Anda di halaman 1dari 6

Muchammad Yusrizhal Baharudin Syah

21100113120016

KLASIFIKASI & JENIS STRUKTUR SEDIMEN

Muchammad Yusrizhal Baharudin Syah


21100113120016
Struktur yang paling umum sedimen primer tercantum pada table. Klasifikasi struktur
sedimen dalam tabel ini adalah dasarnya deskriptif, yaitu itu didasarkan terutama pada sifat yang
dapat diamati. Struktur sedimen luas diklasifikasikan sebagai stratifikasi struktur dan bedforms
lebih lanjut dibagi menjadi empat kategori deskriptif: (1) bedding dan laminasi, (2) bedforms, (3)
laminasi silang, dan stratifikasi tidak teratur (4). Tabel ini juga mencakup klasifikasi struktur
genetik yang mengkategorikan ke dalam empat kelompok besar menurut asal kemungkinan
mereka: (1) Struktur yang dibentuk oleh proses sedimentasi, (2) Struktur dibentuk oleh erosi, (3)
Struktur yang dibentuk oleh deformasi sedimen lemah (deformasi penecontemporaneous) , dan
(4) Struktur asal biogenik. Dalam diskusi berikut, struktur sedimen adalah mendengarkan dan
dijelaskan di bawah judul deskriptif ditunjukkan pada tabel, meskipun diskusi tidak dalam semua
Struktur sedimen adalah kenampakan batuan sedimen dalam dimensi yang lebih besar,
merupakan suatu kelainan dari perlapisan normal batuan sedimen dan diakibatkan oleh proses
pengendapan dan keadaan energi pembentuknya. Pembentukannya dapat terjadi pada waktu
pengendapan
maupun
setelah
proses
pengendapan.
(Pettijohn & Potter, 1964;
Koesoemadinata, 1981)
Struktur Primer
Struktur ini terbentuk karena proses sedimentasi atau juga dapat dikatakan sebagai struktur
yang terbentuk bersamaan dengan terbentuknya batuan sedimen, sehingga struktur ini dijadikan
arah penentuan muda atau tidaknya suatu lapisan (young in direction) karena dapat
menggambarkan mekanisme pengendapannya. Struktur yang terbentuk saat proses pengendapan
sedang berlangsung termasuk lapisan mendatar, lapisan silang, laminasi, dan laminasi silang
yang mikro yaitu adanya kesan riak.
1.

Lapisan silang (cross bedding): struktur primer yang membentuk sruktur penyilangan suatu
lapisan batuan terhadap lapisan batuan yang lainya, atau lapisan batuan yang lebih muda
memotong lapisan batuan yang lebih tua.Struktur sedimen yang dihasilkan oleh kegiatan arus air
atau arus angin dengan arah yang bervariasi dapat digunakan untuk menunjukkan pola terjadinya
arah arus media sedimentasi (air, angin, gletser, dll) dimana media cross bedded (batuan, tanah)
pada masa lampau. Berikut contohnya:

Gambar 2.1 Struktur lapisan silang (cross bedding)


2. Lapisan bersusun (graded bedding): struktur perlapisan sedimen yang menunjukkan perbedaan
fragmen atau ukuran butir sedimen yang membentuk suatu lapisan batuan. Perbedaan ini
terbentuk karena adanya gaya gravitasi yang mempengaruhi saat terjadinya pengendapan pada

Muchammad Yusrizhal Baharudin Syah


21100113120016
sedimen tersebut. Sedimen yang memiliki ukuran butir lebih besar akan lebih dahulu mengendap
dibandingkan dengan sedimen yang memiliki ukuran lebih kecil sehingga struktur graded
bedding akan selalu menunjukan sturktur perlapisan yang semakin ke atas lapisan tersebut
ukuran butir yang dijumpai akan semakin kecil. Berikut contohnya:

Gambar 2.2 Struktur lapisan besusun (graded bedding)


3.

Lapisan datar (flat bedding): memiliki perlapisan yang hamper sama dengan cross bedding tapi
hanya saja berbentuk perlapisan secara mendatar. Berikut contohnya:

Gambar 2.3 Struktur perlapisan datar (flat bedding)


4.

Gelembur gelombang (ripple mark): struktur primer perlapisan sedimen yang menunjukan
adanya permukaan seperti ombak atau begelombang yang disebabkan adanya pengikiran oleh
kerja air, dan angin. Pada awalnya lapisan batuan sedimen tersebut datar dan horizontal karena
adanya pengaruh kerja air dan angin menyebabkan bagian-bagian lemah terbawa air atau angin
sehingg menyisahkan cekungan-cekungan yang membentuk seperti gelombang. Berikut
contohnya:

Muchammad Yusrizhal Baharudin Syah


21100113120016

Gambar 2.4 Struktur perlapisan gelombang (ripple mark)


5.

Load Cest: struktur primer yang terjadi akibat adanya cacat pada permukaan batuan yang
terjadi karena adanya gaya gravitasi sehingga permukaan batuan tersebut runtuh oleh batuan di
atasnya dan membentuk sebuah lubang. Berikut contohnya:

Gambar 2.5 Struktur perlapisan load cest


6.

Flute Cast: struktur primer yang terjadi akibat adanya penggerusan oleh angin maupun air
sehingga timbul cekungan atau gelombang pada permukaan batuan tersebut. Berikut contohnya:

Gambar 2.6 Struktur perlapisan flute cast


7.

Convolute Bedding: struktur sedimen yang paling tidak berstruktur dikarenakan pengaruh
energi gelombang bolak-balik dan tidak menentu sehingga menghasilkan alur sedimentasi yang
sulit untuk diprediksi. Berikut contohnya:

Muchammad Yusrizhal Baharudin Syah


21100113120016

Gambar 2.7 Struktur perlapisan convolute bedding


8.

Flame Structure: struktur yang membentuk load cast, akan tetapi material-materialnya adalah
hasil kontak antara pasir dengan lempung. Kenampakan struktur ini terlihat dari bergabungan
pasir dengan lempung akibat adanya penekanan. Berikut contohnya:

Gambar 2.8 Flame Structure


9.

Pillow Structure: merupakan struktur yang berupa kenampakan seperti bantal-bantal, material
pembentuk struktur ini berupa pasir. Material-material tadi tertimbun, kemudian mengalami
penekanan kebawah.

Gambar 1.9 Pillow Structure

Muchammad Yusrizhal Baharudin Syah


21100113120016
10. Vesicle: merupakan struktur yang menunjukkan adanya lubang-lubang, bekas keluarnya gas,
akibat adanya tekanan dari sedimen di atasnya. Berikut contohnya:

Gambar 2.9 Strutur Vesicle

Anda mungkin juga menyukai