Sebuah elektron yang bergerak di orbitnya dapat dianalogikan sebagai sebuah loop kecil berarus dan akan
mengalami torsi di bawah pengaruh medan magnet eksternal. Torsi ini cenderung memperkuat medan magnet
eksternal yang mempengaruhinya.
Sebuah elektron yang bergerak pada orbitnya diperlihatkan memiliki momen magnetik m searah medan eksternal B0
• Spin Elektron : Elektron berputar pada porosnya dan membangkitkan momen dipol magnet (sekitar
)
• Spin Nukleus : Perputaran inti (pengaruhnya dapat diabaikan, namun berguna dalam Magnetic Resonance
Imaging / MRI)
• Diamagnetik
• Paramagnetik
• Feromagnetik
• Antiferomagnetik
• Ferimagnetik
• Superparamagnetik
Bahan Diamagnetik :
• Medan magnet dari peredaran elektron pada orbitnya dan spin elektron memiliki resultan sama dengan nol
(m0 = 0)
• Medan magnet eksternal tidak menimbulkan torsi pada atom, tidak pula perubahan arah medan dari dipol-
dipol magnet, sehingga Bint = Beks
• Contoh : Bismuth, H2, He, NaCl, Cu, Au, Si, Ge, Grafit, Belerang
Bahan Paramagnetik :
Resutan momen magnetik dari spin dan orbital elektron kecil sekali, namun tidak sama dengan 0
Baru menunjukkan sifat magnet apabila diberikan medan magnet eksternal sampai Bint > Beks
Jika medan magnet eksternal masih lemah, sehingga Bint < Beks, maka bahan bersifat seperti bahan
diamagnetik
Bahan Feromagnetik :
Momen Spin besar, sedangkan momen lainnya kecil. Sehingga momen dipolnya besar
Gaya antar atom menyebabkan momen-momen ini tersusun rapi dalam domain-domain
Saat keadaan normal, memiliki momen magnetik kuat, namun arahnya berantakan
Saat diberikan medan magnet eksternal, domain yang searah dengan medan tersebut akan membesar
sehingga Bint >> Beks
Bahan Antiferomagnetik :
Bahan Ferimagnetik :
Seperti bahan Antiferomagnetik, hanya saja atom-atom yang bersebelahan besarnya tidak sama
Memiliki tahanan listrik yang basar, sehingga arus induksi yang timbul kecil
Bahan Superparamagnetik :
Memiliki domain-domain, namun dinding dari tiap domain tidak dapat meluaskan wilayahnya ke partikel
bersebelahan
Menurut sifatnya terhadap adanya pengaruh kemagnetan, bahan dapat digolongkan menjadi lima yaitu diamagnetik,
pramagnetik, ferromagnetic, anti ferromagnetic dan ferrimagnetik (ferrit).
Bahan diamagnetic adalah bahan yang sulit menyalurkan garis gaya magnet (ggm).
Permaebilitasnya sedikit lebih kecil dari 1dan tidak mempunyai dwikutub yang permanen. Bahan –bahan dimagnetik
antara lain : Bi, Cu, Au, Al2O3, Ni SO4.
Bahan paramagnetic adalah bahan yang dapat menyalurkan ggm tetapi tidak banyak. Permaebilitasnya sedikit lebih
besar dari 1, susunan dwikutubnya tidak beraturan. Bahan-bahan paragmetik antara lain: Al, Pb,Fe2So4, Fe SO4, Fe
CL2, Mo, W, Ta, Pt, dan Ag.
Bahan ferromagnetik mudah menyalurkan ggm. Permaebilitasnya jauh di atas 1. Bahan ferromagnetik antara lain :
Fe, Co, Ni, Gd, Dy,
Teori anti ferromagnetik dikembangkan oleh Neel seorang ilmuanPrancis. Bahan anti ferromagnetik mempunyai
susceptiilibitas positif yang kecil pada segala suhu, tapi perubahan susceptilibitas karena suhu adalah keadaan yang
sangat khusus. Susunan dwikutubnya adalah sejajar tapi berlawanan arah. Bahan anti ferromagnetic antara lain :
MnO2, MnO, FeO, dan coO. Resistivitas bahan ferromagnet adalah rendah. Sedangkan pada bahan ferrimagnetik
resistivitasnya jauh lebih tinggi dibanding bahan ferromagnet. Karena itu ferrimagnet (ferrit) layak digunakan pada
peralatan yang menggunakan frekuensi tinggi di samping arus-eddy yang terjadi padanya kecil. Rumus bahan
ferrimagnetik adalah MO. Fe2O3 (M adalah logam berevalensi 2 yaitu Mn, Mg, Ni, Cu, Co, Zn, Cd), contoh : ferrit,
seng, nikel rumusnya adalah @ Nio, BZnO, Fe2O3 di mana a + B= 1. Gambaran dwikutub bahan-bahan magnet
seperti Gb. 10-1
1 2 3 4
Bahan-bahan yang mempunyai jerat histerisis persegi seperti yang ditunjukan pada Gb. 10-5 digunakan pada
computer sebagai perangkat memori atau komponen operasi logik, sebagai alat switching dan penyimpan informasi.
Platina Kobal
200.000 0,45 16.000
Magnetostriksi
Pada saat sebuah bahan ferromagnetic diamagnetasi, umumnya secara fisik akan terjadi perubahan
dimensi. Hal atau gejala seperti ini disebut magnetostriksi. Terdapat 3 jenis magnetostriksi yaitu:
a. Magnetostriksi longitudinal yaitu perubahan panjang searah dengan magnetisasi. Perubahan ini dapat
bertambah panjang atau berkurang.
b. Magnetostriksi transveral yaitu perubahan dimensi tegak lurus dengan arah magnetisasi.
c. Magnetostriksi volume yaitu perubahan volume sebagai akibat dari kedua efek di atas.
Perubahan panjang(Al) searah induksi magnetisasi disebut efek joule. Magnetostriksi joule (t) adalah perbandingan
antara perubahan panjang (Al) dengan panjangsemula (1). Umumnya harga tidak lebih dari 30 . 10-6. Magnetostriksi
beberapa bahan ditunjukan pada Gb. 10-7
Perubahan searah panjang juga menyebabkan perubahan permealibitas kea rah perubahan panjang tersebut. Hal
ini disebut Efek Villar. Secara umum dapat dikatakan bahwa permealibitas akan naik karena penurunan perubahan
atau kenaikan tegangan listrik. Sebaliknya untuk bahan dengan t negative, tekanan yang digunakan akan
mengurangi permeabilitas.
Secara praktis pengaruh dari penggunaan magnetostriksi adalah sangat terbatas. Beberapa pemakaian yang
memperhatikan magnetostriksi antara lain : oscillator frekuensi tinggi dan generator supersound, proektor suara.
Karena permebilitas adalah berhubungan magnetostriksi, maka untuk penggunaan bahan-bahan yang
permeabilitasnya tinggi harus diusahakan magnetostriksinya serendah mungkin.