Anda di halaman 1dari 25

BAB IV

ANALISA PRESSURE DRAWDOWN TESTING

4.1. TUJUAN ANALISA


Parameter yang didapat dari hasil analisa Pressure Drawdown Testing ini
diantaranya untuk menentukan:
a. Permeabilitas formasi (k)
b. Faktor skin (S)
c. Volume pori-pori yang berisi fluida (Vp)

4.2. DASAR TEORI


Pressure Drawdown Testing adalah suatu pengujian yang dilaksanakan
dengan jalan membuka sumur dan mempertahankan laju produksi tetap selama
pengujian berlangsung. Sebagai syarat awal, sebelum pembukaan sumur tersebut
tekanan hendaknya seragam di seluruh reservoir yaitu dengan menutup sumur
sementara waktu agar dicapai keseragaman tekanan di reservoirnya.

Gambar 4.1. Aliran Radial ke Lubang Sumur Pada Pengujian PDD (Ideal)

31
32

Gambar 4.2. Grafik Pengujian Pressure Drawdown


Pada dasarnya pengujian ini dapat dilakukan pada :
a. Sumur baru
b. Sumur-sumur lama yang telah ditutup sekian lama hingga dicapai
keseragaman tekanan reservoir.
c. Sumur-sumur produktif yang apabila dilakukan Pressure Build-Up test, yang
punya sumur akan sangat merugi.
Berdasarkan pada rejim aliran yang terjadi, maka metoda analisa Pressure
Drawdown Test dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :
a. Pada saat periode transien.
b. Periode transien lanjut.
c. Periode semi mantap (pseudo steady-state atau semi steady state)

4.2.1. Analisa Pressure Drawdown Pada Periode Transien (Infinite Acting)


Apabila suatu sumur di produksi dengan laju aliran tetap dan tekanan awal
reservoirnya = Pi, maka persamaan tekanan pada lubang bor (rD = 1) yang
dinyatakan dalam variabel tidak berdimensi, adalah :
PD = ½ ln (tD) + 0.80907 …….....……………………………………….(4-1)
33

Gambar 4.3 Efek Batas Reservoir Terhadap Gangguan Tekanan


Setelah tD/rD2 > 100 dan setelah efek Wellbore Storage menghilang, maka
akhirnya akan didapat :

162.6 qB   k  
P wf  Pi  log t  log    3.2275  0.86859S  ..........(4-2)
2 
kh   Ctrw  
Dari persamaan (3-2), terlihat bahwa plot antara Pwf versus log (t) merupakan
garis lurus dengan kemiringan (slope = m) :
162.6 qB
m ......................................................................................(4-3)
kh
Dalam dunia teknik perminyakan, biasanya orang memilih waktu t = 1 jam
dan mencatat Pwf pada saat itu sebagai P1hr. Dengan menggunakan konsep ini kita
dapat menentukan skin “S” menggunakan persamaan :
 Pi  P1 hr  k  
S  1.151  log  
2 
 3.2275  .........................................(4-4)
 m  Ctrw  

Ada dua grafik yang selalu harus dilakukan didalam menganalisa Pressure
Drawdown pada periode infinite acting ini, yaitu log-log plot untuk menentukan
Wellbore Storage dan semilog plot untuk menentukan karakteristik formasi.
a. Log-Log Plot Untuk Menentukan Wellbore Storage
Grafik log ( Pi – Pwf) vs log (t) ini digunakan untuk menentukan kapan saat
berakhirnya efek dari Wellbore Storage. Saat mencapai garis lurus semi-log
dapat diperkirakan dengan :
34

t
200,000  12,000S Cs ......................................................................(4-5)
kh

Perkiraan besarnya Cs (bbl/psi), adalah :
qB t
Cs  ............................................................................................(4-6)
24 P
dimana t dan P adalah harga yang dibaca dari suatu titik pada garis lurus
“unit slope” tersebut.
b. Semilog Plot Untuk Menentukan Karakteristik Formasi
Grafik ini adalah semilog plot antara Pwf vs log (t). Dengan membaca
kemiringannya (m), maka permeabilitas formasi dapat ditentikan, yaitu:
162.6 qB
k  .....................................................................................(4-7)
mh
(Catatan : “m” akan berharga negatif sehingga menghasilkan permeabilitas
yang positif).
Satu hal yang harus dicatat :
P1hr harus dibaca pada garis lurus semilognya. Jika data tersebut tidak terletak
pada garis lurus, maka harus dilakukan ekstrapolasi dan harga itulah yang
digunakan untuk menghitung faktor skin menggunakan persamaan (4-4).
Tahapan atau langkah-langkah untuk melakukan analisa Pressure Drawdown
Test berdasarkan periode Transien (Infinite Acting), adalah sebagai berikut :
a. Memplot data Pwf vs log (t) pada kertas semilog.
b. Menentukan saat berakhirnya periode transien yang ditandai dengan telah
terjadinya deviasi dari garis lurus hasil plot Pwf vs log (t). saat ini berarti juga
bahwa aliran memasuki periode transien lanjut dan Pseudosteadystate.
c. Menentukan kemiringan (slope m) pada daerah periode aliran transien (garis
lurus).
d. Menentukan besarnya permeabilitas formasi (k) menggunakan persamaan (4-
3).
e. Menentukan faktor skin (S) menggunakan persamaan (4-4).
35

4.2.2. Analisa Pressure Drawdown Pada Periode Transien Lanjut


Pengembangan teori analisa tekanan pada periode transien lanjut didasarkan
pada persamaan untuk reservoir silindris yang terbatas dengan melibatkan
tambahan penurunan tekanan akibat adanya skin, yaitu :

q  2kt  re  3 
 

Pi  Pwf    ln 
 
   S  2  Bn  n , reD Exp   n2 , t DW  (4-8)
2kh Ctrw 2
 rw  4 n 1 
Apabila laju aliran tetap, maka tekanan rata-rata pada reservoir ini adalah :
qt
P  Pi .......................................................................................(4-9)
Cthre 2
Jadi persamaan yang umum dapat dituliskan sebagai :

qB   14.68919kt 
Pwf  P  0.84 Exp  ………..…………………..(4-10)
2kh  Ctre
2

atau persamaan (4-10) tersebut dapat dituliskan sebagai :


  qB  0.00168kt
log Pwf  P   log 118.6  
2kh  Ctre 2
......................................(4-11)
 

Dari persamaan (3-11) grafik log (Pwf-P) vs t harus merupakan garis lurus
dengan kemiringan :
kt
  0.00168 .............................................................................(4-12)
Ctre 3

dan titik potong terhadap sumbu tegak (b), adalah :


qB
b  118.6 .......................................................................................(4-13)
kh

Plot antara log (Pwf-P) vs t akan linier asalkan P diketahui besarnya. Tetapi
sayangnya tidak, sehingga pada metoda ini harus dilakukan coba-coba
menggunakan suatu harga P. Apabila harga P tadi cocok dengan kondisi yang ada,
maka akan didapatkan garis lurus dan apabila garis lurus telah didapatkan, maka
permeabilitas dihitung dengan :
qB
k  118.6 ......................................................................................(4-14)
bh
36

Volume pori sejauh daerah pengurasan (drainage volume) sumur yang diuji
dapat diperkirakan (bbl), yaitu:
qB
Vp  0.1115 ..................................................................................(4-15)
bC

Faktor skin dapat pula ditentukan, yaitu :

 Pave  P  r 
S  0.84   ln  e   0.75 .....................................................(4-16)
 b   rw 

bS
P ( skin)  ......................................................................................(4-17)
0.84
Tahapan atau langkah-langkah untuk melakukan analisa Pressure Drawdown
Test berdasarkan periode transien lanjut, adalah sebagai berikut :
a. Memplot data log (Pwf-P) vs t pada kertas semilog.
b. Menentukan besarnya harga P secara coba-coba sampai memberikan garis
lurus pada plot grafik log (Pwf-P) vs t.
c. Mengekstrapolasikan grafik pada harga P yang memberikan garis lurus
tersebut sampai harga t = 0, sehingga didapatkan harga titik potongnya (harga
b).
d. Menentukan kemiringan (slope, ).
e. Menentukan permeabilitas (k) menggunakan persamaan (4-14).
f. Menentukan besarnya volume pori-pori sejauh daerah pengurasan (Vp)
dengan persamaan (4-15).
g. Menentukan faktor skin (S) menggunakan persamaan (4-16).

5. Analisa Pressure Drawdown Pada Periode Semi Steadystate


Pengujian ini terutama untuk menentukan volume reservoir yang
berhubungan dengan sumur yang diuji, oleh sebab itu disebut “reservoir limit
testing”. Persamaan dasar yang digunakan adalah :

qB  0.000527kt 3
Pwf  Pi  141.2   ln reD   .………………………(4-18)
kh  Ctre 2
4
37

Dari persamaan (4-18), plot antara Pwf vs t merupakan suatu garis lurus
dengan kemiringan :
q
L  .........................................................................................(4-19)
Ctre 2

Kemudian dengan mengetahui kemiringan ini, maka drainage volume (bbl)


dapat ditentukan, yaitu :
qB
Vp  0.0418 ................................................................................. (4-20)
 LC

Tahapan atau langkah-langkah untuk melakukan analisa Pressure Drawdown


Test berdasarkan periode Semi Steadystate, adalah sebagai berikut :
a. Memplot antara Pwf vs t pada kertas Cartesian.
b. Menentukan kemiringan (slope, ) dari grafik tersebut.
c. Menentukan besarnya volume pori-pori sejauh daerah pengurasan (Vp)
dengan persamaan (4-20).
Catatan :
Vp yang didapatkan dengan menganalisa periode transien lanjut dan periode semi
steady-state biasanya akan memberikan harga yang relatif sama. Apabila tidak
sama, maka Vp yang didapatkan dari periode semi steadystate lebih representatif.

6. Penentuan Bentuk Reservoir Dari Data Pressure Drawdown Test


Berdasarkan Periode Semi Steadystate dan Infinite Acting
Pada umumnya persamaan aliran pada periode Pseudosteadystate untuk
setiap bentuk reservoir, adalah :
  A  2.2458 
Pd t D   2t DA  1 / 2ln  2   ln   ........................................(4-21)
  rw   C A 
Dengan mengkombinasikan persamaan diatas pada persamaan :
khPi  Pwf 
PD  ...................................................................................(4-22)
141.2 qB

maka akan diperoleh :


38

Pwf = m*t + Pint ...................................................................................(4-23)


Dimana:

qB   A   2.2458  
Pin  Pi  70.6 ln  2   ln    2 S  ..…..………………...(4-24)
kh   rw   CA  

m* dan Pint didapat dari plot Pwf vs t (periode semi steady state), yaitu :
m* adalah kemiringan dan Pint didapat dengan mengekstrapolasi garis liniernya ke
t = 0.
Selanjutnya bentuk reservoir (reservoir shape) diperkirakan dari :
m  P P 
C A  5.456 Exp2.303 1 hr int  ...................................................(4-25)
m*  m 

dimana : m dan P1hr diperoleh dari semilog plot Pwf vs log (t) untuk periode infinite
acting.
Tahapan atau langkah-langkah untuk penentuan bentuk reservoir (reservoir
shape) dari data Pressure Drawdown Test Berdasarkan Periode Semi Steadystate
dan Infinite Acting, adalah sebagai berikut :
a. Memplot antara Pwf vs t pada kertas Cartesian, kemudian lakukan ektrapolasi
sampai pada t = 0, kemudian tentukan titik potongannya (Pint.).
b. Menentukan kemiringan periode semi steady-state pada grafik tersebut
(slope, m*).
c. Memplot antara Pwf vs t pada kertas semilog, kemudian tentukan kemiringan
periode transien pada grafik tersebut (slope, m).
d. Menentukan harga P1 jam pada grafik langkah c.
e. Menentukan besarnya shape factor (CA) menggunakan (4-25).
f. Dengan menggunakan Tabel Dietz Shape Factor (lampiran 6) untuk
mendapatkan bentuk reservoir yang mendekati harga shape factor (CA) hasil
perhitungan pada langkah e.
g. Tentukan besarnya harga (tDA)PSS tersebut tentukan bentuk reservoir yang
sesuai dengan table Dietz tersebut (langkah f).
39

4.3. PROSEDUR ANALISA


1. Dari data yang diberikan, menghitung harga ∆P untuk setiap data yang
ada.
2. Dari data yang ada, membuat plot grafik sebagai berikut :
a. Grafik log ∆t (sumbu x) vs log ∆P (sumbu y)
b. Grafik log ∆t (sumbu x) vs Pwf (sumbu y)
c. Grafik kartesian ∆t (sumbu x) vs Pwf (sumbu y)
3. Menentukan harga EOWB dari grafik ∆t vs log ∆P dengan membuat garis
lurus 45o. Kemudian menggeser sejajar sampai menyinggung grafik.
Harga EOWB diperoleh dari pembelokan pertama grafik dengan garis 45o
ditambah 1,5 cycle.
4. Menentukan nilai slope (m), P 1 jam, k, S, ∆P, Pwf, PI, dan FE dengan
menggunakan grafik log ∆t vs Pwf.
5. Memasukkan nilai EOWB pada grafik log ∆t vs Pwf, kemudian
menentukan trendline dan persamaan garis dari titik-titik di sekitar harga
EOWB tersebut. Kemudian memperpanjang trendline yang sudah
terbentuk.
6. Menentukan harga slope (m) dengan pembacaan harga tekanan pada
trendline yang terbentuk.
7. Menentukan P 1 jam yang diperoleh dengan menarik garis ke atas pada ∆t
= 1 jam sampai menyentuh trendline yang ada dan membaca harga
tekanannya.
8. Menentukan besarnya harga permeabilitas (k) dengan persamaan :

qμΒ
k = 162,6
mh
9. Menentukan besarnya harga faktor skin (S) dengan persamaan :

 Pi  P1jam  k 
S = 1,151   log  3.23
Φ  μ  C t  rw
2
 m 
10. Menghitung ∆t EOWB dengan menggunakan persamaan :
a. Menghitung konstanta Wellbore Storage dengan persamaan

q  B o  Δt
Cs =
24  ΔP
40

b. Membuat garis trendline dari grafik log ∆t vs log ∆P. Harga ∆t dan ∆P
pada rumus diperoleh dengan menentukan titik pada saat dimulai
perpisahan garis linier (trendline) pada grafik log ∆t vs log ∆P.
Kemudian dari titik tersebut menarik garis sehingga berpotongan
dengan sumbu x dan sumbu y. Membaca harga ∆t pada sumbu x dan
membaca harga ∆P pada sumbu y.
c. Menghitung twbs dengan persamaan :

(20.000  12.000 x S) x Cs
twbs =
(k  h)/μ

11. Menentukan ∆P skin dengan persamaan :

∆Ps = 0,87 x m x S

12. Menentukan harga Pwf dengan persamaan :

162.6  q  μ  B    
log t   log 
k   3.2275  0.86859S
Pwf = Ρi 
kh   Φ  μ  Ct  r 2 

 w 

13. Menentukan FE dengan persamaan :

P*  Pwf - Ps
FE = x 100 %
P * - Pwf

14. Menentukan PI dengan persamaan :

q
PI =
P*  Pwf - Ps

15. Menentukan harga re. Dari grafik log ∆t vs P wf dapat diketahui harga tpss
selanjutnya dihitung harga re

0,0015 x k x t pss
re =
 x  x Ct
41

16. Penentuan volume pori dengan grafik kartesian ∆t vs ∆P. Menentukan :

  Pwf  Pwf 1 - P wf 2
 
 t  t1 - t 2

17. Menghitung volume pori dengan persamaan :

0,234 x q x Bo
Vp = -
Ct x  Pwf / t
42

4.4. DATA DAN PERHITUNGAN


4.4.1. DATA
Diketahui data-data pada reservoir type 2 adalah sebagai berikut :
 Laju Produksi, (q) = 179 bbl/day
 Porositas (Ø) = 0,18
 Viscositas (μ) = 1,5 cp
 Kompresibilitas Total (Ct) = 8,2 x 10 –6 psi-1
 Jari-jari Sumur (rw) = 6 in = 0,5 ft
 Ketebalan formasi produktif (h) = 17 m = 55.777 ft
 Faktor Volume Formasi (Bo) = 1,2 RB/STB
 Tekanan Mula-mula (Pi) = 3800 psi
 Temperatur (T) = 220 °F
43

Tabel IV-1
Data Test Tekanan Drawdown (PDD)

No t, Jam Pwf, psi P, psi


1 0 3800 0
2 0.2 3780.3 19.7
3 0.3 3771.9 28.1
4 0.5 3756.9 43.1
5 0.7 3741.7 58.3
6 1 3724.9 75.1
7 2 3685.5 114.5
8 3 3664.5 135.5
9 5 3647.8 152.2
10 7 3639.8 160.2
11 10 3632.8 167.2
12 15 3628.8 171.2
13 20 3626.1 173.9
14 25 3624.1 175.9
15 30 3623.8 176.2
16 40 3621.8 178.2
17 55 3619 181
18 65 3617.5 182.5
19 70 3616.8 183.2
20 80 3615.8 184.2

21 90 3614.8 185.2
22 125 3612.4 187.6
23 210 3608.8 191.2
24 280 3606.7 193.3
25 340 3604.5 195.5
26 410 3602 198
27 520 3599 201
28 630 3595 205
29 770 3589 211
30 890 3580 220
44

Tabel IV-2
Tabulasi pada Grafik Log ΔP vs Log Δt
x y
0.1 122.6530486
1 144.94
10 167.2269514
100 189.5139027
1000 211.8008541

Tabel IV-3
Tabulasi pada Grafik Pwf vs Log Δt
x y
0.1 3677.386721
1 3655.1
10 3632.813279
100 3610.526558
1000 3588.239837

Tabel IV-4
Tabulasi pada Grafik Pwf vs Δt
x y

0 3639.3
1 3638.63
100 3572.3
200 3505.3
300 3438.3
400 3371.3
500 3304.3
600 3237.3
700 3170.3
800 3103.3
900 3036.3
1000 2969.3
45

4.4.2 Perhitungan
1. Menentukan harga Cs
Δt = 0.2 jam

ΔP = 20 psi

QxBo t 179 x1,2 0.2


Cs = x  x
24 P 24 20

= 0,0895
2. Menentukan harga m (slope) dari grafik log t vs Pwf

P1 = 3677.387 psi

P2 = 3655.1 psi

m = 3677.387 – 3655.1 = 22.28672 psi


4. Menentukan harga k (permeabilitas formasi)

162,6 xQxx 162,6 x179 x1,5 x1,2


k= = = 42.145 mD
mxh 22.28672 x55.777
5. Menentukan harga P 1 jam dari grafik t vs pwf
Didapat harga P 1 jam adalah 3655.1 psi.
6. Menentukan harga S (skin factor)

 Pi  P1hr  k  
S = 1,151 x   log    3,23
 xxCtxrw
2
 m  

 3800  3655,1  42.145  


= 1,151 x   log  6 2
  3,23
 22.28672  0,18 x1,5 x(8,2 x10 ) x0,5  

= 4.614
7. Menentukan harga Pskin

Pskin = 0.87 x m x S

= 0.87 x 22.28672 x 4.614 = 89.455 psi


46

8. Menentukan harga Δt pada Wellbore Storage (twbs)

200000  12000 xS) xCs


twbs =
(kxh) / 

200000  12000 x1,0933549) x0.0895


=
(138.2773x55.777) / 1,5

= 14.5 jam

9. Menentukan harga Pwf

162,6QB   k  
Pwf  Pi  log( t wbs )  log    3,23  0,86859S 

 C t rw
2
kh   

162,6 x179 x1,5 x1,2


Pwf  3800  x
138.2772 x55.777
  138.2773  
log( 14.5)  log    3,23  0,8685 x 4.02
 
-6 2
 0,18 x1,5 x(8,2 x 10 ) x(0,5) 

= 3239.552 psi
10. Menentukan harga FE

 Pi  Pwf  PSKIN 
FE =   x 100%
 P *  Pwf 
 3800  3239.552  89.455 
FE =   x 100%
 3800  3239.552 

= 0,84 %
11. Menentukan harga PI

q
PI 
Pi  Pwf  Ps

179
PI 
3800  3239.552  89.455

= 0.38 BPD/psi
47

12. Menentukan waktu pseudo steady state (tpss) dari grafik log Δt Vs Pwf

didapat harga tpss adalah 750 jam

13. Menentukan harga re

0,0015ktpss
re =
Ct

0,0015 x42,144 x750


re =
0,18 x1,5 x(8,2 x10 6 )

re = 4627.643 ft
14. Menentukan Volume pori (Vp)

Dari grafik Cartesian Δt vs Pwf dapat ditentukan :

dpwf = P1-P2 = 3572.3 – 3502.3 = 67

Maka dapat dihitung volume pori :

0.234qBo
Vp =
Pwf
Ct
t

0.234 x179 x1,2


Vp =
(8,2 x10  6 ) x(67 /  100)

Vp = 9148744 cuft

Vp = 1629208 bbl
48

4.4.3. HASIL ANALISA


Dari hasil analisa PDD test dan perhitungan diperoleh:
a. m = 22.28672 psi/cycle
b. k = 42.145 mD
c. P1jam = 3655.1 psi
d. S = 4.61
e. ΔPs = 89.455 psi
f. twbs = 14.5 jam
g. Pwf = 3239.552 psi
h. FE = 0,84 %
i. PI = 0,38 bpd/psi
j. re = 4627.643 ft
k. Δt = 0.2 jam
l. ΔP = 20 psi
m. Cs = 0,0895
n. ΔPwf = 67 psi
o. Vp = 1629208 bbl
4.5. GRAFIK

Grafik 4.1. log dt vs log dP


49
Grafik 4.2. log dt vs Pwf
50
Grafik 4.3. Cartesian dt vs Pwf
51
52

4.6. PEMBAHASAN
Pressure Drawdown Testing adalah suatu pengujian yang dilaksanakan
dengan jalan membuka sumur dan mempertahankan laju produksi tetap selama
pengujian berlangsung, sebagai syarat awal sebelum pembukaan sumur tersebut ,
tekanan hendaknya seragam di seluruh reservoir. Tekanan yang seragam ini dapat
diperoleh dengan jalan menutup sumur sementara waktu dengan tujuan agar dicapai
keseragaman tekanan di reservoirnya. Pada dasarnya pengujian ini dapat dilakukan
pada sumur baru, sumur-sumur lama yang telah ditutup sekian lama hingga dicapai
keseragaman tekanan reservoir, dan sumur-sumur produktif yang apabila dilakukan
buildup test, yang punya sumur akan sangat rugi.
Parameter-parameter yang didapat untuk analisa Pressure Drawdown
Testing ini diantaranya adalah : permeabilitas (k), faktor skin (S), dan volume pori-
pori yang berisi fluida (Vp).
Dari data-data sumur diatas untuk percobaan ini kita bisa mengeplot grafik
diantaranya : grafik log ∆t Versus ∆P, grafik log ∆t versus Pwf dan grafik kartesien
∆t versus Pwf. Hasil dari plot log ∆t Vs log ∆P maka kita bisa menentukan harga
∆tEOWBnya dengan membuat garis 450 sejajar dengan hasil plot. Ditambah dengan
1,5 Cycle, yang bertujuan untuk menghindari adanya efek Wellbore Storage. Dan
hasil akhirnya untuk ∆tEOWB = 70 jam.
Hasil dari plot log ∆t Vs Pwf kita bisa menentukan harga slupe (m) didapat
dari pembacaan harga tekanan pada garis yang terbentuk, harga yang didapat
sebesar 22.28672 psi/cycle. Selanjutnya kita bisa menentukan harga P1 jam yang
diperoleh dengan menarik keatas pada ∆t = 1 jam sampai menyentuh garis trendline
harga yang didapat dari pembacaan harga tekanan yaitu sebesar 3655.1 psi dengan
ini kita bisa menentukan besarnya harga permeabilitas (k) dari menentukan slope
(m) atau penyimpangan dari log straight line, sehingga harga yang didapat sebesar
42.145 mD. Setelah harga slope (m), P1jam dan harga permeabilitas (K) diketahui
maka kita bisa menentukan nilai skin factor yang untuk menunjukan bahwa pada
formasi kita mengalami kerusakan (damaged) yaitu ditandai dengan harga yang
didapat bernilai positif (+) = 4.61, dan hambatan aliran atau penurunan tekanan
53

yang terjadi pada formasi produktif akibat adanya skin effect (∆Ps) yaitu sebesar
89.455 psi.
Kemudian menentukan harga Cs dengan menggunakan harga ∆t dan ∆P
yang didapat dari grafuk log ∆t vs log ∆P,harga konstan Wellbore Storage (Cs) yang
didapat sebesar 0.0895, dan waktu saat berakhirnya Wellbore Storage (twbs)
sebesar 14.5 jam. Dengan adanya harga twbs maka untuk tekanan dasar sumur
(Pwf) bisa kita ketahui yaitu sebesar 3239.552 psi. Dari perhitungan didapatkan
besarnya produktifitas formasi (PI) sebesar 0.38 BPD/psi. dan flow effisiensi (FE)
sebesar 0.84. Selanjutnya menentukan harga ri, karena telah mencapai wktu Pseudo
Steady State maka harga ri adalah re sebesar 4627.643 ft. Volume pori yang
didapatkan dari analisa ini adalah 1629208 bbl.
Analisa Pressure Drawdown (PDD) dan Analisa Pressure Build Up (PBU)
memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaannya adalah pengujian dilakukan
dengan jalan memproduksikan sumur dengan laju produksi yang tetap dan menutup
sumur; sama-sama menentukan permeabilitas formasi (k); dan menentukan harga
skin factor (S). sedangkan perbedaannya adalah bahwa analisa PBU merupakan
proses “loading” yaitu pengisian volume lubang sumur oleh fluida formasi
sedangkan analisa PDD merupakan proses “unloading” yaitu pengosongan volume
lubang sumur dari fluida formasi dengan jalan memproduksikan fluida formasi
tersebut dengan tekanan dan laju alir yang tetap.
Keuntungan dari analisa PDD ini yakni, kita tetap dapat memproduksikan
sumur saat melakukan pengujian , berbeda dengan pengujian PBU yang tidak dapat
memproduksi sumur saat pengujian.
Aplikasi lapangan dari analisa PDD ini yakni, dapat mengetahui kapan kita
harus menggganti dari natural flow ke artificial lift, mengetahui apakah terjadi
kerusakan formasi atau tidak pada sumur kita, dan juga mengetahui radius
pengurasan kita serta mengetahui volume pori yang terisi oleh fluida.
54

4.7. KESIMPULAN
1. Hasil Analisa
 EOWB =5 jam
 ∆t =3 jam
 ∆P = 914 psi
 Cs = 0,164114
 Slope (m) = 88,48835 psi/cycle
 Permeabilitas (k) = 59,3025 mD
 Faktor Skin (S) = 5,5786
 P 1 jam = 3674,4 psi
 ∆Ps = 429,466 psi
 tpss =4 jam
 twbs = 19,86771 jam
 Pwf = 3559,638 psi
 Flow Efficiency (FE) = 0,543297
 Index Productivity (PI) = 1,957344 BPD/Psi
 δPwf = 5,4981 psi
 δt = -1 jam
 Volume pori yang berisi fluida (Vp) = 3004246 ft3
= 535079,1 bbl
2. Karena skin berharga positif dan FE lebih kecil dari 1, maka diperkirakan
terjadi kerusakan karena filtrat masuk ke formasi atau karena adanya mud cake
yang terlalu tebal di sekitar lubang bor.
3. Tujuan perhitungan Vp adalah mengetahui jumlah volume poriberisi fluida
akibat pengaruh tekanan dan waktu serta pengaruh kompressibilitasnya, di
mana keduanya berbanding terbalik terhadap Vp.
4. Aplikasi lapangan dari praktikum PDD adalah untuk menganalisa
karakteristik dari reservoir antara lain permeabilitas batuan, skin, productivity
index, tekanan laju alir (Pwf), flow effisiency, radius pengurasan, volume pori-
55

pori yang semua data tersebut akan menunjang pada proses produksi lebih
lanjut.
5. Pada PBU, pengaruh gangguan impuls tekanan berhenti pada suatu saat
tertentu sebelum mencapai batas pengurasan reservoar. Jarak sejauh mana
gangguan impuls dan tekanan berpengaruh (selama waktu tertentu) inilah yang
disebut radius of investigation (ri). Sedangkan pada PDD, impuls akan terus
berlanjut sampai mengenai batas yang merupakan jari-jari pengurasan
reservoar (re).
6. Kelebihan PDD dibandingkan PBU adalah kita bisa tetap melakukan produksi
minyak selama pengujian sedangkan pada PBU tidak bisa karena sumur kita
tutup.

Anda mungkin juga menyukai