Anda di halaman 1dari 40

Lampiran II

Peraturan Gubernur Bali


Nomor : 16 Tahun 2016
Tanggal : 14 Maret 2016
Tentang : Baku Mutu Lingkungan Hidup
dan Kriteria Baku Kerusakan
Lingkungan Hidup

BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN DOMESTIK

NO. PARAMETER SATUAN KADAR PALING TINGGI


FISIKA
*1. Zat padat tersuspensi mg/L 100
KIMIA
*2. pH 6-9
3. Klorin bebas (Cl2) mg/L 1
*4. BOD mg/L 100
5. COD mg/L 100
*6. Minyak dan Lemak mg/L 10

Keterangan :
Tanda * = Paramater wajib uji

GUBERNUR BALI,

MADE MANGKU PASTIKA


Lampiran XIII
Peraturan Gubernur Bali
Nomor : 16 Tahun 2016
Tanggal : 14 Maret 2016
Tentang : Baku Mutu Lingkungan
Hidup dan Kriteria Baku
Kerusakan Lingkungan Hidup
BAKU MUTU AIR LAUT UNTUK PARIWISATA DAN REKREASI

(MANDI, RENANG DAN SELAM)

NO. PARAMETER SATUAN KADAR MAKSIMUM


1 2 3 4
FISIKA
1 Warna TCu ≤ 30
2 Kebauan Alami3
3 Kecerahana m ≥ 30
4 Kekeruhana NTU ≤ 10
5 Padatan tersuspensi Totalb mg/L ≤ 20
6 Benda Terapung Nihil1(4)
7 Lapisan minyak5 Nihil1(5)
8 Temperaturc °C 26-30
KIMIA
9 pH d
6,5-8,5(d)
10 Salinitase 0/00 alami3(e)
11 Oksigen terlarut (DO) mg/L ≥5
12 BOD5 mg/L ≤ 10
13 COD mg/L ≤ 20
14 Amonia bebas (NH3-N) mg/L Nihil1
15 Nitrat (NO3-N) mg/L 0,008
16 Sianida (CN) mg/L ≤ 0,05
17 Sulfida (H2S) mg/L Nihil1
18 Minyak Bumi mg/L Nihil1
19 Senyawa Fenol mg/L Nihil1
20 Pestisida organoklorin (DDT) mg/L Nihil1
21 Polikhorina ted bifenil (PCB) mg/L Nihil1
22 Surfaktan (detergen) mg/L MBAS Nihil1
23 Logam semi logam
- Raksa (Hg) mg/L ≤ 0,0001
- Krom heksavalen (Cr(VI)) mg/L 0,00004
- Arsen (As) mg/L 0,0026
- Selenium (Se) mg/L 0,00045
- Cadmium (Cd) mg/L 0,00002
- Tembaga (Cu) mg/L 0,008
- Timbal (Pb) mg/L 0,00002
- Seng (Zn) mg/L 0,002
- Nikel (Ni) mg/L 0,007
- Perak (Ag) mg/L 0,0004
BIOLOGI
24 Koli tinja Sel/100 ml Nihil1
25 Patogen Sel/100 ml Nihil1
26 Plankton Individu Tidak blooming6
RADIO NUKLIDA
27 a PCi/L Nihil1
28 b PCi/L Nihil1
29 Sr-90 PCi/L Nihil1
30 Ra-226 PCi/L Nihil1

Keterangan :

1. Nihil adalah tidak terdeteksi dengan batas deteksi alat yang digunakan
(sesuai dengan metode yang digunakan).
2. Metode analisa mengacu pada metode analisa untuk air laut yang telah
ada, baik internasional maupun nasional.
3. Alami adalah kondisi normal suatu lingkungan, bervariasi setiap saat
(siang, malam dan musim).
4. Pengamatan oleh manusia (visual).
5. Pengamatan oleh manusia (visual). Lapisan minyak yang diacu adalah
lapisan tipis (thin layer) dengan ketebalan 0,01 mm.
a. diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <10% kedalaman
euophotic.
b. diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <10% konsentrasi rata-
rata musiman.
0
c. diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <2 C dari suhu alami.
d. diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <0,2 satuan pH.
e. diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <5% salinitas rata-rata
musiman.
f. Berbagai jenis pestisida seperti: DDT, Endrin, Endosulfan dan Heptachlor.
g. Diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <10% konsentrasi rata-
rata musiman

GUBERNUR BALI,

MADE MANGKU PASTIKA


Lampiran III
Peraturan Gubernur Bali
Nomor : 16 Tahun 2016
Tanggal : 14 Maret 2016

BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN


INDUSTRI TEKSTIL

BEBAN
KADAR PENCEMARAN
NO. PARAMETER SATUAN
MAKSIMUM MAKSIMUM
(kg/ton)
1 2 3 4 5
FISIKA
1. Temperatur °C 38
2. Zat Padat larut mg/L 2000 300
*3. Zat Padat tersuspensi (TSS) mg/L 50 5
KIMIA
4. pH
5. Besi terlarut (Fe) mg/L 5 0,75
6. Mangan terlarut (Mn) mg/L 2 0,3
7. Barium (Ba) mg/L 2 0,3
8. Tembaga (Cu) mg/L 2 0,3
9. Seng (Zn) mg/L 5 0,75
*10. Krom Total (Cr) mg/L 1 0,1
11. Cadmium (Cd) mg/L 0,05 0,0075
12. Raksa (Hg) mg/L 0,002 0,003
13. Timbal (Pb) mg/L 0,1 0,015
14. Arsen (As) mg/L 0,1 0,015
15. Selenium (Se) mg/L 0,05 0,0075
16. Nikel (Ni) mg/L 0,05 0,0075
17. Sianida (CN) mg/L 0,05 0,0075
18. Flourida (F) mg/L 2 0,3
19. Klorin bebas (Cl2) mg/L 1 0,15
*20. Amonia Total (NH3-N) mg/L 8,0 0,8
21. Nitrat (NO3-N) mg/L 20 3
22. Nitrit (NO2-N) mg/L 1 0,15
*23. BOD5 mg/L 60 6
*24. COD mg/L 150 15
25. Senyawa aktif biru meliten mg/L 5 0,75
*26. Fenol total mg/L 0,5 0,05
*27. Sulfida (Sebagai S) mg/L 0,3 0,03
*28. Minyak dan Lemak mg/L 3,0 0,3
Debit limbah maksimum 100 m3 /ton produk tekstil

Keterangan :
Tanda * = Paramater wajib uji

GUBERNUR BALI,

MADE MANGKU PASTIKA


Lampiran IV
Peraturan Gubernur Bali
Nomor : 16 Tahun 2016
Tanggal : 14 Maret 2016

BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN


INDUSTRI PELAPISAN LOGAM DAN GALVANIS

PELAPISAN LOGAM GALVANISASI


NO. PARAMETER KADAR PALING BEBAN PALING KADAR PALING BEBAN PALING
TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI
(mg/L) (gr/m2) (mg/L) (gr/m2)
1 2 3 4 5 6
FISIKA
*1 . Zat Padat tersuspensi 20 0,4 20 0,04
KIMIA
*2 . pH 6-9 6-9
*3 . Tembaga (Cu) 0,5 0,01 0,5 0,001
4 . Seng (Zn) 1,0 0,02 1,0 0,0005
5 . Krom Total (Cr) 0,5 0,01 - -
*6 . Cadmium (Cd) 0,05 0,001 0,05 0,0001
7 . Timbal (Pb) 0,1 0,002 0,1 0,0002
*8 . Nikel (Ni) 1,0 0,02 1,0 0,002
*9 . Sianida (CN) 0,2 0,004 0,2 0,0004
*10 . Ag 0,5 0,01 0,5 0,001
*11 . Cr6+ 0,1 0,002 - -
Debit Limbah 20 L per m2 produk 2 L per m2 produk pelapisan
maksimum pelapisan logam logam

Keterangan :
Tanda * = Paramater wajib uji

GUBERNUR BALI,

MADE MANGKU PASTIKA


Lampiran VI
Peraturan Gubernur Bali
Nomor : 16 Tahun 2016
Tanggal : 14 Maret 2016

BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN


FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN

A. Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang melakukan


Pengolahan Limbah Domestik

NO. PARAMETER SATUAN KADAR MAKSIMUM


1 2 3 4

FISIKA
1. Suhu °C 38
*2. Zat Padat Terlarut mg/L 2000
*3. Zat Padat Tersuspensi mg/L 200
KIMIA
*4. pH 6-9
5. BOD mg/L 50
6. COD mg/L 80
7. TSS mg/L 30
*8. Minyak dan Lemak mg/L 10
*9. MBAS mg/L 10
*10. Amonia Nitrogen mg/L 10
11. Total coliform MPN/100ml 5000
B. Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang melakukan
Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun

NO. PARAMETER SATUAN KADAR MAKSIMUM

1 2 3 4
KIMIA
*1. pH 6-9
*2. Besi (Fe) mg/L 5
*3. Mangan (Mn) mg/L 2
*4. Barium (Ba) mg/L 2
*5. Tembaga (Cu) mg/L 2
*6. Seng (Zn) mg/L 5
*7. Krom Valensi enam (Cr6+) mg/L 0,1
*8. Krom total (Cr) mg/L 0,5
*9. Kadmium (Cd) mg/L 0,05
*10. Merkuri (Hg) mg/L 0,002
*11. Timbal (Pb) mg/L 0,1
*12. Stanum (Sn) mg/L 2
*13. Arsen (As) mg/L 0,1
*14. Selenium (Se) mg/L 0,05
*15. Nikel (Ni) mg/L 0,2
*16. Kobal (Co) mg/L 0,4
*17. Sianida (CN) mg/L 0,05
*18. Sulfida (S=) mg/L 0,05
*19. Flourida (F-) mg/L 2
*20. Klorin Bebas (Cl2) mg/L 1
21. Amoniak Bebas (NH3-N) mg/L 1
*22. Nitrat (NO3-N) mg/L 20
*23. Nitrit (NO2-N) mg/L 1
*24. Senyawa aktif biru metilen, (MBAS) mg/L 5
*25. Fenol mg/L 0,5
*26. AOX mg/L 0,5
*27. PCBs mg/L 0,005
*28. PCDFs mg/L 10
*29. PCDDs mg/L 10

Keterangan :
Tanda * = Paramater wajib uji

GUBERNUR BALI,

MADE MANGKU PASTIKA


Lampiran VII
Peraturan Gubernur Bali
Nomor : 16 Tahun 2016
Tanggal : 14 Maret 2016

BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA/ATAU KEGIATAN


PERHOTELAN

KADAR BEBAN
NO PARAMETER SATUAN
MAKSIMUM (KG/ORANG)
1 2 3 4 5

FISIKA
*1. Zat Padat tersuspensi mg/L 50 12,5
KIMIA
*2. pH 6-9
3. Amonia (NH3-N) mg/L 10 2,5
*4. BOD mg/L 28 7,0
*5. COD mg/L 50 12,5
6. MBAS mg/L 5 1,25
7. Minyak Lemak mg/L 10 2,5
8. Coliform MPN 4000
9. Volume paling tinggi air limbah 250
(liter/hari/orang)

Keterangan :
Tanda * = Paramater wajib uji

GUBERNUR BALI,

MADE MANGKU PASTIKA


Lampiran XVIII
Peraturan Gubernur Bali
Nomor : 16 Tahun 2016
Tanggal : 14 Maret 2016

BAKU MUTU UDARA AMBIEN

WAKTU
NO. PARAMETER KADAR MAKSIMUM
PENGUKURAN
1 2 3 4
1 jam 900 μg/Nm3
1 SO2 (Sulfur Dioksida) 24 jam 365 μg/Nm3
1 tahun 60 μg/Nm3
1 jam 30.000 μg/Nm3
2 CO (Karbon Monoksida)
24 jam 10.000 μg/Nm3
1 jam 400 μg/Nm3
3 NO2 (Nitrogen Dioksida) 24 jam 150 μg/Nm3
1 tahun 100 μg/Nm3
1 jam 235 μg/Nm3
4 O3 (Oksidan)
1 tahun 50 μg/Nm3

5 HC (Hidro Karbon) 3 jam 160 μg/Nm3

6 PM10 (Partikel < 10 μm) 24 jam 150 μg/Nm3

24jam 66 μg/Nm3
7 PM2,5 (Partikel < 2,5 μm)
1 tahun 15 μg/Nm3
24 jam 230 μg/Nm3
8 TSP (Debu Total)
1 tahun 90 μg/Nm3
24 jam 2 μg/Nm3
9 Pb (Timah Hitam)
1 tahun 1 μg/Nm3
10 ton/km2/bln
(Pemukiman)
10 Dustfall (Debu Jatuh) 30 hari
20 ton/km2/bln
(Industri)
24 jam 3 μg/Nm3
11 Total Fluorides (sebagai F)
90 hari 0,5 μg/Nm3
40 μg/100 cm2 dari
12 Fluor Indeks 30 hari
kertas lime filter
13 Klorin dan Klorin Dioksida 24 jam 150 μg/Nm3
1 mg SO2/ 100 cm2 dari
14 Sulphat Indeks 30 hari
lead peroksida
Catatan:
Nomor 11 sampai dengan 14 hanya diberlakukan untuk daerah/kawasan
Industri kimia dasar

GUBERNUR BALI,

MADE MANGKU PASTIKA


Lampiran XXII
Peraturan Gubernur Bali
Nomor : 16 Tahun 2016
Tanggal : 14 Maret 2016

BAKU MUTU EMISI UNTUK JENIS KEGIATAN LAIN KECUALI


INDUSTRI SEMEN, INDUSTRI PULP-KERTAS DAN INDUSTRI BESI-BAJA

KADAR
NO. PARAMETER SATUAN
MAKSIMUM
1 2 3 4
BUKAN LOGAM
1 Amoniak (NH3) μg/m3 0,5
2 Gas klorin (Cl2) μg/m3 10
3 Hidrogen Klorida (HCl) μg/m3 5
4 Hidrogen Fluorida (HF) μg/m3 10
5 Nitrogen Dioksida (NO2) μg/m3 1000
6 Opasitas % 30
7 Partikel μg/m3 350
8 Sulfur Dioksida (SO2) μg/m3 800
Total Sulfur tereduksi (H2S)
9 μg/m3 35
(Total Reduced Sulphur)
LOGAM
10 Air Raksa (Hg) μg/m3 5
11 Arsen (As) μg/m3 8
12 Antimon (Sb) μg/m3 8
13 Kadmium (Cd) μg/m3 8
14 Seng (Zn) μg/m3 50
15 Timah Hitam (Pb) μg/m3 12

Catatan :
□ Volume gas dalam keadaan standar (25 oC dan tekanan 1 Atmosfir)

GUBERNUR BALI,

MADE MANGKU PASTIKA


Lampiran XXIV
Peraturan Gubernur Bali
Nomor : 16 Tahun 2016
Tanggal : 14 Maret 2016

BAKU MUTU TINGKAT KEBISINGAN

PERUNTUKAN KAWASAN/LINGKUNGAN TINGKAT KEBISINGAN


NO
KEGIATAN dB (A)
a. Peruntukan Kawasan
1. Perumahan dan Pemukiman 55
2. Perdagangan dan Jasa 70
3. Perkantoran dan Perdagangan 65
4. Ruang Terbuka Hijau 50
5. Industri 70
6. Pemerintahan dan Fasilitas Umum 60
7. Rekreasi 70
8. Khusus :
- Pelabuhan Laut 70
- Cagar Budaya 60
- Bandar udara *) 70 – 75 WECPNL
- Stasiun Kereta Api *)

b. Lingkungan Kegiatan
1. Rumah Sakit atau Sejenisnya 55
2. Sekolah atau sejenisnya 55
3. Tempat Ibadah atau sejenisnya 55

Keterangan :
*) = Disesuaikan dengan ketentuan Menteri Perhubungan RI
dB(A) = Desibel
WECPNL = Weighted Equivalent Continuous Perceived Noise Level

GUBERNUR BALI,

MADE MANGKU PASTIKA


Lampiran XXI
Peraturan Gubernur Bali
Nomor : 16 Tahun 2016
Tanggal : 14 Maret 2016

Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Lama

A. Kendaraan Bemotor Kategori L

Parameter
Tahun Metode
No. Kategori HC
Pembuatan CO (%) Uji
(ppm)
1. Sepeda Motor 2 langkah < 2010 4,5 12000 idle
2. Sepeda Motor 4 langkah < 2010 5,5 2400 idle
Sepeda Motor (2 langkah dan
3. ≥ 2010 4,5 2000 idle
4 langkah)

B. Kendaraan Bemotor Kategori M, N dan O

Parameter
Tahun Metode
No. Kategori CO HC Opasitas
Pembuatan Uji
(%) (ppm) (% HSU)*
1. Berpenggerak motor < 2007 4,5 1200 idle
bakar cetus api (bensin) ≥ 2007 1,5 200
2. Berpenggerak motor
Percepatan
bakar penyalaan
bebas
kompresi (diesel)
< 2010 70
- GVW ≤ 3,5 ton
≥ 2010 40
< 2010 70
- GVW > 3,5 ton
≥ 2010 50

Keterangan:
Untuk kendaraan bermotor berpenggerak motor bakar cetus api kategori M,
N dan O
 < 2007 : berlaku sampai dengan 31 Desember 2006
 ≥ 2007 : berlaku mulai tanggal 1 januari 2007

Untuk kendaraan bermotor kategori L dan kendaraan bermotor berpenggerak


motor bakar penyalaan kompresi
 < 2010 : berlaku sampai dengan 31 Desember 2009
 ≥ 2010 : berlaku mulai tanggal 1 Januari 2010
 * atau ekivalen % bosch

GUBERNUR BALI,

MADE MANGKU PASTIKA


Lampiran XIV
Peraturan Gubernur Bali
Nomor : 16 Tahun 2016
Tanggal : 14 Maret 2016

BAKU MUTU AIR LAUT UNTUK WISATA BAHARI

NO. PARAMETER SATUAN BAKU MUTU

1 2 3 4
FISIKA
1 Warna Pt.Co 30
2 Bau Tidak berbau
3 Kecerahana m >6
4 Kekeruhana ntu 5
5 Padatan tersuspensi totalb mg/L 20
6 Suhuc oC Alami3 (c)
7 Sampah - Nihil 1(4)
8 Lapisan Minyak5 - Nihil 1(5)
KIMIA
1 pH d 7 – 8,5 (d)
2 Salinitase %o Alami 3(e)
3 Oksigen Terlarut (DO) mg/L >5
4 BOD5 mg/L 10
5 Amoniak Bebas (NH3-N) mg/L Nihil1
6 Fospat (PO4-P) mg/L 0,015
7 Nitrat (NO3-N) mg/L 0,008
8 Sulfida (H2S) mg/L Nihil1
9 Senyawa Fenol mg/L Nihil1
10 PAH (Poliaromatik hidrokarbon) mg/L 0,003
11 PCB (Poliklor Bifenil) µg/L Nihil1
12 Surfaktan (detergen) mg/L(MBAS) 0,001
13 Minyak dan Lemak mg/L 1
14 Pestisidaf µg/L Nihil1
LOGAM TERLARUT
1 Raksa (Hg) mg/L 0,002
2 Kromium Heksavalen (Cr(VI)) mg/L 0,002
3 Arsen (As) mg/L 0,025
4 Cadmium (Cd) mg/L 0,002
5 Tembaga (Cu) mg/L 0,050
6 Timbal (Pb) mg/L 0,005
7 Seng (Zn) mg/L 0,095
8 Nikel (Ni) mg/L 0,075
BIOLOGI
1 E.Coliform (inecal) MPN/100ml 200 (g)
2 Coliform (total)g MPN/100ml 1000 (g)
RADIO NUKLIDA
1 Komposisi yang tidak diketahui Bq/L 4
Keterangan:

6. Nihil adalah tidak terdeteksi dengan batas deteksi alat yang digunakan
(sesuai dengan metode yang digunakan).
7. Metode analisa mengacu pada metode analisa untuk air laut yang telah
ada, baik internasional maupun nasional.
8. Alami adalah kondisi normal suatu lingkungan, bervariasi setiap saat
(siang, malam dan musim).
9. Pengamatan oleh manusia (visual).
10. Pengamatan oleh manusia (visual). Lapisan minyak yang diacu adalah
lapisan tipis (thin layer) dengan ketebalan 0,01 mm.
h. diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <10% kedalaman
euophotic.
i. diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <10% konsentrasi rata-
rata musiman.
0
j. diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <2 C dari suhu alami.
k. diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <0,2 satuan pH.
l. diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <5% salinitas rata-rata
musiman.
m. Berbagai jenis pestisida seperti: DDT, Endrin, Endosulfan dan Heptachlor.
n. Diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <10% konsentrasi rata-
rata musiman

GUBERNUR BALI,

MADE MANGKU PASTIKA


Lampiran XV
Peraturan Gubernur Bali
Nomor : 16 Tahun 2016
Tanggal : 14 Maret 2016

BAKU MUTU AIR LAUT UNTUK PERAIRAN PELABUHAN

NO. PARAMETER SATUAN BAKU MUTU


1 2 3 4
FISIKA
1 Kecerahana m >3
2 Kebauan - tidak berbau
3 Padatan tersuspensi totalb mg/L 80
4 Sampah - nihil 1(4)
5 Suhuc oC alami3 (c)
6 Lapisan Minyak5 - nihil 1(5)
KIMIA
1 pHd 6,5 – 8,5 (d)
2 Salinitase %o Alami 3(e)
3 Amonia total (NH3-N) mg/L 0,3
4 Sulfida (H2S) mg/L 0,03
5 Hidrokarbon total mg/L 1
6 Senyawa Fenol total mg/L 0,002
7 PCB (Poliklor Bifenil) µg/L 0,01
mg/L
8 Surfaktan (detergen) 1
(MBAS)
9 Minyak dan Lemak mg/L 3
10 TBT (tri butil tin)6 µg/L 0,01
LOGAM TERLARUT
1 Raksa (Hg) mg/L 0,003
2 Cadmium (Cd) mg/L 0,01
3 Tembaga (Cu) mg/L 0,05
4 Timbal (Pb) mg/L 0,05
5 Seng (Zn) mg/L 0,1
BIOLOGI
1 Coliform (total) MPN/100ml 1000f

Keterangan:

1. Nihil adalah tidak terdeteksi dengan batas deteksi alat yang digunakan
(sesuai dengan metode yang digunakan).
2. Metode analisa mengacu pada metode analisa untuk air laut yang telah
ada, baik internasional maupun nasional.
3. Alami adalah kondisi normal suatu lingkungan, bervariasi setiap saat
(siang, malam dan musim).
4. Pengamatan oleh manusia (visual).
5. Pengamatan oleh manusia (visual). Lapisan minyak yang diacu adalah
lapisan tipis (thin layer) dengan ketebalan 0,01 mm.
6. TBT adalah zat antifouling yang biasanya terdapat pada cat kapal
a. diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <10% kedalaman
euophotic.
b. diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <10% konsentrasi rata-
rata musiman.
0
c. diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <2 C dari suhu alami.
d. diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <0,2 satuan pH.
e. diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <5% salinitas rata-rata
musiman.
f. diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <10% konsentrasi rata-
rata musiman

GUBERNUR BALI,

MADE MANGKU PASTIKA


Lampiran XVI
Peraturan Gubernur Bali
Nomor : 16 Tahun 2016
Tanggal : 14 Maret 2016

BAKU MUTU AIR LAUT UNTUK BIOTA LAUT

NO. PARAMETER SATUAN BAKU MUTU


1 2 3 4
FISIKA
1. Kecerahana m Coral: >5
Mangrove: -
Lamun: >3
2. Kebauan Alami3
3. Kekeruhana NTU <5
4. Padatan tersuspensi totalb mg/L Coral ≥20
Mangrove ≥80
Lamun ≥20
5. Sampah - Nihil 1(4)
6. Suhud o
C Alami3©
Coral : 28-30 ©
Mangrove : 28-32 ©
Lamun : 28–30 ©
7. Lapisan Minyak5 - Nihil 1(5)
KIMIA
1. pHd 7 – 8,5 (c)
2. Salinitase %o Alami3(e)
Coral : 33-34 (e)
Mangrove : s/d 34 (e)
Lamun : 33 – 34 (e)
3. Oksigen Terlarut (DO) mg/L >5
4. BOD5 mg/L 20
5. Amoniak Bebas (NH3-N) mg/L 0,3
6. Fospat (PO4-P) mg/L 0,015
7. Nitrat (NO3-N) mg/L 0,008
8. Sulfida (H2S) mg/L 0,01
9. Senyawa Fenol mg/L 0,002
10. PAH (Poliaromatik hidrokarbon) mg/L 0,003
11. PCB (Poliklor Bifenil) µg/L 0.01
12. Surfaktan (detergen) mg/L(MBAS) 1
13. Minyak dan Lemak mg/L 1
14. Pestisidaf µg/L 0,01
15. TBT (tri butil tin)6 µg/L 0,01
16. Sianida (CN-) mg/L 0,5
LOGAM TERLARUT
1. Raksa (Hg) mg/L 0,001
2. Kromium Heksavalen (Cr(VI)) mg/L 0,005
3. Arsen (As) mg/L 0,012
4. Kadmium (Cd) mg/L 0,001
5. Tembaga (Cu) mg/L 0,008
6. Timbal (Pb) mg/L 0,008
7. Seng (Zn) mg/L 0,05
8. Nikel (Ni) mg/L 0,05
BIOLOGI
1. Coliform Total MPN/100ml 1000(g)
2. Patogen sel/100 ml Nihil1
3. Plankton sel/100 ml tidak bloom6
RADIO NUKLIDA
1. Komposisi yang tidak diketahui Bq/L 4
Keterangan:

1. Nihil adalah tidak terdeteksi dengan batas deteksi alat yang digunakan
(sesuai dengan metode yang digunakan).
2. Metode analisa mengacu pada metode analisa untuk air laut yang telah
ada, baik internasional maupun nasional.
3. Alami adalah kondisi normal suatu lingkungan, bervariasi setiap saat
(siang, malam dan musim).
4. Pengamatan oleh manusia (visual).
5. Pengamatan oleh manusia (visual). Lapisan minyak yang diacu adalah
lapisan tipis (thin layer) dengan ketebalan 0,01 mm.
6. Tidak bloom adalah tidak terjadi pertumbuhan yang berlebihan yang
dapat menyebabkan eutrofikasi. Pertumbuhan plankton yang berlebihan
dipengaruhi oleh nutrien, cahaya, suhu, kecepatan arus, dan kestabilan
plankton itu sendiri.
7. TBT adalah zat antifouling yang biasanya terdapat pada cat kapal
a. diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <10% kedalaman
euophotic.
b. diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <10% konsentrasi rata-
rata musiman.
0
c. diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <2 C dari suhu alami.
d. diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <0,2 satuan pH.
e. diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <5% salinitas rata-rata
musiman.
f. berbagai jenis pestisida seperti: DDT, Endrin, Endosulfan dan Heptachlor.
g. diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <10% konsentrasi rata-
rata musiman.

GUBERNUR BALI,

MADE MANGKU PASTIKA


Lampiran XXV
Peraturan Gubernur Bali
Nomor : 16 Tahun 2016
Tanggal : 14 Maret 2016

KRITERIA KERUSAKAN LINGKUNGAN BAGI USAHA ATAU KEGIATAN


PENAMBANGAN BAHAN GALIAN GOLONGAN C JENIS LEPAS DI DARATAN

PERUNTUKAN
ASPEK/SIFAT FISIK
NO DAN HAYATI TANAMAN TANAMAN
PEMUKIMAN
LINGKUNGAN TANAMAN PANGAN PANGAN
DAN DAERAH
TAHUNAN LAHAN KERING DAN
INDUSTRI
BASAH PETERNAKAN
1 2 3 4 5 6

1. TOPOGRAFI
1.1. Lubang Galian
a. Kedalaman Lebih dalam 1 Melebihi muka Lebih dari 10 Melebihi muka
meter diatas air tanah pada cm di bawah air tanah pada
muka air tanah musim hujan muka air tanah musim hujan
pada musim pada musim
hujan hujan
b. Jarak < 5 meter dari < 5 meter < 5 meter < 5 meter
batas SIPD
1.2. Dasar Galian
a. Perbedaan Relief > 1 meter > 1 meter > 1 meter > 1 meter
dasar galian
b. Kemiringan >8% >8% >3% >8%
dasar galian
1.3. Dinding Galian
a. Tebing Teras Tinggi > 3 m Tinggi > 3 m Tinggi > 3 m Tinggi > 3 m
b. Dasar Teras Lebar < 6 m Lebar < 6 m Lebar < 6 m Lebar < 6 m
2. TANAH
Tanah yang < 25 cm < 50 cm < 25 cm < 25 cm
dikembalikan sebagai
Tanah penutup
3. VEGETASI
< 20 %
Tutupan Tanaman tanaman tumbuh
3.1
budi daya di seluruh lahan
penambangan
< 50 %
Tutupan tanaman tanaman tumbuh
3.2
tahunan di seluruh lahan
penambangan
< 50 %
tanaman
Tutupan tanaman
3.3 tumbuh di
lahan basah
seluruh lahan
penambangan
< 50 %
Tutupan tanaman tanaman tumbuh
3.4
lahan kering/rumput di seluruh lahan
penambangan
GUBERNUR BALI,

MADE MANGKU PASTIKA


Lampiran XVII
Peraturan Gubernur Bali
Nomor : 16 Tahun 2016
Tanggal : 14 Maret 2016

KRITERIA BAKU KERUSAKAN TERUMBU KARANG

KRITERIA BAKU KERUSAKAN KARANG


PARAMETER
(dalam %)
Buruk 0 - 24,9
Rusak
Sedang 25 - 49,9
Prosentase luas tutupan
terumbu karang yang hidup
Baik 50 - 74,9
Baik
Baik Sekali 75 - 100

Keterangan :

Prosentase Luas Tutupan Terumbu Karang yang Hidup yang dapat ditenggang :
50 % - 100 %.

GUBERNUR BALI,

MADE MANGKU PASTIKA


Lampiran IX
Peraturan Gubernur Bali
Nomor : 16 Tahun 2016
Tanggal : 14 Maret 2016

BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN


PETERNAKAN SAPI DAN BABI

BEBAN PENCEMARAN
KADAR PALING TINGGI
PALING TINGGI
NO PARAMETER ( mg/L ) (gram/ekor/hari)
SAPI BABI
1 2 3 4 5
1 BOD 100 20 4
2 COD 200 40 8
3 TSS 100 20 4
4 NH3-N 25 5 1
5 pH 6-9
Sapi : 200 ltr/ekor/hari
6 Kuantitas air limbah paling tinggi
Babi : 40 ltr/ekor/hari

GUBERNUR BALI,

MADE MANGKU PASTIKA


Lampiran X
Peraturan Gubernur Bali
Nomor : 16 tahun 2016
Tanggal : 14 Maret 2016

BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN


PENGOLAHAN KEDELAI

Pengolahan Kedelai
Kecap Tahu Tempe
No Parameter
Kadar *) Beban Kadar *) Beban Kadar *) Beban
(mg/L) (kg/ton) (mg/L) (kg/ton) (mg/L) (kg/ton)
1 2 3 4 5 6 7 8
1 BOD 150 1.5 150 3 150 1.5
2 COD 300 3 300 6 300 3
3 TSS 100 1 200 4 100 1
4 pH 6-9
5 Kuantitas air limbah
10 20 10
paling tinggi (m3/ton)

GUBERNUR BALI,

MADE MANGKU PASTIKA


Lampiran XI
Peraturan Gubernur Bali
Nomor : 16 Tahun 2016
Tanggal : 14 Maret 2016

BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN


PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA TERMAL

1. BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGKIT LISTRIK
TENAGA TERMAL SUMBER PROSES UTAMA

A. Sumber Proses Utama

No Parameter Satuan Kadar Maksimum


1 pH 6-9
2 TSS mg/L 100
3 Minyak dan Lemak mg/L 10
4 Klorin Bebas (Cl2)* mg/L 0,5
5 Kromium Total (Cr) mg/L 0,5
6 Tembaga (Cu) mg/L 1
7 Besi (Fe) mg/L 3
8 Seng (Zn) mg/L 1
9 Phosphat ( PO4- )** mg/L 10
Catatan:
* Apabila cooling tower blowdown dialirkan ke IPAL
** Apabila melakukan injeksi Phospat

B. Sumber Blowdown Boiler


No Parameter Satuan Kadar Maksimum
1 pH - 6-9
2 Tembaga (Cu) mg/L 1
3 Besi (Fe) mg/L 3
Catatan: Apabila sumber air limbah blowdown boiler tidak dialirkan ke IPAL

C. Sumber Blowdown Cooling Tower

No Parameter Satuan Kadar Maksimum


1 pH - 6-9
2 Klorin Bebas (Cl2) mg/L 1
3 Seng (Zn) mg/L 1
4 Phosphat ( PO4- ) mg/L 10
Catatan: Apabila sumber air limbah blowdown cooling tower tidak dialirkan ke IPAL

D. Sumber Demineralisasi / WTP

No Parameter Satuan Kadar Maksimum


1 pH - 6-9
2 TSS mg/L 100
Catatan: Apabila sumber air limbah demineralisasi/WTP tidak dialirkan IPAL
2. BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGKIT LISTRIK
TENAGA TERMAL SUMBER KEGIATAN PENDUKUNG

A. Sumber Pendingin (Air Bahang)


No Parameter Satuan Kadar Maksimum
1 Temperatur oC 40*
2 Klorin Bebas (Cl2)* mg/L 0,5
Catatan: Apabila sumber air bahang tidak dialirkan ke IPAL
* Merupakan hasil pengukuran rata-rata bulanan di outlet kondensor

B. Sumber Desalinasi

No Parameter Satuan Kadar Maksimum


1 pH - 6-9
2 Salinitas o/oo Pada radius 30 m dari lokasi
pembuangan air laut, kadar
salinitas air limbah sudah harus
sama dengan kadar salinitas alami

Catatan: Apabila sumber air limbah desalinasi tidak dialirkan ke IPAL

C. Sumber FGD Sistem Sea Water Wet Scrubber


No Parameter Satuan Kadar Maksimum
1 pH - 6-9
2 SO4(2-) o/o Kenaikan kadar maksimum
parameter Sulfat 4 % dibanding
kadar Sulfat titik penaatan Inlet
air laut
Catatan : Apabila sumber air limbah FGD Sistem Sea Water Wet Scrubber tidak
dialirkan ke IPAL

D. Sumber Coal Stockpile

No Parameter Satuan Kadar Maksimum


1 pH - 6-9
2 TSS mg/L 200
3 Besi (Fe) mg/L 5
4 Mangan (Mn) mg/L 2

Catatan : Apabila sumber air limbah Coal Stockpile tidak dialirkan ke IPAL
3. BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGKIT LISTRIK
TENAGA TERMAL AIR LIMBAH MENGANDUNG MINYAK (OILY WATER)

No. Parameter Satuan Kadar Maksimum


1 COD* mg/L 300
2 TOC** mg/L 110
3 Minyak dan Lemak mg/L 15

Catatan :
Apabila sumber air limbah mengandung minyak tidak dialirkan ke IPAL
* Parameter COD hanya berlaku sampai dengan tanggal 31 Desember 2009
** Parameter Total Organic Carbon (TOC) mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2010

GUBERNUR BALI,

MADE MANGKU PASTIKA


Lampiran XIX
Peraturan Gubernur Bali
Nomor : 16 Tahun 2016
Tanggal : 14 Maret 2016

BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK BAGI KETEL UAP

1. BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK BAGI KETEL UAP YANG MENGGUNAKAN
BAHAN BAKAR BIOMASSA BERUPA SERABUT DAN/ATAU CANGKANG

No Parameter Baku Mutu


1 Partikulat 300 mg/m3
2 Sulfur Dioksida (SO2) 600 mg/m3
3 Nitrogen Oksida (NO2) 800 mg/m3
4 Hidrogen Klorida (HCl) 5 mg/m3
5 Gas Klorin (Cl2) 5 mg/m3
6 Ammonia (NH3) 1 mg/m3
7 Hidrogen Florida (HF) 8 mg/m3
8 Opasitas 30 %

2. BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK BAGI KETEL UAP YANG
MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR BIOMASSA BERUPA AMPAS DAN/ATAU DAUN TEBU
KERING

No Parameter Baku Mutu


1 Partikulat 250 mg/m3
2 Sulfur Dioksida (SO2) 600 mg/m3
3 Nitrogen Oksida (NO2) 800 mg/m3
4 Opasitas 30 %

3. BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK BAGI KETEL UAP YANG MENGGUNAKAN
BAHAN BAKAR BIOMASSA SELAIN YANG DIMAKSUD PADA POIN 1 DAN POIN 2
LAMPIRAN INI

No Parameter Baku Mutu


Bukan Logam
1 Partikulat 350 mg/m3
2 Sulfur Dioksida (SO2) 800 mg/m3
3 Nitrogen Oksida (NO2) 1000 mg/m3
4 Hidrogen Klorida (HCl) 5 mg/m3
5 Gas Klorin (Cl2) 10 mg/m3
6 Ammonia (NH3) 0,5 mg/m3
7 Hidrogen Florida (HF) 10 mg/m3
8 Opasitas 30 %
9 Total Sulfur Tereduksi 35 mg/m3
Logam
10 Air Raksa (Hg) 5 mg/m3
11 Arsen (As) 8 mg/m3
12 Antimon (Sb) 8 mg/m3
13 Kadmium (Cd) 8 mg/m3
14 Seng (Zn) 50 mg/m3
15 Timah Hitam (Pb) 12 mg/m3
4. BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK BAGI KETEL UAP YANG MENGGUNAKAN
BAHAN BAKAR BATUBARA

No Parameter Baku Mutu


1 Partikulat 230 mg/m3
2 Sulfur Dioksida (SO2) 750 mg/m3
3 Nitrogen Oksida (NO2) 825 mg/m3
4 Opasitas 20 %

5. BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK BAGI KETEL UAP YANG MENGGUNAKAN
BAHAN BAKAR MINYAK

No Parameter Baku Mutu


1 Partikulat 200 mg/m3
2 Sulfur Dioksida (SO2) 700 mg/m3
3 Nitrogen Oksida (NO2) 700 mg/m3
4 Opasitas 15 %

6. BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK BAGI KETEL UAP YANG MENGGUNAKAN
BAHAN BAKAR GAS

No Parameter Baku Mutu


1 Sulfur Dioksida (SO2) 700 mg/m3
2 Nitrogen Oksida (NO2) 700 mg/m3

Catatan
'- Nitrogen Oksida ditentukan sebagai NO2.
'- Volume Gas dalam keadaan standar (25 oC dan tekanan 1 atm).
'- Konsentrasi partikulat dikoreksi sebesar 6 % Oksigen.
'- Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantauan dan dikembangkan untuk
memperoleh hubungan korelatif dengan pengamatan total partikel.

GUBERNUR BALI,

MADE MANGKU PASTIKA


Lampiran XX
Peraturan Gubernur Bali
Nomor : 16 Tahun 2016
Tanggal : 14 Maret 2016

BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK TERMAL

I. BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK BAGI PLTU

KADAR MAKSIMUM
NO PARAMETER (mg/Nm3)
Batubara Minyak Gas
1 Sulfur Dioksida (SO2) 750 650 50
2 Nitrogen Oksida (NOx) dinyatakan sebagai (NO2) 750 450 320
3 Total Partikulat 100 100 30
4 Opasitas 20% 20% -

Catatan :
1. Volume gas diukur dalam keadaan standar (25 0C dan tekanan 1 atmosfer)
2. Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantauan
3. Semua parameter dikoreksi dengan O2 sebesar 7% untuk bahan bakar batubara dalam keadaan kering
kecuali opasitas
4. Semua parameter dikoreksi dengan O2 sebesar 5% untuk bahan bakar minyak dalam keadaan kering
kecuali opasitas
5. Semua parameter dikoreksi dengan O2 sebesar 3% untuk bahan bakar gas dalam keadaan kering kecuali
opasitas
6. Pemberlakuan baku mutu emisi untuk 95% waktu operasi normal selama 3 (tiga) bulan bagi yang
menggunakan CEMS

II. BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK BAGI PLTG

KADAR MAKSIMUM
NO PARAMETER (mg/Nm3)
Minyak Gas
1 Sulfur Dioksida (SO2) 650 150
2 Nitrogen Oksida (NOx) dinyatakan sebagai (NO2) 450 320
3 Total Partikulat 100 30
4 Opasitas 20% -

Catatan :
1. Volume gas diukur dalam keadaan standar (250C dan tekanan 1 atmosfer)
2. Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantauan
3. Semua parameter dikoreksi dengan O2 sebesar 15% dalam keadaan kering kecuali opasitas
4. Pemberlakuan baku mutu emisi untuk 95% waktu operasi normal selama 3 (tiga) bulan bagi yang
menggunakan CEMS
III. BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK BAGI PLTGU

KADAR MAKSIMUM
NO PARAMETER (mg/Nm3)
Minyak Gas
1 Sulfur Dioksida (SO2) 650 150
2 Nitrogen Oksida (NOx) dinyatakan sebagai (NO2) 450 320
3 Total Partikulat 100 30
4 Opasitas 20% -

Catatan :
1. Volume gas diukur dalam keadaan standar (250C dan tekanan 1 atmosfer)
2. Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantauan
3. Semua parameter dikoreksi dengan O2 sebesar 15% dalam keadaan kering kecuali opasitas
4. Pemberlakuan baku mutu emisi untuk 95% waktu operasi normal selama 3 (tiga) bulan bagi yang
menggunakan CEMS

IV. BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK BAGI PLTD

KADAR MAKSIMUM
NO PARAMETER (mg/Nm3)
Minyak Gas
1 Sulfur Dioksida (SO2) 600 150
2 Nitrogen Oksida (NOx) dinyatakan sebagai (NO2) 1000 320
3 Total Partikulat 120 30
4 Opasitas 20% -
5 Karbon Monoksida (CO) 540 500

Catatan :
1. Volume gas diukur dalam keadaan standar (250C dan tekanan 1 atmosfer)
2. Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantauan
3. Semua parameter dikoreksi dengan O2 sebesar 5% dalam keadaan kering kecuali opasitas
4. Pemberlakuan baku mutu emisi untuk 95% waktu operasi normal selama 3 (tiga) bulan bagi yang
menggunakan CEMS

V. BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK BAGI PLTP

KADAR MAKSIMUM
NO PARAMETER
(mg/Nm3)
1 Hidrogen Sulfida (H2S) 35
2 Amonia (NH3) 0.5

Catatan :
Volume gas diukur dalam keadaan standar (250C dan tekanan 1 atmosfer)

GUBERNUR BALI,

MADE MANGKU PASTIKA


Lampiran XXVI
Peraturan Gubernur Bali
Nomor : 16 Tahun 2016
Tanggal : 14 Maret 2016

BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN


YANG BELUM MEMILIKI BAKU MUTU AIR LIMBAH YANG DITETAPKAN

Golongan
No. Parameter Satuan
I II
1 Temperatur OC 38 40
2 Zat padat larut (TDS) mg/L 2.000 4.000
3 Zat padat suspensi (TSS) mg/L 200 400
4 PH 6,0 - 9,0 6,0 - 9,0
5 Besi terlarut (Fe) mg/L 5 10
6 Mangan terlarut (Mn) mg/L 2 5
7 Barium (Ba) mg/L 2 3
8 Tembaga (Cu) mg/L 2 3
9 Seng (Zn) mg/L 5 10
10 Krom Heksavalen (Cr6+) mg/L 0,1 0,5
11 Krom Total (Cr) mg/L 0,5 1
12 Cadmium (Cd) mg/L 0,05 0,1
13 Air Raksa (Hg) mg/L 0,002 0,005
14 Timbal (Pb) mg/L 0,1 1
15 Stanum (Sn) mg/L 2 3
16 Arsen (As) mg/L 0,1 0,5
17 Selenium (Se) mg/L 0,05 0,5
18 Nikel (Ni) mg/L 0,2 0,5
19 Kobalt (Co) mg/L 0,4 0,6
20 Sianida (CN) mg/L 0,05 0,5
21 Sulfida (H2S) mg/L 0,5 1
22 Fluorida (F) mg/L 2 3
23 Klorin bebas (Cl2) mg/L 1 2
24 Amonia-Nitrogen (NH3-N) mg/L 5 10
25 Nitrat (NO3-N) mg/L 20 30
26 Nitrit (NO2-N) mg/L 1 3
27 Total Nitrogen mg/L 30 60
28 BOD5 mg/L 50 150
29 COD mg/L 100 300
30 Senyawa aktif biru metilen mg/L 5 10
31 Fenol mg/L 0,5 1
32 Minyak & Lemak mg/L 10 20
33 Total Bakteri Koliform MPN/100mL 10.000

Keterangan:

Baku mutu air limbah usaha dan/atau kegiatan sebagaimana dimaksud pada
Lampiran ini berlaku dengan ketentuan:

a. Jika air limbah yang dibuang ke badan air penerima, sungai kelas I maka usaha
dan/atau kegiatan tersebut mengikuti baku mutu air limbah golongan I dalam
tabel baku mutu air limbah bagi usaha dan/atau kegiatan yang belum memiliki
baku mutu air limbah yang ditetapkan sebagaimana tercantum dalam Lampiran
ini;
b. Jika kandungan BOD kurang dari 1.500 ppm (seribu lima ratus parts per million)
dan COD kurang dari 3.000 ppm (tiga ribu parts per million) pada air limbah
sebelum dilakukan pengolahan, maka diberlakukan baku mutu air limbah
golongan I dalam tabel baku mutu air limbah bagi usaha dan/atau kegiatan yang
belum memiliki baku mutu air limbah yang ditetapkan sebagaimana tercantum
dalam Lampiran ini, walaupun badan air penerimanya bukan sungai kelas I;

c. Jika kandungan BOD lebih dari 1.500 (seribu lima ratus parts per million)
dan/atau COD lebih dari 3.000 ppm (tiga ribu parts per million) pada air limbah
sebelum dilakukan pengolahan, dan badan air penerimanya bukan sungai kelas I
maka diberlakukan baku mutu air limbah golongan II dalam tabel baku mutu air
limbah bagi usaha dan/atau kegiatan yang belum memiliki baku mutu air limbah
yang ditetapkan sebagaimana tercantum dalam Lampiran ini.

GUBERNUR BALI,

MADE MANGKU PASTIKA


Lampiran V
Peraturan Gubernur Bali
Nomor : 16 Tahun 2016
Tanggal : 14 Maret 2016

BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN


INDUSTRI MINUMAN RINGAN

BEBAN PENCEMAR MAKSIMUM


KADAR Dengan Pencucian Dengan Pencucian Tanpa Pencucian Tanpa Pencucian
No PARAMETER SATUAN
MAKSIMUM Botol & Dengan Botol & Tanpa Botol & Dengan Botol & Tanpa
Pembuatan Sirop Pembuatan Sirop Pembuatan Sirop Pembuatan Sirop
1 2 3 4 5 6 7
FISIKA
*1. Zat Padat tersuspensi (TSS) mg/L
30 105 84 51 36
KIMIA
*2. pH 6,0 - 9,0 6,0 - 9,0 6,0 - 9,0 6,0 - 9,0
*3. BOD5 mg/L 50 175 140 85 60
*4. Minyak & Lemak mg/L 6 21 17 10,2 7,2
3,5 L per L Produk 2,8 L per L Produk 1,7 L per L Produk 1,2 L per L Produk
*5. Debit limbah maksimum
Minuman Minuman Minuman Minuman

Keterangan :
Tanda * = Paramater wajib uji

GUBERNUR BALI,

MADE MANGKU PASTIKA


Lampiran XXIII
Peraturan Gubernur Bali
Nomor : 16 Tahun 2016
Tanggal : 14 Maret 2016

BAKU MUTU TINGKAT KEBAUAN

A. Bau dari Odoran Tunggal

NO PARAMETER SATUAN NILAI BATAS METODE PENGUKURAN PERALATAN


1 2 3 4 5 6
1. Amoniak (NH3) ppm 2.0 Metoda Indofenol Spektrofotometer
2. Metil Merkaptan (CH3 SH) ppm 0.002 Absorbsi Gas Gas Kromatograf
0.02 a. Merkuri Tiosianat Spektrofotometer
3. Hidrogen Sulfida (H2S) ppm
b. Absorbsi Gas Gas Kromatograf
4. Metil Sulfida (CH3)2 - S ppm 0.01 Absorbsi Gas Gas Kromatograf
5. Stirena (C6H5CHCH2) ppm 0.1 Absorbsi Gas Gas Kromatograf
Catatan :
ppm = Satu bagian dalam satu juta

B. Bau dari Odoran Campuran

Tingkat kebauan yang dihasilkan oleh campuran odoran


dinyatakan sebagai ambang bau yang dapat dideteksi secara
sensorik oleh lebih dari 50% anggota penguji yang berjumlah
minimal 8 (delapan) orang.
GUBERNUR BALI,

MADE MANGKU PASTIKA


Lampiran I
Peraturan Gubernur Bali
Nomor : 16 Tahun 2016
Tanggal : 14 Maret 2016

BAKU MUTU KUALITAS AIR BERDASARKAN KELAS

KELAS
NO. PARAMETER SATUAN KETERANGAN
I II III IV
FISIKA
1 Temperatur ºC Deviasi 3 Deviasi 3 Deviasi 3 Deviasi 5 Deviasi temperatur dari keadaan alamiahnya
2 Residu terlarut mg/L 1000 1000 1000 2000
Bagi pengolahan air minum secara konvensional, residu tersuspensi ≤ 5000
3 Residu tersuspensi mg/L 50 50 400 400
mg/L
KIMIA ANORGANIK
Apabila secara alamiah diluar rentang tersebut, maka ditentukan
4 pH - 6-9 6-9 6-9 5-9
berdasarkan kondisi alamiah
5 BOD mg/L 2 3 6 12
6 COD mg/L 10 25 50 100
7 DO mg/L 6 4 3 1 Angka batas minimum
8 Total fosfat sebagai P mg/L 0,2 0,2 1 5
9 NO3 sebagai N mg/L 10 10 20 20
Bagi perikanan, kandungan amonia bebas untuk ikan yang peka ≤ 0,02
10 NH3 - N mg/L 0,5 (-) (-) (-)
mg/L sebagai NH3
11 Arsen mg/L 0,05 1 1 1
12 Kobalt mg/L 0,2 0,2 0,2 0,2
13 Barium mg/L 1 (-) (-) (-)
14 Boron mg/L 1 1 1 1
15 Selenium mg/L 0,01 0,05 0,05 0,05
16 Kadmium mg/L 0,01 0,01 0,01 0,01
17 Kroom (VI) mg/L 0,05 0,05 0,05 1
18 Tembaga mg/L 0,02 0,02 0,02 0,02 Bagi pengolahan air minum secara konvensional, Cu ≤ 1 mg/L
19 Besi mg/L 0,3 (-) (-) (-) Bagi pengolahan air minum secara konvensional Fe ≤ 5 mg/L
20 Timbal mg/L 0,03 0,03 0,03 1 Bagi pengolahan air minum secara konvensional Pb ≤ 0,1 mg/L
KELAS
NO. PARAMETER SATUAN KETERANGAN
I II III IV
21 Mangan mg/L 0,1 (-) (-) (-)
22 Air Raksa mg/L 0,001 0,002 0,002 0,005
23 Seng mg/L 0,05 0,05 0,05 2 Bagi pengolahan air minum secara konvensional Zn ≤ 5 mg/L
24 Khlorida mg/L 600 (-) (-) (-)
25 Sianida mg/L 0,02 0,02 0,02 (-)
26 Fluorida mg/L 0,5 1,5 1,5 (-)
27 Nitrit sebagai N mg/L 0,06 0,06 0,06 (-) Bagi pengolahan air minum secara konvensional, NO2 N ≤ 1 mg/L
28 Sulfat mg/L 400 (-) (-) (-)
29 Khlorin bebas mg/L 0,03 0,03 0,03 (-) Bagi ABAM tidak dipersyaratkan
30 Belerang sebagai H2S mg/L 0,002 0,002 0,002 (-) Bagi pengolahan air minum secara konvensional, S sebagai H2S < 0,1 mg/L
MIKROBIOLOGI
Bagi pengolahan air minum secara konvensional, fecal coliform ≤ 2000
31 - Fecal Coliform Jml/100 ml 100 1000 2000 2000
jml/100 ml dan total coliform ≤ 10.000 jml/100 ml
32 - Total coliform Jml/100 ml 1000 5000 10000 10000
RADIO AKTIVITAS
33 - Gross - A Bq/L 0,1 0,1 0,1 0,1
34 - Gross - B Bq/L 1 1 1 1
KIMIA ORGANIK
35 Minyak dan lemak µg/L 1000 1000 1000 (-)
36 Detergen sebagai MBAS µg/L 200 200 200 (-)
37 Senyawa fenol sebagai fenol µg/L 1 1 1 (-)
38 BHC µg/L 210 210 210 (-)
39 Aldrin/Dieldrin µg/L 17 (-) (-) (-)
40 Chlordane µg/L 3 (-) (-) (-)
41 DDT µg/L 2 2 2 2
Keterangan :
mg = milligram
µg = microgram
ml = milliliter
L = Liter
Bq = Bequerel
MBAS = Methyne Blue Active Substance
ABAM = Air Baku untuk Air Minum
- Logam berat merupakan logam terlarut.
- Nilai di atas merupakan batas maksimum, kecuali untuk pH dan DO.
- Bagi pH merupakan nilai rentang yang tidak boleh kurang atau lebih dari nilai yang tercantum.
- Nilai DO merupakan batas minimum.
- Arti (-) di atas menyatakan bahwa untuk kelas termaksud, parameter tersebut tidak dipersyaratkan.
- Tanda ≤ adalah lebih kecil atau sama dengan
- Tanda < adalah lebih kecil.

GUBERNUR BALI,

MADE MANGKU PASTIKA


Lampiran VIII
Peraturan Gubernur Bali
Nomor : 16 Tahun 2016
Tanggal : 14 Maret 2016

BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN


PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN

Kegiatan Pembekuan Kegiatan Pengalengan Pembuatan Tepung Ikan

NO. Parameter Kadar Beban Pencemaran Kadar Beban Pencemaran Kadar Beban Pencemaran
(mg/L) (kg/ton) (mg/L) (kg/ton) (mg/L) (kg/ton)
Ikan Udang Lain-lain Ikan Udang Lain-lain
1 pH 6-9
2 TSS 100 1 3 1.5 100 1.5 3 2 100 1.2
3 Sulfida - - - - 1 0.015 0.03 0.02 1 0.012
4 Amonia 10 0.1 0.3 0.15 5 0.075 0.15 0.1 5 0.06
5 Klor Bebas 1 0.01 0.03 0.01 1 0.015 0.03 0.02 - -
6 BOD 100 1 3 1.5 75 1.125 2.25 1.5 100 1.2
7 COD 200 2 6 3 150 2.25 4.5 3 300 3.5
8 Minyak-lemak 15 0.15 0.45 0.225 15 0.225 0.45 0.3 15 0.18
9 Kuantitas Air Limbah ( m3/ton) 10 30 15 15 30 20 12

GUBERNUR BALI,

MADE MANGKU PASTIKA


Lampiran XII
Peraturan Gubernur Bali
Nomor : 16 Tahun 2016
Tanggal : 14 Maret 2016

BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN


PULP DAN KERTAS

Parameter
BOD5 COD TSS
No Proses/Produk
Debit Kadar Paling Tinggi Beban Pencemaran Kadar Paling Tinggi Beban Pencemaran Kadar Paling Tinggi Beban Pencemaran
(mg/ton) Paling Tinggi (kg/ton) (mg/ton) Paling Tinggi (kg/ton) (mg/ton) Paling Tinggi (kg/ton)
A. Pulp
1 Kraft dikelentang 85 100 8,5 350 29,75 100 8,5
2 Pulp larut 95 100 9,5 300 28,5 100 9,5
3 Kraf yang tidak 50 75 3,75 200 10 60 3
4 dikelantang
5 Mekanik (CMP dan Grounwood) 60 50 3 120 7,2 75 4,5
6 Semi Kimia 70 100 7 200 14 100 7
7 Pulp Soda 80 100 8 300 24 100 8
8 De-ink Pulp (dari kertas bekas) 60 100 6 300 18 100 6
B. Kertas
9 Halus 50 100 5 200 10 100 5
10 Kasar 40 90 3,6 175 7 80 3,2
11 Sparet 175 60 10,5 100 17,5 45 7,8
12 Kertas yang dikelantang 35 75 2,6 160 5,6 80 2,8
13 pH 6-9
Catatan :
Penjelasan kategori proses di atas diberikan sebagai berikut :
A. PULP
1. Proses kraft (dikelantang dan tidak dikelantang) adalah produksi pulp yang menggunakan cairan pemasak natrium hidroksida yang sangat alkalis dan natrium sulfida. Proses
kraft yang dikelantang digunakan pada produksi kertas karton dan kertas kasar lain yang berwarna. Pengelantangan adalah penggunaan bahan pengoksidasi kuat yang diikuti
dengan ekstraksi alkali.
2. Untuk menghilangkan warna dari pulp, untuk suatu rentang produk kertas yang lengkap
3. Proses Pulp larut adalah pulp putih dan sangat murni dengan menggunakan pemasakan kimiawi yang kuat. Pulpnya digunakan untuk pembuatan rayon dan produk lain yang
mensyaratkan hampir tidak mengandung logam
4. Proses grounwood adalah penggunaan defibrasi mekanis (pemisahan serat) dengan menggunakan gerinda atau penghalus (refiners) dari batu, CMP (proses pembuatan pulp
kimia mekanis) menggunakan cairan pemasak kimia untuk memasak kayu secara parsial sebelum pemisahan serta secara mekanik. TMP (proses pembuatan pulp termo-
mekanis) merupakan pemasakan singkat dengan menggunakan kukus dan kadang-kadang bahan kimia pemasak, sebelum tahap mekanis.
5. Proses semi kimia merupakan penggunaan cairan pemasak sulfit netral tanpa pengelantangan untuk menghasilkan produk kasar untuk lapisan dalam karbon gelombang
berwarna coklat.
6. Proses soda adalah produksi pulp dengan menggunakan cairan pemasak natrium hidroksida yang sangat alkalis.
7. Proses penghilangan tinta (De-ink) merupakan salah satu proses pembuatan kertas yang menggunakan kertas bekas yang didaur ulang melalui proses penghilangan tinta
dengan kondisi alkali dan kadang-kadang dibuat cerah atau diputihkan untuk menghasilkan pulp sekunder, sering kali berkaitan dengan proses konvensional.
B. KERTAS
1. Kertas halus berarti produksi kertas halus yang dikelantang seperti kertas cetak dan kertas pulp
2. Kertas besar berarti produksi kertas berwarna coklat, seperti lineboard, kertas karton berwarna coklat atau karton
3. Kertas lain berarti produksi kertas yang dikelantang selain yang tercantum dalam golongan halus, seperti kertas karton.

GUBERNUR BALI,

MADE MANGKU PASTIKA

Anda mungkin juga menyukai