NIM : U200220002
Dosen : Dr. Ir. Ahmad M Fuadi
TUGAS
a. Limbah Organik
Limbah ini terdiri atas bahan-bahan yang bersifat organik seperti dari kegiatan rumah
tangga, kegiatan industri. Limbah bisa dengan mudah diuraikan melalui proses yang alami,
misalnya dari pestisida, begitu pula dengan pemupukan yang berlebihan.
Limbah ini mempunyai sifat kimia yang stabil sehingga zat tersebut akan mengendap
ke dalam tanah, dasar sungai, danau, serta laut dan selanjutnya akan mempengaruhi
organisme yang hidup di dalamnya. Sedangkan limbah rumah tangga berupa seperti kertas,
plastik dan air cucian.
Limbah tersebut memiliki racun yang tinggi contohnya: residu obat, baterai bekas, dan
air aki. Limbah tersebut tergolong (B3) yaitu bahan berbahaya dan beracun, sedangkan
limbah air cucian, limbah kamar mandi, dapat mengandung bibit-bibit penyakit atau
pencemaran biologis seperti bakteri, jamur, virus serta sebagainya.
2. Limbah Anorganik
Limbah ini terdiri atas limbah industri atau limbah pertambangan. Limbah anorganik
berasal dari bahan yang tidak bisa diuraikan, tidak dapat diperbaharui. Air limbah industri
dapat mengandung aneka macam jenis bahan anorganik, zat-zat tadi adalah:
Garam anorganik seperti magnesium sulfat, magnesium klorida yg dari asal kegiatan
pertambangan dan industri. Asam anorganik mirip asam sulfat yang dari berasal industri
pengolahan biji logam serta bahan bakar fosil.
Ada pula limbah anorganik yang dari dari kegiatan rumah tangga seperti botol plastik,
botol kaca, tas plastik, kaleng dan aluminium.
Bila sesuai Sumbernya, macam limbah dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu:
a. Limbah Pabrik
Limbah ini dikategorikan sebagai macam limbah yang berbahaya karena limbah ini
mempunyai kadar gas yang beracun, pada umumnya limbah ini dibuang di sungai-sungai di
sekitar rumah masyarakat, jarak masyarakat menggunakan sungai untuk kegiatan sehari-hari,
misalnya MCK (Mandi, Cuci, Kakus), secara langsung gas yang dihasilkan oleh limbah
pabrik tersebut dikonsumsi oleh masyarakat.
c. Limbah Industri
Limbah ini dihasilkan dari hasil produksi pabrik. Macam limbah ini mengandung zat
yang berbahaya di antaranya asam anorganik dan senyawa organik, zat-zat tersebut jika
masuk ke perairan akan menimbulkan pencemaran yang dapat membahayakan makhluk
hidup pengguna air misalnya, ikan, bebek dan makhluk hidup lainnya termasuk juga manusia.
Macam limbah yang dibedakan berdasarkan bentuk fisiknya ialah menjadi berikut:
a. Limbah Padat
Limbah jenis ini lebih dikenal sebagai sampah. Bentuk fisiknya padat. Definisi menurut
UU No. 18 Tahun 2008, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari dan/atau proses alam yang
berbentuk padat. Contoh: sisa-sisa organisme, barang dari plastik, kaleng, botol, dll.
b. Limbah Cair
Limbah jenis ini bentuk fisiknya cair. contoh: air buangan tempat tinggal tangga,
buangan industri, dll.
Dampak Limbah
Pengaruh limbah terhadap lingkungan dan makhluk hidup tidak dapat diabaikan,
sehingga harus ditemukan cara yang tepat untuk mengelola limbah jenis apapun. Dampak
dari adanya limbah, antara lain:
1. Dampak Limbah Terhadap Kesehatan Manusia
Tidak hanya dampak bagi manusia, kontaminasi limbah juga berdampak terhadap alam
dan lingkungan sekitar. Kerusakan lahan dan lingkungan adalah salah satu dampak yang
paling sering terjadi. Selain itu, lingkungan menjadi kurang sehat untuk dihuni.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Limbah
Cair Industri yang belum memiliki baku mutu sendiri.
Penetapan golongan, dijelaskan pada Pasal 14. Suatu kegiatan usaha digolongkan ke dalam
Golongan I, jika:
Untuk memonitor kualitas air limbah yang dibuang, maka Permen LH no.5 tahun 2014
mewajibkan setiap penghasil air limbah untuk melakukan pemantauan kualitas air limbah
cairnya paling sedikit 1 kali dalam sebulan, sesuai dengan parameter yang telah disebutkan
dalam tabel di atas.
Selain itu, paling sedikit setiap 3 bulan sekali diwajibkan pula memberikan laporan
hasil pemantauan kualitas air limbah cairnya kepada penerbit izin pembuangan air limbahnya.
2. Kondisi Refluks
Pemisahan semakin baik jika sedikit tray yang digunakan untuk mendapatkan tingkat
pemisahan. Tray minimum dibutuhkan dibawah kondisi total refluks, yakni tidak ada
penarikan distilat. Sebaliknya refluks berkurang, garis operasi untuk seksi rektifikasi
bergerak tehadap garis kesetimbangan
a. Foaming
Mengacu pada ekspansi liquid melewati uap atau gas. Walaupun menghasilkan
kontak antar fase liquid-uap yang tinggi, foaming berlebihan sering mengarah pada
terbentuknya liquid pada tray.
b. Entrainment
Mengacu pada liquid yang terbawa uap menuju tray diatasnya dan disebabkan laju alir
uap yang tinggi menyebabkan efisiensi tray berkurang. Bahan yang sukar menguap
terbawa menuju plate yang menahan liquid dengan bahan yang mudah menguap.
Dapat mengganggu kemurnian distilat. Entrainment berlebihan dapat menyebabkan
flooding.
c. Weeping/Dumping
Fenomena ini disebabkan aliran uap yang rendah. Tekanan yang dihasilkan uap tidak
cukup untuk menahan liquid pada tray. Karena itu liquid mulai merembes melalui
perforasi.
d. Flooding terjadi karena aliran uap berlebih menyebabkan liquid terjebak pada uap
diatas kolom. Peningkatan tekanan dari uap berlebih menyebabkan kenaikan liquid
yang bertahan pada plate diatasnya. Flooding ditandai dengan adanya penurunan
tekanan diferensial dalam kolom dan penurunan yang signifikan pada efisiensi
pemisahan. (Komariah, 2009)
e. Kondisi Operasi
Batasan: