Oleh
STEM Akamigas
Cepu, Juni 2018
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan Rahmat dan
Bimbingan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Kertas Kerja Wajib dengan judul
“Pengamatan Proses Kerja Dew Point Control Unit di lapangan OPF Grati Santos (Sampang)
Pty Ltd”.
Kertas Kerja Wajib ini dapat terselesaikan juga berkat dorongan, saran, serta bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini, ucapan terimakasih dan
penghormatan yang mendalam penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. RY Perry Burhan, M.Sc. selaku ketua STEM Akamigas.
2. Bapak Ir. Bambang Yudho Suranta, M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik
Produksi Minyak dan Gas.
3. Santos PTY, LTD. yang telah mempersilahkan penulis belajar, khususnya Ibu Rika
Luthan yang telah mengkoordinasikan kegiatan.
4. Bapak Achmad Djafar, selaku Superintendent Lapangan OPF Grati, Sugiarto dan
Ahmad Kamaludin , selaku Supervisior Lapangan OPF Grati.
5. Bapak Ir. Edi Untoro, M.T. selaku Pembimbing Kertas Kerja Wajib.
6. Karyawan dan Karyawati Lapangan OPF Grati yang selalu membimbing,
mengarahkan dan memberikan motivasi kepada penulis serta memberikan rumah
kedua bagi penulis.
7. Bapak dan Ibu Dosen khususnya dari jurusan Teknik Produksi Migas yang telah
memberikan bekal ilmu kepada panulis selama mengikuti proses pembelajaran di
STEM Akamigas.
8. Orang tua dan seluruh anggota keluarga yang telah membantu, memberikan dorongan
dan doa selama pembuatan Kertas Kerja Wajib ini.
9. Rekan-rekan seperjuangan STEM Akamigas khusunya jurusan Produksi I tahun
akademi 2017/2018.
i
INTISARI
Dalam kegiatan operasi produksi baik pada lapangan gas maupun pada
lapangan minyak untuk pengolahan gas maupun minyak sementara di permukaan di
butuhkan yang namanyan surface facilities equipment untuk memporoses senyawa
hidrokarbon. Di lapangan gas OPF GRATI SANTOS (SAMPANG) Pty Ltd terdapat
salah satu unit yang bernama dew point controle unit, dew point controle unite adalah
unite untuk menurunkan titik embun pada gas hidrokarbon sampai mencapai dew point
yaitu sekitar 15,6ºC dan di dew point controle unit ini terbagi atas beberapa alat yaitu
gas-gas exanger, gas chiller, dan lew temperatur separator.
Di dew point controle unit gas hidrokarbon yang masuk ke gas-gas exchanger
yang bersal dari turbin bersuhu 37ºC dan akan di kontakkan dengan hidrokarbon yang
berasal dari TEG dan akan keluar sekitar 31ºC setelah itu gas hidrokarbon yang sudah
di kontakkan akan masuk ke gas chiller untuk di dinginkan sampai mencapai dew
point yaitu 15,6ºC dan selanjutnya akan masuk ke low temperature separator untuk di
pisahkan gas hidrokarbon dari fraksi beratnya.
Alat-alat yang berada pada dew point controle unit perlu di controle secara
berkala dan di operasikan berdasar standar operessen procedure yang baik dan benar
sehingga agar terhindar dari problem-problem yang tidak di inginkan serta agar alat-
alat yang berada di dew point controle unit bekerja secara optimal.
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
Gambar 4.3 Gas-Gas Exchanger (9820-E-061) ............................................................... 53
Gambar 4.4 Evaporator (9820-E-085).............................................................................. 54
Gambar 4.5 Refrigerant Compressor Suction Drum (9820-E-084) .................................. 55
Gambar 4.6 Refrigerant Compressor (9820-K-080A/B/C) .............................................. 56
Gambar 4.7 Oil Separator (9820-V-083) ........................................................................ 57
Gambar 4.8 Air Cooled Condensate (9820-E-086)........................................................... 58
Gambar 4.9 Refrigerant Receiver (9820-V-082) .............................................................. 59
Gambar 4.10 Filter Dryer (9820-F-181)........................................................................... 60
Gambar 4.11 Oil Return Heat Exchager (9820-E-088) .................................................... 61
Gambar 4.12 Oil Cooler (9820-E-087) ............................................................................. 62
Gambar 4.13 Oil Pump (9820-P-081A/B) ........................................................................ 63
Gambar 4.14 Oil Filter (9820-F-089A/B) ........................................................................ 64
Gambar 4.15 Low Temperatur Separator (LTS) .............................................................. 65
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
I. PENDAHULUAN
Suatu gas hidrokarbon yang terproduksi dari sumur produksi tidak bisa
dimanfaatkan secara langsung seperti bahan bakar yang kita ketahui sekarang ini,
sebelum gas produksi dari sumur menjadi produk yang berguna maka gas tersebut
mengalami beberapa proses, mulai dari proses produksi, pemisahan, pengumpulan,
pendinginan, pengiriman hingga pengilangan. Pada saat diproduksi gas masih
memiliki temperatur yang sangat tinggi. Proses pendinginan gas merupakan hal yang
sangat penting dalam proses produksi. Pendinginan dilakukan demi efisiensi dan
keamanan dalam transportasi, mendinginkan gas ke temperatur Dew point, dan untuk
gas agar sesuai dengan standar yang diminta oleh perusahaan yang membeli gas
tersebut.
Gas yang terproduksi memiliki suhu Dew Point yang tepat. Untuk melakukan
pendinginan gas tersebut alat yang digunakan adalah peralatan Dew Point Control
Unit (DPCU). Dew Point Control Unit (DPCU) adalah Syistem yang digunakan untuk
mendinginkan gas yang berasal dari sistem kompresi dan di gunakan untuk
mendinginkan gas sebelum di jual.
Tujuan yang diharapkan setelah menyelesaikan Kertas Kerja penulis Wajib ini
adalah:
1
3. Membandingkan antara teori yang didapat diruang perkuliahan dengan kenyataan
yang ada di lapangan.
4. Mengetahui dengan benar tentang pengoperasian peralatan di lapangan agar lebih
efisien dan efektif.
Dalam penulisan KKW ini penulis membatasi masalah pada kegiatan Proses
Kerja Dew Point Controle Unit (DPCU) di OPF Grati yang meliputi Gas-Gas
Exchanger,Gas Chiller dan Low Temperatur Separator.
I. PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang pemilihan judul, tujuan penulisan, batasan
masalah dan sistematika penulisan.
Bab ini memuat tentang sejarah singkat lapangan, geografis lapangan OPF Grati,
sejarah produksi, tugas dan fungsi terkait, struktur organisasi.
2
III. DASAR TEORI
Bab ini membahas tentang perpindahan panas dengan Heat Exchanger dengan
klasifikasinya, pendinginan dengan Sistem Refrigeran beserta komponennya, dan
pemisahan dengan Separator beserta jenis-jenis separator.
Bab ini berisi tentang data dari lapangan, proses pendinginan gas pada Dew Point
Control Unit (DPCU), dan permasalahan pada Dew Point Control Unit (DPCU)
di Lapangan OPF Grati Santos (Samapang) Pty Ltd.
V. PENUTUP
Bab ini berisi tentang simpulan dari tulisan yang telah dibuat dan saran untuk
Lapangan OPF Grati.
3
II. ORIENTASI UMUM
Perusahaan minyak dan gas Australia Santos Limited (Santos) melalui anak
sebagian pasar gas di Jawa Timut dan mulai berkembang setelah penandatanganan
perjanjian jangka panjang yang baru untuk menjual lebih dari 90 miliar kaki kubik
(BCF) gas. Santos telah menandatangani Perjanjian Penjualan Gas dengan PT Power
Indonesia untuk memasok minimal 70 juta kaki kubik (MMSCFD) gas per hari sampai
sepuluh tahun yang gasnya berasal dari sumur Oyong dan Wortel di Blok Sampang
lepas pantai Madura dan telah diolah di Grati Onshore Processing Facility (OPF).
Santos merupakan perusahan yang bergerak disektor minyak dan gas yang
minyak dan gas di Australia pada tahun 1954. Santos merupakan singkatan dari South
Australia Northern Territory Oil Search. Santos mulai menyuplai bahan bakar untuk
South Australian Gas Company, Electricity Trust of South Australia dan Australian
Gas Light Company pada tahun 1969. Berkisar tahun 1997 Santos fokus
merupakan bagian inti dari operasi Santos, dan menyumbang 8% dari produksi
4
perusahaan pada tahun 2014. Santos memiliki empat aset yang berproduksi minyak
dan gas di Indonesia saat ini yaitu Oyong, Wortel, Maleo dan Peluang.
adalah minyak yang berasal dari Blok Maleo pada tahun 2006 dan sumur Oyong pada
tahun 2007. Dilanjutkan dengan produksi associated gas pada tahun 2009 yang
kemudian gas dari sumur tersebut diolah di Santos Grati Onshore Processing Facility
(OPF). Seluruh produksi gas tersebut dijual ke PT. Indonesia Power dengan pasokan
40 mmscfd setiap hari melalui perjanjian jangka panjang selama sepuluh tahun. Pada
tahun 2012, Grati OPF mendapatkan pasokan tambahan gas dari sumur Wortel
Indonesia Power untuk menyalakan 2 unit generator berdaya 462 MW setiap harinya.
Head Office (HO) Santos Pty Ltd yang berada di Ratu Plaza Office Tower, 4th
Floor Jalan Jenderal Sudirman Kav 9 Jakarta, sedangkan gas plant Santos Grati
Onshore Processing Facility (OPF) terletak di kawasan PT. Indonesia Power UBP
Gas Plant Grati OPF mendapatkan pasokan sumber gas dari lapangan Oyong
dan Wortel yang terletak di 70 km dari lepas pantai Surabaya, Jawa Timur. Lapangan
ini dikelolah oleh Santos (Sampang) Pty Ltd (45% dan operator), Singapore
Petroleum Sampang Ltd (40%), dan Cue Sampang Pty Ltd (15%). Wet gas dari
5
Lapangan Oyong dan Wortel di lepas pantai Blok Sampang diangkut melalui pipa 60
kilometer ke fasilitas pengolahan gas onshore di Grati - Jawa Timur. Minyak dari
Lapangan Oyong disalurkan ke Surya Putra Jaya FSO (floating storage dan
gambar diagram di bawah ini. Jabatan tertinggi di pegang oleh Grati Production
6
Gambar 2.2 Struktur Organisasi
a. Single Point Accountability (SPA) yang mengatur seluruh operasi Grati OPF
berjalan dalam keadaan aman dan handal di bawah peraturan Santos Pty Ltd dan
b. On Scene Commander (OSC) pada saat terjadi kondisi emergency di area operasi
c. Single Point Contact (SPC) dari Grati OPF yang berhubungan dengan EHS,
dan sekaligus yang berhubungan dengan eksternal (PT. Indonesia Power, SKK
Migas, dll).
d. Site Key Contact (SKC) untuk implentasi Santos Operation Integrity di Grati OPF.
7
Peran utama dan tanggungjawab dari Grati Production Superintendent, yaitu:
sehingga dapat memastikan operasi dalam keadaan aman, fasilitas dalam keadaan
handal, dan dapat memenuhi EHSMS Standard, peraturan pemerintah dan seluruh
b. Mengelola seluruh risiko operasi yang dapat terjadi di Grati OPF dan juga risiko
yang tertera pada Significant Hazard Risk Register (SHRR) dan memastikan
c. Memastikan operasi kerja dan maitenance yang unggul pada Grati OPF untuk
memproduksi sales gas secara aman dan sistematis sesuai process safety.
Supervisor dan Enviromental Health Safety (EHS) officer yang menempati posisi
Superintendent untuk memastikan jumlah produksi harian yang tercapai tetap berada
dalam lingkup pengoperasian yang aman dan sesuai dengan aturan lingkungan, serta
berhubungan dengan Company Operating dan Safety Management Systems. Selain itu,
8
Production Maintenance Supervisor memainkan peran penting untuk memastikan
penggunaan optimal dari sumber daya maintenance area operasi seperti personel,
Authority pada proses pembuatan permit to work yang memiliki kewenangan untuk
untuk personel pada area kerja. EHS Officer juga bertugas untuk menyediakan
penunjang EHS untuk para personel, ataupun pada saat emergency respons, untuk
Proses pengolahan gas di Grati OPF beroperasi selama 24 jam dengan sistem
kerja 2/2 yaitu 2 minggu on duty dan 2 minggu off duty. Pembagian kerja disetiap
(Sampang) Pty Ltd, di Lapangan Grati OPF disediakan beberapa sarana dan fasilitas
9
1. Flow line
4. Pig receiver
5. Slug Catcher
6. Inlet Scrubber
7. Gas Kompresor
Untuk mencegah dampak pencemaran lingkungan, PT. Santos (Sampang) Pty Ltd
10
III. DASAR TEORI
Heat Exchanger atau sering kita sebut Alat Penukar Panas merupakan alat
yang berfungsi untuk memindahkan energi panas antara dua atau lebih fluida dan
terjadi pada temperatur yang berbeda antara fluida, dimana fluida tersebut ada yang
bertindak sebagai fluida panas (hot fluid) dan yang lain bertindak sebagai fluida dingin
(cold fluid).
terjadi. Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak akan terlepas pada alat ini baik dari
skala kecil, seperti: AC (Air Conditioner) maupun skala besar, seperti: Powerplant.
yaitu direct contact dan indirect contact. Direct contact heat exchanger merupakan
heat exchanger dimana perpindahan panas antara fluida panas dan fluida dingin
langsung terjadi kontak atau tanpa ada pembatas. Sebaliknya untuk Indirect contact
heat Exchanger, perpindahan panas antara kedua fluida dibatasi oleh suatu dinding
pembatas.
11
Gambar 3.1 Direct HE vs Indirect HE
Berdasarkan jumlah fluida kerjanya, heat exchanger dapat dibagi menjadi dua
fluida, tiga fuida dan N-fluida (N>3). Sesuai dengan tinjauannya yang ditinjau
merupakan jumlah fluida kerjanya saja, namun harus sesuai dengan konsep dasar heat
exchanger, yaitu harus ada yang bertindak sebagi fluida panas dan fluida dingin dan
untuk jumlah sesuai dengan desain. Pada umumnya terdapat dua fluida kerja pada heat
penyerapan panas. Untuk penggunaan fluida kerja yang lebih dari dua fluida biasanya
12
3.1.3 Heat Exchanger Berdasarkan Aliran Fluida
Ditinjau dari aliran fluida yang mengalir di dalam heat exchanger, heat
exchanger dapat dikelompokkan menjadi single pass dan multi pass heat exchanger.
Heat exchanger dapat disebut single pass heat exchanger ketika suatu fluida tepat
dikatakan multi-pass apabila fluida mengalir lebih dari satu kali di dalam sebuah heat
exchanger. Untuk single pass heat exchanger terdapat dua jenis arah aliranya itu
Dikatakan Counter flow heat exchanger ketika arah aliran antara fluida dingin
dan fluida panas saling berlawanan. Pada kondisi ini perbedaan temperature antar
fluida tidak terlalu signifikan sehingga perpindahan panas sepanjang aliran relative
konstan. Selain itu, pada counter flow heat exchanger memungkinkan bahwa
temperature keluaran fluida dingin lebih tinggi dari pada temperature keluaran fluida
panas.
Sebaliknya untuk Parallel flow heat exchanger, arah aliran dari kedua fluida
memiliki arah aliran yang sama. Heat exchanger tipe ini juga sering disebut cocurrent
flow heat exchanger. Pada heat exchanger ini terjadi perbedaan temperatur yang
signifikan antar kedua fluida pada saat awal kedua fluida masuk. Dan temperature
keluaran dari fluida dingin tidak mungkin lebih besar dari pada temperature fluida
panas. Untuk lebih jelasnya berikut skema heat exchanger berdasarkan aliran fluida.
13
Gambar 3.2 Single Pass Heat Exchanger
tiga, yaitu: tubular, plate dan regenerator heat exchanger. Untuk penjelasan lebih
konstruksinya terdapat komponen tube sebagai wadah aliran dari salah satu fluida.
Pada umumnya fluida yang dialirkan dalam tube merupakan fluida bertekanan tinggi.
Sehingga material tube haruslah mampu menahan beban tekan yang tinggi mulai
dari low carbon steel, Admiralty, copper, copper-nickel, stainless steel, Hastelloy,
Inconel atau titanium. Dengan dimensi pada umumnya 0,625 hingga 1,5 inchi. Tubular
heat exchanger terdapat beberapa jenis, yaitu: shell and tube heat exchanger, double
a. Shell and Tube Heat Exchanger: pada umumnya terdiri atas kumpulan dari
banyak tube yang dipasang pada selongsong (shell). Dimana tekanan fluida pada
sisi tube lebih tinggi daripada sisi shell. Variasi dari desain shell and tube heat
14
exchanger didasarkan pada kapasitas perpindahan panas, tegangan thermal,
pressure drop dan fluida kerja. Shell and tube heat exchanger diklasifikasikan dan
shell and tube heat exchanger secara umum antara lain: tube, shell, baffle, tubsheet
b. Double Heat Exchanger: Heat exchanger pada umumnya terdiri dari dua pipa
konsentris dengan pada pipa dalam datar maupun bersirip. Satu fluida berada
pada pipa dalam (inner tube) dan yang lain pada annulus antara kedua pipa.
Merupakan heat exchanger yang mudah untuk proses perawatannya. Konstruksi ini
juga cocok pada kondisi dimana satu atau kedua fluida bertekanan sangat tinggi.
kecil dimana luas perpindahan panasnya kurang dari sama dengan 50 m2 (500 ft2).
Hal ini dikarenakan biaya pembuatan per satuan luas relatif mahal. Pada beberapa
15
kondisi jumlah pipa dalam berjumlah lebih dari satu akibat dari dimensi. Sehingga
bentuk konfigurasi dari pipa tersebut dapat berbentuk U tube atau hairpin.
c. Spiral Tube Heat Exchanger: Terdiri atas satu atau lebih spiral koil pada sisi
shell. Laju perpindahan panas menggunakan spiral tube lebih besar daripada
pada straight tube. Hal ini karena pada spiral tube luasan yang terjadi
perpindahan panas lebih besar dari pada straight tube. Namun kelemahan heat
16
2. Plate Heat Exchanger
Plate heat exchanger biasa terbuat dari plate tipis. Plate ini dapat berupa
smooth plate maupun corrugated plate, dan dapat juga datar mapun spiral yang
ditempatkan di dalam heat exchanger. Pada heat exchanger ini tidak dapat menahan
tekanan yang tinggi. Plate heat exchanger dapat diklasifikasikan sebagai gasketed,
welded mapun brazed tergantung pada sesakan kebocoran yang dibutuhkan pada heat
exchanger. Plate heat exchanger dapat juga berupa spiral plate, lamella dan platecoil.
a. Gasketed Plate Heat Exchanger: Terdiri atas sejumlah rectangular metal plate
yang ditutup pada ujung-unjungnya oleh gasket. Adapun Prinsip kerjanya adalah
dua atau lebih aliran fluida kerja diatur oleh gasket-gasket yang didesain
yang berbeda. Kelebihan heat exchanger ini ada pada proses perawatan yang
mudah, koefisien perpindahan panas yang sukup baik dan relatif murah. Namun
exchanger ini.
17
b. Welded Plate Heat Exchanger: Untuk mengatasi kelemahan gasketed plate heat
exchanger digunakan plate heat exchanger yang menggunakan las sebagai ganti
dari gasket. Sehingga mampu menahan fluida kerja yang bertekanan dan
bertemperatur yang tinggi. Karena diganti dengan sistem pengelasan maka heat
exchanger ini sulit untuk dibongkar pasang berbeda dengan gasketed heat
exchanger.
c. Spiral Plate Heat Exchanger: Pada Heat exchanger ini digunakan spiral plate
dengan menggunakan sistem sealing las. Dimana aliran kedua fluida dapat
berbentuk tiga jenis, yaitu: parallel flow (aliran searah), counter flow (aliran
berlawan arah) dan cross flow (alirang menyilang). Dengan konfigurasi spiral maka
18
Gambar 3.8 Spiral Plate Heat Exchanger
Merupakan heat exchanger dengan sistem storage dimana energi panas dari
bergerak secara periodik masuk dan keluar dari daerah panas (fluida pertama). Fluida
kerja yang sering dipakai pada heat exchanger ini hanya berupa fluida gas. Pada
regenerator pressure drop yang terjadi relatif rendah, memiliki dimensi yang relatif
kecil, sistem yang lebih sederhana dalam distribusi panas dalam penggunaannya
efisiensi dapat mencapai 85%. Regenerator dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu
Regenerator ini berputar dengan kecepatan tertentu dan secara periodik akan
menyerap dan memberikan panas antara kedua fluida. Aliran kedua fluida
dipisahkan oleh sistem radial seal. Prinsip kerjanya, fluida panas yang melalui
19
matriksakan diserap energi panasnya. Selanjutnya perputaran dari rotor akan
berada pada posisi lintasan yang akan dilalui fluida dingin. Pada kondisi ini panas
yang tersimpan pada matriks akan diberikan pada fluida dingin. Dan proses ini akan
b. Regenerator Type Fix: Untuk regenerator ini, matriks tidak bergerak namun
terdapat katup (valve) yang akan mengatur aliran fluida gas. Pada heat exchanger
ini dibutuhkan minimal dua matriks yang tersusun parallel. Prinsip kerjanya, fluida
panas melalui matriks satu kemudian panas ditangkap matriks dan fluida dingin
melalui matriks yang kedua dengan arah kedua aliran saling berlawanan
fluida sehingga fluida panas melalui matriks yang kedua dan fluida dingin melalui
20
3.1.5 Heat Exchanger Berdasarkan Bidang Kontak Perpindahan Panas
dalam mengklasifikasikan adalah seberapa besar luasan bidang kontak yang terjadi
proses perpindahan panas tiap satuan volume. Hal ini mengakibatkan pengurangan
berat, ruang, peralatan pendukung, penyangga, energi yang dibutuhkan dan biaya.
Semakin luas permukaan bidang kontak perpindahan panas per satuan volume, maka
akan semakin besar efisiensi perpindahan panas yang dihasilkan. Namun harus tetap
adalah Compact Heat Exchanger dengan luas bidang kontak minimal 700 m2/m3
Laminar Flow Heat Exchanger dengan luas bidang permukaan minimal 3000 m2/m3
serta Micro Heat Exchanger dengan luas bidang kontak minimal 15000 m2/m3
Kemajuan dalam bidang refrigerasi akhir-akhir ini adalah akibat dari perkembangan
Apalikasi dari sistem refrigerasi tidak terbatas, tetapi yang paling banyak
digunakan adalah untuk pengawetan makanan dan pendingin suhu, misalnya lemari es
freezer, cold strorage, air conditioner/AC Window, AC split dan AC mobil. Dengan
dituntut untuk ramah lingkungan, disamping aspek teknis lainnya yang diperlukan.
21
Apapun refrigeran yang dipakai, semua memiliki kelebihan dan kekurangan masing-
masing oleh karena itu, diperlukan kebijakan dalam memilih refrigerant yang paling
aman berdasarkan kepentingan saat ini dan masa yang akan datang.
Selain itu, tak kalah pentingnya adalah kemampuan dan ketrampilan dari para
teknisi untuk mengaplikasikan refrigeran tersebut, baik dalam hal mekanisme kerja
penyerapan kalor oleh suatu zat pendingin yang dinamakan refrigeran. Karena kalor
sehingga temperatur di sekitar refrigeran akan bertambah dingin. Hal ini dapat terjadi
Di dalam suatu alat pendingin (misal lemari es) kalor diserap di “evaporator”
gambar 3.14. Uap refrigeran yang berasal dari evaporator yang bertekanan dan
refrigeran akan bertekanan dan bersuhu tinggi, jauh lebih tiggi dibanding temperatur
kondensor, uap tersebut akan melepaskan kalor, sehingga akan berubah fasa dari uap
22
penampungan cairan refrigeran. Cairan refrigeran yang bertekanan tinggi mengalir
dari penampung refrigeran ke katup ekspansi. Keluar dari katup ekspansi tekanan
menjadi sangat berkurang dan akibatnya cairan refrigeran bersuhu sangat rendah. Pada
saat itulah cairan tersebut mulai menguap yaitu di evaporator, dengan menyerap kalor
menjadi dingin. Bagian inilah yang dimanfaatkan untuk mengawetkan bahan makanan
atau untuk mendinginkan ruangan. Kemudian uap refrigeran akan dihisap oleh
23
3.2.2 Komponen Sistem Refrigerasi
berikut:
1. Kompresor
2. Condensor
3. Filter / Strainer
4. Flow Control
5. Evaporator
6. Pipa refrigerant.
1. Kompresor
Kompresor merupakan jantung dari sistem refrigerasi. Pada saat yang sama
komrpesor menghisap uap refrigeran yang bertekanan rendah dari evaporator dan
torak. Ketika torak bergerak turun dalam silinder, katup hisap terbuka dan uap
refrigerant masuk dari saluran hisap ke dalam silinder. Pada saat torak bergerak ke
24
atas, tekanan uap di dalam silinder meningkat dan katup hisap menutup, sedangkan
katup tekan akan terbuka, sehingga uap refrigean akan ke luar dari silinder melalui
kompresor. Jika katup tekan bocor ketika torak menghisap uap dari saluran hisap,
sebagian uap yang masih tertinggal disaluran tekan akan terhisap kembali ke dalam
silinder, sehingga mengakibatkan efisiensinya berkurang. Hal yang sama juga dapat
terjadi bila katup hisap bocor ketika torak menekan uap ke saluran tekan, sebagian uap
di alam silinder akan tertekan kembali ke saluran hisap. Untuk mencegah kebocoran
torak terhadap dinding silinder, biasanya dipasang cincin torak. Jika cincin ini aus atau
pecah, refrigeran dapat bocor sehingga “tekanan tekan” akan lebih rendah dan
jenis hermetik dan semi hermetik, dan jika rifrigeran yang dipakai adalah CFC dan
c. Pengecekan kompresor.
Beberapa tes sederhana dapat dilakukan untuk mengetahui jika ada kebocoran
yang nyata dalam kompresor. Pertama jika saluran hisap disumbat, maka saluran hisap
kompresor akan vakum/hampa udara. Jika katup hisap atau katup tekan atau torak
bocor, refrigeran yang akan dipompa oleh kompresor tak akan sebesar yang
25
dikehendaki. Tes kebocoran yang lain diperlihatkan jika kompresor dapat
mempertahankan vakum yang dapat dicapai. Jika kompresor dimatikan, tekanan hisap
diamati apakah turun dengan nyata. Jika katup hisap atau katup tekan torak bocor,
tekanan hisap akan turun. Tes yang sama dapat dilakukan dengan mengamati “tekanan
tersebut. Jika katup tekan bocor tekanan tekan akan turun. Energi mekanik pada motor
penggerak dirubah menjadi energi pneumatis oleh kompresor, sehingga zat pendingin
b) Memanjang d) Radial
e) Menyudut (model V)
Untuk menghisap dan menekan zat pendingin dilakukan oleh gerakan torak
Gerakan rotor di dalam stator kompresor akan menghisap dan menekan zat
pendingin.
26
a) Kompresor torak gerak tegak lurus
1. Katub hisap
2. Katub tekan
4. Dudukan katub
5. Torak
6. Silinder
7. Batang penggerak
8. Poros engkol
1) Katub hisap terbuka, akibat hisapan dari 4) Katup tekan terbuka, akibat
27
3) Katup tekan tertutup 5) Katup hisap tertutup
Dudukan
Pada waktu hisap katup hisap melengkung ke bawah akibat hisapan torak
saluran hisap terbuka, sebaliknya pada langkah tekan, katup tekan akan melangkung
ke atas.
28
b) Kompresor Torak Gerak Memanjang
1. Torak
putar
3. Piring dudukan
goyang
4. Bantalan piring
Gambar 3.15 Kompresor Torak Gerak Memanjang
5. Roda gigi gerak
6. Poros kompresor
Kompresor model ini akan terlihat diameternya
29
c) Kompresor Torak Gerak Aksial (Berlawanan)
1. Silinder
2. Torak
3. Bola baja
4. Poros
5. Bantalan
6. Piring goyang
30
Dengan mekanisme piring goyang (6) gerakan torak dapat diatur berlawanan.
Kompresor ini badannya panjang dari kompresor gerak torak memanjang, oleh karena
itu cocok dipasang pada ruangan mesin yang kecil/sempit, tapi cukup besar untuk arah
yang memanjang.
kompresor.
31
Kompresor jenis ini akan lebih
diameter kompresor.
Kompresor ini hampir sama dengan kompresor gerak torak tegak lurus hanya
1) Momen putar yang dibutuhkan tidak merata, maka kejutan/getaran lebih besar
Keuntungan :
dibuat bersilinder banyak seperti gerak memanjang, aksial, radial atau model V.
Kompresor Rotari.
32
Gambar 3.20 Kompresor Gerak Torak Menyudut
Gambar 3.21 Struktur Dan Cara Kerja Kompresor Gerak Torak Menyudut
Rotor adalah bagian yang berputar di dalam stator. Rotor terdiri dari dua
33
Langkah hisap terjadi saat pintu masuk (2) mulai terbuka dan berakhir setelah
pintu masuk tertutup, pada waktu pintu masuk sudah tertutup dimulai langkah tekan,
sampai katup pengeluaran (5) membuka, sedangkan pada pintu masuk secara
1) Karena setiap putaran menghasilkan langkah – langkah hisap dan tekan secara
kecil.
1) Sampai saat ini hanya dipakai untuk sistem AC yang kecil saja sebab pada
volume yang besar, rumah dan rotornya harus besar pula dan kipas pada rotor
2. Kondensor
Kondensor gambar 3.21 juga merupakan salah satu komponen utama dari
sebuah mesin pendingin. Pada kondensor terjadi perubahan wujud refrigeran dari uap
super heated (panas lanjut) bertekanan tinggi ke cairan sub cooled (dingin lanjut)
bertekanan tinggi. Agar terjadi perubahan wujud refrigeran (dalam hal ini adalah
34
a) Panas yang diserap dari evaporator, yaitu dari ruang yang didinginkan
Jelas kiranya , bahwa fungsi kondensor adalah untuk merubah refrigeran gas
menjadi cair dengan jalan membuang kalor yang dikandung refrigeran tersebut ke
akan terkondensasi.
ke katup ekspansi yang mengontrol jumlah refrigeran yang masuk ke evaporator. Ada
35
banyak jenis katup ekspansi, tiga diantaranya adalah pipa kapiler, katup ekspansi
Katup ekspansi yang umum digunakan untuk sistem refrigerasi rumah tangga
adalah pipa kapiler. Pipa kapiler adalah pipa tembaga dengan diameter lubang kecil
dan panjang tertentu. Besarnya tekanan pipa kapiler bergantung pada ukuran diameter
lubang dan panjang pipa kapiler. Pipa kapiler diantara kondensor dan evaporator.
mengandung uap air, maka uap air akan membeku dan menyumbat pipa kapiler. Agar
kotoran tidak menyumbat pipa kapiler, maka pada saluran masuk pipa kapiler dipasang
Ukuran diameter dan panjang pipa kapiler dibuat sedemikian rupa, sehingga
refrigeran cair harus menguap pada akhir evaporator. Jumlah refrigeran yang berada
dalam sistem juga menentukan sejauh mana refrigeran di dalam evaporator berhenti
menguap, sehingga pengisian refrigeran harus cukup agar dapat menguap sampai
ujung evaporator. Bila pengisian kurang, maka akan terjadi pembekuan pada sebagian
evaporator. Bila pengisian berlebih, maka ada kemungkinan refrigerant cair akan
masuk ke kompresor yang akan mengakibatkan rusaknya kompresor. Jadi sistem pipa
36
b. Katup Ekspansi Otomatis
Sistem pipa kapiler sesuai digunakan pada sistem-sistem dengan beban tetap
(konstan) seperti pada lemari es atau freezer, tetapi dalam beberapa keadaan, untuk
beban yang berubah-ubah dengan cepat harus digunakan katup ekspansi jenis lainnya.
Beberapa katup ekspansi yang peka terhadap perubahan beban, antara lain
adalah katup ekspansi otomatis (KEO) yang menjaga agar tekanan hisap atau tekanan
karena banyak cairan refrigeran yang menguap sehingga tekanan di dalam saluran
hisap (di evaporator) akan menjadi naik pula. Akibatnya “bellow” akan bertekan ke
atas hingga lubang aliran refrigeran akan menyempit dan ciran refrigeran yang masuk
berkurang dan “bellow” akan tertekanan ke bawah sehingga katup membuka lebar dan
maka katup ekspansi termostatik (KET) adalah satu katup ekspansi yang
mempertahankan besarnya panas lanjut pada uap refrigeran di akhir evaporator tetap
37
Jika beban bertambah, maka cairan refrigran di evaporator akan lebih banyak
menguap, sehingga besarnya suhu panas lanjut di evaporator akan meningkat. Pada
akhir evaporator diletakkan tabung sensor suhu (sensing bulb) dari KET tersebut.
Peningkatan suhu dari evaporator akan menyebabkan uap atau cairan yang terdapat
ditabung sensor suhu tersebut akan menguap (terjadi pemuaian) sehingga tekanannya
membuka katup lebih lebar. Hal ini menyebabkan cairan refrigeran yang berasal dari
kondensor akan lebih banyak masuk ke evaporator. Akibatnya suhu panas lanjut di
evaporator kembali pada keadaan normal, dengan kata lain suhu panas lanjut di
38
Gambar 3.24 Katup Ekspansi Termostatik
4. Evaporator
Penyerapan kalor ini menyebabkan refrigeran mendidih dan berubah wujud dari cair
uapnya dinaikkan untuk mendapatkan kondisi uap panas lanjut (super heated vapor)
39
b. Panas Laten (Perubahan Wujud)
wujud, diperlukan panas laten. Dalam hal ini perubahan wujud tersebut adalah dari
cair menjadi uap atau menguap (evaporasi). Refrigeran akan menyerap panas dari
dalam periode waktu tertentu dan sangat ditentukan oleh perbedaan temperatur
yang didinginkan.
panjang dan sirip) akan sangat mempengaruhi kapaistas evaporator lihat gambar 3.25.
40
Gambar 3.25 Evaporator
3.3. Separator
sumur menjadi air dan gas (tiga fasa) atau cairan dan gas (dua fasa), dimana
b) Gravity setlink
bervariasi, gas liquid separator harus mempunyai komponen pemisah sebagai berikut:
1. Bagian pemisah pertama, berfungsi untuk memisahkan cairan dari aliran fluida
yang masuk dengan cepat berupa tetes minyak dengan ukuran besar.
41
2. Bagian pengumpul cairan, berfungsi untuk memisahkan tetes cairan kecil dengan
3. Bagian pemisah kedua, berfungsi untuk memisahkan tetes cairan kecil dengan
4. Mist extraktor, berfungsi untuk memisahkan tetes cairan berukuran sangat kecil
(kabut).
terdapat juga separator juga separator uji yang berfungsi untuk melakukan pengujian
(test) produksi suatu sumur dan dari separator uji ini laju produksi sumur (Qo, Qw,
dan Qg) bisa didapat dimana Qo dan Qw di peroleh dari barel meter sedangkan Qg di
peroleh dari pencatatan orifice flow meter (orifice plate) atau dari alat pencatat aliran
gas lainnya.
Disamping itu di tinjau dari tekanan kerjanyapun separator dapat di bagi tiga
Yaitu separator tekanan tinggi (750-1500 psi), tekanan sedang (230-700 psi) dan
42
1. Jenis Separator Berdasarkan Bentuk Dan Posisinya
a. Separator Tegak/Vertikal.
rendah dan atau kadar padatan tinggi, separator ini sudah dibersihkan serta
Sangat baik untuk memisahkan fluida produksi yang mempunyai GLR tinggi
dan cairan berbusa. Separator ini dibedakan menjadi dua jenis, yaitu single tube
horizontal seprator dan double tube horizontal separator. Karena bentuknya yang
panjang, separator ini banyak memakan tempat dan sulit dibersihkan, namun demikian
kebanyakan fasilitas pemisahan dilepas pantai menggunakan separator ini dan untuk
fluida produksi yang banyak mengandung pasir, separator ini tidak menguntungkan.
Separator jenis ini mempunyai kapasitas gas dan surge terbatas sehingga
umumnya digunakan untuk memisahkan fluida produksi dengan GLR kecil sampai
sedang namun separator ini dapat bekerja pada tekanan tinggi. Terdapat dua tipe
separator bulat yaitu tipe untuk pemisahan dua fasa dan tipe untuk pemisahan tiga
fasa.
43
2. Jenis Separator Berdasarkan Fasa Hasil Pemisahanya
a. Separator dua fasa, memisahkan fluida dormasi menjadi cairan dan gas, gas keluar
b. Separator tiga fasa, memisahkan fluida formasi menjadi minyak, air dan gas. Gas
keluar dari bagian atas, minyak dari tengah dan air dari bawah.
a. Separator Vertikal
Kelebihannya:
3) Mudah dibersihkan
Kekurangannya:
1) Lebih mahal
b. Separator Horizontal
Kelebihannya:
44
2) Lebih mudah pengiriman bagian-bagiannya
4) Lebih ekonomis dan efisien untuk mengolah volume gas yang lebih besar
Kekurangannya:
c. Separator Bulat
Kelebihannya:
Kekurangannya:
45
4. Jenis Separator Berdasarkan Fungsinya
atas: gas scrubber, knock-out flash-chamber, expansion vessal, chemical electric dan
filter.
a. Gas Scrubber
Jenis ini dirancang untuk memisahkan butir cairan yang masih terikut gas hasil
pemisahan tingkat pertama, karenanya alat ini ditempatkan setelah separator, atau
b. Knock Out
Jenis ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu free water knock-out (FWKO) yang
digunakan untuk memisahkan air bebas dari hidrokarbon cair dan total liquid
knock-out (TLKO) yang digunakan untuk memisahkan cairan dari aliran gas
c. Flash Chamber
Alat ini digunakan pada tahap lanjut dari proses pemisahan secara kilat (flash)
dari separator. Flash chamber ini digunakan sebagai separator, tingkat kedua dan
46
d. Expansion Vessel
rendah yang dirancang untuk menampung gas hidrat yang terbentuk pada proses
e. Chemical Electric
Merupakan jenis separator tingkat lanjut untuk memisahkan air dari cairan
hasil separasi tingkat sebelumnya yang dilakukan secara electris (menggunakan prisip
5. Oil Skimmer
minyak dalam air yang akan dibuang sebagai hasil proses pemisahan sebelumnya
untuk mencegah turbulensi aliran, air yang mengandung tetes minyak dimasukkan
melalui pembagi aliran yang berisi batu bara / batu arang tipis-tipis, sedangkan proses
Kapasitas oil skimmer tergantung pada beberapa faktor terutama pada densitas
minyak air yang dapat ditentukan berdasarkan hukum intermediate yang berhubungan
47
6. Gas Dehydrator
Gas dehydrator adalah alat yang digunakan untuk memisahkan partikel air
yang terkandung didalam gas. Peralatan ini merupakan bagian akhir dari pemisahan
yaitu gas liquid absorbtion tower dan solid bad desiccant unit. Pemisahan partikei air
dari gas dilakukan dengan cara mengkontakkan aliran gas dengan calsium chloride
b. Glycol Dehydrator.
Peneyerapan partikel air terjadi karena adanya kontak antara glycol dengan gas yang
mengandung air pada tray didalam absorber (kontaktor) proses regenerasi glycol yang
mengandung air dilakukan dengan cara pemanasan sehingga air terbebaskan dari
glycol.
48
3.3.2 Flash Separator
sama dengan separator yang ada dilapangan. Disini akan terjadi pemisahan antara gas,
minyak dan air. Pemisahan ini penting agar secara baik dapat diketahui jumlah serta
Dari analisa ini bisa didapat sifat – sifat maupun maupun komposisi gas dan
minyak baik diseparator ataupun di tanki pengumpul. Tekanan dan Temperatur dari
alat ini bisa diatur sehingga dimungkinkan untuk mendapatkan kondisi tertentu (P dan
Ditinjau dari jenis fluida yang akan di analisa ada 2 macam analisa Flash
Separator yaitu :
a) Single stage separator yaitu terdiri dari satu separator dan satu tanki pengumpul.
b) Multi stage separator yaitu terdiri dari lebih dari satu separator dan satu tanki
pengumpul.
49
IV. PENGAMATAN PROSES KERJA
DEW POINT CONTROL UNIT (DPCU) DI OPF GRATI SANTOS
(SAMPANG) PTY LTD
Sistem Dew Point Control Unit ditampilkan pada Gambar 4.1. Gas yang
berasal dari sistem kompresi didinginkan terlebih dahulu dengan gas kering yang
dingin di dalam gas-gas exchanger. Gas yang relatif sudah dingin dialirkan ke dalam
gas chiller (9820-X-080) untuk didinginkan lebih lanjut hingga 15,6 oC. Pendinginan
dew point dari hidrokarbon. Pada proses tersebut, cairan akan dihasilkan ketika
melewati gas-gas exchanger dan gas chiller. Cairan yan dihasilkan dipisahkan dari
gas di dalam Low Temperature Separator (LTS). Karena temperatur yang rendah,
maka hidrat dapat terbentuk dan menahan aliran di dalam exchanger dan chiller.
Selanjutnya, gas dingin mengalir ke dalam LTS (9820-V-065) dimana cairan yang
terbentuk dipisahkan dari gas kering dan dialirkan menuju 1st Stage Separator (9820-
V-025).
50
Gambar 4.1 Dew Point Control Unit
air cooler condenser, oil separator, dan refrigerant receiver. Gas kering dari Gas-Gas
untuk proses penguapan refrigerant cair. Gas yang keluar dari tube evaporator disebut
sebagai gas kering dingin dan dialirkan menuju LTS (9820-V-065). Paket refrigerasi
ini menggunakan R-134a sebagai refrigerant. Refrigerasi ini terdiri dari 3 x 50%
gas terlalu tinggi, semua kompresor akan dioperasikan untuk menurunkan gas panas
dikondensasi dengan kondenser udara dan di flash di dalam expansion valve dan
menyelesaikan satu siklus refrigerasi. Gas yang sudah melalui evaporator dialirkan
51
menuju LTS (9820-V-065) dan selanjutnya dialirkan menuju TEG Contactor (9820-
V-051).
52
4.2 Alat-Alat Dew Point Controle Unit
energi panas (entalpi) antara dua atau lebih fluida, antara permukaan padat dengan
fluida, atau antara partikel padat dengan fluida, pada temperatur yang berbeda serta
terjadi kontak termal. Lebih lanjut, heat exchanger dapat pula berfungsi sebagai alat
53
pembuang panas, alat sterilisasi, pesteurisasi, pemisahan campuran, distilisasi
Gas yang relatif sudah dingin dialirkan ke dalam gas chiller untuk didinginkan
lebih lanjut hingga 15,6 ºC. Pendinginan ini dilakukan dengan mengkondensasi
hidrokarbon berat dan mencapai temperatur dew point dari hidrokarbon. Dalam Gas
a. Evaporator (9820-E-085)
54
Equipment Tag 9820-E-085: Evaporator
Capacity 305kW
Gas refrigerants heat exchanger atau Evaporator pada Heat Exchanger yang
berfungsi untuk mendinginkan Udara bertekanan yang ada pada Saluran Gas dimana
mereka saling bersinggungan sehingga udara dari compressor mencapai Dew point /
pengembunan sehingga udara yang dari mesin compressor menjadi dingin dan kering.
55
Equipment Tag 9820-V-084: Refrigerant Compressor Suction Drum
Pressure
1200kPag/273kPag
Design/Operating
Temperature
80oC-(-29oC)/7oC
Design/Operating
dari uap refrigeran yang telah terjadi proses penguapan yang di sebabkan karena
56
Equipment Tag 9820-K-080A/B/C: Refrigerant Compressor
Capacity 169kW
Pressure
1600kPag/1206kPag
Design/Operating
Temperature
100oC-(-29oC)/60oC
Design/Operating
system pendingin dengan metode tekan hisap sehingga terjadi sebuah siklus
Refrigerasi.
57
Equipment Tag 9820-V-083: Oil Separator
gas dengan liquid sehingga dapat dipastikan bahwa hanya refrigerant gas yang dapat
58
Equipment Tag 9820-E-086: Air cooled Condensers
Capacity 396kW
Pressure
1600kPag/1196kPag
Design/Operating
Temperature
100oC-(-29oC)/60oC
Design/Operating
Air Coole Condenser adalah salah satu perangkat utama system pendingin
setelah compressor yang berfungsi untuk merubah refrigerant cair pada saluran
yang dilakukan dengan bantuan fan Condenser, atau water system pada system
59
Equipment Tag 9820-V-082: Refrigerant Receiver
Pressure
1600kPag/1156kPag
Design/Operating
Temperature
100oC-(-29oC)/46oC
Design/Operating
60
Equipment Tag 9820-F-089A/B: Filter Dryer
Pressure
1800kPag/1486kPag
Design/Operating
Temperature
100oC-0oC/50oC
Design/Operating
uap air atau benda asing agar tidak masuk katup expansi sehingga dapat
61
Equipment Tag 9820-E-088: Oil Return HE
Capacity 2kW
cair yang dari Filter Dryer dan cairan refrigeran dari Evaporator untuk pertukaran
62
Equipment Tag 9820-E-087: Oil Cooler
Design 1600kPag/100oC-(-29oC)
Hot: 1206kPag
Pressure Operating
Cold : 474kPag
Hot: 60oC
Temperature Operating
Cold : 20oC
Capacity 12kW
Fungsi Oil Cooler yaitu untuk mengkontakkan antara oli dari Oil Separator
dengan cairan refrigerant dari Refrigerant Receiver untuk pertukaran suhu antara
keduannya.
63
Equipment Tag 9820-P-081A/B: Oil Pump
Design/Operating 2000kPag@100oC-0oC/300kPag@50oC
64
Equipment Tag 9820-F-181: Oil Filter
Pressure
1600kPag/1156kPag
Design/Operating
Temperature
100oC-(-29oC)/46oC
Design/Operating
Fungsi Oil Filter yaitu untuk menyaring partikel-partikel berat yang berada di
dalam oli.
65
Equipment Tag 9820-V-065: Low Temperature
Separator
kering dan liquid yang terbentuk di tube evaporator karena terjadi proses pendinginan
4.3 Masalah-Masalah Dalam Dew Point Controle Unite di OPF Grati Santos
1. Kekurangan Refigerant
Kekurangan Refrigerant pernah terjadi di OPF Grati Santos (Sampang) Pty Ltd
kekurangan Refrigeran
Santos (Samapang) Pty Ltd, tidak ada lagi masalah yang timbul dalam pengoperasian
DPCU.
66
V.PENUTUP
5.1 Kesimpulan
pendinginan gas pada Dew Point Control Unit penulis dapat menyimpulkan bahwa
gas yang terproduksi memiliki temperatur yang tinggi sehingga perlu di dinginkan
untuk memenuhi ketentuan dalam penjualan gas. Jika gas belum didinginkan maka
fraksi-fraksi berat yang berada dalam gas akan terikut sampai di pembeli dan jika
Unit (Gas-Gas Exchanger, Gas Chiller dan Low Temperatur Separaator) yang
memiliki sistem pendingin dan pemisah. Gas-Gas Exchanger di lapangan OPF Grati
memiliki suhu untuk kulitnya 43ºC-80ºC dan tabungnya 45ºC-80ºC dengan tekanan
lapangan OPF Grati terdiri dari refrigerant compressor, oil separator, air cooled
condensat, refrigerant raceiver, filter dryer, oil retrun heat exchanger, evaporator,
oil cooler, oil pump, dan oil filter.Low Temperatur Separator/LTS di lapangan OPF
Gas yang di proses di Lapangan OPF Grati merupakan tipe gas kering (Dry
Gas).
67
5.2 Saran
penulis menyampaikan saran tentang pengamatan proses kerja Dew Point Controle
Unit (DPCU) di lapangan OPF (onshore proccesing fasility) Grati yaitu membuat
jadwal maintenance sarana dan fasilitas yang ada di lapangan OPF Grati dengan
68
DAFTAR PUSTAKA
Manual,2008
69
LAMPIRAN
70
Lampiran 2 PID Compressors
71
Lampiran 3 PID Oil Separator and Air Cooled Condenser
72
Lampiran 4 PID Refrigerant Receiver and Evaporator
73
Lampiran 5 PID Lub Oil Pumps and Filter
74
Lampiran 6 PID Low Temperature Separator
75
76