Anda di halaman 1dari 4

sumber air penampungan tersebut dan pemanfaatannya.

Kualitas
air limbah dapat didefinisikan oleh karakteristik fisik, kimia dan
biologis. Secara umum karakteristik kimia limbah cair dapat
dibedakan menjadi zat organik yang terdiri atas parameter DO,
BOD, COD, dan pH.
Biochemical Oxygen Demand merupakan jumlah oksigen
terlarut yang diperlukan oleh mikroorganisme untuk dapat
menguraikan atau mendekomposisikan bahan organik dalam
kondisi aerobik. Chemical Oxygen Demand merupakan jumlah
oksigen yang dibutuhkan untuk proses penguraian seluruh bahan
organik yang terkandung dalam air. Karakter fisik limbah cair
terkait dengan kenampakannya karena sifat fisiknya yang terlihat
dan mudah diidentifikasikan secara langsung, seperti TDS dan
TSS (Sari, dkk., 2015). Total Suspended Solids (TSS) merupakan
padatan yang tersuspensi di dalam air berupa bahan-bahan
organik dan anorganik yang disaring dengan kertas milipore
berpori-pori 0,45 mikromil (Agustira, dkk., 2013).
Parameter biologi dapat dilihat dari banyaknya
mikroorganisme pathogen atau penyebab penyakit yang berada
pada suatu wilayah. Dosis minimal (minimal infective dose)
bervariasi tergantung dari jenis organisme parasitnya, misalnya
Coliform dan Salmonella, untuk dapat menyebabkan penyakit
dosisnya antara ribuan sampai beberapa juta (Said, 2005).
Kuantitas air limbah domestik yang masuk ke fasilitas IPAL
disarankan minimal 0,08 kg BOD5 per kapita per hari, 0,09 kg
padatan tersuspensi per kapita per hari, dan bila nitrifikasi
dibutuhkan, minimal 0,016 kg Total Kjeldahl Nitrogen (TKN) per
kapita per hari (Health Research, 2014).

2.2.2 Karakteristik dan Baku Mutu Air Limbah


Parameter kualitas air yang digunakan adalah sebagai
berikut:
1. pH
Kadar pH yang baik adalah pH masih dalam keadaan yang
menunjang kehidupun biologis di air dapat berjalan
dengan baik (Asmadi, 2012)
2. Biochemical Oxygen Demand (BOD)
Biochemical Oxygen Demand atau BOD adalah jumlah
oksigen yang harus dipakai oleh mikroorganisme yang ada

6
di dalam air buangan untuk mengoksidasi zat-zat organik
yang ada dalam air buangan pada periode tertentu
biasanya 5 hari dan pada suhu tertentu biasanya 20o C
(Moertinah, 2010).
3. Chemical Oxygen Demand (COD)
Chemical Oxygen Demand atau COD menunjukkan
jumlah oksigen yang diperlukan untuk mengoksidasi
bahan-bahan yang dapat teroksidasi dalam air buangan
oleh senyawa-senyawa oksidator (K2Cr2O7) (Moertinah,
2010).
4. Total Suspended Solid (TSS)
TSS atau jumlah padatan yang tersuspensi merupakan
padatan yang tersuspensi di dalam air berupa bahan-
bahan organik dan anorganik yang disaring dengan kertas
milipore berpori-pori 0,45 mikromil (Agustira, dkk., 2013).
5. Minyak Dan Lemak
Minyak dan lemak dapat mempengaruhi aktifitas mikroba
dan merupakan pelapisan permukaan cairan limbah
sehingga menghambat proses oksidasi pada kondisi
aerobik. Minyak tersebut dapat dihilangkan saat proses
netralisasi dengan penambahan NaOH dan membentuk
sabun berbusa (scum) yang sering mengapung
dipermukaan dan bercampur dengan benda-benda lain
pada permukaan limbah (Naibaho, 1996).
6. Amonia
Konsentrasi amonia yang tinggi dalam badan sungai
mengindikasikan adanya pencemaran yang salah satunya
disebabkan oleh buangan air limbah domestik baik segar
(tidak terolah) maupun telah terolah, 49% dari total
pencemaran, (Halling-Sørensen, B. dan Jørgensen,
1993). Beberapa jenis ikan akan mati lemas karena kadar
ammonia yang terlalu tinggi dapat mengurangi konsentrasi
oksigen di air (Widayat, dkk., 2010)
7. Total Coliform
Air yang mengandung pathogen tidak dapat digunakan
untuk keperluan konsumsi terutama untuk minum maupun
mencuci makanan ataupun memasak (Fardiaz, 1992).
Beberapa jenis pathogen yang umum dijumpai di
lingkungan perairan yang tercemar adalah bakteri – bakteri

7
golongan coliform, seperti Streptococcus, Aerobacter, dan
Escherichia (Winarno, 1977). Bakteri golongan ini
seringkali digunakan sebagai indikator utama cemaran
mikroba di dalam air karena merupakan kelompok bakteri
yang mampu hidup dalam air yang sangat kotor serta
dapat diidentifikasi secara spesifik (Wahjuningsih, 2001),
sehingga semakin banyak jumlah coliform artinya kualitas
air semakin buruk.
Adapun karakteristik tipikal/normal air limbah
domestik sebagai berikut :

Tabel 2. 1. Karakteristik Tipikal Air Limbah Domestik


Low Medium High
Parameter Satuan
Strength Strength Strength
BOD5 mg/L 110 190 350
Chemical
Oxygen mg/L 250 430 800
Demand
Total Solid
mg/L 390 720 1230
(TS)
Volatile
mg/L 270 500 860
Solid (VS)
Total
Suspended mg/L 120 210 400
Solids (TSS)
Volatile
Suspended mg/L 95 160 315
Solids (VSS)
Total
mg/L 20 40 70
Nitrogen, N
sebagai:
mg/L 8 15 25
Organik
mg/L 12 25 45
Ammonia
mg/L 0 0 0
Nitrit
mg/L 0 0 0
Nitrat
Total mg/L 4 7 12
Phosphorus,
P sebagai:
Organik mg/L 1 2 4
Anorganik mg/L 3 5 8

8
Low Medium High
Parameter Satuan
Strength Strength Strength
Minyak dan
mg/L 50 90 100
Lemak
Klorit mg/L 30 50 90
Sulfat mg/L 20 30 50
Total Col/100 107–
106–108 107–109
Coliform mL 1010
Fecal Col/100
103–105 104–106 105–108
Coliform mL
(Sumber: Doran, 2008)
Baku mutu air limbah yang digunakan mengacu pada
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 68 tahun 2016 tentang
baku mutu air limbah domestik. Parameter yang diukur pada air
limbah domestik selengkapnya terdapat pada Tabel 2.4.

Tabel 2. 2. Baku Mutu Air Limbah Permukiman


Kadar
Parameter Satuan
Maksimum
pH - 6–9
BOD mg/L 30
COD mg/L 100
TSS mg/L 30
Minyak dan mg/L 5
Lemak
Amoniak mg/L 10
Total Coliform Jumlah/100 3000
mL
Debit L/Orang/hari 100
(Sumber : Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 68 tahun
2016 tentang baku mutu air limbah domestik)

2.2.3 Debit Air Limbah


Debit air limbah berasal dari kegiatan domestik dapat
dicari dengan mengalikan debit rata-rata air bersih dengan
persentase kemungkinan air bersih menjadi air limbah. Debit air

Anda mungkin juga menyukai