Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

GEOLOGI STRUKTUR

ACARA 1
PENGENALAN GEOLOGI STRUKTUR

NAMA : JULIANA
NIM : 2109056042
KELOMPOK : 2 ( DUA )
ASISTEN : NUR RAHMAN AL CHASANI
NIM : 1909086011

LABORATORIUM GEOLOGI DAN SURVEI


FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2022
1
2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Geologi struktur merupakan salah satu cabang ilmu yang mempelajari proses dinamika
bumi (Allen & Chambers, 1998). Studi struktur geologi banyak digunakan dalam berbagai
bidang contohnya seperti di bidang pertambangan, perminyakan, kebencanaan dan lain-lain.
Munculnya unsur – unsur struktur seperti kekar, sesar, cermin sesar dan lain sebagainya
sering menunjukkan pola yang kompleks dengan orientasi yang beragam. Merupakan suatu
hal yang menarik untuk mengetahui penyebab terjadinya kompleksitas dan mempelajari
proses yang bekerja pada produk geologi.

Geologi struktur adalah bagian dari ilmu geologi yang mempelajari tentang bentuk
(arsitektur) batuan sebagai hasil dari proses deformasi. Adapun deformasi batuan adalah
perubahan bentuk dan ukuran pada batuan sebagai akibat dari gaya yang bekerja di dalam
bumi. Secara umum pengertian geologi struktur adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk
arsitektur batuan sebagai bagian dari kerak bumi serta menjelaskan proses pembentukannya.
Beberapa kalangan berpendapat bahwa geologi struktur lebih ditekankan pada studi mengenai
unsur-unsur struktur geologi, seperti perlipatan (fold), rekahan (fracture), patahan (fault), dan
sebagainya yang merupakan bagian dari satuan tektonik (tectonic unit), sedangkan tektonik dan
geotektonik dianggap sebagai suatu studi dengan skala yang lebih besar, yang mempelajari
obyek-obyek geologi seperti cekungan sedimentasi, rangkaian pegunungan, lantai samudera,
dan sebagainya.

Sebagaimana diketahui bahwa batuan-batuan yang tersingkap dimuka bumi maupun yang
terekam melalui hasil pengukuran geofisika memperlihatkan bentuk bentuk arsitektur yang
bervariasi dari satu tempat ke tempat lainnya. Bentuk arsitektur susunan batuan di suatu
wilayah pada umumnya merupakan batuan-batuan yang telah mengalami deformasi sebagai
akibat gaya yang bekerja pada batuan tersebut. Deformasi pada batuan dapat berbentuk
lipatan maupun patahan/sesar. Dalam ilmu geologi struktur dikenal berbagai bentuk perlipatan
batuan, seperti sinklin dan antiklin. Jenis perlipatan dapat berupa lipatan simetri, asimetri,
serta lipatan rebah (recumbent/overtune), sedangkan jenis-jenis patahan adalah patahan
normal (normal fault), patahan mendatar (strike slip fault), dan patahan naik
(trustfault).
3
1.2 Rumusan Masalah
- Apa yang dimaksud Geologi Struktur ?
- Apa yang menyebabkan batuan mengalami Deformasi ?
- Apa saja jenis Struktur Geologi ?

1.3 Tujuan
- Untuk mengetahui definisi Geologi Struktur
- Untuk mengetahui penyebab batuan mengalami Deformasi
- Untuk mengetahui apa saja Struktur Geologi

4
BAB II
PEMBAHASAN

Geologi Struktur adalah salah satu cabang ilmu Geologi yang mempelajari struktur
geologi hasil dari deformasi Kerak Bumi, penyebabnya, dan implikasinya terhadap
sumberdaya dan kebencanaan. Geologi struktur adalah bagian dari ilmu geologi yang
mempelajari tentang bentuk (arsitektur) batuan sebagai hasil dari proses deformasi. Adapun
deformasi batuan adalah perubahan bentuk dan ukuran pada batuan sebagai akibat dari gaya
yang bekerja di dalam bumi. Secara umum pengertian geologi struktur adalah ilmu yang
mempelajari tentang bentuk arsitektur batuan sebagai bagian dari kerak bumi serta
menjelaskan proses pembentukannya. Beberapa kalangan berpendapat bahwa geologi struktur
lebih ditekankan pada studi mengenai unsur-unsur struktur geologi, seperti perlipatan (fold),
rekahan (fracture), patahan (fault), dan sebagainya yang merupakan bagian dari satuan
tektonik (tectonic unit), sedangkan tektonik dan geotektonik dianggap sebagai suatu studi
dengan skala yang lebih besar, yang mempelajari obyek-obyek geologi seperti cekungan
sedimentasi, rangkaian pegunungan, lantai samudera, dan sebagainya.( Noor, 2009 )

Geologi struktur adalah bagian dari ilmu geologi yang mempelajari tentang bentuk
arsitektur batuan sebagai hasil dari proses deformasi. Salah satu cara menganalisa struktur
adalah menganalisa secara geometri. Prinsip geometri suatu bidang atau garis adalah unsur
yang mempunyai kedudukan atau orientasi yang pasti di dalam ruang dan hubungan antara
satu dan lainnya dapat di deskripsikan. Suatu bidang atau garis harus mempunnyai komponen
kedudukan (attitude), yang umumnya dinyatakan dalam kordinat grafis, arah dan besaran
kecondongan (inklinasi). ( Nur, 2017 )

Sebagaimana diketahui bahwa batuan-batuan yang tersingkap dimuka bumi maupun


yang terekam melalui hasil pengukuran geofisika memperlihatkan bentuk bentuk arsitektur
yang bervariasi dari satu tempat ke tempat lainnya. Bentuk arsitektur susunan batuan di suatu
wilayah pada umumnya merupakan batuan-batuan yang telah mengalami deformasi sebagai
akibat gaya yang bekerja pada batuan tersebut. Deformasi pada batuan dapat berbentuk
lipatan maupun patahan/sesar. Dalam ilmu geologi struktur dikenal berbagai bentuk perlipatan
batuan, seperti sinklin dan antiklin. Jenis perlipatan dapat berupa lipatan simetri, asimetri,
serta lipatan rebah (recumbent/overtune), sedangkan jenis-jenis patahan adalah patahan nor
mal (normal fault), patahan mendatar (strike slip fault), dan patahan naik (trustfault).
5
Proses yang menyebabkan batuan-batuan mengalami deformasi adalah gaya yang bekerja
pada batuan batuan tersebut.Sebagaimana kita ketahui bahwa dalam teori “Tektonik
Lempeng” dinyatakan bahwa kulit bumi tersusun dari lempeng-lempeng yang saling bergerak
satu dengan lainnya. Pergerakan lempeng-lempeng tersebut dapat berupa pergerakan yang
saling mendekat (konvergen), saling menjauh (divergen), dan atau saling berpapasan
(transform). Pergerakan lempeng-lempeng inilah yang merupakan sumber asal dari gaya yang
bekerja pada batuan kerak bumi. Berbicara mengenai gaya yang bekerja pada batuan, maka
mau tidak mau akan berhubungan dengan ilmu mekanika batuan, yaitu suatu ilmu yang
mempelajari sifat-sifat fisik batuan yang terkena oleh suatu gaya. ( Noor, 2009 )

Bentuk-bentuk permukaan bumi yang tampak saat ini tidak terjadi dengan sendirinya,
tetapi melalui berbagai proses pembentukan permukaan bumi yang memaka waktu lama.
Perubahan permukaan bumi disebabkan oleh tenaga geologi yang terdiri atas tenaga endogen
(tenaga yang berasal dari dalam bumi) dan tenaga eksogen (tenaga yang berasal dari luar
bumi). Tenaga endogen sering pula disebut sebagai tenaga tektonik. Tenaga endogen terdiri
atas proses diatropisme (proses struktural yang mengakibatkan terjadinya lipatan dan patahan)
dan vulkanisme (gejala alam yang berhubungan dengan kegiatan gunung api). Salah satu
proses pembentukan bumi yang berasal dari tenaga didalam bumi yakni proses diatropisme.
Diatropisme merupakan proses strutural yang menyebabkan adanya proses lipatan dan
patahan (Ruhimat,dkk.2006).

Dalam geologi dikenal 3 jenis struktur yang dijumpai pada batuan sebagai produk dari
gaya gaya yang bekerja pada batuan, yaitu : Kekar dan Rekahan, Perlipatan, dan
Patahan/Sesar. Ketiga jenis struktur tersebut dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis
unsur struktur, yaitu:
1. Kekar ( Fractures )
Kekar adalah struktur retakan/rekahan terbentuk pada batuan akibat suatu gaya yang
bekerja pada batuan tersebut dan belum mengalami pergeseran. Secara umum dicirikan oleh:
a). Pemotongan bidang perlapisan batuan; b). Biasanya terisi mineral lain seperti kalsit, kuarsa
dsb; c) kenampakan breksiasi. Struktur kekar dapat dikelompokkan berdasarkan sifat dan
karakter retakan/rekahan serta arah gaya yang bekerja pada batuan tersebut.

6
Kekar yang umumnya dijumpai pada batuan adalah sebagai berikut:
a. Shear Joint (Kekar Gerus) adalah retakan/rekahan yang membentuk pola saling
berpotongan membentuk sudut lancip dengan arah gaya utama. Kekar jenis shear joint
umumnya bersifat tertutup.
b. Tension Joint adalah retakan/rekahan yang berpola sejajar dengan arah gaya utama,
Umumnya bentuk rekahan bersifat terbuka.
c. Extension Joint (Release Joint) adalah retakan/rekahan yang berpola tegak lurus dengan
arah gaya utama dan bentuk rekahan umumnya terbuka
( Noor, 2009 )

2. Lipatan (Folds)
Lipatan adalah deformasi lapisan batuan yang terjadi akibat dari gaya tegasan sehingga
batuan bergerak dari kedudukan semula membentuk lengkungan. Berdasarkan bentuk
lengkungannya lipatan dapat dibagi dua, yaitu Lipatan Sinklin adalah bentuk lipatan yang
cekung ke arah atas, sedangkan lipatan antiklin adalah lipatan yang cembung ke arah atas.
Berdasarkan kedudukan garis sumbu dan bentuknya, lipatan dapat dikelompokkan menjadi :
a. Lipatan Paralel adalah lipatan dengan ketebalan lapisan yang tetap.
b. Lipatan Similar adalah lipatan dengan jarak lapisan sejajar dengan sumbu utama.
c. Lipatan Harmonik atau Disharmonik adalah lipatan berdasarkan menerus atau tidaknya
sumbu utama.
d. Lipatan Ptigmatik adalah lipatan terbalik terhadap sumbunya.
e. Lipatan Chevron adalah lipatan bersudut dengan bidang planar.
f. Lipatan Isoklin adalah lipatan dengan sayap sejajar.
g. Lipatan Klin Bands adalah lipatan bersudut tajam yang dibatasi oleh permukaan planar
( Noor, 2009 )

Gambar 2.1. Jenis-jenis lipatan


(Utoyo,2007).

7
Gambar 2.2. jenis lipatan. (a).lipatan tegak, (b).lipatan miring, (c). Lipatan menggantung, (d).
Lipatan isoklinal.
(Utoyo,2007).

3. Patahan/Sesar (Faults)
Patahan / sesar adalah struktur rekahan yang telah mengalami pergeseran. Umumnya
disertai oleh struktur yang lain seperti lipatan, rekahan dsb. Adapun di lapangan indikasi suatu
sesar / patahan dapat dikenal melalui : a) Gawir sesar atau bidang sesar; b). Breksiasi, gouge,
milonit, ; c). Deretan mata air; d). Sumber air panas; e). Penyimpangan / pergeseran
kedudukan lapisan; f) Gejala-gejala struktur minor seperti: cermin sesar, gores garis, lipatan
dsb. Sesar dapat dibagi kedalam beberapa jenis/tipe tergantung pada arah relatif
pergeserannya. Selama patahan/sesar dianggap sebagai suatu bidang datar, maka konsep jurus
dan kemiringan juga dapat dipakai, dengan demikian jurus dan kemiringan dari suatu bidang
sesar dapat diukur dan ditentukan.
a. Dip Slip Faults adalah patahan yang bidang patahannya menyudut ( inclined ) dan
pergeseran relatifnya berada disepanjang bidang patahannya atau offset terjadi
disepanjang arah kemiringannya. Sebagai catatan bahwa ketika kita melihat pergeseran
pada setiap patahan, kita tidak mengetahui sisi yang sebelah mana yang sebenarnya
bergerak atau jika kedua sisinya bergerak, semuanya dapat kita tentukan melalui
pergerakan relatifnya. Untuk setiap bidang patahan yang yang mempunyai kemiringan,
maka dapat kita tentukan bahwa blok yang berada diatas patahan sebagai “hanging wall
block” dan blok yang berada dibawah patahan dikenal sebagai “footwall block”.
b. Normal Faults adalah patahan yang terjadi karena gaya tegasan tensional horisontal pada
batuan yang bersifat retas dimana “hangingwall block” telah mengalami pergeseran
relatif ke arah bagian bawah terhadap “footwall block”.
c. Horsts & Gabens Dalam kaitannya dengan sesar normal yang terjadi sebagai akibat dari
tegasan tensional, seringkali dijumpai sesar-sesar normal yang berpasang pasangan
8
dengan bidang patahan yang berlawanan. Dalam kasus yang demikian, maka bagian dari
blok-blok yang turun akan membentuk “graben” sedangkan pasangan dari blok-blok yang
terangkat sebagai “horst”. Contoh kasus dari pengaruh gaya tegasan tensional yang
bekerja pada kerak bumi pada saat ini adalah “East African Rift Valley” suatu wilayah
dimana terjadi pemekaran benua yang menghasilkan suatu “Rift”. Contoh lainnya yang
saat ini juga terjadi pemekaran kerak bumi adalah wilayah di bagian barat Amerika
Serikat, yaitu di Nevada, Utah, dan Idaho.
d. Half-Grabens adalah patahan normal yang bidang patahannya berbentuk lengkungan
dengan besar kemiringannya semakin berkurang kearah bagian bawah sehingga dapat
menyebabkan blok yang turun mengalami rotasi.
e. Reverse Faults adalah patahan hasil dari gaya tegasan kompresional horisontal pada
batuan yang bersifat retas, dimana “hangingwall block” berpindah relatif kearah atas
terhadap “footwall block”.
f. A Thrust Fault adalah patahan “reverse fault” yang kemiringan bidang patahannya lebih
kecil dari 150. . Pergeseran dari sesar “Thrust fault” dapat mencapai hingga ratusan
kilometer sehingga memungkinkan batuan yang lebih tua dijumpai menutupi batuan yang
lebih muda.
g. Strike Slip Faults adalah patahan yang pergerakan relatifnya berarah horisontal mengikuti
arah patahan. Patahan jenis ini berasal dari tegasan geser yang bekerja di dalam kerak
bumi. Patahan jenis “strike slip fault” dapat dibagi menjadi 2(dua) tergantung pada sifat
pergerakannya
h. Transform Faults adalah jenis patahan “strike-slip faults” yang khas terjadi pada batas
lempeng, dimana dua lempeng saling berpapasan satu dan lainnya secara horisontal.
( Noor, 2009 )

(a). patahan turun (b). Patahan naik (c). Patahan geser


Gambar 2.3 Jenis Patahan
( Noor, 2009 )

9
Gambar 2.4. horst dan graben

Batuan yang berbeda akan memiliki sifat yang berbeda terhadap gaya tegasan yang
bekerja pada batuan batuan tersebut, dengan demikian kita juga dapat memperkirakan bahwa
beberapa batuan ketika terkena gaya tegasan yang sama akan terjadi retakan atau terpatahkan,
sedangkan yang lainnya akam terlipat. Ketika batuan batuan yang berbeda tersebut berada di
area yang sama, seperti batuan yang bersifat lentur menutupi batuan y a n g b e r s i f a t
r e t a s , m a k a b a t u a n y a n g r e t a s kemungkinan akan terpatahkan dan batuan
yang lentur mungkin hanya melengkung atau terlipat diatas bidang patahan. Demikian juga
ketika batuan batuan yang bersifat lentur mengalami retakan dibawah kondisi tekanan yang
tinggi, maka batuan tersebut kemungkinan terlipat sampai pada titik tertentu kemudian akan
mengalami pensesaran, membentuk suatu patahan. (Ruhimat,dkk.2006).

Studi struktur geologi telah menjadi bagian yang sangat penting dalam geologi
ekonomi, geologi minyak bumi dan geologi pertambangan. Pada kasus minyak dan gas bumi,
lapisan batu yang terdilipat dan terpatahkan biasanya berupa perangkap yang terdapat cairan
pekat seperti minyak bumi dan gas alam. Demikian pula, area yang terpatahkan dan
kompleks secara struktural dapat dikenali sebagai zona permeabel untuk cairan hidrotermal,
yang menghasilkan area terkonsentrasi dari endapan bijih logam mulia. Rekahan mineral yang
mengandung berbagai logam umumnya mengalami patahan dan fraktur di daerah yang
kompleks secara struktural. Zona-zona yang terstruktur ini sering terjadi melibatkan batuan
beku yang mengganggu. ( Nur, 2017 )

Geologi struktural adalah bagian penting dari rekayasa geologi, yang berkaitan dengan
sifat fisik dan mekanik alami batuan. Struktural batuan seperti patahan (fault), lipatan (fold)
dan sendi (joint) merupakan kelemahan internal batuan yang dapat mempengaruhi stabilitas
struktur rekayasa manusia seperti bendungan, pemotongan jalan, tambang terbuka dan
tambang bawah tanah atau terowongan jalan. ( Nur, 2017 )

10
 Gaya Penyebeb Deformasi Batuan
Deformasi adalah perubahan bentuk batuan yang disebabkan oleh gaya luar yang
bekerja pada batuan tersebut. Terdapat empat arah gaya yang menyebabkan batuan
terdeformasi, yaitu :
a. Gaya Kompresi (Compressional force/Compressional Stress)
Istilah kompresi mengacu pada satu set tekanan yang diarahkan ke pusat massa batuan.
Kekuatan tekan mengacu pada tegangan tekan maksimum yang dapat diaplikasikan pada
material sebelum terjadi deformasi. Bila tegangan tekan maksimum berada pada orientasi
horisontal, maka dapat menyebabkan thrust faulting, menghasilkan pemendekan dan
penebalan bagian lapisan tersebut. Tekanan kompresif juga bisa mengakibatkan
melipatnya bentuk batu. Karena besarnya tegangan litostatik pada lempeng tektonik,
maka akan menyebabkan deformasi skala tektonik. Gambar 8.3 memperlihatkan hasil
dari gaya kompresi yang menyebabkan penyempitan jarak sehingga menghasilkan
reverse fault pada batuan. Pada gambar bagian atas terlihat compressive fault akibat
untuk sakala percobaan di lab. Sedangkan pada gambar bagian bawah adalah data kondisi
bawah permukaan tanah yang di ambil dengan data seismic yang terlihat hingga
kedalaman lebihkurang 2.5 km. Gaya kompresi ini bisa diakibatkan oleh tekanan yang
dilakukan oleh pergerakan lempeng samudera sebagai akibat dari adanya arus konveksi
pada pemekaran lantai samudera.
b. Gaya Tarik (Tendsional force/Extendsional Stress)
Selain gaya kompresi, ada juga gaya tarik yang menyebabkan adanya penambahan ruang
pada bagian yang ditarik. Gaya ini disebabkan secara tidak langsung oleh tarikan gaya
gravitasi bumi sehingga bagian masa yang tertarik ini akan menarik bagian masa di
sekitar massa tersebut. Ini terlihat jelas pada cekungan yang sudah terisi oleh sedimen
sehingga menghasilkan masa yang lebih besar, yang akibatnya akan menyebabkan
tegangan tarik di sekitar cekungan tersubut. Gambar 8.4 memperlihatkan gaya tarik yang
menyebabkan patahan normal (normal fault). ( Nur, 2017 )
Dapat disimpulkan bahwa :
 Kompresi (Compression) Stres yang bertindak untuk mempersingkat/mempersempit
objek.
 Tarikan / regangan (Tention) Stres yang bertindak untuk memperpanjang suatu objek.
 Stres normal Stres yang bertindak tegak lurus terhadap permukaan. Bisa berupa kompresi
atau tensi.
 Stres geser Stres yang bekerja sejajar dengan permukaan. Hal ini dapat menyebabkan

11
satu objek meluncur di atas yang lain. Ini juga cenderung merubah bentuk semula benda
persegi ke dalam parallelograms. Definisi yang paling umum adalah stres geser berfungsi
untuk mengubah sudut pada objek.( Nur, 2017 )

 Deformasi Batuan
Tegangan (Stress) adalah kuantitas fisik yang mengekspresikan kekuatan internal yang
mana partikel-partikel tetangga dari bahan kontinyu saling mengerahkan, sementara regangan
(Strain) adalah ukuran deformasi ataupun perubahan bentuk material. Misalnya, ketika sebuah
bilah vertikal padat mendukung suatu berat, masing-masing partikel di batang mendorong
partikel langsung di bawahnya. Bila cairan berada dalam wadah tertutup di bawah tekanan,
masing-masing partikel terdorong oleh partikel sekitarnya. Adapun perilaku material tersebut
sebagai berikut :
a. Elastis (Elastic) Bahan mengalami deformasi di bawah tekanan namun kembali ke
ukuran dan bentuk aslinya saat tekanan dilepaskan. Tidak ada deformasi permanen.
Beberapa strain elastis, seperti pada karet gelang, bisa berukuran besar, tapi di batuan
biasanya cukup kecil untuk dianggap sangat kecil.
b. Ductile Material mengalami deformasi tanpa putus. Logam adalah ulet. Banyak materi
menunjukkan kedua tipe perilaku. Mereka mungkin mengalami deformasi dengan cara
yang ulet jika berubah bentuk perlahan, tapi akan patah jika berubah bentuk terlalu cepat
atau terlalu banyak gaya yang diberikan. Batuan biasanya lentur pada suhu tinggi.
c. Rapuh (brittle) Material mengalami deformasi dengan fraktur (patah). Kaca jika diberi
gaya melebihi kekuatannya akan rapuh. Batu biasanya rapuh pada suhu rendah.
( Nur, 2017 )

Struktur geologi merupakan nsur-unsur yang terdapat pada satuan batuan atau bisa
dikatakan sebagai unsur yang dipelajari dalam geologi struktur. Struktur geologi ini tidak lain
merupakan struktur dari batuan,dimana berdasarkan terjadinya dikenal ada dua macam
struktur geologi,yaitu struktur primer dan struktur sekunder. ( Nur, 2017 )

Ketidakselarasan adalah suatu konsep dalam stratigarafi yang membahas tentang


hubungan yang tidak normal antara lapisan batuan satu dengan yang lain. Ketidakselarasan
identik dengan sedimentasi, dimana konsep ini bisa menjelaskan tentang proses sedimentasi,
endogen dan eksogen yang terjadi sebelumnya melalui jenis ketidakselarasan yang terbentuk.
( Nur, 2017 ).

12
Untuk memahami konsep ketidakselarasan, kita harus memahami dahulu konsep yang
sebaliknya yaitu keselarasan. Selaras dalam stratigrafi artinya teratur, beururutan, menerus.
Lapisan dikatakan selaras jika lapisan tersebut diendapkan secara teratur, belum mengalami
deformasi, mengikuti hukum superposisi (lapisan dibawah lebih tua dari lapisan diatasnya)
dan umurnya menerus/tidak terjadi gap umur antar lapisan.Ketidakselarasan adalah
permukaan erosi atau non-deposisi yang memisahkan lapisan yang lebih muda dari yang lebih
tua dan menggambarkan suatu rumpang waktu yang signifikan. Ketidakselarasan digolongkan
berdasarkan hubungan struktur antar batuan yang ditumpangi dan yang menumpangi. Ia
menjelaskan rumpang pada sikuen stratigrafi, yang merekam periode waktu yang tidak
terlukiskan di kolom stratigrafi. Ketidakselarasan juga merekam perubahan penting pada satu
lingkungan, mulai dari proses pengendapan menjadi non-deposisi dan/atau erosi, yang
umumnya menggambarkan satu kejadian tektonik yang penting. ( Nur, 2017 )

Macam-macam Ketidakselarasan
a. Angular unconformity (ketidakselarasan menyudut) Ketidakselarasan dimana lapisan
yang lebih tua memiliki kemiringan yang berbeda (umumnya lebih curam) dibandingkan
dengan lapisan yang lebih muda. Hubungan ini merupakan tanda yang paling jelas dari
sebuah rumpang, karena ia mengimplikasikan lapisan yang lebih tua terdeformasi dan
terpancung oleh erosi sebelum lapisan yang lebih muda diendapkan.

Gambar 2.5 Angular Unconformity

b. Disconformity (ketidakselarasan sejajar) Disconformity adalah permukaan yang


menghubungkan dua lapisan sedimen yang sejajar. Lapisan yang terbentuk lebih dahulu
mengalami erosi, kemudian lapisan erosi baru terbentuk di atasnya. Kedua lapisan ini
dapat berupa lapisan dengan komposisi yang berbeda. Dengan kata lain, ciri khas
ketidakselarasan jenis disconformity adalah adanya bidang erosi
13
Gambar 2.6 Disconformity
c. Nonconformity adalah adanya lapisan batuan sedimen yang menumpang diatas batuan
beku atau metamorf.sebuah perlapisan batuan sedimen yang mengandung batuan
metamorf/intrusi batuan beku.lalu proses sedimentasi berhenti untuk waktu yang lama.
Perlapisan batuan sedimen ini pun tererosi sampai batuan beku/metamorf muncul ke
permukaan.kemudian, proses sedimentasi berjalan lagi.akhirnya adalah batuan
beku/metamorf dengan bagian atas tampak tererosi dan ditumpangi suatu lapisan batuan
sedimen.

Gambar 2.7 Nonconformity


d. Paraconformity Adalah hubungan antara dua lapisan sedimen yang bidang
ketidakselarasannya sejajar dengan perlapisan sedimen. Pada kasus ini sangat sulit sekali
melihat batas ketidakselarasannya karena tidak ada batas bidang erosi. Cara yang
digunakan untuk melihat keganjilan antara lapisan tersebut adalah dengan melihat fosil di
tiap lapisan. ( Nur, 2017 )

Gambar 2.8 Paraconformity

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil uraian sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
- Geologi struktur adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk arsitektur batuan sebagai
bagian dari kerak bumi serta menjelaskan proses pembentukannya.Sedangkan struktur
geologi merupakan unsur - unsur dari struktur yang terdapat pada satuan batuan yang
dengan kata lain, merupakan unsur yang dipelajari dalam geologi struktur.
- Proses yang menyebabkan batuan-batuan mengalami deformasi adalah gaya yang bekerja
pada batuan batuan tersebut.Sebagaimana kita ketahui bahwa dalam teori “Tektonik
Lempeng” dinyatakan bahwa kulit bumi tersusun dari lempeng-lempeng yang saling
bergerak satu dengan lainnya. Pergerakan lempeng-lempeng tersebut dapat berupa
pergerakan yang saling mendekat (konvergen), saling menjauh (divergen), dan atau
saling berpapasan (transform). Pergerakan lempeng-lempeng inilah yang merupakan
sumber asal dari gaya yang bekerja pada batuan kerak bumi.
- Adapun jenis struktur geologi yaitu : Kekar adalah struktur retakan/rekahan terbentuk
pada batuan akibat suatu gaya yang bekerja pada batuan tersebut dan belum mengalami
pergeseran, Lipatan adalah deformasi lapisan batuan yang terjadi akibat dari gaya tegasan
sehingga batuan bergerak dari kedudukan semula membentuk lengkungan, dan Patahan
atau sesar adalah struktur rekahan yang telah mengalami pergeseran.

3.2 Saran
Sebaiknya pada praktikum selanjutnya waktu responsi ditambah lagi.

15
DAFTAR PUSTAKA

Amin, Mustagfhirin. 2014. Geologi Dasar Kelas X Semester II . Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan : Jakarta

Islami, Nur. 2017. Fisika Bumi. Universitas Riau Press : Riau

Noor, Djauhari. 2009. Pengantar Geologi.. Graha Ilmu : Yogyakarta

Ruhimat,M. dkk. 2006. Bentuk Muka Bumi. Erlangga : Jakarta

Sunan, Huzaely Latief, Akhmad Khahlil Gibran. 2019. “Pengembangan sumber daya perdesaan
dan kearifan lokal berkelanjutan”. Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers,
Purwokerto

Samarinda, 31 Agustus 2022


Asisten Praktikum, Praktikan,

16
Nur Rahman Al Chasani Juliana
1909058011 2109056042

17

Anda mungkin juga menyukai