KERJA PRAKTEK
Tahapan Pelaksanaan Grouting untuk Penguatan Tanggul Waduk
Cengklik, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, Provinsi
Jawa Tengah
Disusun Oleh :
Muchammad Yusrizhal Baharudin Syah
21100113120016
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK
Judul :
Tahapan Pelaksanaan Grouting untuk Penguatan Tanggul
Oleh :
Muchammad Yusrizhal Baharudin Syah
21100113120016
Penyusun
Muchammad Yusrizhal
NIK. 198704050115012045
NIM. 21100113120016
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Kerja
Praktek yang berjudul Tahapan Pelaksanaan Grouting untuk Penguatan Tanggul
Waduk Cengklik, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa
Tengah yang dilaksanakan di PT. Selimut Bumi Adi Cipta. Dalam penyusunan
laporan Kerja Praktek ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Istiqomah S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing atas petunjuk dan
bimbingannya selama penyusunan laporan Kerja Praktek.
2. Ibu yang selalu mendoakan serta memberikan dukungan berupa moral dan
material
3. Mas Haryo selaku Karyawan PT. Selimut Bumi Adi Cipta dan pembimbing
selama di lapangan Waduk Cengklik yang telah memberikan pengarahan, dan
ilmu pengetahuan.
4. Rekan - rekan Riskhi Bayu, Yoga, Fauziah Ali, dan Hafidz yang telah bekerja
sama selama Kerja Praktek.
5. Teman - teman geologi angkatan 2013 yang selalu memberi dukungan hingga
terselesaikannya laporan ini dan pihak pihak lain yang tidak dapat penulis
sebutkan satu per satu.
Karena keterbatasan dan kekurangan yang ada di dalam Laporan Kerja
Praktek ini penulis mengharapakan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan laporan ini.
Semarang, Oktober 2016
DAFTAR ISI
Halaman Judul..................................................................................................
Lembar Pengesahan..........................................................................................ii
Prakata.............................................................................................................iii
Daftar Isi..........................................................................................................iv
Daftar Gambar...................................................................................................v
Daftar Tabel......................................................................................................vi
Daftar Lampiran..............................................................................................vii
BAB I Pendahuluan...........................................................................................1
1.1. Latar Belakang...............................................................................1
1.2. Maksud dan Tujuan........................................................................2
1.2.1 Maksud.................................................................................2
1.2.2 Tujuan...................................................................................2
1.3.Waktu dan Tempat Kerja Praktek....................................................2
1.3.1. Tempat...................................................................................2
1.3.2. Waktu Kerja Praktek.............................................................2
1.4. Ruang Lingkup Pekerjaan..............................................................3
1.5. Sistematika Penulisan.....................................................................3
BAB II Dasar Teori...........................................................................................5
2.1. Pengertian Bendungan dan Macam Macam Bendungan................5
2.2. Pengertian Grouting.......................................................................6
2.3. Jenis Jenis Grouting pada Bendungan...........................................8
2.4. Tekanan Grouting.........................................................................11
2.5. Nilai Lugeon dan Uji Permeabilitas.............................................12
2.6. Hubungan Nilai Lugeon dengan Grouting...................................13
BAB III Gambaran Umum Perusahaan...........................................................15
3.1. Profil Perusahaan..........................................................................15
3.2. Bidang Pekerjaan Perusahaan......................................................15
3.3. Struktur Organisasi Perushaaan....................................................16
BAB IV Pelaksanaan Kerja Praktek...............................................................17
4.1. Jenis Pekerjaan yang Dilakukan...................................................17
4.2. Pelaksanaan Pekerjaan.................................................................17
4.2.1. Lingkup Pekerjaan.............................................................17
4.2.2. Deskripsi Pekerjaan yang Dilakukan.................................17
BAB V Penutup...............................................................................................25
5.1....................................................................................... Kesimpulan 27
5.2.................................................................................................. Saran 28
Daftar Pustaka.................................................................................................29
Lampiran.........................................................................................................30
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Pola lubang grouting tirai..............................................................9
Gambar 2.2 Pola lubang grouting konsolidasi................................................10
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Selimut Bumi Adi Cipta........................16
Gambar 4.1 Mesin Bor Putar..........................................................................18
Gambar 4.2 Grout Mixer dan Pompa Grouting.............................................18
Gambar 4.3 Bit...............................................................................................19
Gambar 4.4 Manometer .................................................................................19
Gambar 4.5 Karet Packer................................................................................19
Gambar 4.6 Tekel / Katrol Kaki Tiga.............................................................20
Gambar 4.7 Diagram Alir Pelaksanaan Grouting...........................................26
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jadwal Kegiatan.................................................................................3
Tabel 2.1 Hubungan Nilai Lugeon dan Keperluan Grouting...........................12
Tabel 2.2 Perbandingan Campuran Grout Menurut Kriteria Nilai Lugeon.....14
Tabel 2.3 Kekentalan Campuran Semen pada Saat Pelaksanaan Grouting.....14
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Data Test Air dan Perhitungan Nilai
Lugeon Kedalaman 15-20 m.......................................................30
Lampiran 2. Data Test Air dan Perhitungan Nilai
Lugeon Kedalaman 20-25 m.......................................................31
Lampiran 3. Data Test Air dan Perhitungan Nilai
Lugeon Kedalaman 25-30 m.......................................................32
Lampiran 4. Data Test Air dan Perhitungan Nilai
Lugeon Kedalaman 30-35 m ......................................................33
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Waduk Cengklik merupakan waduk yang terletak di Kecamatan
Ngemplak, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah. Waduk Cengklik
dibangun oleh Pemerintah Belanda pada tahun 1926-1928 dengan tujuan
sebagai sumber irigasi sawah yang ada di sekitarnya. Namun waduk ini
juga memiliki fungsi lain yaitu, sebagai kontrol sumber daya air dan banjir,
tempat rekreasi, dan budidaya ikan dengan sistem keramba. Mengingat
pentingnya fungsi waduk ini terutama untuk warga sekitar, maka perlu
dilakukan pengawasan dan pemeliharaan dalam operasionalnya.
Pada kasus kali ini tanggul Waduk Cengklik mengalami pergerakan
atau perekahan yang ditunjukkan dengan retaknya jalan secara memanjang
di atas tanggul. Selain itu juga ditemukan aliran air yang muncul ke
permukaan tanah yang berjarak 200 meter dari tubuh bendungan Waduk
Cengklik. Kondisi tersebut dikhawatirkan dapat menyebabkan terjadinya
kebocoran tanggul dan berujung pada jebolnya tanggul waduk tersebut.
Berdasarkan Pemetaan Geologi Teknik dan survei geolistrik oleh tim
ahli di sekitar tubuh bendungan, diinterpretasikan bahwa tanggul tersebut
mengalami perekahan pada kedalaman 3 - 12 meter. Rekahan
diinterpretasikan terjadi akibat efek yang ditimbulkan dari gempa
Yogyakarta pada bulan Mei tahun 2006 silam. Pada fenomena munculnya
air ke permukaan tanah yang berjarak 200 meter dari bendungan,
berdasarkan survei geolistrik terjadi akibat adanya akuifer di daerah
tersebut dan diinterpretasikan mendapat pengaruh dari aliran air yang
melewati pondasi bendungan. Survei geolistrik adalah salah satu metode
geofisika untuk mengetahui kondisi bawah permukaan bumi berdasarkan
sifat sifat kelistrikan batuan. Maka untuk menanggulangi perekahan
tersebut dilakukan grouting untuk merekatkan antar butir tanah timbunan
dilakukan adalah grouting tirai dengan jumlah 559 titik, dan interval setiap
titik 3 meter. Setelah dilakukan grouting diharapkan nilai kohesi tanah
urugan pada bendungan dapat meningkat dan tidak terjadi kebocoran pada
tanggul bendungan.
1.2 Maksud dan Tujuan
1.2.1 Maksud
Melakukan grouting (penyuntikan semen) pada tanggul Waduk
Cengklik Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa
1.2.2
Tengah.
Tujuan
Mengetahui proses atau langkah langkah grouting untuk
penguatan tanggul di Waduk Cengklik, Kecamatan Ngemplak,
Kegiatan
Juli
Agustus
September
Studi Pustaka
Pengamatan Grouting di
Lapangan
Pengerjaan Data
Grouting dan Tes Air
Pengerjaan Laporan
1.4 Ruang Lingkup Pekerjaan
Dalam laporan kerja praktek ini ruang lingkup pekerjaannya adalah
mengetahui tahapan pelaksanaan grouting untuk meningkatkan nilai kohesi
atau merekatkan pada tanah timbunan Waduk Cengklik.
Sistematika penulisan yang tepat diterapkan adalah sebagai berikut:
1.5
Sistematika Penulisan
Bab I. Pendahuluan
Berisi mengenai latar belakang, maksud dan tujuan, waktu dan tempat kerja
praktek, ruang lingkup pekerjaan, dan sistematika penulisan laporan kerja
praktek.
Bab II. Dasar Teori
Berisi tentang pengertian dan macam-macam bendungan, pengertian
grouting, jenis jenis grouting pada bendungan, tekanan grouting, uji nilai
Lugeon dan permeabilitas.
Bab III. Gambaran Umum Perusahaan
Bab ini menjelaskan secara umum gambaran mengenai profil perusahaan
PT Selimut Bumi Adhi Cipta.
Bab ini berisi tentang mekanisme pekerjaan kerja praktek yang telah
dilaksanakan, meliputi permasalahan di lapangan dan penanggulangannya,
langkah-langkah grouting, uji permeabilitas dengan tes air.
Bab V. Kesimpulan Dan Saran
Berisi tentang kesimpulan dari kerja praktek yang dilakukan dan saran
untuk penelitian selanjutnya.
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Pengertian Bendungan dan Macam Macam Bendungan
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 37 Pasal 1 Tahun 2010 tentang
Bendungan, bahwa bendungan adalah bangunan yang berupa urukan tanah,
urukan batu, beton, dan atau pasangan batu yang dibangun selain untuk menahan
dan menampung air, dapat pula dibangun untuk menahan dan menampung limbah
tambang (tailing), atau menampung lumpur sehingga terbentuk waduk.
Menurut Peraturan Menteri Nomor 72/PRT/1997, bendungan adalah setiap
bangunan penahan air buatan, jenis urugan atau jenis lainnya yang menampung air
atau dapat menampung air, termasuk pondasi, bukit/tebing tumpuan, serta
bangunan pelengkap dan peralatannya, termasuk juga bendungan limbah galian,
tetapi tidak termasuk bendung dan tanggul
Bendungan besar sebagai penampung air dengan ketinggian lebih dari 15
m secara umum dapat diklasifikasikan menjadi 3 macam, tergantung dari faktor
kegunaannya, pondasi, dan ketersediaan material, antara lain sebagai berikut :
a. Bendungan Urugan
Bendungan urugan baik urugan batu atau urugan tanah dengan inti
kedap, memberikan beban lebih rendah pada pondasi dibandingkan
beton, dan dapat dibangun di atas kisaran material pondasi yang lebih
luas, yaitu pada pondasi batuan dan tanah dengan dilengkapi filter
yang memadai.
b. Bendungan Beton Gravitasi
Bendungan Beton Gravitasi termasuk bendungan RCC (Rolled
Compacted Concrete), memperoleh stabilitas dari berat struktur dan
kuat geser pada pondasi. Karena bidang kontak dengan pondasi relatif
sempit sehingga perlu dipikul oleh batuan yang kuat dengan lapukan
rendah, memiliki kuat geser dan kuat tekan yang besar.
kimia
atau
halus
diantaranya
silicate,
untuk
mengurangi
kompresibilitas
dan
menurunkan
Kelebihan grouting :
a. Sangat efisien untuk meningkatkan sifat kohesi tanah, dan menutup
rekahan pada batuan agar tanah / batuan memiliki permeabilitas yang
rendah
b. Proses grouting cukup cepat dalam meningkatkan kekuatan tanah /
batuan yang akan digunakan sebagai pondasi bangunan
c. Membutuhkan biaya yang cenderung lebih murah dibandingkan
dengan metode geoteknik lainnya dalam peningkatan daya dukung
tanah
Kekurangan grouting :
a. Cukup sulit dilakukan pada lapisan tanah / batuan yang memiliki muka
air tanah tinggi
b. Apabila tekanan grouting yang dilakukan tidak sesuai justru akan
menambah retakan pada lapisan tanah / batuan.
2.3 Jenis Jenis Grouting pada Bendungan
Menurut Budiyanto (2000) berdasarkan tujuannya, tipe grouting pada
bendungan dapat dibedakan menjadi :
a. Sementasi Tirai (Curtain Grouting)
Sesuai dengan namanya sebagai konstruksi penyekat atau tabir,
berfungsi sebagai penghalang (cut-off atau barrier) dari rembesan air
dalam pondasi bendungan yang cenderung membesar atau bocor. Tujuan
utama dari grouting ini adalah membentuk lapisan vertikal kedap di bawah
permukaan,
disamping
juga
untuk
menambah
kekuatan
pondasi
bendungan.
10
mortar pada permukaan batuan pondasi untuk menutup celah, kekar atau
rongga. Pemakaian bahan grout halus dikenal dengan guniting dan grout
kasar dikenal sebagai shotcreting.
f. Cavity Grouting
Grouting ini digunakan untuk mengisi lubang atau celah antara
struktur concrete dengan batuan atau lining terowongan dengan batuan.
g. Sementasi Cincin (Ring/Radial Grouting)
Pada prinsipnya sama dengan grouting tirai yaitu dengan membuat
lapisan yang kedap air, tetapi dilaksanakan pada terowongan.
Pekerjaan injeksi biasanya dilakukan dalam beberapa tahapan. Tahapan
tersebut dapat dilakukan dari atas ke bawah (metoda downstage) atau dari bawah
ke atas (metoda upstage).
Metoda downstage
Lubang grouting dibor lebih dulu setiap 5 m, kemudian diadakan
pembersihan lubang dengan air sampai bersih. Lalu diadakan
sementasi sepanjang 5 m tadi sampai selesai. Sesudah bagian 1 selesai
digrouting, mesin pengeboran diletakkan di tempat semula, lalu
diadakan pengeboran lagi (redrilling) sampai kedalaman 10 m.
Prosedur diulang kembali, dibersihkan dengan air dan digrouting dari
kedalaman 5 sampai 10 m, dst.
Metoda upstage
Lubang grouting dibor sampai mencapai kedalaman yang telah
ditentukan. Kemudian pasang packer di dalam lubang bor. Sesudah
packer dipasang maka grouting dapat dimulai dengan tekanan cukup
tinggi. Sesudah selesai bagian 1, packer ditarik ke atas kemudian
grouting dilaksanakan lagi sehingga bagian 2 penuh dengan bubur
semen (campuran grouting) seluruhnya, dan seterusnya.
Nilai
Lugeon
1
Deskripsi
Derajat permeabilitas pada pondasi yang ketat dan hampir tidak
perlu digrouting
Pondasi perlu sedikit digrouting, apabila ditempati bendungan
beton atau air waduknya sangat berharga, cenderung piping
sehingga perlu penghentian rembesan.
Tabel 2.1 lanjutan
12
10
20
relatif kecil
Tapak yang memiliki banyak kekar atau rekahan dengan bukaan
100
besar dan relatif kasar. Dapat pula pada pondasi dengan kekar
jarang, namun bukaannya sangat lebar.
Lu =
10 xQ
10 x Q
LxP
LX P
..
(2.1)
Lu
= Nilai Lugeon
13
bagaimana sifat permeabilitas tanahnya. Selain itu nilai Lugeon juga penting
dalam penentuan perbandingan campuran antara semen dengan air untuk bahan
grouting yang akan dijelaskan pada (Tabel 2.2), dan (Tabel 2.3)
Tabel 2.2 Perbandingan Campuran Grout Menurut Kriteria Nilai Lugeon (Pangesti, 2005)
Nilai Lugeon
Lu < 5
5 < Lu < 10
Lu > 10
1:6
1:4
1:2
Perubahan Campuran
Berikutnya
(1 : 4), (1 : 2), (1 : 1)
(1 : 2), (1 : 1)
(1 : 1)
Tabel 2.3 Kekentalan campuran semen pada saat pelaksanaan grouting (Suyono, 1977 di
dalam Sudarminto, 2005)
Perbandingan Campuran
Penetrasi Campuran
Keterangan
(air : semen)
Campuran
> 700
Diubah 1 : 6
< 700
Tetap 1 : 8
> 600
Diubah 1 : 4
< 600
Tetap 1 : 6
> 500
Diubah 1 : 2
< 500
> 400
Tetap 1 : 4
Diubah 1 : 1
< 400
Tetap 1 : 1
1:8
1:6
1:4
1:2
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
14
15
Direktur Utama
Fitria Puspitasari, S.E.
Direktur 1
Ir. Dwiyanto
Komisaris Satu
Ir. Sabtanto
Komisaris Utama
Ny. Nurhidayati, B.A.
BAB IV
PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
4.1 Jenis Pekerjaan yang Dilakukan
16
yang dilakukan di
Gambar 4.2 Grout Mixer dan Pompa Grouting (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
18
mengandung
airtanah
dan
rawan
kebocoran.
Kemudian
Persiapan
Pada tahap persiapan dilakukan mobilisasi peralatan
yang dibutuhkan, persiapan material, tempat tinggal
sementara
untuk
pekerja,
pembersihan
lahan,
dan
posisinya
berselang
seling
atau
tidak
saling
sirkulasi
untuk
mempermudah
dalam
proses
20
lagi ke waduk.
Permeability Test
Setelah proses pengeboran selesai dilakukan hingga
kedalaman 30 - 35 meter, tahapan selanjutnya adalah
permeability test atau terkadang disebut dengan water
pressure
test.
Tes
ini
dilakukan
untuk
mengetahui
21
permeabilitas
pada
tanah
urugan,
bahkan
dampak
berfungsi
untuk
menentukan
perbandingan
saja.
Pembuatan Mixing Plant
Setelah proses permeabilty test selesai dan diperoleh
nilai
Lugeon,
campuran
maka
grout
berdasarkan
(Pangesti,
2005)
tabel
perbandingan
dapat
ditentukan
rata-rata
berkisar
hingga
14.
Sehingga
22
23
Check Hole
Apabila proses grouting telah selesai dilakukan di
semua titik, maka proses terahir adalah check hole. Proses ini
dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah tanah telah
terekatkan oleh semen. Biasanya check hole dilakukan
dengan mengambil sampel coring yang dibor di antara 2 titik
grouting. Karena untuk mengetahui penyebaran larutan
semen di dalam tanah. Salah satu cara untuk menguji apakah
sampel tanah sudah mengandung larutan grouting adalah
dengan menetesi sampel menggunakan larutan HCl. Apabila
saat ditetesi HCl sampel tanah berbuih maka tanah tersebut
telah mengandung larutan semen. Namun untuk pengujian
lebih lanjut seperti tingkat kohesi dan sudut geser dalam
dapat dilakukan pengujian laboratorium seperti direct shear,
triaxial, atau uji kuat tekan.
24
Pengeboran
Pemasangan
Casing
Tandon Air
Pencucian
Lubang Bor
Mixing Plant
Grouting
Semen, air
Grout Mixer
Pompa Grouting
Penutupan
Lubang Bor
Check Hole
Gudang
Material
Selesai
Gambar 4.7 Diagram Alir Pelaksanaan Grouting
25
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan kerja praktek berupa pengamatan proses grouting di
Waduk Cengklik Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali maka dapat
disimpulkan bahwa langkah-langkah grouting pada bendungan adalah sebagai
berikut :
a. Pengeboran
Pada proses pengeboran dilakukan dengan menggunakan mesin bor putar
dengan ukuran matabor 60 mm. Pengeboran dilakukan hingga kedalaman 30 35 meter sampai di bawah pondasi bendungan.
b. Permeability Test
Permeability test dilakukan setelah pengeboran selesai, yaitu dengan cara
memasukkan air bertekanan ke dalam lubang bor untuk mengetahui
permeabilitas dari tanah di bawah permukaan. Saat permeability test
berlangsung, dilakukan pencatatan nilai debit yang terukur untuk dilakukan
perhitungan dan didapatkan nilai Lugeon.
c. Mixing Plant
Setelah mendapatkan nilai Lugeon maka berdasarkan tabel perbandingan
campuran semen dan air (Pangesti, 2005) akan diketahui seberapa
perbandingan campuran semen dan air yang dibutuhkan yaitu 1 : 4 untuk
pondasi, dan 1 : 2 untuk bagian timbunan bendungan.
d. Grouting
26
Apabila sudah ditentukan perbandingan antara semen dan air maka dapat
dilakukan pencampuran semen dan air secara langsung di grout mixer.
Kemudian larutan semen dipompa dan dimasukkan ke dalam lubang bor
menggunakan metode upstage dari bawah ke atas dengan interval setiap
kedalaman 5 meter. Grouting dilakukan hingga memenuhi lubang bor dan
dipastikan mengisi rekahan.
e. Check Hole
Proses check hole dilakukan dengan mengambil sampel core tanah dengan
mengebor diantara titik grouting. Fungsinya untuk mengetahui bagaimana
penyebaran larutan grouting dan untuk memastikan bahwa proses grouting
telah meyebar ke seluruh tanah di area grouting.
5.2 Saran
Saran untuk penelitian selanjutnya diharapakan untuk penyelidikan
geologi permukaan dan geologi bawah permukaan dilakukan secara menyeluruh
di area Waduk Cengklik. Agar diketahui bagaimana kondisi terkini mengenai
tanggul yang mengelilingi waduk, dan apabila terjadi kebocoran di tempat lain
lebih mudah untuk diketahui. Mengingat pentingnya fungsi waduk dan usia
waduk yang sudah sangat tua maka diperlukan pengawasan yang baik.
27
DAFTAR PUSTAKA
28