Anda di halaman 1dari 18

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisis hasil pengujian komposisi kimia

Pengujian komposisi kimia dimaksudkan untuk mengetahui kandungan unsur

pada paduan Fe-3,5Al-0,05C. Pengujian ini menggunakan alat spectrometer merk

Hilqer di PT. Itokoh Ceperindo, Klaten. Data hasil pengujian komposisi kimia

paduan Fe-3,5Al-0,05C ini dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Hasil pengujian komposisi kimia

Unsur W (% berat )

Fe 95,08

S 0,03

Al 3,53

C 0,05

Ni 0,06

Si 0,17

Cr 0,06

Mn 0,69

Mo 0,01

P 0,03

Cu 0,20

N 0,03

Sb 0,02

W 0,03

Co 0,01

Hasil total 100%


Hasil uji komposisi kimia menunjukan bahwa paduan Fe-3,5Al-0,05C pada

penelitian ini mengandung unsuur Al sebesar 3,5%, Si sebesar 0,17% dan C

sebesar 0,05%, sehingga menurut klasifikasi baja mengikuti SAE (Society of

Automotive Engineers) dan AISI (American Iron and Steel Institut). Paduan Fe-

3,5Al-0,05C termasuk baja paduan rendah. Unsur Al sebesar 3,5% dalam paduan

Fe-3,5Al-0,05C mampu meningkatkan ketahanan korosi sekaligus berfungsi

sebagai penstabil ferit. Jumlah unsur C yang terkandung dalam paduan ini

mencapai 0,05% akan membuat paduan ini memiliki kekerasan yang cukup tinggi

dan jumlah kandungan silikon (Si) yang melebihi 0.17% menyebabkan nilai

elastisitas yang lebih rendah. Unsur kandungan mangan (Mn) yang mencapai

0,69% pada paduan ini dapat meningkatkan kekerasan, kekuatan, dan

ketangguhan. Unsur-unsur yang lain jumlahnya sangat kecil maka tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap sifat paduan Fe-3,5Al-0,05C.

4.2. Analisis Hasil Pengujian Struktur Mikro

Pengujian struktur mikro dilakukan dengan pengamatan pada benda uji

menggunakan mikroskop optik setelah benda uji dietsa. Zat kimia yang digunakan

untuk etsa adalah HNO3+HCl 1:3 (aquaregia). Pengujian struktur mikro

dilakukan pada spesimen yang berjumlah 6 buah, satu spesimen raw material dan

lima spesimen setelah proses perlakuan pack karburizing, poto sstruktur mikro

dilakukan pembesaran 100X.

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui struktur mikro paduan Fe-3,5Al-

0,05C yang membentuk karakteristik dari benda yang dihasilkan. Hasil pengujian

struktur mikro dapat dilihat pada Gambar 4.1 sampai Gambar 4.18
Gambar 4.1. hasil poto mikro raw material tepi

perlit

Ferit

Gambar 4.2. hasil poto mikro raw material tengah

perlit

Ferit

Gambar 4.3. hasil poto mikro raw material terans

perlit

Ferit
Gambar 4.4. hasil poto mikro variasi 5gr tepi

perlit

Ferit

Gambar 4.5 hasil poto mikro variasi 5gr tengah

perlit

Ferit

Gambar 4.6 hasil poto mikro variasi 5gr terans

perlit

Ferit
Gambar 4.7. hasil poto mikro variasi 7,5gr tepi

perlit

Ferit

Gambar 4.8. hasil poto mikro variasi 7,5gr tengah

perlit

Ferit

Gambar 4.9. hasil poto mikro variasi 7,5gr terans

perlit

Ferit
Gambar 4.10. hasil poto mikro variasi 10gr tepi

perlit

ferit

Gambar 4.11. hasil poto mikro variasi 10gr tengah

perlit

ferit

Gambar4.12. hasil poto mikro variasi 10gr terans

perlit

Ferit
Gambar 4.13. hasil poto mikro variasi 12,5gr tepi

perlit

Ferit

Gambar 4.14. hasil poto mikro variasi 12,5gr tengah

perlit

Ferit

Gambar 4.15 hasil poto mikro variasi 12,5gr terans

perlit

Ferit
Gambar 4.16. hasil poto mikro variasi 15gr tepi

perlit

Ferit

Gambar 4.17 hasil poto mikro variasi 15gr tengah

perlit

Ferit

Gambar 4.18 hasil poto mikro variasi 15gr terans

perlit

Ferit
Hasil pengujian struktur mikro menunjukkan bahwa paduan Fe-3,5Al-0,05C dapat

dilihat pada (Gambar 4.1). Hasil pengujian struktur mikro menunjukkan bahwa

paduan Fe-3,5Al-0,05C tanpa perlakuan panas mempunyai struktur ferit dan

perlit, munculnya kedua struktur ini disebabkan oleh unsur-unsur yang terkandung

dalam paduan ini. Unsur Al berfungsi sebagai pembentuk dan penstabil unsur

struktur ferit, sedangkan unsur C yang cukup tinggi mendorong terbentuknya

struktur perlit. Struktur mikro paduan Fe-3,5Al-0,05C setelah proses pack

karburizing menunjukan struktur perlit semakin banyak dengan sebaran yang

merata. Pada pemanasan dengan campuran 15gr katalis MgCO3 dan 1kg arang

batok kelapa pemanasan pada suhu 1000oC struktur paduan Fe-3,5Al-0,05C sudah

perlit sempurna dengan butiran yang relatif halus, penambahan katalis MgCO3

menyebabkan peningkatan batas butir. Semakin bangak katalis MgCO3 ferit

semakin kecil. Hal ini disebabkan peran Al sebagai penstabil ferit dan

peningkatan temperatur mendorong pertumbuhan butir perlit menjadi lebih besar.

Tetapi terlihat juga unsur pengotor berupa bercak-becak hitam, munculnya unsur

pengotor disebabkan karena ketidakmurnian bahan baku peleburan atau adanya

pasir pada dinding cetakan yang ikut terperangkap dalam logam cair saat proses

peleburan berlangsung sehingga menjadi inklusi atau unsur pengotor.

4.3 Analisis Hasil Pengujian Kekerasan

Pengujian kekerasan dilakukan menggunakan cara uji kekerasan Vickers.

Penetrator piramida intan dengan  = 136o, ditekankan kepermukaan bagian yang

diukur dengan beban (F= 0,2). Pada pengujian kekerasan ini dilakukan sebanyak

tiga titik pada setiap benda uji, kemudian dianalisis kekerasan pada setiap titik
dan dicari nilai kekerasan rata-ratanya. Nilai kekerasan dari spesimen uji dihitung

menggunakan Rumus (2.2) :

D =
¿¿

Keterangan :

F = Beban yang diterapkan (kg)

D = Panjang diagonal rata-rata (mm2)

d1 = Diameter luar (mm)

d2 = Diameter dalam (mm)

Contoh salah satu perhitungan hasil uji kekerasan Vickers (VHN) spesimen Raw

material adalah sebagai berikut :

d 1+d 2 41+41
Diketahui : F = 0,2 kg D= 2 2 ¿¿

D = 0,042 mm

F
2
VHN1 = 1,854 x d

0,2 1,854 x 40
2
= 1,854 x 0,042 0,5352

= 210.20 kg/mm2

Jarak Kekerasan
d rata-
Variasi spesimen d1 d2 rata-rata
rata
uji (VHN)
RM 50µm 41,0 41,0 41,00 220,6
100µm 40,0 41,0 40,50 226,1
150µm 41,0 42,0 41,50 215,3
200µm 42,0 41,0 41,50 215,3
250µm 39,0 40,0 41,50 237,7
300µm 39,0 40,0 39,50 237,7
Jarak Kekerasan
d rata-
Variasi spesimen d1 d2 rata-rata
rata
uji (VHN)
350µm 41,0 41,0 39,50 220,6
400µm 42,0 42,0 41,00 210,2
450µm 40,0 40,0 40,00 231,8
500µm 41,0 40,0 40,50 226,1
50µm 33,0 30,0 31,50 373,8
100µm 29,0 26,0 27,50 490,4
150µm 30,0 27,0 28,50 456,6
200µm 29,0 27,0 28,00 473,1
250µm 29,0 31,0 30,00 412,1
5gr
300µm 28,0 31,0 29,50 426,2
350µm 33,0 32,0 32,50 351,1
400µm 34,0 33,0 33,50 330,5
450µm 34,0 34,0 34,00 320,8
500µm 36,0 37,0 36,75 274,6
50µm 22,5 22,0 22,25 749,2
100µm 22,5 22,0 22,25 749,2
150µm 23,0 22,0 22,50 732,6
200µm 22,0 22,0 22,00 766,3
250µm 22,0 23,0 22,50 732,6
7,5gr
300µm 23,0 23,0 23,00 701.1
350µm 22,0 23,0 22,50 732,6
400µm 23,5 23,0 23,25 686,1
450µm 23,0 23,0 23,00 701,1
500µm 23,5 22,0 22,75 716,6
50µm 22,0 23,0 22,50 732,6
100µm 23,0 24,0 23,50 671,6
150µm 23,0 23,5 23,25 686,1
200µm 23,0 23,0 23,00 701,1
250µm 23,0 24,0 23,50 671,6
10gr
300µm 23,0 25,0 24,00 643,9
350µm 23,0 26,0 24,50 617,9
400µm 23,0 25,0 24,00 643,9
450µm 24,0 25,0 24,50 617,9
500µm 24,0 26,0 25,00 493,4
12,5gr 50µm 26,0 26,0 26,00 548,6
Jarak Kekerasan
d rata-
Variasi spesimen d1 d2 rata-rata
rata
uji (VHN)
100µm 27,0 27,0 27,00 508,8
150µm 27,0 27,0 27,00 508,8
200µm 27,0 27,0 27,00 508,8
250µm 27,0 27,0 27,00 508,8
300µm 27,0 26,0 26,50 528,1
350µm 27,0 27,0 27,00 508,8
400µm 27,0 27,0 27,00 508,8
450µm 29,0 28,0 28,50 456,6
500µm 30,0 30,0 30,00 412,1
50µm 23,0 22,0 22,,50 732,6
100µm 23,0 23,0 23,00 701,1
150µm 23,0 23,0 23,00 701,1
200µm 23,0 23,0 23,00 701,1
250µm 23,0 23,0 23,00 701,1
15gr
300µm 23,0 23,0 23,00 701,1
350µm 22,0 24,0 23,00 701,1
400µm 23,0 23,0 23,00 701,1
450µm 23,0 23,0 23,00 701,1
500µm 22,0 23,0 22,50 732,6

Paduan Fe-3,5Al-0,05C
900
766.3 732.6
749.2 749.2
800 732.6 701.1 732.6 686.1 701.1 716.6
732.6 732.6
700 701.1 701.1 701.1 701.1 701.1 701.1 701.1 701.1
732.6 686.1 701.1
671.6 671.6 643.9 617.9
600 548.6 643.9
508.8 508.8 508.8 508.8 617.9
500 528.1 493.4
508.8 508.8
400 490.4 456.6 473.1 412.1 426.2 456.6 412.1
373.8 351.1 320.8
300 330.5 274.6
200 226.1
220.6 226.1 215.3 215.3 237.7 237.7 220.6 210.2 231.8
100
0 0
50 100 150 200 250 300 350 400 450 500

RM 5 gr 7.5 gr
10 gr 12.5 gr 15 gr
Tabel 4.2 Harga kekerasan vikers permukaan perlakuan pack karburizing paduan
Fe-3,5Al-0,05C

Contoh perhitungan kekerasan vikers (VHN) rata-rata

F
2
VHN1 = 1,854 x d
0,2 1,854 x 40
2
= 1,854 x 0,041 0,5352
= 220,6 kg/mm2

VHN 1+VHN 2+VHN 3+ VHN 4 +VHN 5+VHN 6+VHN 7 +VHN 8+VHN 9+ VHN 1
VHN rata−rata=
10

= 224,14kg/mm2

No Variasi D1 D2 Drata-rata Kekerasan Kekerasan


perlakua (mm) (mm) (mm) (VHN) (VHN)
n
1 41,0 41,0 41,00 220,6
2 40,0 41,0 40,50 226,1
3 41,0 42,0 41,50 215,3
4 42,0 41,0 41,50 215,3
5 39,0 40,0 41,50 237,7
6 Raw 39,0 40,0 39,50 237,7 224,14
7 41,0 41,0 39,50 220,6
8 42,0 42,0 41,00 210,2
9 40,0 40,0 40,00 231,8
10 41,0 40,0 40,50 226,1
1 33,0 30,0 31,50 373,8
2 29,0 26,0 27,50 490,4
3 30,0 27,0 28,50 456,6
4 29,0 27,0 28,00 473,1
5 29,0 31,0 30,00 412,1
6 5gr 28,0 31,0 29,50 426,2 390,92
7 33,0 32,0 32,50 351,1
8 34,0 33,0 33,50 330,5
9 34,0 34,0 34,00 320,8
10 36,0 37,0 36,75 274,6
1 22,5 22,0 22,25 749,2
2 7,5gr 22,5 22,0 22,25 749,2 726,74
3 23,0 22,0 22,50 732,6
4 22,0 22,0 22,00 766,3
5 22,0 23,0 22,50 732,6
6 23,0 23,0 23,00 701.1
7 22,0 23,0 22,50 732,6
8 23,5 23,0 23,25 686,1
9 23,0 23,0 23,00 701,1
10 23,5 22,0 22,75 716,6
1 22,0 23,0 22,50 732,6
2 23,0 24,0 23,50 671,6
3 23,0 23,5 23,25 686,1
4 23,0 23,0 23,00 701,1
5 23,0 24,0 23,50 671,6
6 10gr 23,0 25,0 24,00 643,9 658
7 23,0 26,0 24,50 617,9
8 23,0 25,0 24,00 643,9
9 24,0 25,0 24,50 617,9
10 24,0 26,0 25,00 493,4
1 26,0 26,0 26,00 548,6
2 27,0 27,0 27,00 508,8
3 27,0 27,0 27,00 508,8
4 27,0 27,0 27,00 508,8
5 27,0 27,0 27,00 508,8
6 12,5gr 27,0 26,0 26,50 528,1 499,82
7 27,0 27,0 27,00 508,8
8 27,0 27,0 27,00 508,8
9 29,0 28,0 28,50 456,6
10 30,0 30,0 30,00 412,1
1 23,0 22,0 22,,50 732,6
2 23,0 23,0 23,00 701,1
3 23,0 23,0 23,00 701,1
4 23,0 23,0 23,00 701,1
5 23,0 23,0 23,00 701,1
6 15gr 23,0 23,0 23,00 701,1 707,4
7 22,0 24,0 23,00 701,1
8 23,0 23,0 23,00 701,1
9 23,0 23,0 23,00 701,1
10 22,0 23,0 22,50 732,6
800 726.74 707.4
658
700
600 499.82
500 390.92
400
300 224.14
200
100
0
RM 5 gr 7,5 gr 10 gr 12 gr 15 gr
Hasil kekerasa (VHN) rata-rata

Gambar 4.19. Histogram hasil uji kekerasan (kg/mm2) paduan Fe-3,5Al-0,05C

Hasil pengujian diperoleh dari alat pengujian kekerasan menggunakan

metode kekerasan Vikers dengan beban sebesar 0.2 kg, dilakukan pengujian

dengan 1 spesimen pada 3 titik yang berbeda yang diatur secara acak. Berdasarkan

hasil uji kekerasan terhadap spesimen uji dari paduan Fe-3,5Al-0,05C diperoleh

harga kekerasan spesimen raw material adalah 231.75 kg/mm2, pada proses pack

karburizing suhu 1000oC dan ditambah MgCO3 dengan bervariasi yaitu 5 gram,

7,5 gram, 10 gram, 12,5 gram dan 15 gram. Hasil kekerasan tertinggi pada variasi MgCO3

15gr dan campuran arang batok kelapa 1kg pemanasan pada sushu 1000oC, nilai

kekerasan sebesar 927.2 kg/mm2 (naik 85,4% terhadap harga kekerasan pada raw

material), diamati dari foto mikro kenaikan ini disebabkan karena perlakuan pack

karburizing pada temperatur 1000oC menyebabkan struktur ferit berubah menjadi

perlit sehingga menyebabkan nilai kekerasan naik. Nilai kekerasan pada variasi

MgCO3 5gr menuju temperatur 15gr mengalami peningkatan sebanyak 80%

karena struktur perlit lebih mendominasi dibandingkan struktur ferit yang

menyebabkan nilai kekerasan menjadi naik, sedangkan pada variasi 5gr MgCO3
menuju variasi 15 gr mengalami peningkatan kekerasan sebanyak 80% hal ini

dikarenakan berubahnya struktur ferit menjadi struktur perlit yang meyebabkan

nilai kekerasan spesimen mengalami peningkatan. Sedangkan pada variasi MgCo3

12.5gr menuju variasi 15gr mengalami peningkatan kekerasan sebanyak 3,13%

yang tidak akan berdampak signifikan pada perubahan kekerasan spesimen.

Nilai kekerasan yang paling rendah terjadi pada spesimen raw material, hal

ini disebabkan karena kurangnya penambahan katalis MgCO3 adanya

penambahan katalis dapat meningkatkan kekerasan pada specimen. Dari

keseluruhan data menunjukkan bahwa harga kekerasan spesimen yang mengalami

peoses karburizing kekerasan nya lebih besar daripada kekerasan spesimen tanpa

perlakuan. Hal tersebut disebabkan karena struktur perit lebih mendominasi

dibandingkan ferlit sehingga nilai kekerasan naik.

4.4 Pengujian korosi

Tabel hasil 4.3. Pengujian korosi dengan metode kehilangan berat

Berat
n Berat sesudah Selisih
Variasi MgCO3 sebelum
o korosi (gr) berat
korosi (gr)
1 Raw material 24.79 24.70 0.09
2 5gr 17.74 17.69 0.05
3 7,5gr 18.01 17.86 0.15
4 10gr 18.50 18.34 0.16
5 12,5gr 17.72 17.24 0.48
6 15gr 18.34 18.16 0.16
30
24.79 berat sebelum
25
24.7
berat sesuah
20
18.5 17.72
18.01
17.74 18.34
15 17.86 18.34
17.69 17.24
18.16
10

0
RM 5 gr 7,5 gr 10 gr 12,5 gr 15 gr

Selisish Berat
0.48
0.5
0.4
0.3 Selisish Berat
0.16 0.18
0.2 0.15
0.09
0.1 0.05

0
RM 5 gr 7,5 gr 10 gr 12,5 gr 15 gr

Pengujian ketahanan korosi dilakukan menggunakan metoda kehilangan berat

(weight lose) dengan cara mencelupkan spesimen uji ke dalam media korosi yaitu

HCL 9%. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 4.4 .

Menurut Fontana (1987), untuk menghitung laju korosi akibat kehilangan

berat dari spesimen uji dapat dihitung dengan menggunakan Rumus (2.10)

87,6 ×∆ W
mm / year =
D× A × T

Keterangan : W = massa yang hilang akibat korosi (mg)


W = W0 - W1

D = masa jenis spesimen (g/cm3)

A = luas permukaan spesimen (g/cm2)

T = lama perendaman (jam)

Contoh perhitungan hasil uji korosi pada paduan Fe-3,5Al-0,05C pada raw material

dalam larutan HCL 5% adalah sebagai berikut :

Diketahui : W = 10 mg

D = 7,0979 g/mm3

A = 2,04 cm2

T = 200 jam

87,6× 10 87,6 ×10


mm / year = mm / year =
7,0979× 2× 200 7,0979× 2,04 ×200

mm
( 87,6× 103 )× 0,01
yr=
7,0979 ×2 ×200

= 0,3024 mm/tahun

Anda mungkin juga menyukai