Anda di halaman 1dari 27

Metode Grouting Untuk Penguatan

Pondasi Tanah
POSTED ON MARCH 31, 2013 BY SMIAGIUNDIP

Grouting merupakan suatu metode atau teknik yang dilakukan untuk


memperbaiki keadaan bawah tanah dengan cara memasukkan bahan yang
masih dalam keadaan cair, dengan cara tekanan, sehingga bahan tersebut
akan mengisi semua retakan-retakan dan lubang-lubang yang ada di bawah
permukaan tanah, kemudian setelah beberapa saat bahan tersebut akan
mengeras, dan menjadi satu kesatuan dengan tanah yang ada sehingga
kestabilan suatu permukaan tanah akan tetap terjaga.

Grouting juga dapat diartikan sebagai metode penyuntikan bahan semi kental
(slurry material) ke dalam tanah atau batuan melalui lubang bor, dengan
tujuan menutup diskontruksi terbuka, rongga-rongga dan lubang-lubang pada
lapisan yang dituju untuk meningkatkan kekuatan tanah (Dwiyanto, 2005).
Sedangkan bahan-bahan yang biasanya dijadikan sebagai material pengisi
pada grouting diantaranya campuran semen dan air; campuran semen, abu
batu dan air; campuran semen, clay dan air; campuran semen, clay, pasir
dan air; asphalt; campuran clay dan air dan campuran bahan kimia.

Menurut Pangesti (2005), fungsi grouting di dalam tanah atau batuan dapat
dibagi menjadi tiga, yaitu:

a. Penetrasi atau Penembusan (permeation/penetration)

Grouting mengalir ke dalam rongga tanah dan lapisan tipis batuan dengan
pengaruh minimum terhadap struktur asli.

b. Kompaksi atau Pemadatan (compaction/controlled displacement)

Material grouting dengan konsistensi sangat kental dipompakan ke dalam


tanah sehingga mendorong dan memadatkan.

c. Rekah Hidrolik (hydraulic fracturing)


Apabila tekanan grouting lebih besar dari kuat tarik batuan atau tanah yang
di grouting, akhirnya material pecah dan grouting dengan cepat menembus
zona rekahan

Manfaat dari suatu pekerjaan grouting antara lain adalah sebagai berikut
(Dwiyanto, 2005):

a. Menahan aliran air dan mengurangi rembesan

b. Menguatkan tanah dan batuan

c. Mengisi rongga dan celah pada tanah dan batuan sehingga menjadi padat

d. Memperbaiki kerusakan struktur

e. Meningkatkan kemampuan anchor dan tiang pancang

f. Menghindarkan dari material fluida yang dapat merusak tanah atau batuan

Pelaksanaan grouting

Pelaksanaan grouting meliputi penentuan titik grouting, uji


permebilitas, pemboran dangrouting (Dwiyanto, 2005). Berikut ini adalah
uraian secara singkat mengenai tahap pelaksanaangrouting:

a. Penentuan titik grouting


Penentuan titik grouting berpatokan pada stasiun-stasiun yang ditentukan di
lapangan melalui penyelidikan oleh tenaga ahli. Jarak tiap-tiap
titik grouting disesuaikan dengan kebutuhan.

b. Pemboran

Pelubangan titik grouting dilakukan dengan cara di bor. Dalam grouting ada 2
macam pemboran, yaitu pemboran dengan pengambilan core dan pemboran
tanpa core. Diameter lubang bor adalah 76 cm untuk pemboran coring dan
46 mm untuk pemboran non coring. Khusus untuk permboran
dengan coring diperlukan mesin dengan penggerak hidrolik agar
kualitas core yang dihasilkan lebih bagus.

c. Uji Permeabilitas atau Test Lugeon

Uji permeabilitas pertama kali diperkenalkan oleh Lugeon pada tahun 1933,
yang bertujuan untuk mengetahui nilai lugeon (Lu) dari deformasi batuan.
Nilai lugeon adalah suatu angka yang menunjukkan berapa liter air yang bisa
merembes ke dalam formasi batuan sepanjang satu meter selama periode
satu menit, dengan menggunakan tekanan standar 10 Bars atau sekitar 10
kg/cm2. Angka ini hampir sama dengan koefisien kelulusan air sebesar 1 x 10 -
5
cm/detik. Nilai lugeon dapat memberikan informasi mengenai sifat aliran
dalam batuan dan sifat batuan itu sendiri terhadap aliran air yang
melaluinya.
Metode pengujiannya adalah dengan cara memasukkan air bertekanan ke
dalam lubang bor, menggunakan peralatan yang disebut rubber packer, yang
digunakan untuk menyumbat lubang bor. Peralatan lain yang digunakan
dalam uji permeabilitas antara lain:

Waterflow Meter untuk mengetahui debit air

Stop Watch untuk menentukan waktu rembesan

Pressure Gauge untuk mengetahui tekanan air

Water Pump untuk memompa air


Untuk pengujian dengan tekanan kurang dari 10 kg/cm2, dibuat ekstrapolasi
sehingga bentuk persamaannya menjadi:
Lu= 10Q/PL

Keterangan:

Lu = Lugeon unit (l/mnt/m)

Q = debit aliran yang masuk (l/mnt)

P = tekanan total (Po+Pi) (kg/cm2)

L = panjang lubang yang di uji (m)

d. Grouting

Tahap pekerjaan grouting dilakukan dengan cara menyuntikkan bahan semi


kental (slurry material) ke dalam tanah atau batuan melalui lubang bor.
Komponen utama peralatan grouting adalah grout mixer dan grout pump.

1.Grout Mixer

Grout mixer adalah mesin pencampur material yang akan disuntikkan ke


dalam tanah atau batuan. Umumnya grout mixer mempunyai kapasitas
mencampur (batching) sebesar 200 liter/batch.

2. Grouting Pump

Grouting pump berperan untuk memompa air maupun campuran grouting.


Kapasitas pemompaan minimum 100 liter/menit pada tekanan pompa 6
kg/cm2 dan mampu mencapai tekanan hingga 20 kg/cm2.
Tipe-Tipe Grouting dan Kegunaannya

Menurut Warner (2005), grouting dapat dibedakan menjadi 6 tipe, yaitu:

a. Sementasi Penembusan (Permeation Grouting)


Grouting penembusan (permeation grouting) disebut
juga grouting penetrasi (penetration grouting), yang meliputi pengisian
retakan, rekahan atau kerusakan pada batuan, rongga pada sistem pori-pori
tanah serta media porous lainnya. Tujuan grouting penembusan adalah untuk
mengisi ruang pori (rongga), tanpa merubah formasi serta konfigurasi
maupun volume rongga. Grouting jenis ini dapat dilakukan untuk tujuan
penguatan formasi, menghentikan aliran air yang melaluinya, maupun
kombinasi keduanya. Grouting penembusan dapat meningkatkan kohesi
tanah.

b. Sementasi Pemadatan (Compaction Grouting)

Grouting pemadatan dilakukan dengan cara menginjeksi


material grouting sangat kaku (stif) pada tekanan tinggi ke dalam
tanah. Grouting pemadatan merupakan mekanisme perbaikan yang
bertujuan untuk meningkatkan daya dukung tanah. Karena volume struktur
pori tanah berkurang, maka permeabilitasnya juga akan berkurang.
Meskipun begitu, grouting pemadatan tidak dapat sepenuhnya mencegah
terjadinya rembesan. Grouting pemadatan mampu meningkatkan beban
tanah untuk mengompakkan atau memadatkannya.

c. Sementasi Rekahan (Fracture Grouting)

Grouting rekahan dilakukan pada rekahan hidrolik yang terdapat pada


tanah dengan fluida suspensi atau material grouting slurry, untuk
menghasilkan hubungan antar lensa grouting dan memberikan penguatan
kembali (reinforcement). Umumnya grouting rekahan digunakan pada tanah
dengan permeabilitas rendah. Grouting rekahan dapat dilakukan pada
beberapa jenis tanah dan kedalam, terutama sangat baik pada material
lempung.

d. Sementasi Campuran/ Jet (Mixing/ Jet Grouting)

Grouting jet dilakukan dengan cara mengikis tanah menggunakan jet


bertekanan tinggi dan injeksi serentak ke dalam tanah yang terganggu
dengan jet monitor. Grouting tipe ini juga dapat digunakan untuk melakukan
penyemenan di sekeliling tiang atau pondasi.
e. Sementasi Isi (Fill Grouting)

Semua rongga yang dihasilkan secara alami maupun buatan, kadang-


kadang membutuhkan suatu pengisian atau penutupan. Pada jaman dahulu,
pengisian dilakukan menggunakan peralatan yang sama dengan
alat grouting tipe lainnya. Saat ini, grouting isi dilakukan menggunakan
peralatan khusus dengan campuran concrete atau mortar.

f. Sementasi Vakum (Vacuum Grouting)

Umumnya pekerjaan grouting dilakukan dengan cara mendorong


material grouting ke dalam formasi dengan tekanan tinggi. Akan tetapi, pada
kondisi tertentu hasilnya tidak memuaskan. Oleh karena itu, vakum
digunakan untuk menyedot material grouting masuk ke dalam bagian yang
mengalami kerusakan. Kerusakan tersebut harus diisolasi dari tekanan
barometrik terlebih dahulu, sehingga dengan kondisi yang vakum,
material grouting akan tersedot dan tertarik ke dalam kerusakan tersebut.
(GV)

Sumber:

Aulia, Harizona. 2012. Pengenalan Grouting. Semarang: Teknik Geologi


UNDIP.

http://www.en.wikipedia.org/wiki/Grout
http://www.geologi.ft.undip.ac.id/index.php/berita/tesis-dan-jurnal/1289-tipe-
sementasi grouting.html

Metode Kerja Grouting Test

GROUTING TEST DI LAPANGAN TITAB DAM


I. GROUTING TEST

1.1. UMUM
Sesuai dengan salah satu syarat dalam perencanaan pembangunan sebuah Bendungan
maka angka permeabilitas (k) atau nilai Lugeon menjadi acuan dalam menentukan
kelayakannya. Dalam Buku Pedoman Grouting Untuk Bendungan disebutkan bahwa angka
permeabilitas (k) adalah k n x 10 5 cm/detik sedangkan nilai Lugeon untuk Bendungan
berkisar antara 1 s/d 5.Dalam menentukan perencanaan pola grouting maka harus diperoleh
terlebih dahulu data dari hasil grouting test. Dalampelaksanaan grouting test akan diperoleh
data data antara lain :

- Spasi lubang grouting yang efektif

Kedalaman lubang grouting yang efektif

Kuantitas (volume) bahan grout

Tekanan grouting yang sesuai

Campuran grouting yang sesuai

Koefisien permeabilitas (k) , harga Lugeon

Efektifitas grouting

1.2. LOKASI

Lokasi pekerjaan grouting test terletak di desa Titab, kecamatan Busungbiu, Kabupaten
Buleleng. Sedangkan pelaksanaan pekerjaan grouting test akan dilaksanakan pada
sandaran kanan, sandaran kiri dan dasar sungai (river bed). Selain dari itu jumlah titik
grouting test perlu ditambah beberapa tempat bilamana dijumpai adanya perbedaan formasi
geologi. Jenis batuan yang akan di grouting adalah type Volcanic classic rock .
gambar 1. Pola grouting test.

Selanjutnya pemboran dilakukan pada lubang bor BH-2 dan lubang bor BH-3. Pada lubang BH-
2 dan BH-3 tidak diambil core dan urut urutan sama dengan lubang pertama yaitu bor - test
air bertekanan (WPT) dan grouting.. Dengan adanya hal tersebut nantinya akan didapat
besarnya koefisien permeabilitas (k) dan nilai Lugeon dari tiap stage lubang bor dan
besarnya penyerapan semen.

Jika grouting telah selesai maka lubang grout ditutup dengan mortar campuran pasir : semen 2
: 1.

Dengan selesainya pemboran pada 3 lubang tersebut maka selanjutnya ditengah-tengah


segitiga sama sisi tersebut dilakukan pemboranCH-1 (Check Holes) dengan kedalaman
sama dengan ke tiga lubang grouting atau lebih dalam 5 meter,dan pemboran lubang
tersebut juga diambil contoh batuannya (Core) ,kemudian dilihat penyebaran
semennya,dilakukan test air untuk mengetahui koefisien permeabilitas dari batuan
setempat.

5
Apabila hasil test air mendapatkan k < n x 10 cm/detik ,berarti pola grouting dengan jarak
lubang tersebut sudah cukup. Akan tetapi jika didapat k > n x 10 3 cm/detik atau k > n x 10
4 cm
/detik , maka pola grouting dengan jarak lubang harus diperkecil dengan membagi
segitiga sama sisi tadi menjadi dua ,sehingga membentuk segitiga sama sisi baru yang lebih
kecil .Hal ini mengindikasikan bahwa grouting dengan jarak 3,00m tidak efektif.

Dikarenakan hasil test grouting tidak efektif makajarak lubang bor diperkecil menjadi 1,50
m danselanjutnya dilakukan pemboran - tes air bertekanan (WPT) dan kemudian dilakukan
grouting .

Pemboran lubang grouting dilanjutkan lagi mulai dari titik BH-4 dan urut urutannya sebagai
berikut : bor stage pertama test air bertekanan grouting redrilling bor stage kedua
test air bertekanan - grouting dan seterusnya hingga kedalaman yang ditentukan (down
stage grouting method). Setelah mencapai kedalaman yang ditentukan dan grouting selesai
dilakukan pada titik BH-4 dan BH-5, maka ditengah-tengah segitiga tersebut dibuat lubang
bor CH-2 dengan kedalaman yang sama atau lebih dalam sedikit. Kemudian pada lubang
tersebut dilakukan pemboran - tes air bertekanan dan grouting sampai kedalaman yang
ditentukan.
.
5
Apabila hasil test air yang kedua ini menunjukkan k < n x 10 cm/detik ,berarti pola grouting
dengan jarak lubang yang ditest tersebut sudah cukup. Demikian pula jika didapat k > n x
10 5 cm/detik , maka pola grouting dengan jarak lubang diperkecil lagi atau campuran dibuat
lebih kental atau jika perlu ditambah dengan bahan kimia (lihat gambar) .

Pada pelaksanaan grouting harus dikerjakan dengan teliti dan diawasi betul sampai
mendapatkan nilai koefisien permeabilitas (k) < n x 10 5 cm/detik . Dari hasil test grout
tersebut maka jarak lubang terakhir yang digunakan sebagai jarak dalam pelaksanaan
grouting (pola grouting).

II. Peralatan

Daftar peralatan grouting pada pelaksanaan proyek Pembangunan Waduk Titab antara lain :
Tabel 1. Daftar Peralatan Drilling Grouting
Foto 1. Peralatan Grouting dan unitnya

Foto 2. Kegiatan Drilling Grouting

III. PELAKSANAAN PEKERJAAN GROUTING TEST


3.1 Tahapan Pekerjaan

Dalam pelaksanaan grouting test di Proyek Pembangunan Waduk Titab dilakukan beberapa
tahapan, yaitu:

- Tahap Persiapan

- Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Utama

- Pelaporan

3.1.1. Tahap Persiapan

Untuk melaksanakan pekerjaan grouting perlu dipersiapkan perlengkapan dan peralatan


yang memadai agar nantinya dalam pelaksanaannya mendapatkan hasil yang diharapkan.
Pekerjaan persiapan ini meliputi pekerjaan pembuatan gudang peralatan, pembuatan
andang (platform) untuk dudukan Mixer, dudukan mesin bor dan gudang semen. Konstruksi
ini dibuat dari balok kayu maupun bambu yang dibuat sedemikian rupa sehingga mampu
menahan beban operasional diatasnya. Untuk gudang semen dilapangan diatasnya perlu
ditutup dengan terpal agar material terhindar dari hujan.

3.1.2. Pekerjaan Utama

Pekerjaan utama dalam pelaksanaan grouting adalah pemboran lubang grout, pencucian
lubang grout, pemasangan packer, Injeksi semen, penutupan lubang grout dan pembersihan
kembali lokasi kerja.

3.1.3. Pelaporan

Laporan harian kegiatan drilling grouting dibuat setiap hari dan diketahui oleh Konsultan
Pengawas dan Direksi Lapangan. Sedang Laporan Akhir pelaksanaan pekerjaan grouting
dibuat setelah seluruh pekerjaan lapangan selesai. Laporan tersebut merupakan gambaran
pelaksanaan yang disampaikan secara jelas dan rinci.

3.2 Metode Injeksi


Metode pelaksanaan grouting test pada Proyek Pembangunan Waduk Titab dilakukan
dengan dua cara yaitu dengan metode Up Stage grouting dan Down Stage grouting.
Bilamana lapisan batuan tidak terjadi runtuhan pada waktu pemborannya maka cara
Upstage grouting yang dipakai, yaitu pelaksanaan grouting dimulai dari bawah keatas.
Bilamana pada waktu pemboran terjadi runtuhan maka metode Downstage grouting yang
dipakai, yaitu pemboran dilakukan sampai kedalaman 3,00m terus dilakukan grouting.
Setelah pasta semen injeksi mengeras selama 6 jam, maka dilakukan redrilling (bor ulang)
dan seterusnya hingga sampai kedalaman bor yang ditentukan. Selain dari itu dipakai
metode Manset dengan cara pemasangan pipa pvc 1 yang telah dilubangi (perforated)
dan dipasang pada stage kedalaman yang ditentukan.

3.3 Prosedur Pelaksanaan

Prosedur pelaksanaan grouting test ada beberapa metode antara lain :

- Metode Upstage grouting

- Metode Down Stage grouting

- Metode Pemasangan pipa pvc (perforated) atau Manset.

3.3.1. Metode Upstage grouting

Dilakukan dengan urut urutan sebagai berikut :

- Pemboran dilakukan sampai kedalaman yang ditentukan

- Flushing (pencucian lubang bor)

- Pemasangan packer (Air packer ataupun Mechanic packer)

- Injeksi semen

- Pemasangan kembali packer pada kedalaman diatasnya

- Injeksi semen tahap selanjutnya

- Penutupan lubang grout dengan mortar


3.3.2. Metode Downstage grouting

Dilakukan dengan urutan sebagai berikut :

- Pemboran dilakukan sampai kedalaman stage paling atas

- Flushing (pencucian lubang bor)

- Pemasangan packer (Air packer ataupun Mechanic packer)

- Injeksi semen

- Pemasangan kembali packer pada kedalaman diatasnya

- Injeksi semen tahap selanjutnya

- Penutupan lubang grout dengan mortar

3.3.3. Metode Manset

Dengan cara pemasangan pipa pvc urut urutannya sebagai berikut :

- Pemboran dilakukan sampai kedalaman yang ditentukan

- Diikuti dengan pemasangan pipa pelindung (casing)

- Flushing (pencucian lubang bor)

- Pemasangan pipa pvc sebanyak 3 stage

- Pencabutan pipa casing (pipa pelindung)

- Pengecoran grout cap

- Proses pengeringan grout cap 8 jam

- Injeksi semen tahap demi tahap sampai jenuh

- Selesai

3.3.4. Pemboran Lubang Grouting

Pelaksanaan pekerjaan pemboran dilakukan dengan mata bor diameter 56mm, 66mm
ataupun dengan 76mm. Core barrel yang dipakai type Single Tube Core Barrel (STCB)
dan Triple Tube Core Barrel. Pemboran dilaksanakan memakai mesin bor Jenis Rotary
dengan system hidrolis.

3.3.5. Pemasangan Packer

Pemasangan packer dilakukan dengan 3 cara :

- Metode Upstage grouting

- Metode Down Stage grouting

- Metode Pemasangan pipa pvc (perforated) atau Manset.

Bilamana rangkaian dari metode grouting tersebut telah selesai maka pelaksanaan grouting
sudah bisa dilaksanakan sesuai spesifikasi.

3.3.6. Pekerjaan Injeksi (Grouting)

Sesuai dengan spesifikasi dan arahan dari Direksi dan Konsultan Supervisi maka campuran
awal dimulai dengan perbandingan W:C ratio 6:1. Perubahan campuran berikutnya
dilakukan bilamana pemasukan semen mencapai 600 liter per 15 menit maka campuran
dikentalkan diubah menjadi W:C ratio 4:1, 2:1, 1:1 dan campuran tersebut dipertahankan
sampai mencapai 2000 liter. Hal ini dilakukan mengingat lapisan batuan yang sangat tinggi
porositasnya, bilamana telah mencapai volume tersebut injeksi semen belum jenuh, maka
grouting dihentikan dan dilanjutkan kembali setelah 6 jam atau menurut petunjuk dan arahan
direksi. Pemakaian campuran dan perubahannya dapat disusun seperti terlihat pada table 2
berikut ini.

Tabel 2. Pemakaian Campuran dan Perubahannya


Tekanan maksimum injeksi yang dilakukan di Proyek Pembangunan Waduk Titab adalah
sebagai berikut :

Tabel 3. Tekanan Maksimum Injeksi

3.3.7. Penutup Lubang grouting

Pekerjaan penutupan lubang grouting dilakukan setelah semua rangkaian pelaksanaan


pekerjaan grouting selesai. Penutupan lubang grouting memakai mortar dengan campuran
semen dan pasir = 1 : 2.
Pekerjaan Grouting Atau Sementasi

Grouting adalah suatu proses, dimana suatu cairan campuran antara semen dan
air diinjeksikan dengan tekanan ke dalam rongga, pori, rekahan dan retakan
batuan yang selanjutnya cairan tersebut dalam waktu tertentu akan menjadi
padat secara fisika maupun kimiawi. pekerjaan grouting merupakan salah satu
cara dalam perbaikan pondasi (foundation treatment) pada bendungan air
terutama bendungan.
Selain itu grouting juga metode untuk mengisi rongga struktur beton yang kropos
dan penambahan coran akibat pengecoran tidak sempurna, Mortar fillet
( Pinggulan sudut ) untuk pondasi mesin, sebagai dudukan mesin ,dudukan
bearing pondasi jembatan, pembuatan beton pra cetak, penutup retak yang
besar, tentunya semen Grouting siap pakai yang mempunyai karakteristik tidak
susut dan dapat mengalir sangat baik, memenuhi persyaratan standar corps of
engineering CDR C-621 dan ASTM C-1107

Grouting pada celah ubin/tile

Teknologi grouting bukanlah barang baru, grouting sudah ada sejak tahun 1800-
an dan bahkan sebelumnya. Grouting awalnya hanya digunakan
untukmengontrol aliran air, tetapi sekarang telah meluas dan aplikasinya tidak
terbatas, diantaranya adalah digunakan untuk:

Mengurangi aliran atau rembesan air


Meningkatkan daya dukung tanah/batuan
Pemadatan (mengisi rongga dan celah/rekahan pada tanah/batuan), dan
Memperbaiki kerusakan struktur.

Menurut James Warner (2005), tipe tipe sementasi (grouting) berdasarkan


tujuannya dapat dibedakan menjadi enam (6) jenis, yaitu:
1. Sementasi penembusan (permeation grouting)
2. Sementasi pemadatan (compaction grouting)
3. Sementasi rekahan (fracture/claquage grouting)
4. Sementasi campuran/jet (mixing/jet grouting)
5. Sementasi isi (fill grouting) dan
6. Sementasi vakum (vacuum grouting)
Sedangkan menurut Soedibyo (1993), tipe sementasi (grouting) berdasarkan
bahan yang digunakan ada 3 tipe, yaitu:
1. Injeksi bahan kimia
2. Injeksi sistem Soletanche dan
3. Injeksi dengan semen.

Campuran Grouting (Bahan Grout)


Bahan grouting yang digunakan dalam pekerjaan grouting dapat berupa material
suspense dan atau kimiawi. Material suspensi yang umum dipakai adalah semen
dan bila perlu dipakai bahan tambahan berupa bentonit atau bahan sejenis. Air
sebagai bahan cairan yang dipakai sebagai pencampur semen, harus bebas dari
kandungan lumpur, bahan organik dan unsur lain yang dapat mengakibatkan
penurunan kualitas campuran. Sedangkan bahan semen yang digunakan adalah
Portland Cement (PC), tipe I yang tidak mengandung bahan lain dan memenuhi
syarat yang ditentukan dalam SII - 3 - 1981.

Perbandingan bahan grout untuk cement milk, ditentukan berdasarkan tujuan


dari grouting tersebut dan kondisi batuan yang juga akan berubah menurut
besarnya penyerapan grouting. Perbandingan campuran semen yang sering
dipakai untuk pekerjaan grouting ini adalah C : W = 1 : 10 sampai 1 : 1. Untuk
retakan yang relatif besar dipakai C : B= 1 : 0,5, dan bahkan kadang - kadang
dipakai mortar (campuran semen dan pasir).

Pada umumnya proporsi campuran dimulai dari C : W = 1 : 10 atau 1 : 8. Apabila


grouting memperlihatkan penyerapan grout yang lebih besar dari 30 liter per
menit dan berlangsung selama 20 menit maka campuran dikentalkan secara
berangsur. Namun sebaliknya apabila tekanan ijneksi naik tiba - tiba atau jumlah
volume grout masuk turun sangat banyak maka campuran diubah menjadi lebih
encer.
Grouting Semen

Grouting semen adalah grouting semen yang merupakan campuran antara air
dan semen dengan perbandingan C : W = 1 : 10 sampai 1 : 1. Perubahan dari
campuran semen dan air ini sangat tergantung kepada permeabilitas batuan dan
kondisi batuannya sendiri.

Pada grouting semen ini kadang kala dilakukan tambahan bahan grout berupa
tanah lempung atau pasir halus yang dilakukan sesuai dengan kondisi batuan
yang menempati lokasi rencana bendungan (apabila membangun bendungan).
Informasi sifat fisik dan teknik dari tanah / batuan mempunyai arti yang sangat
penting yang perlu diketahui terutama bila grouting akan dipertimbangkan
sebagai bagian dari perbaikan pondasi bendungan atau dari penggalian
terowongan.

Penentuan permeabilitas dan porositas tanah akan dapat membantu dimana


permeabilitas akan mengontrol kemampuan grouting dan jenis bahan grout yang
akan digunakan. Sedangkan porositas tanah menentukan jumlah bahan grout
yang diperlukan dan hal ini akan berkaitan dengan besarnya biaya pekerjaan.
pekerjaan grouting pada sandaran / pondasi bendungan

Grouting Kimia
Secara umum grouting semen tidak dapat dilakukan pada tanah dengan
koefisien permeabilitas lebih kecil dari 0,1 cm/detik (10^-1 cm/detik) dan grouting
lempung tidak bisa dilakukan pada tanah dengan k < 0,01 cm/detik (10^-2
cm/detik) dan bahan groutnya berupa campuran semen dan air.

Grouting kimia adalah grouting yang dilakukan dengan campuran bahan kimia
dan air atau cairan bahan kimia dengan bahan kimia lainnya. Grouting kimia ini
umumnya digunakan untuk mengisi retakan yang halus atau butiran batuan yang
halus yang dimaksudkan untuk memperkecil koefisien permeabilitas dan
meningkatkan kuat tekan dari batuan atau bagian bangunan yang di grout.

Pada tanah dengan k > 0,01 cm/detik (10^-2 cm/detik) cairan grout harus
mempunyai viskositas sebesar 10 centipois atau lebih tanpa kesulitan, kecuali
grouting ini dilakukan dekat permukaan dengan tekanan grout yang digunakan
rendah. Grouting kimia dapat dilakukan pada tanah dengan k sampai 0,00001
cm/detik (10^-5 cm/detik) dan hasilnya cukup memuaskan (Federal
Highway Administration,1976).

Secara umum grouting kimia ini dikenal beberapa sistem yaitu :


1. Sistem silikat, sistem ini menggrouting lapisan pasir dengan larutan
natrium silikat yang mempunyai koefisien permeabilitasnya lebih kurang 5 x 10-
4 cm/detik atau lebih besar. Grouting dengan bahan grout dari silikat ini dapat
melakukan penetrasi pada tanah pasir halus dengan ukuran butirnya berkisar
antara 100 - 70 mikron dan pasir yang mempunyai permeabilitas lebih kecil dari
10-4 cm/detik.
2. Sistem acrylamide, sistem ini dapat dilakukan pada tanah dengankoefisien
permeabilitas dari 10-5cm/detik atau lebih besar. Acrylamide ini viskositasnya
berkisar antara 1,50 centipois atau sama dengan viskositas air sehingga
acrylamide ini mudah dipenetrasikan ke dalam lapisan pasir halus. Untuk lebih
baiknya dalam memanfaatkan acrylamide ini sebaiknya larutan acrylamideini
mempunyai pH antara 7 - 11. Cairan acrylamide ini beracun dan dapat
menembus kulit.
3. Bahan grout kimia lainnya adalah berupa Lignochromes, Resin, Foams
dan Isosyanate tetapi cairan ini sangat beracun.
Perbandingan Metoda Stabilisasi Tanah Dengan Grouting Dan Kemampuan Penetrasi Relatif
Bahan Kimia

Urutan Pekerjaan Grouting


Pemeriksaan hasil grouting:

1. Pemeriksaan hasil grouting dilakukan dengan membuat check hole pada titik yang
dipilih dan biasanya di bor miring agar mewakili zona grouting
2. Pengambilan contoh inti (core sampling) untuk melihat secara visual efektivitas
penetrasi grouting dan dapat diperiksa dengan membubuhkanphenolptalein 0.1 n.
3. Pengujian permeabilitas setelah grouting dengan water pressure test ataulugeon
test. Tekanan diatur seperti uji permeabilitas secara naik dan turun, yaitu bervariasi 1-3-5-7-
10-7-5-3-1 kg/cm2, tergantung kondisi batuan.
4. Setelah selesai check hole diisi dengan campuran bahan grouting yang kental 1:1
atau 1:0.5 hingga jenuh.

Peralatan Grouting
1. Mesin bor
Dipakai untuk pembuatan lubang grout, dengan diameter antara 46 76 mm. jenisnya bor
putar (rotary type drill).
2. Perkakas grouting
Meliputi packer, stang grouting, by pass, manometer, keran pengatur tekanan, pipa
pemasukan dan pengembali dan pengukur debit.
3. Grout mixer dan agitator
Untuk mencampur bahan grout sesuai dengan perbandingan yang ditentukan, kemudian
dialirkan kedalam agitator sebagai tempat grout siap untuk diambil oleh pompa.
4. Pompa grout
Umtuk memompakan grout yang tersimpan di agitator ke lubang grout melalui unit
peralatan grouting.

referensi

INJEKSI GROUTING & INJEKSI EPOXY


SPESIFIKASI INJEKSI GROUTING & INJEKSI EPOXY
INJEKSI GROUTING DAN INJEKSI EPOXY adalah untuk mengisi rongga struktur beton yang
kropos dan retak baik bocor mengeluarkan air maupun hanya retak dan kropos tidak
mengelurkan air, dan sudah memenuhi standar.

DESKRIPSI :

Untuk injeksi epoxy adalah metode untuk mengisi rongga atau struktur kropos
dan retak tanpa mengeluarkan air,material / chemical bebas solvent,2 komponen
EPOXY RESIN VISKOSITAS SUPER RENDAH,SUPER ENCER DAN BERKEKUATAN
TINGGI

Untuk Injeksi Grouting adalah metode untuk mengisi rongga atau struktur beton
khusus untuk yang bocor air / mengeluarkan air tentunya sangat lengket dan kuat
untuk menutup dan mengisi rongga yang kropos,retak sehingga sumber air bisa
dimatikan secara teknis dibantu tenaga ahlinya dan alat bantu yang memadai.
KEGUNAAN :

Untuk menutup retak struktur beton retak halus maupun retak renggang dengan
ukuran tertentu

Mempunyai kekuatan yang bagus untuk menyumbat air atau bocoran

Mempunyai daya lengket yang tinggi sehingga sambungan antara beton lama dan
baru bisa menyatu dengan sempurna.

Bisa menutup sumber air yang besar yang berkekuatan tinggi.

Sangat efektif dan mudah di aplikasikan

Bisa aplikasikan untuk kebocoran kolam renang,bendungan,terowongan

Bisa diaplikasikan untuk jembatan layang,kamar mandi,toilet,STP

Dan berbagai bentuk bangunan lainnnya.

KEUNGGULAN :

Penutup retak yang ulet

Visikositas super rendah dan sangat encer

Cocok digunakan pada kondisi kering maupun bocor air

Kekuatan mekanis dan lekat tinggi

Keras tapi tidak rapuh ( Brittle )

Bebas susut.

CARA KERJA PEMASANGAN INJEKSI CV.SELAT NUSA


INDAH
(WIE EINSPRITZSYSTEM BAUSEITIGE)
Metodelogi injeksi grouting dan injeksi polyurthan
1 Bobok are keretakan kebocoran sedalam 5-10 cm hingga membentuk hurup V
2 Melakukan pengeboran di area yang sudah di bobok untuk pemasangan pipa peker
dengan jarak 20 cm
3 pemasangan pipa peker injeksi
4 Grouting,pliging area yang telah di bobok guna saat injeksi tidak keluar dari
beton,grouting pluging ini menggunakan material sikaset,accerator dikombinasikan
dengan semen
5 . Melakukan injeksi grouting ke pipa-pipa peker yang telah di isi material injeksi
grouting menggunakan material intraplast dan semen atau polyurethane
6 . pemotongan pipa peker yang telah di injeksi
7 . ferapian/finishing bekas bobokan injeksi grouting,perapisan ini menggunakan material
semen floor hardener.
ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN.
1 . TABUNG INJEKSI 1 PCS
2 . KOMPRESOR 1 PCS
3 . MESIN INJEKSI POLYURETHAN
4 . MESIN BOR BETON 3 PCS
5 . KABEL YANG UKURANNYA DISESUAIKAN DENGAN LUAS LOKASI
6 . PALU,PAHAT,EMBER DAN ALAT PENDUKUNG LAINNYA
ALAT PENGAMAN KERJA
1 . SEPATU BOT
2 . SARUNG TANGAN
3 . HELM PROYEK
4 . KACAMATA
RUANG LINGKUP INJEKSI PADA BETON

INJECTION CONCRETE/INJEKSI BETON.


Pada umumnya dapat di aplikasikan pada setiap struktur konstruksi beton yang
meliputi.terowongan,dermaga,jembatan,basement,reservoie,stp,kolamm renang,dag
atap/dag betonkolom balok,pit lift,lantai beton,dan bernagai macam bentuk bangunan
lainnya.

FUNGSI INJECTION SYSTEM.


Mengembalikan struktur beton yang kurang sempurna saat pengecoran seperti retak,
kropos, bocor, rusak struktural, dengan adanya injection ini maka mengembalikan
struktur beton yang sempurna, karena perbaikan yang menyeluruh dengan
menggunakan bahan pengisi yang mempunyai sifat dan kekuatan yang dapat
dipertanggung jawabkan secara teknis, pekerjaan injeksi dengan system ini menjamin
keberhasilan yang memuaskan karena dikerjakan dengan cermat oleh teknisi-teknisi
kami yang berpengalaman.

Anda mungkin juga menyukai