Anda di halaman 1dari 7

UNIVERSITAS SRIWIJAYA PROGRAM

STUDI TEKNIK GEOLOGI


LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK LINGKUNGAN
PRAKTIKUM GEOMORFOLOGI
2021

Nama : Salsabila Maharani


NIM : 03071382126062
Asisten : M. Dimas Al Abiyyu

BENTUKAN ASAL STRUKTURAL

Menurut Hugget (2003) dalam Heru Pramono dan Arif Ashari (2013:88)
keterbentukan lahan asal structural merupakan proses yang berkaitan dengan tektonisme (atau
geotektnik).Bentuk lahan atau landform adalah tiap unsur bentang lahan( landscape) yang
dicirikan oleh ekspresi permukaan yang jelas, struktur internal ataupun kedua–duanya jadi
pembeda yang mencolok dalam mendiskripsi fisiografi sesuatu wilayah. Landform pula ialah
batasan permukaan antara suasana, hidrosfer, biosfer, pedosfer, serta lakmus dimana
kehidupan terletak di atas bumi. Bentuk lahan ialah kenampakan medan( terrain) yan tercipta
oleh proses natural, mempunyai komposisi tertentu, mempunyai julat( range) ciri fisikal serta
visual tertentu dimanapun medan tersebut terjalin.Pembentukan lahan pada proses
geomorfologis memiliki banyak asal yang berfungsi untuk mengawali kajian tekstur
lahannya. Salah satunya merupakan wujud lahan asal struktural. Wujud lahan asal struktural
ialah proses pembuatan lahan yang diakibatkan oleh adaya proses endogen. Misalnya proses
penaikan, penyusutan serta pelipatan kerak bumi.
Contoh dari wujud lahan asal struktural merupakan pegunungan lipatan,
pegunungan patahan serta pegunungan. Bentuk lahan struktural terjadi akibat adanya proses
endogen yang disebut dengan tektonisme atau diastrofisme. Proses ini meliputi
pengangkatan, penurunan, dan pelipatan kerak bumi sehingga terbentuk struktur geologi
seperti lipatan dan patahan. Selain itu terdapat pula struktur horizontal yang merupakan
struktur asli sebelum mengalami perubahan. Dari struktur pokok tersebut, dapat
diklasifikasikan menjadi berbagai bentuk berdasarkan sikap lapisan batuan dan
kemiringannya. Bentuk lahan struktural di cirikan oleh adanya pola aliran Trellis yang
tersusun dari sungai-sungai konsekuen, subsekuen, resekuen, dan obsekuen. Bentuk lahan ini
di tentukan oleh tenaga endogen yang menyebabkan terjadinya deformasi perlapisan batuan
dengan menghasilkan struktur lipatan, dan patahan, serta perkembangannya. Bentuk lahan di
cirikan oleh adanya perlapisan batuan yang mempunyai perbedaan ketahanan terhadap erosi.
akibat adanya tenaga endogen tersebut terjadi deformasi perlapisan batuan yang semula
horizontal menjadi miring atau bahkan tegak dan membentuk lipatan. Penentuan nama suatu
bentuk lahan struktural pada dasarnya di dasarkan pada sikap perlapisan batuan yaitu nilai dip
dan strike lapisan.
Dalam beberapa kasus, bentuk bentuk struktural dipengaruhi oleh proses-proses
eksogenitas dari berbagai tipe, sehingga terbentuklah satuan struktural denudasional.
Struktur-struktur geologi seperti lipatan, patahan, perlapisan, kekar maupun lineament atau
kelurusan yang dapat diinterpretasi dari foto udara dan peta geologi merupakan bukti kunci
UNIVERSITAS SRIWIJAYA PROGRAM
STUDI TEKNIK GEOLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK LINGKUNGAN
PRAKTIKUM GEOMORFOLOGI
2021

satuan struktural. Pola aliran sungai yang ada akan mengikuti pola struktur utama, dengan
anak-anak sungai akanrelatif sejajar dan tegak lurus dengan sungai induk.
Jenis Struktur Geologi Struktur geologi adalah gambaran bentuk arsitektur batuan-batuan
penyusunan kerak bumi. Akibat sedimentasi dan deformasi. berdasarkan kejadiannya,
struktur geologi dapat dibedakan menjadi dua yaitu:Struktur primer dan Struktur sekunder.
1. Struktur primer adalah struktur geologi yang terbentuk pada saat pembentukan batuan.
Misalnya, struktur sedimen (silang siur, flute cast, dll,) struktur kekar akibat pendinginan
magma (columnar joint dan sheeting joint) dan struktur perlapisan.
2. Struktur sekunder adalah struktur geologi yang mempelajari dan membahas bentuk-bentuk
deformasi kerak bumi dan gejala-gejala penyebab pembentukannya. Dibedakan dengan
geotektonik atau tektonik, geologi struktur mempunyai ruang lingkup yang lebih sempit,
yang meliputi deformasi-deformasi pada isi cekungan, sedangkan tektonik menyangkut skala
yang lebih luas dari ini, misalnya proses pembentukan pegunungan (orgenesa) dsb. Struktur P
terutama mempelajari struktur-struktur sekunder yang meliputi kekar (joint), sesar (fault) dan
lipatan (fold).
1. Tenaga Endogen
Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang menyebabkan
perubahan pada kulit bumi. Tenaga endogen ini sifatnya membentuk permukaan bumi
menjadi tidak rata. Mungkin saja di suatu daerah dulunya permukaan bumi rata (datar) tetapi
akibat tenaga endogen ini berubah menjadi gunung, bukit atau pegunungan. Pada bagian lain
permukaan bumi turun menjadikan adanya lembah atau jurang. Secara umum tenaga endogen
dibagi dalam tiga jenis yaitu tektonisme, vulkanisme, dan seisme.
2. Tektonisme
Keragaman bentuk dari muka bumi dipengaruhi oleh adanya gerakan-gerakan di
kerak bumi, baik berupa gerakan horizontal maupun gerakan vertikal. Gerakan-gerakan
tersebut mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk muka bumi yang menghasilkan pola
baru yang disebut dengan struktur diastropik. Bentuk baru yang termasuk dalam struktur
diastropik adalah pelengkungan, pelipatan, patahan, dan retakan.
a. Lipatan
Lipatan merupakan lapisan kulit bumi yang mendapat tekanan dengan arah horizontal
sehingga membentuk lipatan. Punggung lipatan disebut antiklinal. Lembah lipatan disebut
sinklinal. Gambar dari lipatan dapat dilihat pada (gambar 1). Berikut merupakan contoh jenis
– jenis lipatan:
 lipatan tegak
 lipatan miringc. lipatan rebah
 lipatan menggantung
 lipatan isoklinf.
 lipatan kelopak
UNIVERSITAS SRIWIJAYA PROGRAM
STUDI TEKNIK GEOLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK LINGKUNGAN
PRAKTIKUM GEOMORFOLOGI
2021

b. Patahan
Patahan atau sesar merupakan struktur geologi yang terjadi akibatadanya tekanan atau
gerakan tektonik secara horizontal dan vertikal pada kulit bumi yang rapuh. Daerah patahan
merupakan daerah yang rawan gempa karena sifat batuan yang cenderung rapuh.

Gambar 2. Sesar
(Sumber: https://ilmugeografi.com/geologi/struktur-sekunder-geologi)
Sesar memiliki berbagai klasifikasi berdasarkan gerakan relatif blok disatu sisi sesar terhadap
yang lain, diantaranya:
- Sesar Normal
hasil pergeseran kerak bumi sisi satu dengan sisi lainya, dimana pada posisi
hangingwall turun ke bawah dari sisi footwallnya, sesar ini hasil darigaya ekstensi
kerak bumi.
- Sesar Naik (thrust fault)
hasil pergerakan kerak bumi sisi satu dengan sisi lainya, dimana pada posisi
hangingwall terdorong ke atas dari sisi footwallnya, sesar ini hasildari gaya kompresi
kerak bumi.
- Sesar geser (strike-slip / transform / wrench fault)
sesar permukaan dimana footwall bergerak ke kiri atau kekanan atau pegerakan lateral
dengan sedikit pergerakan vertikal.
c. Pelengkungan:
lapisan kulit bumi yang semula mendatar jika mendapat tekanan vertikal akan membentuk
struktur melengkung. Lengkungan tersebut dapat mengarah ke atas yang disebut kubah
(dome) dan dapat mengarah ke bawah yang disebut basin. Gambar dome dan basin.
d. Retakan
Retakan atau kekar merupakan struktur geologi yang terjadi karena gaya regangan yang
menyebabkan retak – retak
UNIVERSITAS SRIWIJAYA PROGRAM
STUDI TEKNIK GEOLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK LINGKUNGAN
PRAKTIKUM GEOMORFOLOGI
2021

Gambar 3. Kekar
(Sumber: https://www.slideshare.net/army014/materi-kuliah-teknik-pertambangan-geologi-
struktur-semester-iii-sttnas-yogyakarta-4-diskripsi-kekar-59679821)
Ciri – ciri Bentuk Lahan Struktural
- Dip dan strike batuan resisten - non resisten jelas
- Horison kunci jelas
- Terdapat sesar, kekar, rekahan, gawir sesar, sesar bertingkat
- Ada materi intrusif (dike, kubah granitic)

Macam – macam Bentuk Lahan Struktural


1. Bentang alam dengan struktur mendatar (lapisan horizontal)
2. Dataran rendah, daerah yang memiliki elevasi antara 0-500 kaki dari permukaan air
laut.
3. Dataran tinggi (plateau), adalah daerah yang menempati elevasi diatas 500 kaki diatas
permukaan air laut, berlereng sangat landai atau datar dan berkedudukan lebih tinggi
daripada bentang alam di sekitarnya.
4. Bentang alam dengan struktur miring, dibagi menjadi:
a. Cuesta, memiliki ciri kemiringan antara kedua sisi lerengnya tidak simetri dengan
sudut lereng yang searah perlapisan batuan bernilai kurang dari 30°.
b. Hogback, memiliki ciri sudut antara kedua sisinya relatif sama dengan sudut
lereng yang searah perlapisan batuan bernilai lebih dari 30 °. Hogback memiliki
kelerengan scarp slope dan dip slope yang hampir sama sehingga terlihat simetri.

Satuan Bentuk Lahan Struktural


1. Pegunungan sesar
Pegunungan ini merupakan hasil dari deformasi oleh sesar. Pada tahapan muda pegunungan
patahan memperlihatkan gawir-gawir terjal yang memisahkan antara satu blok pegunungan
dengan blok yang lain atau antara blok pegunungan dengan blok lembah. Umumnya bidang
gawir tajam relatif rata, belum tersayat oleh lembah-lembah. Bentuk blok dapat berupa
persegi, berundak, atau membaji tergantung kepada pola sesar. Pada tahapan dewasa
menyebabkan adanya pengikisan pada bagian muka atau punggungan blok dengan beberapa
kenampakan bagian muka dari blok masih lebih terjal dari pada bagian punggungan, masih
UNIVERSITAS SRIWIJAYA PROGRAM
STUDI TEKNIK GEOLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK LINGKUNGAN
PRAKTIKUM GEOMORFOLOGI
2021

terlihat adanya kelurusan garis dasar sesar, adanya triangular facets yang merupakan sisa-
sisa bidang sesar setelah terkikis, adanya dataran aluvial berupa alluvial fan yang terletak
berjajar dalam garis lurus sepanjang kaki bidang muka dan blok, serta munculnya mata air.
Pada tahapan tua, daerah pegunungan patahan menjadi mendatar dan kehilangan bentuk
simetrinya, dengan daerah aluvial yang meluas.
2. Pegunungan atau perbukitan
Sinklinal, tersusun dari batuan plastis, terdiri atas lembah-lembah lipatan.
3. Pegunungan/perbukitan
Monoklinal adalah pegunungan lipatan yang yang terjadi akibat adanya tekanan pada satu
titik saja yang memiliki elevasi >500m disebut juga dengan pegunungan monoklinal, namun
jika memiliki elevasi <500m disebut dengan perbukitan monoklinal. Monoklinal (homoklinal
yang lerengnya >11° disebut cuesta.
4. Gawir sesar
Gawir sesar yaitu tebing patahan yang memanjang, gawir sesar terjadi akibat adanya
dislokasi. Gawir sesar merupakan gejala struktur yang terbentuk akibat gejala sesar yang
baru, biasanya disertai dengan adanya perpindahan secara vertical, adanya jalur yang hancur,
pelurusan sungai, dan lain lain. Fault scarps atau gawir sesar yaitu suatu gawir memanjang
mengikuti zona sesar, dapat ditemukan pada zona sesar turun ataupun sesar naik, dalam
keadaan tertentu scarps dapat ditemukan pada sesar mendatar bila suatu bukit yang
terpotong. Pada peta topografi scarps dapat diindikasikan oleh adanya kelurusan kontur yang
rapat.
5. Pegunungan atau perbukitan
Antiklinal adalah pegunungan yang tersusun dari batuan plastis, terdiri atas unit-unit
punggung lipatan. Lembah yang terdapat di puncak antiklin setelah tererosi disebut combe.
6. Pegunungan/perbukitan kubah (Dome)
Kubah diartikan sebagai struktur dari suatu daerah yang luas dengan sifat lipatan regional
dengan sudut kemiringanyang kecil. Ada beberapa sebab terjadinya kubah, antara lain oleh
intrusi garam atau diapir, intrusi lakolit, dan intrusi batuan beku seperti batolit. Terdpat 3
tahapan dome, yaitu tahapan muda, tahapan dewasa, dan tahapan tua. Dalam tahapan muda
pegunungan kubah akan dikikis oleh sungai-sungai namun belum dalam, bentuk kubah masih
utuh, pengikisan dimulai di puncak dengan membentuk cekungan erosi. Terkadang inti kubah
yang keras tampak di dasar cekungan erosi kubah. Pada tahapan dewasa, pengikisan di
puncak makin meluas dan mendalam. Undak-undak gawir terbentuk sesuai dengan
banyaknya lapisan-lapisan yang resisten, serta punggungan-punggungan dengan lapisan
miring (hogbacks) terbentuk. Pada tahapan tua, mempunyai bentuk akhir dari
pengikisankubah akan membentuk peneplane. Pola aliran annular hampir-hampir hilang.
Kubah besar dan tinggi dihasilkan oleh intrusi-intrusi batolit; yang lebih kecildihasilkan oleh
intrusi lakolit, dan berbentuk kubah landai yang dihasilkan olehsill. Kubah-kubah kecil dapat
UNIVERSITAS SRIWIJAYA PROGRAM
STUDI TEKNIK GEOLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK LINGKUNGAN
PRAKTIKUM GEOMORFOLOGI
2021

dihasilkan oleh intrusi garam atau diapir lempung. Ilustrasi dari dome dapat dilihat pada
gambar berikut

Gambar 3. Dome
(Sumber: https://www.geologypage.com/2015/12/geological-folds.html)
7. Pegunungan/perbukitan plato,
Pegunungan atau perbukitan pluto merupakan tanah datar dengan struktur horisontal,
memiliki elevasi >500 m untuk pegunungan dan <500 m untuk perbukitan. Pada umumnya
dikelilingi oleh kelompok volkan atau rangkaian pegunungan.
8. Teras struktural,
Teras structural merupakan permukaan bertingkat yang terjadi akibat dari pengangkatan yang
berulang-ulang pada suatu tempat, misalnya step fault.
9. Perbukitan mesa
Perbukitan mesa adalah perbukitan yang puncaknya datar dengan struktur horisontal sebagai
akibat dari proses erosi. Perbukitan yang serupa dengan mesa tetapi puncaknya lebih sempit
disebut butte. Persamaan dari mesa dan butte yaitu berasal dari plato yang tererosi.
10. Graben (Slenk)
Graben adalah tanah patahan yang turun sehingga permukaannya lebih rendah dari daerah
sekitar. Graben disebabkan oleh suatu daerah mengalami penurunan/penenggelaman. Ilustrasi
dari graben dapat dilihat pada (gambar 3)
11. Sembul (Horst)
adalah tanah patah yang lebih tinggi dari daerah sekitar, terjadikarena pengangkatan (up lift).
Kenampakan dominan pada bentuk lahan asal struktural adalah adanya sesar yang disebabkan
oleh pergeseran posisi lapisan (dislokasi) batuan di suatu tempat. Ilustrasi dari horst dapat
dilihat pada (gambar 3)

Gambar 3. Horst dan Graben


(Sumber:
https://www.researchgate.net/publication/273060246_The_Preston_Geothermal_Resources_
Renewed_Interest_in_a_Known_Geothermal_Resource_Area/figures?lo=1)
UNIVERSITAS SRIWIJAYA PROGRAM
STUDI TEKNIK GEOLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK LINGKUNGAN
PRAKTIKUM GEOMORFOLOGI
2021

Daftar Pustaka
Noor, D. (2014). Geomorfologi. Yogyakarta: Deepublish.
Sari, Y. I. (2018). “Bentuk Lahan Asal Struktural”. (online) https://yulifanasari.com/wp-
content/uploads/2018/05/Struktural.pdf. (Diakses pada tanggal 10 Oktober 2022).
Soetoto. (2013). Geologi Dasar. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Verstappen, H. T. (2019). Garis Besar Geomorfologi Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Wardiyatmoko. (2014). Geografi. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai