Anda di halaman 1dari 21

51

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisa Uji Komposisi Kimia


Pengujian komposisi kimia dilakukan untuk mengetahui kandungan unsurunsur yang terkandung pada baja laterit. dapat dilihat pada Tabel 4.1. adalah
hasil pengujian komposisi kimia.
Tabel 4.1. Hasil Uji Komposisi Kimia Baja Laterit
Komposisi Pada Baja Laterit
Unsur
Kadar (%)
C
0,243
Si
0,453
Mn
1,402
P
0,0147
S
0,008
Cr
1,103
Mo
0,586
Ni
2,837
Al
0,004
Zr
0,0016
Cu
0,015
Nb
0,0044
Ti
0,0023
V
0,005
Sn
0,002
Fe
93,970
Sumber : B2TKS( Balai badan Teknologi kekuatan Struktur )

4.2 Analisa Uji Sampel Awal

52

Pengujian sampel awal dilakukan untuk mengetahui sifat mekanis pada


baja laterit. Pada pengujian sampel awal ini meliputi Uji tarik, Uji Kekerasan,
Uji Metalografi.
4.2.1 Sampel awal Uji tarik
dari hasil pengujian tarik didapatkan bentuk grafik seperti pada Gambar
grafik 4.1. dibawah ini.

Gambar 4.1.grafik Hasil Uji Tarik sampel Awal


Berikut ini merupakan data-data hasil pengujian tarik dari sampel
awal baja laterit yang dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel.4.2.Tabel hasil Pengujian Tarik Sampel Awal

53

No

1.

A0

Dimensi
(mm)
Lebar Tebal

15,04

Fy
Fm
(kN) (KN)

N /mm
( 2)

mm
( 2)

6,45

97,01

5,5

145,0

(%)

L0

Keterangan

12

50

Sampel Awal

(N/mm2)

56,70

1495

Sumber: B2TKS( Balai badan Teknologi kekuatan Struktur )


A0

Keterangan :

= Luas Penampang

Luluh
Fy = Beban Luluh

= Elongasi
Fm = Beban tarik

= Kuat

= Kuat Tarik

L0 = Panjang Awal

Fy
A0

Fmax
A0

L
L0

x 100%
Dari data hasil uji tarik di atas, bahwa data dapat di olah dalam bentuk
tabel .4.3. dan gambar gafik 4.2. yang dapat dilihat dibawah ini
Tabel 4.3.Tabel pengolahan hasil pengujian tarik sampel awal
1
2
3
4
Yield
6
7
Peak
9
Break

load
(KN)

stress
N/mm2

pertambahan panjang delta


L (mm)

0
1,37
2,75
4,12
5,5
48,3
96,6
145
122,5
110

0,00
14,12
28,35
42,47
56,70
497,89
995,77
1495
1262,76
1133,90

0
0,66
1,33
1,94
2,59
3,25
3,91
4,57
5,73
6

regangan
0,000
0,013
0,027
0,039
0,052
0,065
0,078
0,091
0,115
0,120

54

Dari hasil pengolahan tabel 4.3.dapat dillihat sebuah Gambar grafik4.2.


dibawah ini
.

Tegangan VS Regangan
1494.69
995.77

Gambar.4.2.Grafik Uji Tarik sampel awal

4.2.2 Sampel awal Kekerasan


dari hasil pengujian kekerasan sampel awal dapat dilihat pada tabel 4.4.
dibawah ini.
Tabel 4.4.Hasil sampel awal uji kekerarasn
Nama

Sampel
Awal

1262.76
1133.90

Kekerasan
(HVN)

500
485
478

Rata-Rata
kekerasan

487

Keterangan
Pengambilan 3 titik
Dimulai dari daerah
pinggir
Beban 5 Kgf
Indentor Intan 1360

0.
12

497.89
14.12 28.35 42.47 56.70

2.
66
0
00
1.
00
32
00
E3.
00
88
2
0
00
00
00
00
00
2E
5.
00
-2
17
00
99
00
99
01
99
E6.
9
50
2
99
00
99
00
99
00
9E
7.
00
-2
82
00
00
00
00
02
00
E9.
0
14
2
00
00
00
00
00
00
6E
00
-2
0.
00
11
00
46
09
00
E00
2
00
00
00
00
1

1600.00
1400.00
1200.00
1000.00
800.00
600.00
400.00
200.00
0.00 0.00

55

4.2.3 Sampel awal Metalografi


Dari gambar struktur mikro terlihat, struktur mikro sampel awal yang
terbentuk adalah ferrite dan perlite. Dapat dilihat pada gambar 4.3. perlite
ferrite

Gambar 4.3. Struktur mikro sampel awal dengan pembesaran 500x

4.3 Analisa Uji Kekerasan (Vickers)


Kekerasan logam dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bahan
terhadap pembebanan dalam perubahan yang tetap, ketika gaya tertentu
diberikan pada suatu benda uji. Pengujian kekerasan dalam penelitian ini
dilakukan agar dapat mengetahui pengaruh perlakuan panas terhadap nilai
kekerasan pada baja laterit. Pengujian kekerasan dalam penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan metode vickers, Perbandingan nilai
kekerasan dari perlakuan panas dapat dilihat pada Tabel 4.5. di bawah ini.

56

Tabel 4.5. Perbandingan nilai kekerasan dari setelah proses quenching oli dan
proses temper
Kekerasan
Nilai Kekerasan
No
Sampel
Rata-rata
Keterangan
Vickers (HVN)
(HVN)
515
Quenching
1
515
512
oli
Pengambilan 3 titik
507
Dimulai dari daerah
Quenching
441
pinggir
2
oli Temper 447
443
O
100 C
441
Quenching
386
Beban 5 Kgf
3
oli Temper 396
394
O
200 C
401
Indentor Intan 1360
4

Quenching
362
oli Temper 401
400OC
407

390

Tabel 4.5. jika dibuat dalam bentuk grafik dapat dilihat pada Gambar
grafik 4.4. berikut grafik yang menunjukkan kenaikan dan penurunan
kekerasan dari, sampel quenching 9500C dengan waktu tahan 1 jam kemudian
didinginkan cepat dengan media pendingin oli , dan temper dengan suhu
100OC, 200OC, dan 400OC dengan waktu tahan 1 jam.

57

Grafik Nilai Kekerasan (HVN)

pe
r2
00
Q
ue
nc
hi
ng

ol
i

Te
m

ol
i
Q
ue
nc
hi
ng

Kekerasan (HVN)

600
500
400
300
200
100
0

Gambar 4.4. Grafik Nilai kekerasan, sampel quenching, dan temper


Keterangan grafik :
Quenching oli
Quenching oli T100
Quenching oli T200
Quenching oli T400

: Sampel yang di quenching pada Temperatur 950OC


dengan oli.
: Sampel yang sudah di quenching kemudian di
temper pada Temperatur 100OC, waktu tahan 1
jam.
: Sampel yang sudah di quenching kemudian di
temper pada Temperatur 200OC, waktu tahan 1
jam.
: Sampel yang sudah di quenching kemudian di
temper pada Temperatur 400OC, waktu tahan 1
jam.

Dari data tabel dan grafik kekerasan yang diperlihatkan bahwa setelah
sampel dipanaskan sampai temperatur austenite (9500C) ditahan selama 1
jam kemudian di quenching dengan media oli sebelum di temper nilai
kekerasannya meningkat jika dibandingkan dengan sampel yang telah di
temper. Hal ini disebabkan karena adanya proses quenching pada media
pendingin oli, sehingga menyebabkan terbentuknya struktur martensite yang
sangat keras dan getas, yang merupakan fasa dari austenite metastabil yang
didinginkan dengan laju pendinginan cepat. Oleh sebab itu dibutuhkan
proses temper untuk mengurangi kegetasan dari struktur tersebut. Nilai

58

kekerasan terlihat mulai menurun pada proses temper

dengan waktu

penahanan selama 1 jam. Nilai kekerasan terendah pada proses temper yaitu
benda uji yang di temper pada temperatur 400oC kekerasannya menurun
dengan nilai kekerasan 390 HVN. Semakin tinggi temperatur temper nilai
kekerasan semakin menurun

4.4 Analisa Uji Tarik


Pengujian tarik dilakukan untuk mengetahui kekuatan tarik dari material
akibat pengaruh perubahan suhu perlakuan panas yang diberikan pada baja
laterit. Hasil pengujian selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.6. data hasil
pengujian tarik dan Gambar grafik Uji Tarik 4.5. dan 4.6. dibawah ini.
No

Dimensi
(mm)

A0

Fy
Fm
(kN) (KN)

N /mm
( 2)

N /mm
( 2)

68,16
54,95

1521
648

12,0
4,0

(%)

Lebar

Tebal

mm
( 2)

1.
2.

14,97
14,87

6,37
6,12

95,36
91,00

3.

15,02

6,18

92,82

97,0

64,64

1045

4,0

4.

15,11

6,91

104,41

122,0

47,89

1168

16,0

6,5 145,0
5
59,0

Tabel 4.6.Tabel Data Hasil Pengujian Tarik

Keterangan
L0

50 Qunching Ol
Qunching Ol
50
Temper 10
Qunching Ol
50
Temper 20
Quenching O
50
Temper 40

59

A0

Keterangan :

= Luas Penampang

Luluh
Fy = Beban Luluh

= Elongasi
Fm = Beban tarik

= Kuat

= Kuat Tari

L0 = Panjang Awal

Fy
A0

Fmax
A0

x 100%

L
L0

60

Gambar 4.5. Grafik (A).Uji Tarik Quenching oli dan (B).Uji Tarik Quencing oli
Temper 100OC
Keterangan :
Skala : Quenching oli

Sb x = 1 (mm) = 0,31 (mm)


Sb y = 1 (mm) = 0,82 (KN)

Quenching oli temper 100OC Sb x = 1 (mm) = 0,2 (mm)


Sb y = 1 (mm) = 0,93 (KN)

61

Gambar 4.6. Grafik (C).Uji Tarik Quenching oli temper 200OC dan
(D).Uji Tarik Qeunching 0li temper 400OC
Keterangan :
Skala : Quenching oli temper 200OC Sb x = 1 (mm) = 0,2 (mm)
Sb y = 1 (mm) = 0,82 (KN)
Quenching oli temper 400OC Sb x = 1 (mm) = 0,51 (mm)
Sb y = 1 (mm) = 0,73 (KN)
Dari grafik pada Gambar 4.3. sampai 4.4. di peroleh data -data beban ( N )
& l (mm) yang di konversikan menjadi (N/mm2) & menggunakan rumus :

F
A0

62

l
l0

Keterangan :
F = beban
A0

= luas Penampang

= pertambahan panjang

l0

= panjang awal

Data-data hasil pengolahan pengujian tarik ditunjukkan pada Tabel 4.7


sampai dengan 4.10 dibawah ini.
Tabel 4.7.Tabel hasil pengolahan uji tarik setelah di Qeunching oli
NO

Load
(KN)

1
2
3
4
Yield
6
7
Peak
9
Break

0
1,62
3,25
4,87
6,5
48,3
96,6
145
132,5
120

Stress
(N/mm2)

pertambahan panjang delta


L (mm)

0,00
16,99
34,08
51,07
68,16
506,50
1013,00
1521
1389,47
1258,39

0
0,66
1,33
1,94
2,59
3,25
3,91
4,57
5,29
6

regangan
0,000
0,013
0,027
0,040
0,053
0,066
0,079
0,093
0,106
0,120

Tabel 4.8.Tabel hasil pengolahan uji tarik setelah di Quenching oli temper 100
NO

Load
(KN)

1
2
3
4
Yield
6
7
Peak
9
Break

0
1,25
2,5
3,75
5
19,66
39,33
59
57
55

Stress
(N/mm2)

pertambahan panjang delta


L (mm)

0,00
13,74
27,47
41,21
54,95
216,04
432,20
648
626,37
604,40

0
0,22
0,44
0,66
0,88
1,1
1,32
1,54
1,76
2

regangan
0,000
0,004
0,009
0,013
0,018
0,022
0,026
0,031
0,035
0,040

63

Tabel 4.9.Tabel hasil pengolahan uji tarik setelah di Qeunching oli temper 200
NO

Load
(KN)

stress
(N/mm2)

pertambahan panjang delta


L (mm)

1
2
3
4
Yield
6
7
Peak
9
Break

0
1,5
3
4,5
6
32,33
64,66
97
88,5
80

0,00
17,24
34,48
51,71
64,64
348,31
697,05
1045
953,46
861,88

0
0,22
0,44
0,66
0,88
1,1
1,32
1,54
1,76
2

regangan
0,000
0,004
0,009
0,013
0,018
0,022
0,026
0,031
0,035
0,040

Tabel 4.10.Tabel hasil pengolahan uji tarik setelah di Quenching oli temper 400
NO

Load
(KN)

stress
(N/mm2)

pertambahan panjang delta


L (mm)

1
2
3
4
Yield
6
7
Peak
9
Break

0
1,25
3,25
4,5
5
40,66
81,33
122
106
90

0,00
11,97
31,13
43,10
47,89
389,43
778,95
1168
1015,23
861,99

0
0,88
1,77
2,65
3,53
4,41
5,29
6,17
7,05
8

regangan
0,000
1,760
3,540
5,300
7,060
8,820
10,580
12,340
14,100
16,000

Dari data data pengolahan pada Tabel 4.6. sampai dengan 4.9 dapat
diperoleh Grafik vs seperti pada Gambar grafik 4.7. dan 4.11.dapat
dilihat dibawah ini.

64

Tegangan VS Regangan
1600.00
1400.00
1200.00
1000.00
800.00
600.00
400.00
200.00
0.00 0.00

1520.55
1389.47
1258.39

1013.00

506.50
16.99 34.08 51.07 68.16

Gambar 4.7.Grafik Uji Tarik Quenching oli

Tegangan VS Regangan
700.00
600.00
500.00
400.00
300.00
200.00
100.00
0.00 0.00

648.35
432.20

626.37 604.40

216.04
13.74 27.47 41.21 54.95

Gambar4.8.Grafik Uji Tarik Quenching oli temper 100OC

65

Tegangan VS Regangan
1200.00
1000.00
800.00
600.00
400.00
200.00
0.00 0.00

1045.03
696.62

953.46

861.88

348.31
16.16 32.32 48.48 64.64

Gambar 4.9.Grafik Uji Tarik Quenching oli temper 200OC

Tegangan VS Regangan
1400.00
1200.00
1000.00
800.00
600.00
400.00
200.00
0.00 0.00

1168.47
778.95

1015.23
861.99

389.43
11.97 23.94 35.92 47.89

Gambar 4.10.Grafik Uji Tarik Quenching oli temper 400OC


Hasil pengujian tarik terdiri dari tiga parameter yaitu tegangan luluh (yield
strength), tegangan tarik maksimal

(ultimate tensile strength) dan

66

perpanjangan (elongation). Hasil pengujian bahan awal dan sampel yang


telah dilakukan proses perlakuan panas dapat dilihat pada Tabel 4.11.
Tabel 4.11. Tabel hasil uji tarik
Sampel
Quenching oli
Quenching oli
Temper 100OC
Quenching oli
Temper 200OC
Quenching oli
Temper 400OC

y (N/mm2)

uts (N/mm2)

(%)

68,1

1521

12

54,9

648

64,6

1045

47,8

1168

16

Sumber : B2TKS( Balai badan Teknologi kekuatan Struktur )


Tabel 4.11. bila dibuat dalam bentuk Grafik dapat dilihat pada Gambar
4.12. di bawah ini di mana dibandingkan nilai tegangan luluh (yield strength)
dan nilai tegangan tarik maksimal (ultimate tensile strength) dari sampel yang
diproses perlakuan panas quenching pada temperatur 950oC ditahan 1 jam
dengan media pendingin oli dan temper pada suhu 100 0C, 2000C dan 4000C
dengan waktu tahan selama 1 jam.
1600
1400
1200
1000
800
600
400
200
0

y(N/mm2)

Column1

67

Gambar 4.12.Grafik Hasil uji tarik hubungan tegangan antara sampel yang telah
di quenching dan temper.
Dari gambar grafik 4.12. dapat dilihat bahwa akibat proses quenching
tegangan luluh dan tegangan tarik maksimum mengalami kenaikan. Tegangan
luluh naik menjadi 68,1 N/mm2 dan tegangan tarik maksimum naik menjadi
1521 N/mm2. Hal ini disebabkan karena sampel yang telah melewati proses
quenching mengalami peningkatan kekerasan. Material yang telah melewati
proses quenching mempunyai struktur martensite, struktur ini sangat keras dan
getas, untuk itu dilakukan proses temper setelah di quenching untuk
menurunkan kekerasan dan mendapatkan keuletan yang diinginkan agar
material ini dapat digunakan. Setelah dilakukan proses temper pada temperatur
100OC, 200OC, dan 400OC, terlihat bahwa tegangan luluh dan tegangan tarik
maksimum dari sampel hasil quenching menurun akibat proses temper.
Semakin tinggi temperatur temper yang diberikan maka akan menurunkan
tegangan luluh dan tegangan tarik maksimumnya.
Jika dihubungkan nilai kekerasan yang diuji dan nilai kekuatan tarik yang
di uji dari sampel yang telah di proses quenching dan temper maka didapatkan
Gambar grafik 4.13. dapat dilihat di bawah ini.

Grafik hubungan y, uts, dan HVN


1600
1400
1200
1000
800
600
400
200
0

Gambar 4.13.Grafik hubungan y, uts, dan HVN

68

Dari Gambar 4.13. perbandingan di atas dapat dilihat semakin tinggi nilai
kekerasan dari material maka kekuatan tariknya semakin tinggi. Selain grafik
ini juga menunjukan akibat adanya proses temper yang dapat menurunkan
kekuatan tarik dan kekerasan
4.5 Analisa Struktur Mikro Dengan Mikroskop Optik
Dari hasil pengujian struktur mikro dalam penelitian ini diketahui prose
perlakuan panas mempengaruhi perubahan struktur dari setiap sampel yang
telah melawati proses perlakuan panas.
Pada sampel yang di quenching dengan oli terbentuk struktur martensite ,
kuat dan getas dapat dilihat pada gambar 4.14.

Gambar 4.14.Struktur mikro setelah di quenching dengan oli


pembesaran 500x.
Struktur mikro setelah di temper pada temperatur 100 oC dengan
lama penahanan 1 jam, struktur yang terbentuk martensite temper
ini disebabkan karena waktu tahan pemanasan selama 1 jam
membuat volume martensite terurai menjadi martensite temper
dapat dilihat pada Gambar 4.15.

69

Gambar 4.15.Struktur mikro setelah di temper

pada temperatur

100oC dengan waktu penahanan 1 jam pembesaran 500x.


Struktur mikro setelah di temper pada temperatur 200oC dengan lama
penahanan 1 jam, struktur yang terbentuk martensite temper ini
disebabkan karena waktu tahan pemanasan selama 1 jam membuat
volume martensite terurai menjadi martensite temper dapat dilihat pada
gambar 4.16.

70

Gambar 4.16. Struktur mikro setelah di temper pada temperatur 200 oC


dengan waktu penahanan 1 jam pembesaran 500x.
Struktur mikro setelah di temper pada temperatur 400oC dengan
lama penahanan 1 jam, struktur yang terbentuk bainite ini disebabkan
karena waktu tahan pemanasan selama 1 jam membuat volume martensite
terurai menjadi bainite. dapat dilihat gambar 4.17.

71

Gambar 4.17. Struktur mikro setelah di temper pada


temperatur 400oC dengan waktu penahanan 1
jam pembesaran 500x.

Anda mungkin juga menyukai