Wahyu Setyaningsih, MT
NIP. 197912222006042001
Penyebaran Airtanah secara Vertikal
(Tolman, 1937)
KUALITAS AIRTANAH
• Airtanah terbentuk di daerah imbuh dan mengalir ke daerah luahnya
melalui pori batuan penyusun akuifer.
• Selama proses transportasi, airtanah melarutkan mineral batuan
yang dilaluinya dan dipengaruhi oleh kondisi lingkungannya.
• Mutu airtanah dari satu tempat ke tempat lain sangat beragam
tergantung dari jenis batuan di mana airtanah tersebut meresap,
mengalir, dan berakumulasi, serta kondisi lingkungan.
• Kuantitas airtanah
Jumlah kandungan airtanah atau potensi airtanah pada wilayah
tertentu
• Kualitas airtanah
Kandungan yang terdapat di dalam airtanah tersebut.
Menurut Putra (2002), kualitas airtanah ditentukan oleh 3 sifat utama
yaitu:
a. Sifat fisik
• Warna pada airtanah dapat disebabkan karena zat-zat yang terkandung
di dalamnya baik berupa suspensi maupun terlarut.
• Bau disebabkan oleh zat atau gas beraroma yang terkandung di dalam air
• rasa disebabkan adanya garam atau zat lain.
• Kekentalan dipengaruhi oleh partikel-partikel yang terkandung dalam air.
Semakin banyak partikel akan semakin kental.
• Kekeruhan dipengaruhi oleh zat-zat yang dikandung tetapi tidak
terlarutkan
• suhu dipengaruhi oleh keadaan sekitarnya seperti musim, cuaca, tempat
atau lokasinya.
b. Sifat Kimia
1. Derajat keasaman (pH),
2. Zat organik, seperti:
kalium permanganat(KMnO4), CO2, calcium (Ca),
magnesium (Mg), besi (Fe), mangaan (Mn), tembaga Cu),
zink (Zn), chlorida (Cl), sulfat (SO4), sulfida (H2S),
fluorida (F), amonia (NH3+), nitrat (NO3-), nitrit (NO2-),
phenolik (Phenol), arsen (As), timbal (Pb), selenium (Se),
chromium (Cr), cyanida (CN), cadnium (Cd), air raksa (Hg),dsb
(Total NH3)
Biological Parameters
Pantai adalah daerah yang terletak di tepi laut yang dibatasi oleh permukaan air
laut pada waktu surut dan waktu pasang(Lobeck, 1939).
Fetter, 1980, mengemukakan bahwa dataran pantai terdapat pada semua tepi
benua kecuali antartika.
Daerah dataran pantai kearah daratan (kontinental) dibatasi oleh dataran tingga
sedangkan daerah laut dibatasi oleh garis pantai (coast line).
Akuifer pada dataran pantai dicirikan oleh litologi pasir, pasir lanau serta
batugamping Diantara lapisan-lapisan akuifer tersebut terdapat lapisan lanau
dan lempung asal darat ataupun laut.
Ciri lain dari akuifer pantai adalah dijumpainya perubahan facies misalnya
interfingering /menjari.
Sedimen dan batuan sedimen dataran pantai dibentuk oleh endapan asal
darat/terestrial ataupun marine.
Pada kondisi normal di alam, airtanah mengalir ke arah laut pada bagian atas
akuifer bebas ataupun tertekan, sedangkan pada bagian bawah terdapat air
asin yang berasal dari laut yang masuk ke dalam akuifer.
Air tawar dan air laut mempunyai sifat terlarut sehingga zona pertemuan
antara keduanya berupa zona transisi.
3. Kualitas Airtanah di Daerah Pesisir Pantai
Selama proses perjalanan air, aliran airtanah cenderung mengubah secara
perlahan komposisi kimia airtanah dari hulu ke hilir mengarah pada komposisi
kimia air laut (Chebotarev, 1955). Karena itu komposisi kimia pada airtanah di
daerah pantai akan mendekati komposisi kimia air laut.
Kualitas airtanah di daerah pesisir pantai pada umumnya kurang bagus
karena daerah ini merupakan daerah buangan/discharge area yang airtanahnya
sudah mengalami perjalanan yang cukup panjang sehingga larutan mineralnya
cukup banyak. Selain itu kualitas airtanah didaerah ini akan sangat tergantung
pada daerah pengisiannya/recharge area jika kualitas airtanah pada daerah
pengisian buruk maka kualitas airtanah pada daerah pantai akan lebih buruk.
Jika selama mengalir airtanah mengalami pencemaran yang ditunjukkan
oleh perubahan sifat fisika, kimia maupun biologinya baik yang diakibatkan oleh
pengaruh manusia maupun lingkungan sekitar maka kemungkinan besar airtanah
daerah pesisir pantai juga akan mengalami pencemaran dengan tingkat yang lebih
membahayakan. Tidak tertutup kemungkinan bahwa kualitas airtanah yang buruk
di daerah pesisir pantai disebabkan karena adanya intrusi air laut sebab
karakteristik utama penurunan kualitas air pada akuifer pantai adalah intrusi air
laut.
4. Intrusi Air Laut
Karena air asin tidak hanya berupa/berasal dari air laut. Air asin adalah semua air
yang mempunyai kadar kegaraman yang tinggi.
Tingkat kegaraman biasanya dicerminkan dari total kandungan zat terlarut (total
dissolved solids-TDS).
Airtanah tawar mempunyai TDS kurang dari 1000 mg/l. sementara airtanah
payau/asin TDS-nya lebih dari 1000 mg/l.
kandungan unsur CI- yang tinggi umumnya didapati pada air asin.
Pada temperatur 4º C
pf = 1000 gr/cm
Ps = 1025 gr/cm
Sehingga Z = 40 hf
Daratan
Laut
air tawar
air asin
garis interface
5 tahun Per-tahun
Simpang Lima 20 4
Sebab-sebab utama yang mengakibatkan penurunan
tanah adalah:
1. adanya lapisan atas dan bawah akifer yang menderita
penurunan oleh konsolidasi karena air yang diperas keluar
(lapisan lempung lemah)
2. besarnya penurunan permukaan airtanah harus cukup
besar dan lama sehingga dapat mengkibatkan penurunan
konsolidasi lapisan atas dan bawah dari akifer
– akifer itu berhubungan dengan air laut
– besarnya penurunan permukaan air harus cukup besar
sehingga dapat mengakibatkan penerobosan air asin.
Upaya mencegah terjadinya degradasi air tanah dapat
dilakukan dengan berbagai cara, yaitu :
1. mencegah terjadinya pengambilan air tanah yang
berlebihan, khususnya pada air tanah dalam melalui
pembatasan sumur artetis.
2.mengurangi reklamasi pantai yang berasal dari tanah
perbukitan, tanah perbukitan tidak terkompaksi dengan
material laut dengan proses alam yang terjadi di kawasan
pantai.
3.melakukan sistem pengelolaan daerah tangkapan hujan
secara berkelanjutan, seperti penghijauan kritis, terasering,
memperbanyak sumur resapan dan embung (kolam retensi)
di daerah recharge area.
4.pengelolaan limbah melalui proses daur ulang.
KUALITAS AIRTANAH
Salinitas
• Penentuan kriteria tingkat tawar, payau dan asin dari airtanah
dilakukan dengan perhitungan salinitas/kegaraman.
• Salinitas adalah kadar garam yang pada kadar tertentu akan
mempengaruhi kualitas airtanah.
• Parameter yang terpenting menurut McNeal (1981) adalah
konsentrasi kadar garam dan total larutan benda padat atau Total
Disolved Solids (TDS).
• Air dengan larutan garam tinggi tidak baik untuk sistem irigasi
maupun kebutuhan air bersih masyarakat.
• Untuk sejumlah garam ada batasan yang masih diijinkan untuk
keperluan tertentu. Persoalan salinitas akan timbul jika kadar garam
yang ada melebihi kadar yang diijinkan.
• Salinitas airtanah dipengaruhi oleh kandungan khlorida (Cl) yang
terlarut dalam air laut dan terdapat dalam air tanah dengan kadar
bervariasi.
a. Berdasarkan Salinitas
Salinitas adalah kadar garam yang pada kadar tertentu akan mempengaruhi kualitas
airtanah.
Persoalan salinitas akan timbul jika kadar garam yang ada melebihi kadar yang
diijinkan.
Metode ini berasumsi bahwa air laut yang masuk kedalam akuifer
kemungkinan mengalami perubahan-perubahan komposisi kimia
karena berbagai hal seperti: reaksi antara air dengan mineral,
pelarutan atau pengendapan mineral baru.
Untuk mengetahui ada tidaknya intrusi air laut dengan metode ini
dapat ditentukan dengan perbandingan Chlorida - Bikarbonat. (Ion
dalam satuan epj)
DHL adalah sifat menghantarkan listrik dari air. Air yang banyak
mengandung garam DHL-nya tinggi.
• Metode trilinier Piper dapat digunakan untuk menentukan jenis air yang
ada di daerah penelitian.
• Metode ini dilakukan dengan melakukan pengeplotan hasil analisis kimia
airtanah kedalam diagram trilinier Piper.
• Analisa dengan diagram ini dapat dilakukan secara manual maupun
dengan program komputer.
• Jika sampel yang diplot mempunyai kecenderungan perubahan linear
dari unsur kimia darat ke unsur kimia laut maka hal tersebut
menunjukkan adanya intrusi air laut.
• Sebelum dimasukkan dalam diagram, terlebih dahulu dibuat prosentase
kation dan anion yang ada pada tiap sampel.
Distribusi polutan akibat pencemaran saluran Air limbah
A. Zona pertama yang dilalui polutan adalah zona tak jenuh air ( Zone
of aeration vadose water ).
Pada zona ini kecepatannya tergantung pada polaritas tanah,
derajat pori yang berhubungan, presipitasi dan kondisi pengaliran
( Mazor, 1997 ).
Sebagian besar polutan masuk ke tanah dan menuju zona ini
sebelum masuk ke zona jenuh air ( zone of saturation ).
Zona ini didominasi oleh aliran pori sehingga memperlambat
pergerakan polutan yang menyebabkan dekomposisi biologi dan
terjadi penyerapan ion pada partikel berukuran lempung.
Pada zona ini migrasi air terjadi akibat gaya grafitasi dimana
konsentrasi kontaminan akan berkurang dengan semakin tebalnya
zona tersebut.
B.Dibawah zona tak jenuh air ini terdapat capillary zone
pada zone ini terjadi pemisahan substansi dimana substansi yang
ringan akan mengambang pada bagian atas muka air tanah dan
substansi yang lebih berat bermigrasi kebawah menuju zona jenuh
air.
Pada zona jenuh air terdapat permukaan horisontal yang disebut
sebagai air tanah ( water table ).
Besarnya kemiringan muka air tanah dipengaruhi oleh sistem
penyaluran, beda ketinggian muka tanah dan adanya lapidsan-
lapisan impermeable ( Mazor, 1997 ).
PENCEMARAN AIRTANAH
• Masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau
komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga
kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu, yang menyebabkan air
tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya(PP No. 20 tahun
1990 ).
DEFINISI KONTAMINAN
Kontaminan adalah zat kimia (cair, padat, gas) baik yang berasal dari alam
yang kehadirannya secara tidak langsung dipicu oleh kegiatan
manusia/anthropogen factor namun efek negatif atau dampaknya secara
nyata terhadap manusia dan lingkungannya belum teridentifikasi secara jelas
(Watts, 1997)
Sumber pencemar/polutan (Effendi, 2003). :
1. Suatu lokasi tertentu (point source)
a. bersifat lokal
b. volumenya umumnya tetap
c. efek yang ditimbulkan dapat ditentukan
berdasarkan karakteristik spasial kualitas air
contoh : saluran limbah industri bahan kimia
2. tak tentu/tersebar (non-point/diffuse source).
Dapat berupa point source dalam jumlah banyak,
misalkan limpasan dari daerah pertanian dan
pemukiman.
Macam-Macam Sumber Pencemar Dalam Airtanah (Zaporozec, 2002)
Tabel 1. Sumber dan
Penyebab Utama
Pencemaran Airtanah
(Todd, 1980)
sumber pencemaran dalam airtanah (Bedient, et al., 1999):
• Kategori I
sumber yang digunakan untuk tempat pengeluaran zat-zat kimia.
Contohnya septic tank dan sumur injeksi.
• Kategori II
yaitu sumber yang digunakan untuk proses pengolahan atau
pengumpulan zat-zat kimia. Contohnya landfill, open dump, waste
piles.
• Kategori III
sumber yang digunakan untuk tempat lewatnya zat-zat kimia selama
transportasi atau perpindahan. Contohnya pipa-pipa.
• Kategori IV
sumber pengeluaran zat-zat kimia akibat dari aktivitas yang lain.
Contohnya penggunaan pestisida, pupuk dan peternakan.
• Kategori V
sumber yang mempunyai saluran/pipa pernbuangan. Contohnya
sumur produksi.
• Kategori VI
sumber yang terjadi secara alami dimana pengeluarannya disebabkan
oleh aktivitas manusia, contohnya leaching, intrusi air asin.
MEKANISME PERGERAKAN KONTAMINAN DALAM AIRTANAH
1. Adveksi ( advection )
2. Difusi ( diffusion )
3. Dispersi ( dispersion )
4. Penyerapan ( adsorption )
5. Peluruhan ( decay )
6. Hydrolysis, volatilyzation dan biotransformation.
7. Transportasi pada akuifier dengan permeabilitas yang menyebar.
Konseptual Model Source – Pathway – Receptor Untuk Lingkungan
Yang Berdekatan Dengan Tempat Pembuangan Akhir Sampah
Geometri Distribusi Polutan
• Masuknya zat pencemar pada akuifier dangkal terjadi akibat proses
perkolasi dari permukaan tanah maupun air permukaan. Pada saluran air
limbah, konsentrasi polutan akan mengalami penurunan karena akan
bergerak hingga mencapai konsentrasi yang paling rendah. Laju penurunan
konsentrasi polutan berhubungan dengan zat pencemar, kondisi geologi,
topografi, ilklim, dan hidrologi bawah permukaan ( Hammer and Mac
Kichan, 1981 ).
• Jumlah air dan air limbah yang dipresipitasikan merupakan penyebab utama
zat pencemar turun dan menyebar hingga mencapai akuifier membentuk
plume dengan pola tertentu tergantung pada kondisi muka air tanah.
• Bentuk dan ukuran plume tergantung pada kondisi geologi lokal, aliran air
tanah, tipe dan konsentrasi polutan, kemenerusan sumber limbah dan
aktifitas manusia pada sistem air tanah seperti sumur pemompaan ( Todd,
1980 ).
• Plume akan bergerak menyebar berbentuk melebar dan menipis.
• Pada saat laju alirannya rendah, polutan akan menyebar lateral. Bentuk
plume yang tidak teratur disebabkan oleh kondisi lokal seperti adanya
sumur pemompaan dan permeabilitas yang tidak seragam.
• Plume, akan mengalami perubahan akibat pengaruh dari laju pelepasan air
yang tercemar.
Pemodelan airtanah
Tabel 1. Data Yang Dibutuhkan Untuk Penyusunan Model Numerik
Residual
Saturation
of LNAPL
in soil
Infiltration and
Vadose Leaching
Zone
Groundwater
Flow
Dissolved
Contaminant Plume Free-Phase Product Layer
in Saturated Zone
Dissolved
Contaminant Residual
Plume DNAPL
Low Permeable
Stratigraphic Unit
Sand
DNAPL Pools
Groundwater Flow
Clay