 T2 ……... 3.15

Bw = (1-∆Vwp)(1+∆Vwt) …………………………………….………3.16

Dimana :

Bw = Faktor volume formasi, BBL/STB

∆ Vwp = Penurunan volume selama penurunan tekanan, Psia

∆Vwt = Penurunan volume sebagai akibat penurunan suhu, °F

P = Tekanan reservoir, Psia


T = Temperatur reservoir, °F

• Faktor Volume Formasi Dua Fasa (Bt)

Faktor volume formasi minyak (Bt) didefinisikan sebagai perbandingan

antara volume minyak termasuk gas yang terlarut pada kondisi reservoir dengan

volume minyak pada kondisi standard (14.7 Psia ; 60 °F). Maka Bt dapat dihitung

dengan persamaan7:

𝐵𝑡 = 𝐵𝑜 + (𝑅𝑠𝑖 − 𝑅𝑠) 𝐵𝑔 …………………………………………………. 3.17

Dimana :

Bg = Faktor volume formasi gas, Bbl/Scf

Bo = Faktor volume formasi minyak, Bbl/Stb

Bt = Faktor volume formasi dua fasa, Bbl/Stb

Rsi = Faktor kelarutan gas dalam gas dalam minyak mula-mula, Scf/Stb

Rs = Faktor kelarutan gas dalam mnyak, Scf/Stb

3.2 Jenis Reservoir Berdasarkan Fluida yang Dikandung

Jenis reservoir berdasarkan fluida yang dikandungnya antara lain

undersaturated oil reservoir (reservoir yang mengandung minyak dan gas terlarut

dalam minyak), saturated oil reservoir (reservoir yang mengandung minyak dan

gas bebas yang mengisi tudung gas di atas kolom minyak), associated gas (gas

bebas yang bergabung dengan minyak ringan), dan non associated gas reservoir

(reservoir yang hanya mengandung gas saja dan tidak bersosiasi dengan minyak).
- Saturated reservoir

Saturated reservoir adalah reservoir yang mempunyai tekanan reservoir

lebih kecil atau dibawah tekanan bubble pointnya (Pi < Pb). Kondisi saturated

reservoir adalah reservoir yang memiliki fasa gas bebas atau gas cap, fasa

minyak dan fasa air (aquifer). Baik gas terlarut ataupun gas cap keduanya

merupakan sumber tenaga reservoir yang berfungsi sebagai tenaga dorong yang

berfungsi sebagai tenaga dorong yang mendorong minyak dari dalam reservoir

ke atas permukaan. Ciri-ciri khas saturated oil reservoir adalah :

- Tekanan awal reservoir lebih kecil dari tekanan gelembung dan

temperature reservoir lebih rendah dari temperatur kritisnya.

- Fluida reservoir berupa dua fasa, jika zona gas berada diatas zonya minyak

disebut gas cap.

- Spesifik gravity minyak bervariasi antara 0.75 sampai dengan 1.01.

- Undersaturated Reservoir

Undersaturated reservoir adalah reservoir yang mempunyai tekanan awal

reservoir lebih besar dari tekanan saturasi (Pi > Pb). Kondisi undersaturated

reservoir dimana dalam keadaan ini reservoir hanya berisi fasa minyak dan fasa

air (aquifer) sebagai tenaga dorongnya dan tidak terdapat fasa gas bebas atau

gas cap didalam reservoir tersebut, namun memiliki gas yang terlarut dalam

minyak. Seiring dengan penurunan tekanan reservoir selama proses produksi,

maka akan terdapat gas yang terproduksikan dari dalam reservoir. Selain itu

selama penurunan tekanan awal sampai tekanan bubble point, faktor volume
formasi minyak (Boi) akan naik. Cirri-ciri khas undersaturated oil reservoir

adalah :

- Pada kondisi mula-mula tidak ada kontak langsung antara zona minyak

dengan fasa gas bebas, dengan kata lain gas cap tidak terbentuk.

- Selama penurunan tekanan awal sampai tekanan saturasi (Pb) faktor volume

formasi minyak akan naik.

- Umumnya temperature reservoir kurang dari 150°F

- Specific grafity kurang dari 35°API

3.3 Metode Perkiraan Isi Awal Minyak di Tempat

Salah satu faktor utama dalam menentukan pengembangan suatu lapangan

dan perencanaan pengelolaan produksinya adalah dengan mengetahui jumlah

akumulasi atau isi awal minyak dan gas awal yang terkandung dalam suatu

reservoir. Reservoir merupakan suatu tempat terakumulasinya fluida hidrokarbon

(minyak dan gas) dan air yang dapat berbentuk perangkap struktur atau perangkap

stratigrafi. Pada prinsipnya ada beberapa cara untuk menghitung cadangan

hidrokarbon yang terkandung di reservoir, antara lain metode volumetric dan

metode material balance.

3.3.1 Metode Volumetrik

Perhitungan volumetric membutuhkan peta reservoir yang biasa disebut

peta isopach. Peta ini adalah peta bawah tanah yang menggambarkan tipe
akumulasi minyak atau gasnya, meliputi penyebaran luas akumulasi dan ketebalan

lapisan yang megandung hidrokarbon.

Besarnya cadangan minyak awal suatau reservoir dapat ditentukan dengan

persamaan berikut :

𝑉𝑏 𝜙 ( 1−𝑆𝑤𝑖)
N= 7758 𝑋 …………………………………………… 3.18
𝐵𝑜𝑖

Dimana :

N = Volume minyak awal ditempat, Stb

Vb = Bulk Volume, acreft

Boi = Faktor volume formasi minyak awal, Bbl/Stb

Swi = Saturasi air awal, fraksi

𝝓 = Poroitas, fraksi

Data-data yang dibutuhkan dalam perkiraan cadangan dengan Metode

Volumetris ini terdiri dari :

- Volume Bulk (Vb), dapat dihitung dengan menggunakan Peta Net Oil Pay

Isopach.

- Porositas (), dapat diperoleh dari analisa core laboratorium

- Data saturasi (Sw), dari logging, dan

- Faktor volume formasi (Bo), dari analisa fluida reservoir.

Dalam perhitungan volume batuan dari peta isopach, dapat dilakukan

dengan dua cara yaitu:

1. Metode Piramidal, digunakan bila An+1/An < 0.50

Vb =
h
3
 
An  An 1  An . An 1 ….…………………………………………..(3.19)
Keterangan :

Vb = bulk volume batuan, acre-ft

An = luas yang dibatasi oleh garis isopach terendah, acre

An+1 = luas yang dibatasi oleh garis isopach diatasnya, acre

H = interval antara garis isopach, ft

2. Metode Trapezoidal, digunakan bila harga An+1/An > 0.50

Vb =
h
Ao  2 A1  2 A2  ......  2 An1  An hn An ……………………..…(3.20)
2

Keterangan :

Ao = luas yang dibatasi oleh garis isopach nol, acre

A1, A2,…An = luas yang dibatasi oleh garis isopach selanjutnya sampai ke n, acre

Hn = ketebalan rata-rata diatas garis isopach teratas, ft

3.3.2 Metode Material Balance

Metode Material Balance digunakan untuk memperkirakan besarnya

cadangan reservoir pada suatu lapangan minyak atau gas yang telah dikembangkan,

dimana parameter yang dibutuhkan cukup banyak. Prinsip dari metoda ini

didasarkan atas kesetimbangan volume antara produksi kumulatif dengan

pengembangan fluida reservoir sebagai akibat adanya penurunan tekanan, secara

sistematis dapat ditulis sebagai berikut :

Ekspansi + influx = withdrawal

Dimana :

- Ekspansi adalah pengembangan volume minyak, gas dan air konat didalam

reservoir
- Influx adalah volume air yang merembes atau masuk kedalam zona minyak

- Withdrawal adalah minyak, gas atau air yang diproduksikan

Persamaan Material Balance diturunkan dari perubahan volume selama

reservoir tersebut diproduksikan.

• Persamaan Umum Material Balance

Ekspansi pada metoda Material Balance dapat dievaluasi secara

matematis seperti dibawah ini :

- Ekspansi Minyak

Ekspansi minyak = N (Bo – Boi) ........................................................ 3.21

Dimana :

N = Volume minyak terakumulasi awal di reservoir, STB

Boi = Faktor volume formasi minyak pada saat Pi. Bbl/STB

Bo = Faktor volume formasi minyak pada saat Pr, Bbl/STB

- Ekspansi Gas Bebas

Ekspansi gas bebas = N (Rsi – Rs) Bg ................................................. 3.22

Dimana :

N = Volume minyak terakumulasi awal di reservoir, STB

Rsi = Kelarutan gas dalam minyak pada saat Pi, Scf/STB

Rs = Kelarutan gas dalam minyak pada saat Pr, Scf/STB

Bg = Faktor volume formasi gas pada saat Pr, Bbl/SCF

- Ekspansi Gas Cap


Volume total gas cap mula-mula adalah mNBoi, satuannya adalah SCF

sehingga persamaannya menjadi :

𝑚𝑁𝐵𝑜𝑖
𝐺= ............................................................................................ 3.23
𝐵𝑔𝑖

𝐵𝑔
Jumlah gas selama penurunan tekanan = 𝑚𝑁𝐵𝑜𝑖
𝐵𝑔𝑖

𝐵𝑔
Sehingga persamaan dari ekspansi gas cap = 𝑚𝑁𝐵𝑜𝑖( − 1)
𝐵𝑔𝑖

Dimana :

N = Volume minyak terakumulasi awal di reservoir, STB

Boi = Faktor volume formasi minyak pada saat Pi, Bbl/STB

Bo = Faktor volume formasi minyak pada saat Pr, Bbl/STB

Bg = Faktor volume formasi gas pada saat Pr, Bbl/SCF

Bgi = Faktor volume formasi gas pada saat Pi, Bbl/SCF

m = Perbandingan antara volume awal gas cap terhadap volume awal

minyak

Persamaan Material Balance untuk suatu reservoir yang mempunyai gas

cap mula-mula dan bertenaga dorong air dapat dinyatakan sebagai berikut :

[𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑧𝑜𝑛𝑎 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘] + [𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐺𝑎𝑠 𝐶𝑎𝑝] +

[𝑤𝑎𝑡𝑒𝑟 𝑖𝑛𝑓𝑙𝑢𝑥] = [𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑘𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓] +

[𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑔𝑎𝑠 𝑘𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓] + [𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑎𝑖𝑟 𝑘𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓]

𝑁𝑖𝑚𝐵𝑡𝑖(𝐵𝑔−𝐵𝑔𝑖)
Ni (Bt – Bti) + + We = Np Bt + Np (Rp - Rsi) Bg + Wp Bw ... 3.24
𝐵𝑔𝑖

Dimana :

Bt = Faktor volume formasi dua fasa, Bbl/STB

Bti = Faktor volume formasi dua fasa mula – mula, Bbl/STB


N = Banyaknya cadangan minyak dalam reservoir, STB

Np = Kumulatif produksi minyak, STB

Rp = Gp/Np

Rsi = Kelarutan gas dalam minyak mula – mula, Scf/STB

Rs = Kelarutan gas dalam minyak, Scf/STB

Bo = Faktor volume formasi minyak, Bbl/STB

Boi = Faktor volume formasi minyak mula – mula, Bbl/STB

Bg = Faktor volume formasi gas, Cuft/STB

Bgi = Faktor volume formasi gas mula – mula, Cuft/ STB

m = Perbandingan volume gas cap dengan volume minyak di reservoir awal

We = Water influx kumulatif, Bbl

Wp = Produksi air kumulatif, STB

• Original Oil In Place Minyak Dengan Metode Material Balance

Havlena Odeh

Penggunaan persamaan material balance sebagai persamaan linear telah

dikenal sejak tahun 1953. Namun, cara penerapan yang seperti itu tidak begitu

populer dan dikaji secara mendalam sampai Havlena-Odeh menyampaikan metode

persamaan linear masing-masing pada tahun 1963 dan 1964. Pada waktu

sebelumnya, persamaan material balance umumnya digunakan dengan cara

menghitung tekanan dan produksi masing-masing untuk tiap harga tekanan. Harga-

harga pada tiap tekanan tersebut seringkali dirata-ratakan. Havlena-Odeh


menggunakan seluruh data tekanan dan produksi pada seluruh harga tekanan

menggunakan persamaan material balance yang bersifat linear.

 Bg 
  
N p B o  R p  R so  B g  N B o  B oi   R soi  R so B g  mNB oi 
B
  1 

 gi 

 
1  m  NB oi  S wc c w  c f  ΔP  We  Wp B w  ...................................... 3.25
 1  S wc 

Untuk Persamaan 3.20 tersebut, underground withdrawal (termasuk produksi air)

dinotasikan dengan F dimana dapat dituliskan dengan persamaan 3.20:

F  N p Bo  R p  R s Bg  Wp Bw ........................................................ .. 3.26

Ekspansi minyak dan gas yang berasal dari gas terlarut dinotasikan dengan Eo

dituliskan dengan persamaan 3.21:

E o  Bo  Boi   R si  R s  Bg ................................................................ .. 3.27

Ekspansi gas cap dinotasikan dengan Eg dituliskan dengan persamaan :

 Bg 
E g  B oi   1 .................................................................................. .. 3.28
 B 
 gi 

Ekspansi air konat dan pengurangan volume pori dinotasikan dengan Efw dituliskan

dengan persamaan :

 S c  cf 
E fw  1  m  B oi  wc w  ΔP ....................................................... .. 3.29
 1  S wc 

Maka Persamaannya dapat dituliskan sebagai persamaan :

F  N E o  m E g  E fw  We ..................................................................... 3.30

Persamaan 3.24 merupakan persamaan umum untuk material-balance Havlena-

Odeh yang dapat dianggap linear untuk keadaan tertentu. Persamaan 3.24 dapat
diubah menjadi suatu persamaan garis lurus sesuai dengan tenaga pendorong yang

aktif pada reservoir tersebut. Untuk reservoir minyak, metode Havlena-Odeh

memiliki tiga kriteria kemungkinan yaitu Solution Gas Drive Reservoir. Gas Cap

Drive Reservoir, Water Drive Reservoir.

1. Penentuan OOIP Untuk Solution Gas Drive Reservoir dengan Metode Havlena

Odeh

Tanpa adanya gas cap (m = 0), tidak ada water influx (We=0). Mekanisme

pendorong yang dominan untuk reservoir ini adalah solution gas drive. Ekspansi air

konat dan pengurangan volume pori diabaikan (Efw = 0), maka persamaan:

F N E o .................................................................................................. 3.31

Dimana :

F = Np[Bo+(Rp-Rs)Bg]+WpBw ..................................................................... 3.32

Eo = (Bo-Boi)+(Rsi-Rs)Bg ............................................................................. 3.33

Di bawah ini menunjukkan plot F versus Eo berupa garis lurus dengan slope

dari plot tersebut adalah harga original oil in place (N).

Gambar 3.4
N=F/Eo

2. Penentuan OOIP Untuk Gas Cap Reservoir Drive dengan Metode Havlena

Odeh

Untuk reservoir dimana mekanisme pendorong yang dominan adalah

ekpansi gas cap dan diasumsikan We = 0, pengaruh kompresibilitas air dan batuan

juga diabaikan, maka persamaan material-balance yang berlaku adala sebagai

berikut:

F  N E o  m E g  .................................................................................... .. 3.34

Dari persamaan di atas maka ada dua kemungkinan parameter tidak

diketahui, yaitu :

a. m diketahui

b. m tidak diketahui

Persamaan yang digunakan apabila:

a. m diketahui

Dari plot F versus (Eo + m Eg) pada skala kartesian, akan menghasilkan garis

lurus dengan slope N. Jadi, slope = N.


Gambar 3.5

N=F/Eo+mEg

b. m tidak diketahui

Jika harga N dan m tidak diketahui, maka persamaan 3.30 dapat ditulis menjadi

persamaan 3.30 :

𝐹 𝐸𝑔
= 𝑁 + 𝑚𝑁( ) .................................................................................... . 3.35
𝐸𝑜 𝐸𝑜

Plot F/Eo versus Eg/Eo akan berbentuk linier dengan intercept N and slope mN.

Jadi, N = intercept, mN = slope, dan m = slope/intercept

Gambar 10.5.
Plot F/ Eo vs Eg/ Eo

Gambar 3.6

N=F/Eo-Eg/Eo

3. Penentuan OOIP Untuk Water Drive Reservoir dengan Metode Havlena

Odeh

Untuk reservoir bertenaga dorong water-drive tanpa gas cap,

kompresibilitas air konat dan pori diabaikan, maka persamaan 3.28 bisa ditulis

menjadi persamaan :
𝐹 𝑊
= 𝑁 + ( 𝑒) ..................................................................................... 3.36
𝐸𝑜 𝐸𝑜

Beberapa model water influx antara lain adalah:

• Schilthuis steady-state method

• Pseudo steady state method

• Van Everdingen-Hurst unsteadystate model

• Pot-aquifer model.

Plot F/Eo terhadap We/Eo, dimana We dihitung dengan menggunakan

model aquifer tertentu seperti ditunjukkan pada gambar dibawah ini.

Gambar 3.7

N=F/Eo - We/Eo

Metode Trial and Error Untuk Menentukan Model Aquifer Yang Tepat

Penentuan Water Influx berdasarkan gambar diatas :

- Apabila We terlalu kekiri maka dapat disimpulkan nilai We terlalu kecil

- Apabila garis We lurus maka nilai We benar

- Apabila We terlalu kekanan maka nilai We yang didapat terlalu besar


3.4 Penentuan Mekanisme Pendorong reservoir

Mekanisme pendorong (Drive Mechanism) adalah tenaga yang dimiliki

oleh reservoir secara alamiah yang digunakan untuk mendorong minyak selama

produksi ke permukaan. Proses pendorong akan terjadi bila energy produksinya

lebih besar dari seluruh energy yang hilang selama aliran fluida reservoir menuju

lubang bor. Drive mechanism merupakan salah satu karakteristik reservoir. Setiap

reservoir mempunyai jenis dan tingkatan kekuatan driving mechanism yang berbea-

beda.

Pada reservoir minyak, minimal dikenal 3 macam drive mechanism yang

dapat bekerja sendiri atau secara kombinasi, yaitu :

- Depletion drive atau solution gas drive atau dissolved gas drive, yaitu daya

dorong oleh gas larut.

- Gas cap drive, yaitu daya dorong oleh gas dari tudung gas.

- Water drive, yaitu daya dorong oleh gas dari aquifer.

- Combination drive merupakan daya dorong oleh gas dari tudung gas dan air

dari aquifer.

Jenis drive mechanism harus diketahui sejak awal karena akan

mempengaruhi:

- Strategi pengurasan reservoir (reservoir drainage strategy).

- Jumlah minyak atau gas yang bisa diproduksi.

- Kinerja produksi masing-masing sumur produksi dan kinerja reservoir.

- Kelayakan penerapan Enhanced Oil Recovery (EOR).


3.4.1 Analisa Kualitatif

Jumlah minyak yang dapat diambil dari suatu reservoir minyak

dipengaruhi oleh makenanisme tenaga dorong atau drive mechanism dari reservoir

tersebut. Mekanisme tenaga dorong alamiah reservoir adalah tenaga dorong

alamiah yang dimiliki oleh suatu reservoir minyak atau gas untuk mendorong atau

mendesak minyak dan atau gas bumi yang dikandungnya sehingga mampu

mengalir sendiri dari dalam reservoir ke permukaan melalui sumur-sumur produksi.

Setiap reservoir mempunyai jenis dan tingkat kekuatan drive mechanism yang

berbeda-beda.

Setiap reservoir minyak mempunyai jenis dan tingkat kekuatan mekanisme

pendorong yang berbeda-beda. Mekanisme tenaga pendorong yang terjadi di dalam

reservoir tergantung dari bentuk struktur, sifat-sifat fluida reservoir danbatuan

reservoir.

• Solution Gas Drive Reservoir

Reservoir jenis ini disebut solution gas drive, depletion gas drive, atau

internal gas drive, disebabkan oleh karena energi pendesak minyaknya adalah

terutama dari perubahan fasa pada hidrokarbon-hidrokarbon ringannya yang

semula merupakan fasa cair menjadi gas. Kemudian gas yang terbentuk ini ikut

mendesak minyak ke sumur produksinya pada saat penurunan tekanan reservoir

karena produksi minyak tersebut. (Gambar 3.8)


Setelah sumur selesai dibor menembus reservoir dan produksi minyak

dimulai, maka akan terjadi suatu penurunan tekanan disekitar lubang bor.

Penurunan tekanan ini akan menyebabkan fluida megalir dari reservoir menuju

lubang bor melalui pori-pori batuan. Penurunan tekanan disekitar sumur bor akan

menimbulkan terjadinya fasa gas (Gambar 3.8). Pada saat awal, karena saturasi gas

tersebut makin kecil, maka gas tersebut terperangkap pada ruang antar butiran

reservoirnya, tetapi setelah tekanan reservoir tersebut cukup kecil dan gas sudah

terbentuk banyak atau dapat berkerak maka gas tersebut turun terproduksi ke

permukaan.

Gambar 3.8

Solution Gas Drive Reservoir


Gambar 3.8 dapat disimpulkan reservoir solution gas drive mempunyai

sifat seperti dibawah ini :

- Tekanan reservoir turun dengan cepat dan berlangsung secara kontinyu.

- Perbandingan gas minyak (GOR) mula-mula cukup rendah, kemudian naik

sampai maksimum dan turun dengan tajam.

- Efisiensi perolehan minyak berkisar 5-30%.

- Produksi air dianggap tidak ada.

Gambar 3.9

Karakteristik Tekanan, PI, dan GOR pada Solution Gas Drive Reservoir

• Gas Cap Drive Reservoir

Dalam beberapa tempat dimana terakumulasinya minyak bumi, terkadang

pada kondisi reservoirnya komponen-komponen ringan dan menengah dari minyak

bumi membentuk suatu fasa gas. Gas bebas ini kemudian melepaskan diri dari

minyaknya dan menempati bagian atas dari reservoir membentuk suatu tudung, hal
ini bisa merupakan suatu energi pendesak untuk mendorong minyak bumi dari

reservoir ke lubang sumur dan mengangkatnya ke permukaan.

Mekanisme yang terjadi pada gas cap reservoir ini adalah minyak pertama

kali diproduksikan, permukaan antara minyak dan gas akan turun, gas cap akan

berkembang ke bawah selama produksi berlangsung. Untuk jenis reservoir ini,

umumnya tekanan reservoir akan lebih konstan jika dibandingkan dengan solution

gas drive. Hal ini disebabkan bila volume gas cap drive telah demikian besar, maka

tekanan minyak akan jadi berkurang dan gas yang terlarut dalam minyak akan

melepaskan diri menuju gas cap, dengan demikian minyak akan bertambah ringan,

encer dan mudah untuk mengalir menuju lubang bor (Gambar 3.10).

Gambar 3.10

Gas Cap Drive Reservoir

Kenaikan gas oil ratio juga sejalan dengan pergerakan permukaan ke

bawah, air hamper-hampir tidak diproduksikan sama sekali karena tekanan


reservoir relative kecil penurunannya, jug minyak berada didalam reservoirnya

akan terus semakin ringan dan mengalir dengan baik, maka untuk reservoir jenis ini

akan mempunyai umur dan recovery sekitar 20-40%, yang lebih besar jika

dibandingkan dengan jenis solution gas drive.

Dapat disimpulkan suatu reservoir dengan tenaga pendorong gas cap

(Gambar 3.10) mempunyai sifat seperti dibawah ini:

- Tekanan reservoir akan turun dengan lambat dan berlangsung secara

berlanjut.

- GOR akan menigkat terus.

- Produksi air diabaikan.

- Perolehan minyak dapat mencapai 20-40% dari total cadangan awal dalam

reservoir (initial oil in place).

Gambar 3.11

Performance Data Produksi pada Gas Cap Drive Reservoir


• Water Drive Reservoir

Untuk reservoir jenis water drive ini, energi pendesakan yang mendorong

minyak mengalir adalah berasal dari alir yang terperangkap bersama-sama dengan

minyak pada batuan reservoirnya. Apabila dilihat dari terbentuknya batuan

reservoir water drive, maka air merupakan fluida pertama yang menempati pori-

pori reservoir. Tetapi dengan adanya migrasi minyak bumi maka air yang berada

disaat tersingkir dan digantikan oleh minyak. Dengan demikian karena volume

minyak ini terbatas, maka bila dibandingkan dengan volume air yang merupakan

fluida pendesakannnya akan jauh lebih kecil (Gambar 3.12)

Gambar 3.12

Water Drive Reservoir

Produksi air pada awal produksi sedikit, tetapi apabila permukaan air telah

mencapai lubang bor maka mulai mengalamai kenaikan produksi yang semakin

lama semakin besar secara berlanjut sampai sumur tersebut ditinggalkan karena

produksi minyaknya tidak ekonomis lagi (Gambar 3.13). dapat disimpulkan suatu
reservoir dengan tenaga pendorong air ini mempunyai kelakuan seperti dibawah

ini:

- Penurunan tekanan reservoir terlihat agak lambat.

- GOR rendah dan relative konstan.

- WOR naik dengan cepat dan berlanjut.

- Recovery-nya cukup tinggi yaitu 35-75%.

Gambar 3.13

Performance Data Produksi pada Water Drive Reservoir

• Combination Drive Reservoir

Reservoir berdaya dorong kombinasi (combination drive) ini ditandai

dengan adanya gas cap dan aquifer aktif pada reservoir tersebut. Pada Gambar 3.14
di bawah ini menunjukkan skema untuk reservoir yang mempunyai daya dorong

kombinasi.

Gambar 3.14

Combination Drive Reservoir

3.4 Metode Drive Index


Dari persamaan material balance 3.23, dapat dilakukan penurunan rumus

umum dengan menganggap bahwa produksi migas yang terdapat dalam reservoir

setara dengan jenis dan kekuatan dari tenaga pendorong (drive mechanism) yang

bekerja pada reservoir tersebut.


𝐵𝑔
𝑁 𝑚 𝐵𝑡𝑖 (𝐵𝑔𝑖−1) 𝑁 (𝐵𝑡−𝐵𝑡𝑖) 𝑊𝑒−𝑊𝑝𝐵𝑤
1= + +
𝑁𝑝 (𝐵𝑜+(𝑅𝑝−𝑅𝑠)𝐵𝑔) 𝑁𝑝 (𝐵𝑜+(𝑅𝑝−𝑅𝑠)𝐵𝑔) 𝑁𝑝 (𝐵𝑜+(𝑅𝑝−𝑅𝑠)𝐵𝑔)

Dan jika A sama dengan :

A = 𝑁𝑝 (𝐵𝑜 + (𝑅𝑝 − 𝑅𝑠)𝐵𝑔)

Maka persamaan – persamaan drive index menjadi :

• Gas Drive Index (GDI)


𝐵𝑔
𝑁 𝑚 𝐵𝑡𝑖 (𝐵𝑔𝑖−1)
GDI =
𝑁𝑝 (𝐵𝑜+(𝑅𝑝−𝑅𝑠)𝐵𝑔)

• Solution Drive Index (SDI)

𝑁 (𝐵𝑡−𝐵𝑡𝑖)
SDI =
𝑁𝑝 (𝐵𝑜+(𝑅𝑝−𝑅𝑠)𝐵𝑔)

• Water Drive Index (WDI)


𝑊𝑒−𝑊𝑝𝐵𝑤
WDI =
𝑁𝑝 (𝐵𝑜+(𝑅𝑝−𝑅𝑠)𝐵𝑔)

Dimana :

GDI + SDI + WDI = 1

3.5 Penentuan Water Influx

Ketika minyak dan gas reservoir terserap oleh sumur, mKn minyak dan

gas serta air diproduksikan ke permukaan sehingga menyebabkan terjadinya

penurunan tekanan reservoir dan mengakibatkan minyak dan gas mengembang


dan mengisi ruang kosong yang ditinggalkan oleh fluida yang terproduksikan.

Perembesan air terjadi ketika tingkat batas minyak dan gas mendekati dengan

tingkat batas air atau aquifer, maka air akan masuk kedalam reservoir sebagai

fungsi dari penurunan tekanan karena proses produksi. Metode yang digunakan

untuk menentukan perembesan air (water influx) dengan metode Hurst-Van

Everdigen Unsteady State.

We = B ∆P WeD

Dimana :

B = konstanta perembesan air, BBL

𝜃
= 1.119 Ø Ct re h ( )
360

∆P = penurunan tekanan, Psia

WeD = perembesan air tanpa dimensi

Persamaan yang digunakan untuk menghitung td adalah sebagai berikut:

𝑘𝑡
Td = 6.328 x 10-3 (𝑐𝑤+𝑐𝑓)𝑟𝑒²
ص𝑤

Dimana :

t = Waktu, days

K = Pemeabilitas aquifer, md

Ø = Porositas aquifer, psia⁻¹


Cw = Kompresibilitas air aquifer, psia⁻¹

Cf = Kompresibilitas formasi aquifer, psia⁻¹

Re = Jari-jari reservoir, ft

Td = waktu yang tidak berdimensi

Anda mungkin juga menyukai