Anda di halaman 1dari 8

PEMANFAATAN FABA PLTU

SEBAGAI BAHAN JALAN


Anita Jannatun Nissa Silvester Fransisko Iwan Susanto Yohanes Ronny
Balai Bahan Jalan Balai Bahan Jalan BPJN Sulawesi Balai Bahan Jalan
Direktorat Jenderal Bina Direktorat Jenderal Bina Tengah Direktorat Jenderal Bina
Marga, Kementerian Marga, Kementerian PUPR JL. MT Haryono No Marga, Kementerian
PUPR Jl.AH Nasution No.264 10 Palu, Sulawesi PUPR
Jl.AH Nasution No.264 Bandung Tengah Jl.AH Nasution No.264
Bandung silvf.darino@pu.go.id iwan.susanto@pu.go.id Bandung
anita.nissa@pu.go.id yohanes.ronny@pu.go.id

ABSTRACT

The 35,000 MW power plant program is one of the government’s mega projects in order to provide electricity to
the community. Related to the program, many Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) have been built that use
coal as fuel. Coal burning at the power plant produces waster in the form of fly ash dan bottom ash or what is
known as FABA. Fly ash generally has a smaller (fine) grain size than bottom ash, so loose waster material is
referred to as fly ash and precipitated ash reffered to as bottom ash. This study aims to be able to utilize PLTU’s
FABA for road pavement, namely as a base layer and selected material that meets the requirements and safe
choice. Since 2019, efforts have been made to utilize the PLTU FABA as a material for road infrastructure which
is expected to replace the need for standard materials. Based on the results of laboratory testing, the Labuan Angin
PLTU FABA meets the specification criteria for utilizing base layer by adding 9% cement with a composition of
25% fly ash and 75% bottom ash, getting a UCS target value of 33 kg/cm2. While the FABA of Lontar PLTU can
be used as selected material with composition 40% fly ash and 60% bottom ash, the soaked CBR value is 81%.

Keywords: bottom ash, fly ash, base layer, selected material

ABSTRAK

Program pembangkit listrik 35.000 MW merupakan salah satu mega proyek pemerintah dalam rangka
menyediakan listrik kepada masyarakat. Terkait adanya program tersebut, banyak dibangun Pembangkit Listrik
Tenaga Uap (PLTU) yang menggunakan batubara sebagai bahan bakar. Pembakaran batu bara di PLTU
menghasilkan limbah berupa fly ash dan bottom ash atau yang disebut FABA. Fly ash umumnya memiliki ukuran
butir yang lebih kecil (halus) dari pada bottom ash, sehingga abu yang terbang disebut fly ash dan abu yang
terendapkan disebut bottom ash. Kajian ini bertujuan untuk dapat memanfaatkan FABA PLTU untuk perkerasan
jalan yaitu sebagai lapis fondasi dan timbunan pilihan yang aman serta memenuhi persyaratan. Sejak tahun 2019
telah dilakukan upaya pemanfaatan FABA PLTU sebagai bahan untuk infrastruktur jalan yang diharapkan dapat
menggantikan kebutuhan bahan standar. Berdasarkan hasil pengujian laboratorium, FABA PLTU Labuan Angin
memenuhi kriteria spesifikasi untuk dimanfaatkan sebagai bahan lapis fondasi dengan menambahkan semen
sebanyak 9% dengan komposisi 25% fly ash dan 75% bottom ash, didapatkan nilai UCS target 33 kg/cm2.
Sedangkan FABA PLTU Lontar dapat dimanfaatkan sebagai timbunan pilihan dengan komposisi 40% fly ash dan
60% bottom ash, didapatkan nilai CBR rendaman 81%.

Kata Kunci: bottom ash, fly ash, lapis fondasi, timbunan pilihan

PENDAHULUAN
Program pembangkit listrik 35.000 MW merupakan salah satu mega proyek pemerintah dalam
rangka menyediakan listrik kepada masyarakat (sumber:esdm.go.id/id/media-center/arsip-
berita/peluncuran-program-pembangunan-pembangkit-35000-MW). Terkait adanya program
tersebut, banyak dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang menggunakan
batubara sebagai bahan bakar. Pembakaran batu bara di PLTU menghasilkan limbah berupa fly
ash dan bottom ash atau yang disebut FABA. Fly ash umumnya memiliki ukuran butir yang

1
lebih kecil (halus) dari pada bottom ash, sehingga fly ash disebut sebagai abu terbang dan
bottom ash disebut sebagai abu yang terendapkan. Perjanjian kerja sama antara 3 (tiga)
lembaga, yaitu Direktorat Teknik dan Lingkungan Ketenagalistrikan Direktorat Jenderal
Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Direktorat Verifikasi Pengelolaan Limbah B3 dan
Limbah Non B3 Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah Limbah dan Bahan Beracun
Berbahaya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Pusat Penelitian dan
Pengembangan Jalan dan Jembatan Balitbang Kementerian PUPR menjadi dasar dalam
pemanfaatan FABA PLTU dengan tetap memperhatikan Kesehatan dan kelangsungan fungsi
lingkungan hidup dan pembangunan infrastruktur PUPR. Kajian ini bertujuan untuk dapat
memanfaatkan FABA PLTU untuk perkerasan jalan yaitu sebagai lapis fondasi dan timbunan
pilihan yang aman dan memenuhi persyaratan.

TINJAUAN PUSTAKA
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, limbah B3 kategori 1
adalah jika memiliki nilai lebih dari persyaratan TCLP-A dan limbah kategori 2 jika nilai hasil
uji berada di antara nilai persyaratan TCLP-A dan TCLP-B. Dalam lampiran XIV Peraturan
Pemerintah tersebut juga menyebutkan bahwa FABA PLTU termasuk ke dalam limbah non B3
terdaftar. Untuk memastikan limbah FABA PLTU aman secara lingkungan dilakukan Prosedur
Pelindian Karakteristik Beracun atau Toxicity Characteristic Leaching Procedure
(TCLP). Hasil uji TCLP merupakan salah satu cara untuk mengetahui potensi logam berat
berbahaya yang terkandung dalam FABA. Tabel 1a dan Tabel 1b menunjukkan hasil uji TCLP
FABA PLTU Labuan Angin dan FABA PLTU Lontar yang dikeluarkan oleh Sucofindo. Nilai
hasil uji TCLP FABA PLTU Labuan Angin dan PLTU Lontar memiliki nilai di bawah
persyaratan, oleh karena itu FABA dari kedua PLTU tersebut tergolong aman untuk lingkungan.

Tabel 1a. Hasil Uji TCLP FABA PLTU Labuan Angin


No Parameter Unit Hasil Hasil Persyaratan Metode
Fly Ash Bottom Ash TCLP-A TCLP-B
1 Antomony Mg/L < 0,04 < 0,04 6 1 US EPA
2 Arsenic Mg/L < 0,07 < 0,07 3 0,5 US EPA
3 Barium Mg/L 0,16 0,45 210 35 US EPA
4 Beryllium Mg/L < 0,03 < 0,03 4 0,5 US EPA
5 Boron Mg/L 10,17 4,03 150 25 US EPA
6 Cadmium Mg/L < 0,01 < 0,01 0,9 0,15 US EPA

2
No Parameter Unit Hasil Hasil Persyaratan Metode
Fly Ash Bottom Ash TCLP-A TCLP-B
7 Chromium Mg/L < 0,01 < 0,01 15 2,5 US EPA
8 Copper Mg/L < 0,01 0,02 60 10 US EPA
9 Lead Mg/L < 0,06 < 0,06 3 0,5 US EPA
10 Mercury Mg/L < 0,018 < 0,08 0,3 0,05 US EPA
11 Molybidenum Mg/L < 0,01 < 0,01 21 3,5 US EPA
12 Nickel Mg/L 0,13 0,03 21 3,5 US EPA
13 Selecium Mg/L < 0,13 < 0,13 3 0,5 US EPA
14 Silver Mg/L < 0,03 < 0,03 40 5 US EPA
15 Tributytin Mg/L < 0,02 < 0,02 0,4 0,05 US EPA
16 Zink Mg/L 0,14 < 0,03 300 5 US EPA
Sumber: Hasil Uji TCLP PLTU Labuan Angin

Tabel 1b. Hasil Uji TCLP FABA PLTU Lontar


No Parameter Unit Hasil Hasil Persyaratan Metode
Fly Ash Bottom Ash TCLP-A TCLP-B
1 Antomony Mg/L < 0,04 < 0,04 6 1 US EPA
2 Arsenic Mg/L < 0,07 < 0,07 3 0,5 US EPA
3 Barium Mg/L 1,51 0,23 210 35 US EPA
4 Beryllium Mg/L < 0,03 < 0,03 4 0,5 US EPA
5 Boron Mg/L 12,40 3,80 150 25 US EPA
6 Cadmium Mg/L < 0,01 < 0,01 0,9 0,15 US EPA
7 Chromium Mg/L < 0,01 < 0,01 15 2,5 US EPA
8 Copper Mg/L < 0,01 < 0,01 60 10 US EPA
9 Lead Mg/L < 0,06 < 0,06 3 0,5 US EPA
10 Mercury Mg/L < 0,018 < 0,018 0,3 0,05 US EPA
11 Molybidenum Mg/L 0,13 0,04 21 3,5 US EPA
12 Nickel Mg/L < 0,03 0,03 21 3,5 US EPA
13 Selecium Mg/L < 0,13 < 0,13 3 0,5 US EPA
14 Silver Mg/L < 0,03 0,04 40 5 US EPA
15 Tributytin Mg/L < 0,02 < 0,02 0,4 0,05 APHA
16 Zink Mg/L < 0,02 0,08 300 5 US EPA
Sumber: Hasil Uji TCLP PLTU Lontar

PEMBAHASAN
Sejak tahun 2019 telah dilakukan upaya pemanfaatan FABA PLTU sebagai bahan infrastruktur
jalan yang diharapkan dapat menggantikan kebutuhan material bahan standar. Kajian dilakukan

3
untuk menganalisis pemanfaatan FABA PLTU sebagai bahan jalan yang memenuhi aspek
teknis dan juga ramah lingkungan. Setiap unit PLTU, pembakaran batu bara menghasilkan abu
batu bara (fly ash) dengan karakteristik dan sifat kimia yang berbeda. Fly ash yang potensial
digunakan sebagai bahan jalan adalah yang memenuhi persyaratan fly ash kelas C dan kelas F
sesuai SNI 2460:2014. Komposisi perbandingan jumlah fly ash dan bottom ash yang akan
digunakan sebagai bahan jalan diperoleh berdasarkan hasil uji laboratorium. FABA PLTU
dapat dimanfaatkan sebagai timbunan pilihan dan juga lapis fondasi untuk bahan jalan.
FABA untuk Lapis Fondasi
PLTU Labuan Angin merupakan unit yang bertanggung jawab terhadap kegiatan pembangkit
listrik di Sumatera bagian Utara yang mencakup Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam,
Sumatera Utara, Riau dan Kepulauan Riau. PLTU Labuan Angin terletak di Kabupaten
Tapanuli Tengah dengan kapasitas terpasang 2 x 115 MW. PLTU Labuan Angin menggunakan
batu bara sebagai bahan bakar. FABA yang dihasilkan mencapai 60 ton per hari.
Balai Bahan Jalan, Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR telah melakukan kajian pemanfaatan
FABA dari PLTU Labuan Angin untuk bahan konstruksi jalan. Hasil pengujian kepadatan dan
daya dukung pemanfaatan FABA dari PLTU Labuan Angin ditunjukkan pada Tabel 2. Untuk
pemanfaatan FABA PLTU Labuan Angin tersebut, fly ash digunakan sebagai agregat halus
sementara bottom ash sebagai agregat kasar dan dicampur dengan semen sebagai bahan
pengikat. Berdasarkan SNI 9092:2022 Spesifikasi timbunan pilihan dan lapis fondasi
menggunakan abu batu bara (fly ash dan bottom ash/ FABA), nilai UCS (Unconfined
Compressive Strength) campuran pada umur 7 hari harus mencapai rentang syarat 20 – 35
kg/cm2 dengan nilai UCS target adalah 24 kg/cm2.

Tabel 2. Hasil Uji Kepadatan dan UCS FABA PLTU Labuan Angin
Parameter Komposisi Fly Ash (FA) dan Bottom Ash (BA) dalam Campuran

15% FA + 85% BA 20% FA + 80% BA 25% FA + 75% BA 30% FA + 70% BA

Kadar Semen 7% 8% 9% 7% 8% 9% 7% 8% 9% 7% 8% 9%

Kadar Air 6,20 7,99 7,44 5,93 6,30 6,12 6,00 6,52 6,84 7,91 7,89 7,75
Optimum, %
Kepadatan kering 1,79 1,79 1,79 1,79 1,79 1,79 1,79 1,79 1,79 1,79 1,79 1,79
maksimum, g/cm3
UCS umur 7 hari 18,2 20,9 22,6 19,5 26,5 30,2 25,5 28,8 33,1 8,0 12,5 23,7
(kg/cm2)

Pada Tabel 2, komposisi 25% fly ash + 75% bottom ash + 9 % semen memberikan nilai UCS
tertinggi, oleh karena itu komposisi tersebut digunakan sebagai acuan pelaksanaan lapangan.

4
Percobaan lapangan dengan memanfaatkan FABA sebagai bahan lapis fondasi dilaksanakan
oleh Balai Bahan Jalan bekerjasama dengan PLTU Labuan Angin. Penerapan dilaksanakan di
Jalan Nasional Osward Siahaan Km 15, Kolang, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara dengan
panjang jalan 150 m dan lebar jalan 6,38 m pada bulan Desember 2020 sampai dengan Januari
2021. Total penggunaan fly ash adalah 61,08 ton dan bottom ash sebanyak 168 ton. Hasil
percobaan lapangan ini menjadi acuan penyusunan Spesifikasi Khusus Timbunan Pilihan dan
Lapis Fondasi menggunakan Abu Batu Bara/ Fly Ash dan Bottom Ash (FABA) serta SNI
9092:2022 Spesifikasi Timbunan Pilihan dan Lapis Fondasi menggunakan Abu Batu Bara (Fly
Ash dan Bottom Ash/FABA).

Pencampuran FABA Penghamparan Campuran

Pemadatan Pemeliharaan/curing
Gambar 1. Proses Pencampuran sampai dengan Pemadatan Lapis Fondasi FABA

Quality control terhadap kepadatan lapangan dengan melakukan pengujian sandcone. Hasil
pengujian sandcone adalah sesuai Gambar 2. Berdasarkan hasil uji sandcone, nilai kepadatan
lapangan lebih dari 100%.

5
130

Derajat Kepadatan (%)


120

110 131.28

100
101.68 103.91 102.79 104.47 103.35
100
90
0+015 0+025 0+050 0+075 0+080 0+090 0+098

Lokasi

Gambar 2. Nilai Derajat Kepadatan


FABA untuk Timbunan Pilihan
FABA untuk timbunan pilihan yang digunakan berasal dari PLTU Lontar. PLTU Lontar
memiliki kapasitas terpasang 3x315 MW terletak di Desa Lontar, Kecamatan Kemiri,
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Data sifat fisik FABA dari PLTU Lontar ditampilkan
pada Tabel 3. Hasil uji gradasi diperoleh bahwa fly ash mempunyai ukuran butir lebih halus,
sementara bottom ash mempunyai ukuran butir lebih kasar.

Tabel 3. Sifat Fisik FABA PLTU Lontar

Jumlah Lolos Ayakan


(%)
Ukuran Ayakan
Fly Ash Bottom Ash
2” (50 mm) 100
1 ½” (37,5 mm) 94,98
1” (25,0 mm) 91,40
¾” (19,0 mm) 86,90
½” (12,5 mm) 81,40
3/8” (9,50 mm) 78,20
No.4 (4,75 mm) 71,80
No. 8 (2,36 mm) 65,80
No. 10 (2,00 mm) 100 64,20
No. 16 (1,18 mm) 99,98 59,84
No. 30 (0,600 mm) 99,95 53,43
No. 40 (0,425 mm) 99,89 48,69
No. 50 (0,300 mm) 99,74 38,38
No. 100 (0,150 mm) 97,43 12,08
No. 200 (0,075 mm) 91,94 6,36
Berat Jenis
Berat Jenis Bulk 2,209
Berat Jenis SSD 2,248
Berat Jenis Apparent 2,668 2,285

6
Tabel 4. Hasil Uji CBR Rendaman FABA PLTU Lontar
Jenis Uji Komposisi Fly Ash dan Bottom Ash dalam Campuran
(FA:BA)
10:90 20:80 30:70 40:60 50:50
CBR Rendaman 28,5 50,0 61,5 81,0 57,0
(%)

Pengujian yang dipersyaratkan untuk pemanfaatan FABA sebagai timbunan dalam SNI
9092:2022 Spesifikasi timbunan pilihan dan lapis fondasi menggunakan abu batu bara (fly ash
dan bottom ash/ FABA) adalah nilai CBR (California Bearing Ratio) setelah direndam 4 hari
atau disingkat CBR rendaman yang nilainya minimum 10%. Berdasarkan data Tabel 4, dari 5
komposisi fly ash dan bottom ash, seluruhnya memenuhi spesifikasi (CBR rendaman lebih dari
10%) dengan komposisi 40% fly ash dan 60% bottom ash menghasilkan nilai CBR rendaman
tertinggi. Oleh karena itu, komposisi tersebut digunakan sebagai acuan pelaksanaan lapangan.
Percobaan lapangan pemanfaatan FABA untuk timbunan pilihan dilakukan di lingkungan jalan
bintekjatan dengan total penggunaan fly ash 70 ton dan bottom ash 105 ton. Berdasarkan hasil
uji sandcone, nilai kepadatan lapangan lebih dari 95%. Yang perlu diperhatikan saat
pelaksanaan lapangan, karena FABA bersifat non plastis sehingga rentan pada kadar air
terutama sebelum pemadatan dilaksanakan. Pada saat pelaksanaan, direkomendasikan
dihampar dan dipadatkan saat musim kemarau atau apabila pelaksanaan lapangan dilakukan
saat musim hujan dan pemadatan belum selesai dilaksanakan maka FABA harus dilindungi
jangan sampai terpapar hujan. Kadar air optimum yang diperoleh dari hasil uji laboratorium
harus selalu dijaga.
FABA yang dihasilkan di PLTU umumnya memiliki gradasi yang bervariasi. Oleh karena itu
diperlukan pengujian laboratorium secara rutin terhadap FABA yang akan dihamparkan di
lapangan, untuk menjamin komposisi fly ash dan bottom ash, dan karakteristik kepadatan
maupun CBR sesuai rancangan di laboratorium.

Gambar 3. Penghamparan FABA sebagai Timbunan Pilihan

7
KESIMPULAN
Hasil pengujian laboratorium dan percobaan lapangan, FABA yang dihasilkan PLTU dapat
digunakan sebagai material lapis fondasi dan timbunan pilihan. Pemanfaatan FABA PLTU
Labuan Angin untuk lapis fondasi dengan komposisi 25% fly ash dan 75% bottom ash, dan 9%
semen dapat menghasilkan UCS sebesar 33 kg/cm2, dan pemanfaatan FABA PLTU Lontar
untuk lapis timbunan pilihan dengan komposisi 40% fly ash dan 60% bottom ash dapat
menghasilkan CBR rendaman sebesar 81%.

DAFTAR PUSTAKA
Badan Standarisasi Nasional. 2022. SNI 9092: 2022 Spesifikasi Timbunan Pilihan dan Lapis
Fondasi menggunakan Abu Batu Bara (Fly Ash dan Bottom Ash/ FABA). Badan Standarisasi
Nasional. Jakarta.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. 2015. Peluncuran Program Pembangunan
Pembangkit 35.000 MW. https://www.esdm.go.id/id/media-center/arsip-berita/peluncuran-
program-pembangunan-pembangkit-35000-mw. Diakses pada 10 Oktober 2022.
Direktorat Jenderal Bina Marga. 2022. SKh-1.5.15 Timbunan Pilihan dan Lapis Fondasi
menggunakan Abu Batu Bara/Fly Ash dan Bottom Ash (FABA). Kementerian PUPR. Jakarta.
Pemerintah Indonesia. 2021. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2021
tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta.
Sucofindo. 2021. Report of Analysis No 17911/DBBPAO PT. Indonesia Power Unit Jasa
Pembangkitan PLTU Banten 3 Lontar, Desa Lontar, Kecamatan Kemiri – Kabupaten
Tangerang, Banten. Sucofindo. Bekasi.
Susanto, Iwan. 2020. Laporan Akhir Kajian Pemanfaatan Bahan Sisa dan Bahan Limbah untuk
Perkerasan Jalan. Balai Bahan Jalan. Bandung.
Susanto, Iwan., Silvester Fransisko dan Yohanes Ronny. 2022. Kajian dan Uji Coba Lapangan
Limbah FABA sebagai Bahan Jalan. Buletin Bina Marga Berkarya Bineka Volume 3 Edisi
April 2022. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai