Anda di halaman 1dari 8

TUGAS STRATIGRAFI ANALISIS

STRUKTUR SEDIMEN

Oleh:

M.ISWAL M HABIB

(410016056)

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL

YOGYAKARTA

2018
A. PENDAHULUAN
1. Daerah penelitian
Lokasi penelitian berada di Kali Ngalang, dusun karanganyar, Kecamatan
Gedangsari, Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Lokasi berada pada koordinat 7,8752504 S , 110,5813261 E. termasuk ke dalam
formasi sambipitu,zona Pegunungan Selatan dengan luas daerah sekitar 32,58
km2.
2. Latar belakang

Struktur sedimen adalah kenampakan yang ada pada batuan sedimen yang
merupakan suatu perbedaan dari suatu perlapisan normal pada batuan sedimen dan akibat
oleh suatu proses pengendapan dan keadaan energi pembentuknya.(petijjon dan potter :
1964; koesoemadinata 1981) yang menjadi suatu perbedaan adalah energinya
transportasinya dan lingkungan pengendapan yang mengakibatkan struktur perlapisan
sedimen sehingga menghasilkan struktur sedimen yang berbeda bentuk. Struktur sedimen
termasuk ke dalam struktur primer yaitu struktur yang terbentuk pada saat pembentukan
batuan (pada saat sedimentasi).

Pembagian struktur sedimen :  


a.  Struktur Sedimen Pengendapan
b. Struktur Sedimen Erosional
c.  Struktur Sedimen Pasca Pengendapan
d.  Struktur Sedimen Biogenik

3. Maksud Dan Tujuan


Dari pembuatan tugas ini bermaksud untuk mengetahui struktur
sedimen, litologi, genesa terbentuknya lingkungan pengendapan juga arus purba
dan lingkungan pengendapan pada saat sedimen ini terendapkan.
Dengan tujuan agar mahasisiwa lebih paham mengenai struktur,proses
pengendapan sampai proses terbentuknya
B. Geologi regional
1. Fisiografi
Daerah penelitian termasuk dalam wilayah fisiografi bagian tengah dan timur Pulau
Jawa (van Bemmelen, 1949) yaitu zona Pegunungan Selatan. Penelitian dipusatkan
pada daerah kali Ngalang, dusun Karanganyar.
Gambar Fisiografi bagian Tengah dan Timur Pulau Jawa (Van Bemmelen, 1949 dalam
Hartono, 2010) . Kotak merah daerah penelitian
2. Stratigarfi
Urutan stratigrafi Pegunungan Selatan bagian barat diusulkan di antaranya
oleh Bothe (1929) dan di bagian timur di antaranya diajukan oleh Sartono (1964),
Nahrowi (1979). Uraian stratigrafi Pegunungan Selatan sebagai berikut :
Perkembangan sedimentasi di cekungan Pegunungan Selatan dimulai pada Formasi
Semilir yang diendapkan secara selaras di atas Formasi Kebo-Butak (Surono, dkk,
1992 dan Rahardjo, dkk, 1995). Aktivitas volkanik yang mulai muncul pada saat
pembentukan Formasi Kebo-Butak semakin terlihat intensif pada saat pembentukan
Formasi Semilir. Formasi Semilir diperkirakan juga terbentuk pada Miosen Awal.
Formasi Semilir disusun oleh tuf, breksi batuapung, batupasir tufan dan serpih pada
tabel di bawah ini
3. Tektonik
Struktur geologi regional pada lembar surakarta grintoro (surono dkk . 1992) struktur
pada daerah penelitian merupakan sesar yang terbentuk pada formasi semilir(tms),
formasi glanggeran ( Tmng), formasi sambitu ( Tmss).
PEMBAHASAN

Struktur sedimen

1. Convolute

erlapisan konvolut adalah jenis perlapisan yang kenampakannya mirip dengan


perlipatan pada struktur geologi akibat tektonik. Bedanya lipatan adalah gaya yang
membentuknya, jika lipatan terbentuk karena gaya tektonik, perlapisan konvolut terbentuk
karena gaya beban atau karena gaya gravitasi.
Perlapisan konvolut adalah jenis perlapisan yang kenampakannya mirip dengan
perlipatan pada struktur geologi akibat tektonik. Bedanya lipatan adalah gaya yang
membentuknya, jika lipatan terbentuk karena gaya tektonik, perlapisan konvolut terbentuk
karena gaya beban atau karena gaya gravitasi.
a. b.
Contoh perlapisan konvolut (7.a) dari Widiasmoro dkk., 2005 dan contoh laminasi konvolut
(7.b) dari Demicco & Hardie,
Perlapisan konvolut adalah
jenis perlapisan yang
kenampakannya mirip dengan
perlipatan pada struktur
geologi akibat tektonik.
Bedanya lipatan adalah gaya
yang
membentuknya, jika lipatan
terbentuk karena gaya
tektonik, perlapisan konvolut
terbentuk
karena gaya beban atau karena
gaya gravitasi.
a. b.
Contoh perlapisan konvolut
(7.a) dari Widiasmoro dkk.,
2005 dan contoh laminasi
konvolut
(7.b) dari Demicco & Hardie,
1994
Perlapisan konvolut adalah
jenis perlapisan yang
kenampakannya mirip dengan
perlipatan pada struktur
geologi akibat tektonik.
Bedanya lipatan adalah gaya
yang
membentuknya, jika lipatan
terbentuk karena gaya
tektonik, perlapisan konvolut
terbentuk
karena gaya beban atau karena
gaya gravitasi.
Convolute bedding
Convolute bedding adalah struktur yang dibentuk oleh perlipatan yang kompleks atau rumit
saat mengisutkan beds atau laminasi menjadi tidak teratur, biasanya dalam skala kecil
antiklin dan sinklin. Umumnya seperti itu, tapi tidak tentu, terbatas pada unit sedimentasi
tunggal atau bed. Convolute bedding biasanya ditemukan di pasir halus atau pasir
berlumpur, dan laminae biasanya dapat ditelusuri melalui lipatan. Sesar umumnya tidak
terjadi, tetapi convolutions dapat dipotong oleh permukaan erosi yang juga tergulung.
Struktur ini struktur paling tidak terstruktu dikarenakan energi gelombang yang bolak-balik
dan tidak menentu sehingga menghasilkan alur sedimentasi yang susah di prediksi.

Genesa
Convolute Bedding adalah struktur deformasi dari suatu lapisan yang membentuk
perlapisan meliuk-liuk dengan letebalan lapisan 2-25 cm.
Convolute bedding dapat menunjukkan daerah dengan tingkat deformasi yang tinggi.

Lingkungan pengendapan
Convolute Lamination paling umum terdapat pada rangkaian turbidit, juga terjadi pada
sedimen intertidal-flat, river flood plain dan sedimen point bar, serta endapan deltaic. Asal
muasal convolute bedding ini masih belum dimengerti dengan cukup baik, tetapi
nampaknya disebabkan oleh deformasi plastis dari liquifaksi partial sedimen segera setelah
pengendapan. Sumbu-sumbu dari beberapa lipatan convolute mempunyai orientasi yang
khusus yang umumnya ‘coincide’ dengan arah paleocuurent, memberikan gambaran bahwa
proses-proses yang menghasilkan convolusi terjadi selama pengendapan, setidaknya pada
kasus ini. Liquifaksi sedimen dapat disebabkan oleh beberapa proses-proses seperti
differential overloading,earthquake shocks, dan breaking waves.laminasi yang tampak
“terlipat” (pernah keluar di OSN 2008). Struktur convolute lamination ini muncul bukan
karena perlipatan akibat gaya endogen, melainkan akibat pengaruh arus yangmengalir di
sekitarnya atau akibat proses dewatering /liquefaksi (sedimen kehilangan kandungan
airsecara tiba-tiba akibat terkena gangguan). Kehilangan air yang tiba-tiba ini membuat
sedimen kehilangan kekuatannya.gangguan tadi berupa stress (tekanan) yang disebabkan
oleh berbagaimacam hal, salah satunya yang sering terjadi ialah oleh gempa bumi.

2 STRUKTUR PLANAR
Planar bedding digunakan untuk membedakan beds yang tidak mengadung cross-laminae.
Ada 4 jenis planar bedding, yaitu laminated bedding, graded bedding,reverse bedding, dan
massive bedding.
 Bentuknya lapisan silang dan mempunyai foreset yang selaras antara satu sama lain
dan bentuk lapisan bersilang dan membentuk suatu sudut.
 Keterdapatan aliran arus yang sedang atau arus turbidit.
 Diagenesa Merupakan liukan pada batuan sedimen akibat proses deformasi pada
arus yang tenang. merupakan struktur yang paling tidak terstruktur dikarenakan
energi gelombang yang bolak-balik dan tidak menentu sehingga menghasilkan alur
sedimentasi yang susah di prediksi

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/8738594/
Hukum_Pengendapan_dan_Struktur_Batuan_Sedimen

https://www.toiki.or.id/2010/07/15/struktur-batuan-sedimen/

http://geoenviron.blogspot.com/2012/10/sedimentologi-dan-sedimentasi.html

https://basdargeophysics.wordpress.com/2012/04/18/batuan-sedimen-2/

https://indrayaksa.wordpress.com/2009/10/20/pengertian-sedimen-pettijohn75-4/

Anda mungkin juga menyukai