Anda di halaman 1dari 6

Analisis Pemodelan Kualitas Air Sungai Menggunakan Qual2K

BAB 1. HASIL ANALISIS

1.1 Kondisi Kualitas Air Sungai Lalan dan Sumber Pencemar


Kualitas air Sungai Lalan diperoleh dengan melakukan pengambilan sampel
air yang berasal dari Sungai Lalan yang berbatasan langsung dengan lokasi PT. IFI,
baik yang berada di bagian hulu dan hilir lokasi kegiatan. Hasil analisis kualitas air
di wilayah studi dapat dilihat pada Tabel 1.1 sebagai berikut.
Tabel 1.1 Hasil Analisis Kualitas Air Sungai Lalan
Baku Mutu Keterangan Mutu
No Parameter Satuan Hulu Hilir
Kelas II Air
FISIKA
1 Tersuspensi Total (TSS) Mg/l 50 23,30 23,50 Dibawah Baku Mutu
2 pH 6,0 - 9,0 6,79 7,05 Memenuhi
3 BOD5 Mg/l 3 0,59 0,79 Dibawah Baku Mutu
4 COD Mg/l 25 1,57 3,89 Dibawah Baku Mutu
5 Amonia (NH3-N) Mg/l 0,2 <0,0167 <0,0167 Dibawah Baku Mutu
6 Minyak dan Lemak Mg/l 1 0,90 0,83 Dibawah Baku Mutu
Senyawa Fenol sebagai Dibawah Baku Mutu
7 Mg/l 0,005 0,0038 0,0042
Fenol
Tidak
8 Besi (Fe) Mg/l - <0,0652 <0,0652
dipersyaratkan
9 Tembaga (Cu) Mg/l 0,02 0,0068 <0,0064 Dibawah Baku Mutu
Jumlah/ Dibawah Baku Mutu
10 Total coliform 5.000 390 270
100 ml
Berdasarkan Tabel 1.1 di atas, dapat diketahui bahwa nilai seluruh
parameter kualitas air masih memenuhi baku mutu air sungai kelas I yang
dipersyaratkan dalam Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021, Tentang
Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Sumber pencemar berasal dari air limbah yang dihasilkan dalam proses
produksi dan kegiatan domestik PT. IFI. Air limbah tersebut terlebih dahulu diolah
pada fasilitas Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang dimiliki oleh PT. IFI
sebelum dibuang ke lingkungan yaitu aliran Sungai Lalan. Aliran air limbah ini
terbagi menjadi dua lokasi yaitu limbah prabrik dan domestik. Aliran limbah pabrik
memiliki debit sebesar 0.0031 m3/s, sedangkan limbah domestic sebesar 0.0006
m3/s. Untuk mengetahui kualitas air limbah yang dibuang ke aliran air Sungai Lalan
maka dilakukan pengambilan dan analisis terhadap sampel air limbah yang berada
pada output IPAL. Hasil analisis kualitas air limbah di wilayah studi dapat dilihat
pada Tabel 1.2 dan 1.3 sebagai berikut.
Tabel 1.2 Kualitas Air Limbah Pabrik
No. Parameter Satuan Kadar
1 BOD5 Mg/l 64,50
2 COD Mg/l 182,05
3 Tersuspensi Total (TSS) Mg/l 83,00
4 Fenol/Phenol Mg/l 0,1881
5 Amonia (NH3-N) Mg/l 43,45
6 Besi/Iron (Fe) Mg/l 0,8131
7 Tembaga (Cu) Mg/l <0,4213
8 Mangan (Mn) Mg/l 0,01

Tabel 1.3 Kualitas Air Limbah Domestik


No. Parameter Satuan Kadar
1 Padatan tersuspensi (TSS) mg/l 3,0
2 BOD5 mg/l 8,42
3 COD mg/l 26,89
4 Minyak dan Lemak mg/l 2,66
5 Ammonia Bebas NH3 mg/l 0,07
6 Koliform total Jlm/100 ml 2.400

1.2 Hasil Pemodelan Kualitas Air Sungai Indragiri Hilir


Pemodelan kualitas air Sungai Lalan dengan menggunakan Qual2k
menghasilkan data berupa grafik dan kemudian dipetakan. Grafik hasil pemodelan
kualitas air Sungai Lalan dapat dilihat pada Gambar 1.1 sebagai berikut.

Sungai Lalan (Sumsel, Indonesia) (9/3/2022)


23.55

23.5

23.45
TSS (mg/L)

23.4

23.35

23.3

23.25
3 3 2 2 1 1 0
distance upstream (Km)

ISS (mgD/L) ISS (mgD/L) data ISS (mgD/L) Min ISS (mgD/L) Max

(a)
Sungai Lalan (Sumsel, Indonesia) (9/3/2022)
0.9
0.8
0.7
0.6
BOD (mg/L)

0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
3 3 2 2 1 1 0
distance upstream (Km)

CBODs (mgO2/L) CBODs (mgO2/L) data

(b)

Sungai Lalan (Sumsel, Indonesia) (9/3/2022)


4.5
4.0
3.5
3.0
COD (mg/L)

2.5
2.0
1.5
1.0
0.5
0.0
3 3 2 2 1 1 0
distance upstream (Km)
Generic constituent Generic constituent user defined

(c)
Gambar 1.1 (a) Model TSS, (b) Model BOD, dan (c) Model COD
(a)

(b)
Berdasarkan ketiga grafik di atas, dapat diketahui bahwa nilai model
parameter kualitas air Sungai Lalan yaitu BOD dan COD mengalami penurunan
dari bagian hulu ke hilir. Hal ini dapat terjadi dikarenakan adanya faktor purifikasi
sungai (kemampuan sungai dalam memperbaiki dirinya secara alami) dan pasang
surut di wilayah kajian. Nilai BOD dan COD yang turun mengindikasikan bahwa
purifikasi sungai masih berjalan secara baik, dimana oksigen terlarut berperan
dalam proses oksidasi dan reduksi pencemar organik dan anorganik secara alami
maupun secara perlakuan aerobik yang ditujukan untuk mengurangi konsentrasi
pencemar pada air buangan industri dan domestik (Salmin, 2015).
Dilihat dari nilai parameter kualitas airnya, nilai parameter BOD dan COD
serta TSS pada bagian hulu hingga hilir masih memenuhi baku mutu air kelas I .
(baku mutu air sungai yang digunakan adalah yang dipersyaratkan dalam Peraturan
Pemerintah No. 22 Tahun 2021, Tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup).

DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22. 2021. Penyelenggaraan


Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta : Kementrian
Lingkungan Hidup.
Salmin. 2005. Oksigen Terlarut (DO) Dan Kebutuhan Oksigen Biologi (BOD)
Sebagai Salah Satu Indikator Untuk Menentukan Kualitas Perairan. Oseana.
30(3): 21 – 26.

Anda mungkin juga menyukai