Anda di halaman 1dari 10

SEMIKONDUKTOR

1. Pengertian Semikonduktor

Semikondutor adalah sebuah bahan dengan konduktivitas listrik yang


berada diantara insulator dan konduktor. Semikonduktor disebut juga sebagai
bahan setengah penghantar listrik. Sebuah semikonduktor bersifat insulatorn
pada temperatur rendah, namun pada temperatur ruangan bersifat konduktor.
Bahan yang sering digunakan adalah silikon, germanium,, dan gallium
arsenide.

Beberapa bahan semikonduktor antara lain :


X-tal Nama Eg (eV) Golongan Susunan
Si Silicon 1,14 IV Elemental
Ge Germanium 0,67 IV Elemental
InSb Indium antimonide 0,23 III-V Paduan
InAs Indium arsenide 0,33 III-V Paduan
Ga As Gallium arsenide 1,4 III-V Paduan
Gap Gallium phosphide 2,25 III-V Paduan
CdS Cadmium sulfide 2,42 II-VI Paduan
ZnS Zinc sulfide 3,6 II-VI Paduan
ZnO Zinc oxide 3,2 II-VI Paduan
SiC Silicon carbide 3 IV-IV Paduan
PbS Lead sulfide 0,34 IV-VI Paduan
PbTe Lead telluride 0,3 IV-VI Paduan

1.1 Ciri – Ciri Bahan Semikonduktor


Bahan – bahan semikonduktor mempunyai beberapa sifat yaitu :
1. elektron valensinya adalah 3,4,5
2. zat dengan tahanan jenis dalam selang harga antara 10-3 sampai
ohm-meter.
3. atom – atom bahan semikonduktor membentuk kristal dengan
struktur tetrahedral, dengan ikatan kovalen.
4. tahanan jenis menurun dengan kenaikan suhhu, menurut parsamaan
1; sedang tahanan jenis logam meningkat dengan kenaikkan suhu,
menurut persamaan 2.
5. tahanan jenis semikonduktor sangat dipengaruhi oleh
ketidakmurnian kimiawi di dalamnya, cahaya yang menyinarinya,
medan listrik, dan medan induksi magnetik.
1.2 Pengukuran untuk mengetahui sifat dasar bahan Semikonduktor
Pengukuran untuk mengetahui sifat dasar bahan semikonduktor
menyangkut :
o Tahanan jenis (atau konduktifitas listrik σ)
o Konsentrasi, polaritas, dan mobilitas pembawa muatan listrik,
(melalui pengukuran koefisien Hall dan hasil pengukuran
konduksi)
o Penentu jurang energi

1.3 Stuktur Atom Semikonduktor

Operasi semua komponen benda padat seperti dioda, LED,


Transistor Bipolar dan FET serta Op-Amp atau rangkaian terpadu lainnya
(solid state) didasarkan atas sifat-sifat semikonduktor. Secara umum
semikonduktor adalah bahan yang sifat-sifat kelistrikannya terletak antara
sifat-sifat konduktor dan isolator. Sifat-sifat kelistrikan konduktor maupun
isolator tidak mudah berubah oleh pengaruh temperatur, cahaya atau
medan magnit, tetapi pada semikonduktor sifat-sifat tersebut sangat
sensitive.

Elemen terkecil dari suatu bahan yang masih memiliki sifat-sifat


kimia dan fisika yang sama adalah atom. Suatu atom terdiri atas tiga
partikel dasar, yaitu: neutron, proton, dan elektron. Dalam struktur atom,
proton dan neutron membentuk inti atom yang bermuatan positip dan
sedangkan elektron-elektron yang bermuatan negatip mengelilingi inti.
Elektron-elektron ini tersusun berlapis-lapis. Struktur atom dengan model
Bohr dari bahan semikonduktor yang paling banyak digunakan adalah
silikon dan germanium.
Seperti ditunjukkan pada Gambar 1 atom silikon mempunyai
elektron yang mengorbit (yang mengelilingi inti) sebanyak 14 dan atom
germanium mempunyai 32 elektron. Pada atom yang seimbang (netral)
jumlah elektron dalam orbit sama dengan jumlah proton dalam inti.
Muatan listrik sebuah elektron adalah: - 1.602-19 C dan muatan sebuah
proton adalah: + 1.602-19 C.

Elektron yang menempati lapisan terluar disebut sebagai elektron


valensi. Atom silikon dan germanium masing mempunyai empat elektron
valensi. Oleh karena itu baik atom silikon maupun atom germanium
disebut juga dengan atom tetra-valent (bervalensi empat). Empat elektron
valensi tersebut terikat dalam struktur kisi-kisi, sehingga setiap elektron
valensi akan membentuk ikatan kovalen dengan elektron valensi dari
atom-atom yang bersebelahan.

2. Semikonduktor Murni (Instrinsik)


Semikonduktor murni (instrinsik) adalah semikonduktor yang tidak
ataupun belum terkotori oleh atom-atom asing. Semikonduktor intrinsik
pada suhu 0˚K bersifat sebagai isolator, dan pada suhu agak tinggi bersifat
sebagai konduktor karena adanya pembentukan pasangan-pasangan
elektron bebas hole yang keduanya berlaku sebagai pembawa ikatan.
Contoh dari semikonduktor instrinsik adalah silikon dan germanium.

2.1 Silikon dan Germanium


Silikon dan germanium merupakan dua jenis semikonduktor
yang sangat penting dalam elektronika. Keduanya terletak pada kolom
empat dalam tabel periodik dan mempunyai elektron valensi empat.
Struktur kristal silikon dan germanium berbentuk tetrahedral dengan
setiap atom memakai bersama sebuah elektron valensi dengan atom-
atom tetangganya.
2.2 Sifat – Sifat Silikon dan Germanium

3. Semikonduktor Tak Murni (Ekstrisik)


Semikonduktor tak murni (Ekstrinsik) adalah semikonduktor yang
diperoleh dari pengotoran atau penyuntikan (doping) oleh atom asing.
Beberapa bahan semikonduktor tak murni (ekstrinsik) antara lain :
Ada dua tipe semikonduktor ekstrinsik yaitu semikonduktor tipe n dan
semikondumtor tipe p.

Ciri - ciri dari semikondukor tipe n yaitu :


1. Pengotorannya oleh atom pentavalent P, As, dan Sb
2. Atom pengotorannya disebut atom donor
3. Pembawa muatan : elektron

Ciri – ciri dari semikonduktor tipe p yaitu :


1. Pengotorannya oleh atom trivalent B, Ga, In
2. Atom pengotorannya disebut atom akseptor
3. Pembawa muatan : hole

3.1 Semikonduktor Tipe N

Semikonduktor tipe-n dapat dibuat dengan menambahkan sejumlah


kecil atom pengotor pentavalen (antimony, phosphorus atau arsenic)
pada silikon murni. Atom-atom pengotor (dopan) ini mempunyai lima
elektron valensi sehingga secara efektif memilikimuatan sebesar +5q. Saat
sebuah atom pentavalen menempati posisi atom silicon dalam kisi kristal,
hanya empat elektron valensi yang dapat membentuk ikatan kovalen
lengkap, dan tersisa sebuah elektron yang tidak berpasangan. Dengan
adanya energi thermal yang kecil saja, sisa elektron ini akan menjadi
electron bebas dan siap menjadi pembawa muatan dalam proses hantaran
listrik. Material yang dihasilkan dari proses pengotoran ini disebut
semikonduktor tipe-n karena menghasilkan pembawa muatan negatif dari
kristal yang netral. Karena atom pengotor memberikan elektron, maka
atom pengotor ini disebut sebagai atom donor.
Elektron bebas sebagian besar terjadi karena doping, dan sebagian
kecil lainnya bersamahole karena generation akibatagitasi termal. Elektron
bebas pembawa muatan mayoritas dan hole sebagai pembawa muatan
minoritas.

3.2 Semikonduntor Tipe P

Dengan cara yang sama seperti pada semikonduktor tipe-n,


semikonduktor tipe-p dapat dibuat dengan menambahkan sejumlah kecif
atom pengotor trivalen (aluminium, boron, galium atau indium) pada
semikonduktor murni, misalnya silikon murni. Atom-atom pengotor
(dopan) ini mempunyai tiga elektron valensi sehingga secara efektif hanya
dapat membentuk tiga ikatan kovalen. Saat sebuah atom trivalen
menempati posisi atom silikon dalam kisi kristal, terbentuk tigaikatan
kovalen lengkap, dan tersisa sebuah muatan positif dari atom silikon yang
tidak berpasanga yang disebut lubang (hole). Material yang dihasilkan dari
proses pengotoran ini disebut semikonduktor tipe-p karena menghasilkan
pembawa muatan negatif pada kristal yang netral. Karena atom pengotor
menerima elektron, maka atom pengotor ini disebut sebagai atom aseptor
(acceptor). Secara skematik semikonduktor

Hole sebagian besar terjadi karena doping, dan sebagian kecil


lainnya bersama elektron bebas karena generation akibat agitasi termal.
Hole menjadi pembawa muatan mayoritas dan elektron bebas sebagai
pembawa muatan minoritas.
4. PN JUNCTION
Ini adalah gambar pertemuan antara semikonduktor tipe – n dan
semikonduktor tipe – p.

Selanjunnya adalah terbentuk juntion yaitu daerah yang tidak ada


pembawa muatan.

Atom – atom yang mengandung hole dapat digambarkan sebagai ion –


ion negatif karena kekurangan elektron, dan atom-atom yang kelebihan
elektron sebagai ion positif.

Ion –ion akseptor adalah ion-ion negatif dan donor adalah ion-ion positif.
4.1 PN Junction Forward (Maju)

 Forward Bias (maju) :

Kutub positif dari sumber tegangan bertemu dengan anode (+),


maka akan tolak-menolak dan mendesak mendekati junction. Dan
kutub negatif dari sumber tegangan bertemu dengan katode (-), maka
akan tolak menolak dan mendesak mendekati junction.

Oleh sebab itu tahanan menipis, maka arus semakin kuat


sehingga pada tegangan tertentu junction tersebut tembus dan bisa
disliri arus, yaitu 0,7V untuk Silikon dan 0,3V untuk Germanium.

4.2 PN Juntion Reverse Bias (Mundur)

 Reverse Bias (mundur) :

Kutub negatif dari sumber tegangan bertemu dengan anode (+),


maka akan tarik menarik dan bergerak menjauhi junction. Dan kutub
positif dari sumber tegangan bertemu dengan katode (-), maka akan
tarik menarik dan bergerak tenjauhi junction.

Oleh karena itu, tahanan akan menguat karena kutub positif dari
sumber tegangan bertemu dengan katode (tarik menarik) dan kutub
negatif dari sumber tegangan bertemmu dengan anode (tarik menarik),
dan pada akhirnya arus tidak bisa mengalir.

4.3 Karakterisik Dioda Semikonduktor


SEMIKONDUKTOR

MAKALAH
Untuk memenuhi tugas matakuliah
Elektronika Analog
yang dibina oleh Bapak Drs. Suwasono, M. T.

oleh :
Bayu Prihatmoko
110534406846

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
JANUARI 2012

Anda mungkin juga menyukai