Tabel 4.1.1 Data Standar Kalibrasi Konsentrasi Logam Besi (Fe) Terhadap Absorbansi
0.3
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
0 1 2 3 4 5 6 7
KONSENTRASI (mg/L)
Hasil Konsentrasi
No Sampel Absorbansi Konsentrasi (ppm) fp %RPD
(ppm)
1 1A 0,0965 1,2850 1 - 1,2850
2 2A 0,0466 0,5325 1 - 0,5325
3 3A 0,0304 0,2883 1 - 0,2883
4 1B 0,0124 0,0168 1 - 0,0168
5 2B 0,0394 0,424 1 - 0,0394
6 3B 0,3314 4,8269 6 - 28,9616
4.2 Pembahasan
Pada analisa ini, dilakukan analisa kadar logam besi (Fe) pada sampel air,
yang terdiri dari air sungai dan air limbah, menggunakan spektrofotometer
serapan atom (SSA) dengan panjang gelombang 248,3 nm sesuai SNI 6989-
84:2019. Analisa ini bertujuan untuk mengetahui kadar logam besi (Fe) pada air
sungai dan air limbah, apakah sudah sesuai dengan baku mutu, atau belum. Yang
mana menurut Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 02 tahun
2011, kadar maksimum logam besi (Fe) dalam air limbah golongan II adalah 10
mg/L. Adapun menurut Peraturan Pemerintah Nomor 22 tahun 2021,
kadar maksimum logam besi (Fe) dalam air sungai adalah 0,3 mg/L.
Analisa logam besi (Fe) yang dilakukan pada analisa ini adalah besi
terlarut. Sebelum pengujian, sampel perlu disaring dan ditambahkan dengan
asam nitrat (HNO3) pekat. Asam nitrat ditambahkan pada contoh secara
teoritis dilakukan karena dua alasan. Pertama, untuk menurunkan pH < 2
sehingga pengendapan, adsorpsi ke dinding wadah, dan degradasi oleh mikrobia
dapat diminimalisasi. Meskipun hampir semua jenis asam dapat digunakan,
HNO3 lebih dipilih karena sifatnya yang mudah melarutkan logam dan
mengubah ion logam menjadi garam nitrat yang sangat mudah larut
dibandingkan garam lainnya. Alasan kedua adalah sifat oksidator asam nitrat
yang cukup kuat sehingga digunakan untuk proses destruksi sampel sebagai
langkah proses preparasi yang dibutuhkan sebelum dilakukan pengukuran dengan
SSA.(Zakaria et al., n.d.)
5.1 Kesimpulan
1. Hasil analisa pada sampel air sungai untuk parameter logam Besi (Fe)
menunjukkan bahwa hanya 1 sampel yang memenuhi namun hampir
mendekati baku mutu dengan konsentrasi di bawah 0,3 mg/L yaitu pada
sampel 1A sebesar 0,2883 mg/L . Sementara terdapat dua sampel kode 2A dan
3A dengan konsentrasi 1,2850 dan 0,5325 mg/L yang melebihi baku mutu.
Sedangkan hasil analisa pada sampel air limbah menunjukkan bahwa dua dari
tiga sampel dengan kode 1B dan 2B dengan konsentrasi besi (Fe) sebesar
0,0168 dan 0,424 mg/L berada di bawah baku mutu dengan konsentrasi
dibawah 510mg/L. Sementara terdapat satu sampel air limbah kode 3B
memiliki konsentrasi 28.9616 mg/L, yang mana konsentrasi tersebut
melampaui baku mutu yang ditetapkan yaitu maksimal 10 mg/L.
2. Hasil analisa pada sampel air sungai utuk parameter surfaktan
anionik (Deterjen) menunjukkan bahwa dua sampel kode 2A
dan 3A dengan konsentrasi 0,1353 dan 0,1514 mg/L
memenuhi baku mutu yaitu memiliki konsentrasi surfaktan
anionik (Deterjen) di bawah 0,2 mg/L. Sementara terdapat satu
sampel kode 1A dengan konsentrasi 1,14 mg/L melebihi baku
mutu yang ditetapkan. Sedangkan hasil analisa pada sampel
air limbah untuk parameter surfaktan anionik (Deterjen)
menunjukkan bahwa tiga sampel kode 1A, 2A dan 3A dengan
konsentrasi masing -masing yang di analisa sesuai dengan
baku mutu yang ditetapkan yaitu maksimal 5 mg/L.
5.2 Saran