Pada praktikum Analisa Lumpur Pemboran yang berjudul pengukuran

viskositas, Gel Strength, dan Yield Point. Praktikum Ini bertujuan untuk menentukan
viskositas relative lumpur pemboran dengan menggunakan marsh funnel,
menentukan viskositas nyata, plastic viscosity, yield point, dan gel strength lumpur
pemboran dengan menggunakan viscometer fann vg, memahami rheology lumpur
pemboran dan memahami efek penambahan thinner dan percobaan ini yaitu
menggunakan marsh funnel, timbangan, viscometer, gelas ukur, mud mixer, air,
bentonite, dan cmc. Dalam pengukuran viscositas apparent, alat yang digunakan
adalah Marsh Funnel, prinsip kerjanya berapa lama waktu yang diperlukan lumpur
untuk mengalir melewati marsh funnel per 1 quart. Pada pengukuran Gel strength,
Yield point, dan viskositas platic kita menggunakan alat fann viscometer. Prinsip
kerjanya dengan mengaduk lumpur dengan kecepatan tertentu, yang mana saat
lumpur diputar partikel partiel padatan yang relative akan cenderung mecapai
kestabilannya, sehingga dapat membentuk gel, kita menggunakan lumpur yang
dicampur dengan additive cmc.

Viskositas adalah ukuran yang menyatakan kekentalan suatu fluida yang

menyatakan besar kecilnya gesekan dalam fluida. Semakin besar viskositas fluida,
maka semakin sulit suatu fluida untuk mengalir dan juga menunjukkan semakin sulit
suatu benda bergerak di dalam fluida tersebut (Mulyono.,2010). Viskositas yang
terlalu tinggi menyebabkan Penetration rate(Rop) turun, Pressure loss tinggi dan
lumpur bor sulit dipisahkan dengan gas, Sukar melepaskan gas dan cutting lumpur
dipermukaan. Sedangkan viskositas yang terlalu kecil pengangkatan cutting tidak
baik dan material-material pemberat lumpur diendapkan. (Pratama,2016).

Gel Strength berfungsi menunjukkan kemampuan lumpur didalam menahan

atau mengapungkan serpih bor pada saat tidak dalam proses pemboran (Satiyawara,
2019). Diwaktu sirkulasi berhenti yang memegang peranan adalah gel strength.
Lumpur akan menjadi gel apabila tidak terjadi sirkulasi. Hal ini disebabkan oleh gaya
Tarik menarik antara partikel-partikel padatan lumpur. Gel Strength yang terlampau
kecil akan menyebabkan terendapnya Cutting atau pasir pada saat sirkulasi lumpur
berhenti. Sedangkan Gel Strength yang terlampau tinggi sulit usaha pompa untuk
memuat sirkulasi tinggi (Pratama,2016). Yiedl Point adalah ukuran daya Tarik
menarik antara partikel padatan dalam lumpur. Yiedl point yang terlalu rendah dapat
mengakibatkan naiknya tekanan sikrlualsi, sulit diaduk dalam Tarik dan cenderung
menahan gas dalam lumpur(Ginting,2018).

Pada percobaan yang pertama kami membandingkan waktu tempuh antara

bentonite+Aquadest dan Bentonite+air+cmc, dengan menggunakan marsh funnel,
sehingga dapat waktu dari hasil percobaan tersebut pada bentonite+air+cmc yaitu
25,51 s, dan bentonite+Aquadest 12 s. Jadi waktu tempuh bentonite+air+cmc lebih
lama dibandingkan dnegan bentonite+aquadest. Lamanya waktu tersebut dipengaruhi
ooleh campuran additive, dimana campuran cmc aakan memperlambat waktu
mengalirnya lumpur. Jadi kesimpulannya viskostas bentonite+air+cmc lebih besar
dibandingkan bentonite+ Aquadest. Untuk Shear stress, Shear rate, viskositas
nyata,,viskositas plastic dan yield point, dapat ditentukan dengan alat fann vg meter.
Cara kerja alat ini adalah dengan menghuitung dial reading dari lumpur pada putaran
600 Rpm, 300 Rpm, 200 Rpm, 100 Rpm, 6 Rpm, dan 3 Rpm. Skala penunjuk pada
Fann vg meter akan berbanding lurus dengan kecepatan putarannya. Semakin kuat
putaran dari Fannn vg meter maka skalanya juga akan semakin besar. Dan untum
simpangannya semakin lama waktu yang ditentukan dalam menentukan siimpangan
maka skala simpangan maksimumnya juga akan semakin besar, Untuk menentukan
plastic viscosity, yield point, dan gel strength, lakukan pembacaan dial reading pada
C600, dan C300, C600 diibaratkan sebagai tekanan pompa dipermukaan, sedangkan
C300 diibaratkan sebagai tekanan bit didalam lubang sumur. Dan diperoleh harga
Plastic Viscosity sebesar dari pengurangan data pada pemutaran pada kecepatan 600
Rpm dan 300 Rpm, sebesar 2 Cp harga Gel Strength untuk pendiaman 10 detik
sebesar 2 dan pendiaman 10 menit sebesar 3, dan harga Yield point diperoleh dari
selisih antara data pemutaran pada 300 Rpm dengan harga sebesar 1 Lb/100 ft, ini
untuk bentonite+aquadest, sedangkan untuk bentonite+air+cmc, didapap plastic
viscosity sebesar 19 cp. Gel strength pada pendiaman 10 detik sebesar 3dan
pendiaman 10 menit 2, sedangkan nilai yield point sebesar 3 lb/ft. Dari pembacaan
hasil tersebut terdapat perbedaan signifikan pada data plastic viscosity, Gel strength,
dan Yield Point pada campuran additive CMC. Dimana campuran tersebut akan
meningkatkan harga Plastic Viscosity, Gel strength dan Yield Point. Percobaan yang
kami lakukan juga memperoleh hasil yang diamati. Pada Bentonite+aquadest, dimana
nilai plastic viscosity gel strength, dan yield point nya terlalu rendah. Hal ini dapat
dibandingkan dengan setelahnya yang menunjukkan peningkatan nilai plastic
viscosity, gel strength, dan yield point sebanding dengan bertambahnya berat additive
CMC yang digunakan, karena disini pada dasarnya fungsi CMC adalah sebagai
viscosifier atau sebagai pengental, penstabil emulsi atau sebagai bahan pengikat,
sehingga baik untuk meningkatkan viscositas suatu fluid(Syawaludiin,2020). Disini
tampak bahwa hasil Plastic Viscosity pada Bentonite+ Aquadest yang semula 2 Cp,
setelah ditambah additive CMC menjadi 19 Cp. Yield Point yang semula 1 Lb/ft
menjadi 3 lb/ft, dan nilai Gel strength yang semula 0,67 setelah ditambah cmc
menjadi 1,5, Dan juga tampak bahwa hasil pembacaan yang berbeda pada C600,
C300,C200, C100, dan C6 Rpm. Dan didapat hasil yang berfungsi pada nilai shear
stress, dan apparent viscosity, dikarenakan pengaruh dari additive cmc yang sebagai
pengental sehingga hasil pembacaan skala pada penambahan additive cmc lebih
besar.

Aplikasi Lapangan dari percobaan ini adalah saat melakukan pemboran bit
akan menghancurkan batuan, kemudian sisa-sisa penghancuran batuan pun dapat
menggangu, maka disrkulasikan lumpur agar cutting (sisa-sisa penghancuran batuan)
tersebut dapat terangkat. Viscositas dan Gel strength merupakan bagian yang pokok
dalam sifat-sifat rheologi fluida pemboran. Pengukuran sifat—sifat rheologi fluida
pemboran penting mengingat efektivitas pengakatan cutting merupakan fungsi
langsung dari viscositas (Wibowo,2019). Sebab jika viskositas tida sesuai dengan
standar, maka cutting tidak akan terangkat dan justru terendapkan didasar lubang
akibatnya dapat menurunkan Rate of penetration(ROP) sehingga waktu pemboran
menjadi lama. Sedangkan aplikasi lapangan daro Gel strength adalah untuk Round
trip dan proses penyambungan pipa. Sifat Gel pada lumpur juga penting pada saat
rounf trip sehingga dapat mencegah cutting mengendap didasar sumur yang dapat
menyebabkan kesukaran pengeboran selanjutnya (Wibowo,2019). Sedangkan
Aplikasi lapangan Yield Point adalah dapat menentukan tekanan pompa yang sesuai
agar pada sumur vertical menghasilkan aliran lumpur pada anulus, agar lumpur dapat
mengangkat cutting.

In the Drilling Mud Analysis practicum entitled viscosity, Gel Strength, and
Yield Point measurements. This practicum aims to determine the relative viscosity of
drilling mud using marsh funnel, determine real viscosity, plastic viscosity, yield
point, and gel strength of drilling mud using a fann vg viscometer, understand the
rheology of drilling mud and understand the effect of adding thinner and this
experiment is using marsh funnel, scales, viscometer, measuring cup, mud mixer,
water, bentonite, and cmc . In apparent viscosity measurement, the tool used is the
Marsh Funnel, the working principle is how long it takes for sludge to flow through
the marsh funnel per 1 quart. In measuring Gel strength, yield point, and platic
viscosity we use a fann viscometer. The principle works by stirring the mud at a
certain speed, which when the sludge is rotated relative solid particles will tend to
reach its stability, so that it can form a gel, we use sludge mixed with cmc additives.
 Viscosity is a measure that expresses the viscosity of a fluid that expresses the
size of friction in the fluid. The greater the viscosity of the fluid, the more difficult a
fluid is to flow and also shows the more difficult an object moves in the fluid
(Mulyono., 2010). Viscosity that is too high causes the Penetration rate (Rop) to
drop, high pressure loss and drill mud is difficult to separate from gas, It is difficult
to release gas and cutting mud on the surface. While the viscosity is too small, the
cutting lift is not good and the mud ballast materials are deposited. (Primary, 2016).

Gel Strength serves to show the ability of mud to hold or float drill shale when
not in the drilling process (Satiyawara, 2019). When circulation stops that plays a role
is gel strength. The sludge will become gel if there is no circulation. This is caused by
the force of attraction between the particles of sludge solids. Gel Strength that is too
small will cause the deposition of cutting or sand when the circulation of mud stops.
While Gel Strength that is too high is difficult for the pump to load high circulation
(Pratama, 2016). Yiedl Point is a measure of attraction between particles of solids in
mud. Yiedl point the too low can result in increased circumlual pressure, difficult to
stir in tensile and tends to hold gas in mud (Ginting, 2018).

In the first experiment we compared the travel time between bentonite +

Aquadest and Bentonite + air + cmc, using the marsh funnel, so that the time from the
results of the experiment on bentonite + water + cmc was 25.51 s, and bentonite +
Aquadest 12 s. So the travel time of bentonite + water + cmc is longer than with
bentonite + aquadest. The length of time is influenced by the additive mixture, where
the CMC mixture will slow down the time of mud flow. So in conclusion, the
viscosity of bentonite+water+cmc is greater than that of bentonite+ Aquadest. For
Shear stress, Shear rate, real viscosity, plastic viscosity and yield point, can be
determined with a fann vg meter. The way this tool works is by collecting the reading
dial from the mud at 600 Rpm, 300 Rpm, 200 Rpm, 100 Rpm, 6 Rpm, and 3 Rpm.
The indicator scale on the Fann vg meter will be directly proportional to its rotation
speed. The stronger the rotation of the Fannn vg meter, the larger the scale. And for
the deviation, the longer the specified time in determining the deviation, the
maximum deviation scale will also be larger, To determine plastic viscosity, yield
point, and gel strength, take dial reading readings on C600, and C300, C600 is
likened to pump pressure on the surface, while C300 is likened to bit pressure in the
well hole. And obtained the price of Plastic Viscosity is from reducing data on
playback at speeds of 600 Rpm and 300 Rpm, by 2 Cp the price of Gel Strength for
10 seconds silence of 2 and 10 minutes of silence is 3, and the price of Yield point is
obtained from the difference between playback data at 300 Rpm with a price of 1 Lb /
100 FT, this is for Bentonite + Aquadest, while for Bentonite + Air + CMC, there is a
plastic viscosity of 19 CP. Gel strength at 10-second silence is 3 and 10-minute
silence is 2, while the yield point value is 3 lb/ft. From the reading of the results,
there are significant differences in plastic viscosity, Gel strength, and Yield Point data
on the CMC additive mixture. Where the mixture will increase the price of Plastic
Viscosity, Gel strength and Yield Point. Our experiments also obtained observed
results. In Bentonite + aquadest, where the value of plastic viscosity gel strength, and
yield point is too low. This can be compared with afterwards which shows an increase
in the value of plastic viscosity, gel strength, and yield point in proportion to the
increase in the weight of the CMC additive used, because here basically the function
of CMC is as a viscosifier or as a thickener, emulsion stabilizer or as a binder, so it is
good for increasing the viscosity of a fluid (Syawaludiin, 2020). Here it appears that
the result of Plastic Viscosity on Bentonite + Aquadest which was originally 2 Cp,
after adding additive CMC to 19 Cp. Yield Point which was originally 1 Lb / ft to 3 lb
/ ft, and the value of Gel strength which was originally 0.67 after adding cmc to 1.5,
And it also appears that the readings are different on C600, C300, C200, C100, and
C6 Rpm. And obtained results that function on the value of shear stress, and apparent
viscosity, due to the influence of additive cmc as a thickener so that the scale reading
results on the addition of additive cmc are greater.

The field application of this experiment is when drilling the bit will destroy
the rock, then the remnants of rock destruction can interfere, then the mud is
circulated so that the cuttings (rock crushing remnants) can be lifted. Viscosity and
Gel strength are important parts of the rheological properties of drilling fluids.
Measurement of the rheological properties of the drilling fluid is important
considering that the effectiveness of cutting removal is a direct function of viscosity
(Wibowo, 2019). This is because if the viscosity does not meet the standard, the
cutting will not be lifted and instead settles to the bottom of the hole, which can
reduce the Rate of penetration (ROP) so that the drilling time becomes longer. While
the field application of Gel Strength is for round trips and pipe joining processes. The
gel properties of the mud are also important during round trips so as to prevent
cuttings from settling at the bottom of the well which can cause further drilling
difficulties (Wibowo, 2019). While the Yield Point field application is to be able to
determine the appropriate pump pressure so that the vertical well produces mud flow
in the annulus, so that the mud can lift the cuttings.