Anda di halaman 1dari 38

Program Pemboran : Mud Design dan Cement

Design
REZA MUTIARANTI KEYZA MAULANA SETYAWAN DINAR ARBI AFFIANTI
113170001 113170016 113170016

RIZAL ARIF FIRMANSYAH YUSRIL IHZA WIJAYA


113170001 113170104
Desain Lumpur
Lumpur Pemboran
Menurut API, lumpur pemboran
didefinisikan sebagai fluida sirkulasi dalam
operasi pemboran yang memiliki variasi fungsi
dan menjadi salah satu faktor yang
mempengaruhi optimalnya operasi pemboran.

Komponen :
• Fasa cair
• Fasa padat (reactive solid & inert solid)
• Fasa kimia
Fungsi Lumpur Pemboran
• Mengangkat cutting ke permukaan
• Mendinginkan & melumasi drillstring
• Mengontrol tekanan formasi
• Menahan cutting saat sirkulasi dihentikan
sementara
• Melepaskan cutting dan pasir di permukaan
• Menahan sebagian berat drillstring dan casing
(bouyancy effect)
• Media logging
• Mendapat informasi dari mud logging
Jenis-Jenis Lumpur
1. Fresh water mud
- spud mud
- natural
- bentonite – treated
- phospate – treated
- organic coloid – treated
- alkaile – tannate treated
- calcium muds
Jenis-Jenis Lumpur
2. Salt water muds
- unsaturated salt water
- saturated salt water
- sodium silicate
3. Oil base muds
4. Gaseous drilling fluid
- natural gas
- aerated muds
Sifat-Sifat Lumpur
1. Densitas dan sand content
Dihitung dengan menggunakan alat Mud
Balance di laboratorium.
2. Viscositas dan gel strength
- Plastic viscosity = C600 – C300
- Yield point = PV – C300
- Gel strength
Sifat-Sifat Lumpur

Kurva Rheology Lumpur


Sifat-Sifat Lumpur
3. Filtrasi dan mud cake
Dihitung di Laboratorium dengan
menggunakan alat Filter Press. Mud cake yang
diizinkan berdasarkan API untuk lumpur
pemboran berbahan dasar 22,5 gram bentonite
dan 350 ml air adalah 0,08 mm – 2 cm.
Sedangkan Filtrasi mud 15 ml.
4. Analisa kimia lumpur pemboran
- alkalinitas
- ion Cl-
- kesadahan total (ion Mg2+ dan Ca2+)
5. Kontaminasi
- Sodium Chlorida
Sifat-Sifat Lumpur
5. Kontaminasi
- Sodium Chlorida
- Gypsum
- Semen
Fungsi Lumpur Pemboran
1. Menahan Tekanan Formasi
Tekanan Formasi di tahan dengan memberikan
tekanan balik yang disebut tekanan
hidrostatis/hidrodinamis lumpur (Dijelaskan di mud
window).
Mud Pressure Window
Merupakan grafik yang menunjukkan harga tekanan formasi dan
tekanan rekah formasi pada setiap kedalaman.
Fungsinya: menentukan tekanan hidrostatik maupun hidrodinamis
lumpur pemboran ataupun semen pemboran yang tepat.

Contoh Mud Pressure Window


Data-data yang diperlukan

1. Pore pressure/ Tekanan Hidrostatik Fluida formasi (Pf).


fresh water = 0,465 psi/ft
salt water = 0,533 psi/ft
2. Tekanan overburden
umumnya dianggap 1 psi/ft
Dimana:
ρi adalah densitas (g/cc) untuk lapisan ke-i,
di adalah ketebalan untuk lapisan ke-i (feet).
Ph adalah tekanan hidrostatik, untuk air tawar bernilai 8.33 ppg dan air garam bernilai 8.56 ppg.
Vi adalah kecepatan interval (gelombang seismik),
Vn adalah kecepatan normal untuk shale (normal trend),
Δtn adalah transit time pada normal trend
Δti nilai transit time yang terbaca (μsec/ft),
γ adalah konstanta (biasanya 3)
k adalah matrix stress coefficient yang diperoleh secara empirik dengan nilainya yang bervariasi
dari satu tempat ke tempat yang lainnya (tentu saja tergantung pada jenis batuan, burial history,
lingkungan pengendapan dll.)
ppg adalah pound per gallon, dimana ppg=psi/(0.052*kedalaman dalam feet).
3. Tekanan rekah (Pf)

4. Menentukan harga Tekanan Hidrostatis (Ph) dan Tekanan


Hidrodinamis Lumpur (P)
Fungsi Lumpur Pemboran
2. Mengkat cutting ke permukaan
Agar lumpur mampu mengangkat cutting ke
permukaan maka di desain lumpur dengan
viskositas yang tepat.
Faktor-Faktor yang memengaruhi cutting tidak
terangkat:
a. Laju fluida kecil
b. Rheology lumpur pemboran tidak tepat
(densitas, PV, YP, GS)
c. ROP
d. RPM
e. Eksentrisitas drillpipe, posisi relative
Pipa pemboran dengan lubang bor.
Fungsi Lumpur Pemboran
Parameter paling utama dalam pengangkatan
cutting:
a. Vslip : kecepatan kritik dimana cutting mulai
akan terendapkan.
b. Vcut : Kecepatan cutting terangkat ke
permukaan
c. Vmin : Kecepatan slip + kecepatan cutting
Sehingga cutting dapat terangkat ke permukaan
tanpa terjadi penggerusan kembali.
Tedapat 3 metode dalam perhitungan kecepatan
ketiga kecepatan tersebut:
Fungsi Lumpur Pemboran
3. Membuat dinding pada lubang bor dengan mud cake
Mud cake terbentuk karena tekanan hidrostatik/hidrodinamis
lumpur yang di
Desain besar sedikit dari P formasi.
4. Menahan sebagian berat Drill string dan casing dengan
buoyancy effect
Bouyancy Effect = 1 -
5. Mendapatkan informasi (mud log, sampel log)
Lumpur akan membawa cutting ke permukaan, sehingga
mampu memberikan informasi batuan yang sedang dilalui
pada saat pemboran. Dan dapat diketahui parameter
petrofisiknya dengan membawa sample cutting ke
laboratorium.
Additives Lumpur
• Weighting agent = barite, galena, calcium
carbonate
• Viscosifier = wyoming bentonite, attapulgit, high
yield clay
• Thinner (pengencer) = calcium lignosulfonate,
sodium acid pyrophospat
• Fluid loss reducer = pregelatinized starch, PAC-L
• Loss circulation material = kwik seal, milmica
• Pengontrol pH = caustic soda, soda ash
• Pengontrol korosi = noxygen
• Fluccolant = fluxit, baroflac
• Emulsifier = trimulsi, atlasol
Hidrolika Lumpur Pemboran
Faktor-faktor yang berpengaruh:
Ukuran & geometri sistem sirkulasi
Diameter lubang sumur
Diameter drill string & BHA
Pump rating
Rheology lumpur
Viskositas
Gel strength
Pola aliran (laminer/turbulen)
Turbulen: aliran mud keluar dari nozzle
Laminer: aliran mud di annulus (untuk
suspensi cutting)
Desain optimasi hidrolika - BHHP
Desain optimasi hidrolika - BHI
Desain optimasi hidrolika - JV
Desain Semen
Komposisi Semen
Berdasarkan semen portland, komponen/komposisi semen dibagi menjadi 4,
yaitu:
• Tricalcium Silicate (3CaO.SiO2)
• Dicalcium Silicate (2CaO.SiO2)
• Tricalcium Aluminate (3CaO.Al2O3)
• Tetracalcium Aluminoferrite (12CaO. Al2O3.Fe2O3)
Klasifikasi Semen
Sifat-Sifat Semen dan mendesignnya
1. Densitas
Dbs =
Dimana: Dbs = densitas suspense semen
Gbk = berat bubuk semen
Gw = berat air
Ga = berat additive
Vbk = volum bubuk semen
Vw = Volume air
Va = Volume additives
Densitas suspense semen sangat berpengaruh terhadap tekanan hidrostatis
di dalam lubang sumur. Bila formasi tidak sanggup menahan tekanan
suspense semen, maka menyebabkan formasi pecah dan terjadi lost
circulation.
Sifat-Sifat Semen dan mendesignnya
2. Thickening time dan viskositas
Thickening time merupakan waktu yang diperlukan suspense semen untuk
mencapai konsistensi sebesar 100 Uc (Unit of Consistency). Dalam
penyemenan sebenarnya yang dimaksud dengan consistency adalah
viskositas.

Dimana: Bc : Konsentrasi suspense semen


T : Pembacaan harga torsi. g-cm.
Perhitungan konsistensi suspense semen dilaboratorium dilakukan dengan
mengisi samlpel kedalam silinder, lalu doputar konstan selama 150 rpm
kemudian dibaca torsinya.
Sifat-Sifat Semen dan mendesignnya
3. Filtration loss
Ft = = Ft
Dimana: F30 : filtrat pada 30 menit, ml
Ft : filtrate pada t menit, ml
t : waktu pengukuran, menit
4. Water cement ratio (WCR)
Tabel 3.1 Kandungan Air Normal Dalam Suspensi Semen
Water
API Class Water (%) by
weight of Gal L
Cement cement per-sack per Sack

A and B 46 5.19 19.6


C 56 6.32 23.9
D, E, F and H 38 4.29 16.2
G 44 4.97 14.8
J (tentative) - - -
Sifat-Sifat Semen dan mendesignnya
5. Permeabilitas
K=
Dimana: K : Permeabilitas, md
q : Laju alir, ml/s
: Viskositas, cp
L : Panjang sempel, cm
A : Luas Permukaan sampel, cm2
Perbedaan tekanan, psi
6. Compressive strength dan shear strength
Compressive strength kekuatan semen dalam menahan tekanan dalam arah
horizontal dan shear strength kekuatan semen dalam menahan tekanan dalam
arah vertical. Umumnya Compressive strength mempunyai harga 8-10 kali dari
harga shear strength
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai